Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TRIGER IGD

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


PEMASANGAN NASAL KANUL O2 PADA KASUS CKR

Oleh :

Wahyu Rengga P.A ( 1908099)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN O2 NASAL KANUL

Nama klien : Ny. S


Diagnosa Medis : CKR

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan trauma kepala
DS:
▪ Klien mengatakan pusing ,mual dan ada muntah
DO:
▪ Klien bicara jelas namun tidak berhubungan.
▪ Terdapar benturan kepala dan riwayat pingsan
▪ Akral dingin
▪ GCS E3 M6 V4
▪ TD : 130/90 mmHg
▪ N : 88 x/menit
▪ T : 37.50C
▪ RR : 22 x/menit
Dasar pemikiran
Cidera kepala adalah cedera yang mengakibatkan trauma pada tengkorak atau otak .
Istilah cedera otak traumatis dan cedera kepala sering digunakan secara bergantian dalam
literatur medis. Karena cedera kepala mencakup cakupan cedera yang luas, ada banyak
penyebab termasuk kecelakaan, jatuh, serangan fisik, atau kecelakaan lalu lintas yang dapat
menyebabkan cedera kepala.Gejala cedera otak ringan termasuk sakit kepala, kebingungan,
telinga berdenging, kelelahan, perubahan pola tidur, suasana hati atau perilaku. Gejala lain
termasuk masalah dengan ingatan, konsentrasi, perhatian atau pemikiran. Kelelahan mental
adalah pengalaman yang sering melemahkan dan mungkin tidak dihubungkan oleh pasien
dengan kejadian awal (minor). Narkolepsi dan gangguan tidur adalah kesalahan diagnosis
yang umum. Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem penilaian yang paling banyak
digunakan untuk menilai tingkat keparahan cedera otak. Metode ini didasarkan pada
pengamatan obyektif dari sifat-sifat tertentu untuk menentukan keparahan cedera otak. Ini
didasarkan pada tiga sifat yang membuka mata, respons verbal, dan respons motorik, diukur
seperti yang dijelaskan di bawah ini. Berdasarkan tingkat keparahan Koma Glasgow
diklasifikasikan sebagai berikut, skor cedera otak parah 3-8, skor cedera otak sedang 9-12
dan skor ringan 13-15.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemberian O2 4 liter per menit menggunakan nasal kanul.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter.
d. Evaluasi respon klien setelah pemasangan O2

4. Analisa tindakan keperawatan


Pada klien dengan Cedera kepala ringan (CKR) terjadi penurunan COP yang
mengakibatkan suplay darah ke jaringan maupun ke miokardium menurun. Pemberian O 2
pada klien bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada miokardium dan
juga pada jaringan sehingga mengurangi timbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob.
Dengan O2 yang adekuat maka dapat mengurangi kelelahan dan sesak nafas pada klien.
Sehingga kondisi breathing klien tertangani dan kebutuhan O2 klien tercukupi.

5. Bahaya yang mungkin muncul


Oksigen yang diberikan harus sesuai advise dokter dan juga kebutuhan klien. Jika pemberian
berlebih, akan berdampak pada penumpukan udara di paru. Selain itu harus memperhatikan
air pada humidifier jangan sampai kehabisan, karena bisa menimbulkan iritasi disebabkan
udara yang masuk kering.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
▪ Klien mengatakan pusing
O:
▪ Klien terlihat lebih rileks
▪ RR = 20x/menit
▪ Nadi = 80x/menit
▪ TD = 120/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi lain
 Pantau TTV
 Observasi respon klien dan KU klien
 Lanjutkan pemberian O2 sesuai advise dokter

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
▪ Observasi tanda-tanda vital
▪ Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
▪ Kolaborasi pemeriksaan EKG
▪ Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan oksigen
juga sudah dikaji respon klien.

9. Kepustakaan
▪ Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
Jakarta.
▪ Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
▪ Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai