Anda di halaman 1dari 4

I.

LATAR BELAKANG PROGRAM


Asma pada anak-anak atau orang dewasa biasanya ditandai dengan serangan sesak
napas yang disebut juga bengek, saat penderita kecapaian atau mungkin sedang istirahat,
dan serangannya bisa ringan atau berat. Ada beberapa pecetus terjadinya asma, seperti
hewan, asap, atau serbuk sari. (Jon Ayres, 2003)
Ada yang mengira asma hanya terjadi pada anak-anak, dan ada menganggap asma
dapat menyerang manusia pada usia berapa saja. Ada yang menganggapnya sebagai
gangguan yang muncul sekali-kali dan hanya memerlukan perawatan sekedarnya, dan ada
pula yang menganggapnya sebagai masalah yang menetap, perlu diperhatikan dan
membutuhkan perawatan terus menerus. (Jon Ayres, 2003)
Kata asma digunakan sebagai istilah untuk keadaan sesak napas akibat
penyempitan pada pipa bronkial (pembuluh tenggorokan). Banyak faktor yang berperan
dalam mencetuskan asma dan beberapa di antaranya menyebabkan serangan asma.
Sebagai tambahan, faktor ini sangat bervariasi pada tiap orang. (Jon Ayres, 2003)
Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular. Penyakit asma
telah mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indicator telah
menunjukkan bahwa prevalensinya terus menerus meningkat, khususnya pada anak-anak.
Masalah epidemiologi mortalitas dan morbiditas penyakit asma masih cenderung tinggi,
menurut world health organization (WHO) yang bekerja sama dengan organisasi asma di
dunia yaitu Global Astma Network (GAN) memprediksikan saat ini jumlah pasien asma
di dunia mencapai 334 juta orang, diperkirakan angka ini akan terus mengalami
peningkatan sebanyak 400 juta orang pada tahun 2025 dan terdapat 250 ribu kematian
akibat asma termasuk anak-anak (GAN, 2014).
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan
ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia,
tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan
orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011)
Insiden penyakit asma pada anak di Negara Inggris termasuk gangguan
pernapasan kronis yang paling umum pada masa anak-anak dengan prevalensi sekitar
10% dan merupakan salah satu penyebab anak putus sekolah. Prevalensi penyakit ini
terus meningkat dalam dekade terakhir dan dua kali lebih banyak terjadi pada anak laki-
laki di banding anak perempuan (Barnes, 2013).
Penyakit asma di Indonesia termasuk dalam sepuluh besar penyakit penyebab
kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma tertinggi dari hasil survey Riskesdas di
tahun 2013 mencapai 4.5% dengan penderita terbanyak adalah perempuan yaitu 4.6 %
dan laki-laki sebanyak 4.4% (Kemenkes RI, 2014).
Penderita asma di Jawa tengah pada tahun 2013 berjumlah 113.028 kasus dan
jumlah penderita asma tertinggi berada di Surakarta dengan jumlah kasus 10.393 (Dinkes
Jawa Tengah, 2013). Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 06 Juni
2016 di Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan melihat data dari 17 puskesmas di
Surakarta untuk angka kejadian asma pada tahun 2013 terdapat total penderita asma
sebanyak 2.112 penderita, sedangkan pada tahun 2014 jumlah penderita bertambah
sebanyak 2.363 orang,

II. PELAKSANAAN PROGRAM


A. PENGERTIAN
Penyakit adalah adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi
dengan seorang dokter.
Penyakit Tidak Menular ( PTM ) merupakan penyakit yang bukan disebabkan
oleh kuman atau virus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, termasuk cedera
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Asma adalah suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang hingga
lebih sensitive terhadap factor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara
menyempit hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak napas dan bunyi
napas mengikik. Yang mana asma sangat berbeda antara setiap orang sehingga
penangannya pun juga berbeda. Tergantung dari factor pencetusnya.

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Menurunnya angka kesakitan, kematian, dan angka kecacatan akibat penyakit.
Tujuan Khusus
1. Terlaksananya kegiatan pengamatan penyakit ASMA.
2. Terlaksananya kegiatan pencegahan penyakit ASMA.
3. Terlaksananya kegiatan pemberantasan penyakit ASMA langsung.
4. Terlaksananya kegiatan pemberantasan penyakit ASMA

C. MANFAAT
1. Termotivasinya masyarakat untuk melindungi diri dari penyakit ASMA
2. Terpantaunya penurunan perkembangan penyakit ASMA
3. Masyarakat mengetahui cara penyebaran penyakit ASMA
4. Upaya memberantas penyakit ASMA

D. PELAKSANAAN PROGRAM
Dengan cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko ASMA dan
memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Departemen
kesehatan, melalui Pusat promosi kesehatan memfokuskan pada :
1. Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat maupun
Propinsi dan Kabupaten.
2. Melakukan intervensi secara terpadu dengan pemeriksaan rutin dan pengobatan
secara teratur
3. Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan ASMA.
4. Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah
terhadap diet, aktivitas fisik, dan rokok.
5. Mengembangkan System Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT) .
6. Kampanye pencegahan dan penanggulangan ASMA tingkat nasional maupun
local spesifik.
Untuk di masa datang upaya pencegahan ASMA akan sangat penting karena hal
ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu Rokok, diet seimbang dan aktivitas fisik.
Pencegahan ASMA perlu didukung oleh para semua pihak terutama para penentu
kebijakan baik nasional maupun local. Tanpa itu semua akan menjadi sia-sia saja.
III. EVALUASI PROGRAM
A. HASIL KEGIATAN PROGRAM
Hasil kegiatan program yang telah dilaksanakan Puskesmas Tlogosari
Wetan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan dan pemberantasan
penyakit ASMA antara lain :
Pada tahun 2018 didapatkan data presentase ASMA pada anak usia 5-1 tahun
laki-laki (2) perempuan (1) , anak usia 5-10 tahun laki-laki (5) perempuan (6),
anak usia 10-15 tahun laki-laki (2) perempuan (2), usia 15-45 tahuan laki-laki
(8) perempuan (20), usia 45-65 laki-laki (20) perempuan (14), usia > 65 laki-laki
(9) perempuan (4). Jadi jumlah total penderita penyakit ASMA di puskesma
Tlogosari Wetan pada tahun 2018 sebanyak 93 orang.

B. RENCANA TINDAK LANJUT


Menurut penyusun pelaksanaan program ASMA di puskesmas Tlogosari Wetan sudah
baik dan sudah standart operasional yang telah di terapkan pada puskesmas, sebagai
rencana tindak lanjut pelaksanaan pelayanan kegiatan ASMA pada penderita maupun
keluarganya tetap di laksanakan dengan meningkatkan kedisiplinan penderita dan
keluarga untuk kontrol dan menjalani pengobatannya secara teratur agar cepat sembuh.

Anda mungkin juga menyukai