Anda di halaman 1dari 65

TRY OUT 3 – KOMPETENSI TEKNIS PPPK PERAWAT

1. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah pada


pasien laki-laki berusia 30 tahun karena mengurung diri
di kamar sejak 2 minggu. Pasien menolak makan, mandi,
dan berbicara dengan orang lain. Hasil pengkajian:
kontak mata kurang, pasien hanya diam dan mengangguk
serta menggelengkan kepala saat ditanya. Keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien baru saja ditinggalkan
oleh istrinya. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada
kasus di atas?
A.Pasien tampak bersih
B.Pasien mampu mengontrol halusinasi
C.Pasien mampu mengungkapkan aspek positif
D.Pasien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri
E. Pasien mampu berinteraksi
Jawaban: E
Pembahasan: Pada kasus di atas pasien mengalami
isolasi sosial dimana isolasi sosial merupakan suatu
tindakan yang menghindari interaksi dengan orang lain
sehingga tujuan yang tepat adalah pasien mampu
berinteraksi dengan orang lain. Isolasi sosial ditandai
dengan kontak mata yang kurang, acuh terhadap
lingkungan, tidak merawat diri, tidak adanya komunikasi
verbal, dan asupan makanan berkurang, sehingga dengan
mengajak pasien berinteraksi merupakan tujuan awal
yang harus dilakukan.

2. Seorang laki-laki usia 35 tahun dirawat di ruang


neurologi dengan riwayat kecelakaan lalu lintas dan telah
menjalani operasi intracranial (kraniotomi). Perawat
mengevaluasi kondisi klien pasca kraniotomi 3 hari yang
lalu. Manakah temuan pengkajian yang menunjukkan
bahwa klien mengalami meningitis sebagai komplikasi
dari pembedahan ?
A.Kernig sign negative
B.Tidak ada kaku kuduk
C.Tanda brudzinski positif
D.Skor GCS 15
E. Refleks babinski negative
Jawaban: C
Pembahasan: Gejala iritasi meningeal yang cocok
dengan meningitis meliputi tanda kernig, kaku kuduk,
dan tanda brundzinki yang positif. - Tanda brudzinski
positif saat klien merefleksikan pinggul dan lutut sebagai
respon dari fleksi kepala dan leher ke dada yang
dilakukan oleh perawat. - Kaku kuduk ditandai dengan
kekakuan dan nyeri pada leher, yang biasanya dikeluhkan
pada saat leher difleksikan. - Tanda kernig positif saat
klien merasa nyeri dan kaku pada otot hamstring ketika
kaki fleksi maksimal pada lutut dan pinggul.

3. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat di ruang


neurologi dengan diagnosis meningitis. Hasil pengkajian
didapatkan data pasien tampak lemas, TD 140/90 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20x/menit,
suhu 38,7 oC. Pasien mengalami kesulitan untuk
menggerakkan ektremitas bagian kanan secara aktif, kulit
di sekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat dilakukan
pada kasus tersebut?
A.Memasang kasur decubitus
B.Memberi kompres hangat
C.Melakukan massage
D.Mobilisasi tiap 2 jam
E. Melatih ROM
Jawaban: D
Pembahasan: Hemiparese adalah kelemahan pada satu
sisi tubuh dimana pasien tidak mampu untuk mengubah
posisi dirinya secara mandiri. Sebenarnya manusia telah
mempunyai pola proteksi dengan langsung mengubah
posisinya pada kondisi sudah dirasakan mengalami panas
atau nyeri pada suatu titik tertentu, namun pasien telah
kehilangan kemampuan untuk itu karena mengalami
hemiparese. Daerah yang tertekan lama akan kehilangan
suplai darah dan mengalami iskemia dan kemudian akan
mengalami gangguan metabolisme dan kerusakan
jaringan daerah tersebut. Itulah sebabnya kenapa pasien
terlihat mengalami kemerahan pada kulit daerah yang
tertekan dan menonjol. Maka tindakan yang tepat
dilakukan adalah ubah posisi pasien paling tidak setiap 2
jam.

4. Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat di ruang


neurologi dengan diagnose medis stroke haemoragic.
Hasil pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran
dengan GCS 9 dan mengalami hemiparese dextra.
Tekanan darah 180/100 mmHg, frekuensi nadi
98x/menit, frekuensi nafas 26x/menit dan suhu 37°C.
Hasil pemeriksaan CT Scan menunjukkan adanya
gambaran hiperden pada daerah frontotemporal kanan.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus
tersebut?
A.Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak
B.Hambatan mobilitas fisik
C.Ketidakefektifan pola nafas
D.Resiko cedera
E. Hipertermi
Jawaban: A
Pembahasan: Data yang menonjol pada kasus baik
minor maupun mayor mendefnisikan adanya perubahan
pada jaringan otak. Perubahan neurologis mendadak
seperti perubahan status GCS (Glasgow Coma Scale),
hemiparese, perubahan tekanan darah, dan didukung lagi
dengan CT Scan menunjukkan adanya tekanan yang
meningkat pada otak sehingga perfusi serebral
mengalami penurunan. Resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak adalah diagnosa keperawatan yang
didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tubuh rentan
mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat
menganggu kesehatan dengan salah satu faktor resikonya
adalah embolisme dan hipertensi sebagai penyebab
stroke haemoragik.

5. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ruang


neurologi dengan diagnosis CKR. Hasil pengkajian
menunjukkan kesadaran kompos mentis, kekuatan otot
5555/5555. Pasien mempertahankan posisi berbaring
telentang selama tiga hari dan mengeluh pusing jika
melakukan perubahan posisi menjadi duduk. Tekanan
darah saat berbaring 110/80 mmHg dan ketika duduk
90/60 mmHg. Apakah implementasi keperawatan yang
tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A.Merubah posisi tidur
B.Latihan gerak sendi
C.Mengobservasi tekanan darah
D.Kolaborasi program fisioterapi
E. Latihan gerak bertahap
Jawaban: E
Pembahasan: Cedera kepala merupakan proses dimana
terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala
yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak dan
salah satu akibatnya akan mengganggu sirkulasi di otak.
Tanda dan gejala cedera kepala ringan dapat menetap
selama beberapa hari, beberapa minggu atau lebih lama
setelah konkusio cedera otak akibat trauma ringan. Untuk
itu diperlukan intervensi yang tepat untuk mengatasinya.
Pilihan intervensi latihan gerak sendi bertujuan untuk
mencegah kontraktur atau kekakuan sendi. Merubah
posisi tidur secara periodik bermanfaat untuk mencegah
luka baring. Latihan gerak bertahap dapat memberikan
kesempatan bagi fungsi sirkulasi untuk beradaptasi
dalam berbagai posisi tubuh. Tekanan darah diobservasi
untuk membandingkan perbedaan kekuatan kontraksi
pada posisi tubuh yang berbeda. Sedangkan program
fisioterapi ditujukan untuk memperbaiki penurunan
fungsi gerak.

6. Seorang laki-laki berusia 25 tahun baru saja dipindahkan


dari unit gawat darurat karena mengalami kecelakaan
lalu lintas ke ruang perawatan neurologi. Pasien
menjawab saat dipanggil namanya dan berkata bahwa ia
sangat mengantuk dan pusing. Skor Glasgow Coma
Scale (GCS) 12, terdapat luka di kepala yang telah
ditutup dan tidak menunjukan tanda perdarahan yang
berlanjut. Apa implementasi keperawatan utama pada
kasus tersebut?
A.Meninggikan posisi kepala
B.Perawatan luka berkala
C.Membatasi gerakan pasien
D.Mengobservasi skor GCS
E. Mengobservasi perdarahan
Jawaban: A
Pembahasan: Klinis yang paling umum di mana
peningkatan TIK ditemui dan dipantau adalah pada
cedera kepala, dimana beberapa mekanisme
menyebabkan perubahan volume intrakranial. Sakit
kepala merupakan gejala umum pada peningkatan TIK.
Sakit kepala terjadi karena traksi atau distorsi arteri dan
vena dan duramater akan memberikan gejala yang berat
pada pagi hari dan diperberat oleh aktivitas, batuk,
mengangkat, bersin. Muntah proyektil dapat menyertai
gejala pada peningkatan TIK. Serta Edema papil
disebabkan transmisi tekanan melalui selubung nervus
optikus yang berhubungan dengan rongga subarakhnoid
di otak. Hal ini merupakan indikator klinis yang baik
untuk hipertensi intrakranial. Defisit neurologis seperti
didapatkan gejala perubahan tingkat kesadaran; gelisah,
iritabilitas, letargi; dan penurunan fungsi motorik. Fokus
utama Anda adalah pada cedera kepala yang
mengakibatkan munculnya gejala peningkatan TIK,
maka meninggikan area kepala adalah pilihan yang tepat
karena bertujuan menurunkan tekanan intra kranial

7. Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang


neuro dengan keluhan kejang. Pasien tampak kaku
seluruh tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri,
mulut mencong ke kiri, dan mata mendelik ke atas. Hasil
pengkajian didapatkan data bahwa pasien memiliki
riwayat kejang sejak 2 minggu yang lalu. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus
tersebut?
A.Pasang oksigen
B.Observasi tanda vital
C.Pasang bedrail
D.Berikan posisi terlentang, semi fowler
E. Miringkan pasien, jauhkan dari benda tajam
Jawaban: E
Pembahasan: Pasien dengan kejang prinsipnya harus
terhindah dari bahaya lingkungan termasuk dari benda-
benda tajam yang ada sekitar pasien. Tidak boleh
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh pasien dengan ruda
paksa karena akan terjadi cedera. Satu lagi yang perlu
diamankan adalah jalan napas agar tidak tersumbat maka
hal yang tepat dilakukan adalah memiringkan pasien ke
salah satu sisi agar cairan atau muntahan yang ada tidak
masuk ke saluran pernapasan klien.

8. Seorang laki-laki usia 34 tahun dirawat di ruang penyakit


dalam dengan keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian
didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan,
ronchi positif pada kedua lapang paru. Tekanan darah
130/80 mmHg, frekuensi nafas 28x/menit, frekuensi nadi
100x/menit, suhu 38oC. Hasil analisa gas darah
menunjukkan pH 7,35, PCO2 45 mmHg, PO2 80 mmHg,
HCO3 22 mEq/dL. Apakah masalah keperawatan yang
tepat pada pasien di atas?
A.Hipertermia
B.Ketidakefektifan pola nafas
C.Bersihan jalan nafas tidak efektif
D.Gangguan pertukaran gas
E. Keletihan
Jawaban: B
Pembahasan: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
didefinisikan sebagai ketidakmampuan membersihkan
sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas dengan faktor yang
berhubungan adalah mukus yang berlebihan, sekresi
yang tertahan. Pada kasus tersebut di atas, data-data
dominan menunjukkan data yang terkait dengan masalah
jalan nafas. Data seperti batuk berdahak berwarna
kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru dan
adanya perubahan tanda vital mencapai batas atas
normal, seperti frekuensi nafas 28x/menit, dan frekuensi
nadi 100x/menit sebagai bentuk toleransi tubuh terhadap
kesulitan melakukan proses pernafasan. Data lain yang
menunjang terkait AGD dengan pH 7,35 (N: 7,35-7,45),
PCO2 45 mmHg (N: 35-45), PO2 80 mmHg (N: 80-100
mmHg), HCO3 22 mEq/dL (-22+22), sehingga AGD
masih dalam batas toleransi.
9. Seorang laki – laki berusia 52 tahun dirawat di bangsal
penyakit dalam dengan keluhan batuk yang tidak sembuh
– sembuh. Berdasarkan hasil anamnesa, pasien
direncanakan akan dilakukan tindakan bronchoscopy.
Apakah persiapan yang harus dilakukan sebelum
tindakan tersebut?
A.Pemeriksaan darah lengkap
B.Puasakan pasien minimal 4 jam
C.Konsul anastesi
D.Pemeriksaan EKG
E. Anjurkan pasien minum air putih 48 jam sebelum
tindakan
Jawaban: B
Pembahasan: Bronkoskopi merupakan teknik yang
memungkinkan visualisasi langsung trakhea atau cabang-
cabang utamanya. Cara ini paling sering digunakan untuk
memastikan diagnosis karsinoma bronkogenik, tetapi
juga digunakan untuk membuang benda asing. Sebelum
dilakukan tindakan pasien harus berada dalam posisi
setengah berbaring atau supinasi setelah diberikan obat
melalui jalur intravena. Pasien diharuskan puasa minimal
4 (empat) jam sebelum prosedur. Kemudian setelah
prosedur bronkoskopi, pasien tetap tidak boleh makan
atau minum minimum selama 2-3 jam sampai timbul
refleks muntah. Jika tidak, pasien mungkin akan
mengalami aspirasi ke dalam cabang trakheobronkhial.

10. Seorang pasien laki-laki berusia 74 tahun dirawat


dengan keluhan batuk dan sesak napas. Hasil pengkajian
didapatka suara nafas wheezing, TD: 140/90 mmHg,
frekuensi nafas 26x/menit, frekuensi nadi 92x/menit,
SpO2 95%. Pasien dilakukan nebulisasi. Apakah evaluasi
setelah dilakukan tindakan tersebut?
A.Menghitung nadi
B.Mengukur saturasi
C.Menanyakan respon verbal
D.Mengukur tekanan darah
E. Mengkaji suara napas
Jawaban: E
Pembahasan: Pada kasus tersebut di atas masalah utama
pada pasien ditemukan kesulitan mengeluarkan sekret
yang ditandai dengan sesak nafas disertai suara wheezing
sehingga dilakukan tindakan kolaboratif terapi inhalasi
yaitu nebulasi. Terapi inhalasi adalah pemberian obat
yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorik atau saluran pernapasan. Hal penting
sebelum dan sesudah melakukan tindakan kolaboratif
pemberian terapi inhalasi menggunakan alat nebulizer
adalah mengkaji/evaluasi suara napas pasien.

11. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang


penyakit dalam dengan keluhan sesak dan batuk.
Tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi napas
33x/menit, frekuensi nadi 96x/menit, ada retraksi otot
sela iga, dan ditemukan ronkhi diseluruh lapang paru.
Saturasi oksigen 90% dan tes sputum BTA (Bakteri
Tahan Asam) hasilnya positif. Apa rencana tindakan
utama pada kasus tersebut?
A.Pengaturan posisi semi fowler
B.Kolaborasi pemberian oksigen
C.Bantu pasien untuk batuk efektif
D.Lakukan tindakan postural drainase
E. Ajarkan teknik bernapas diafragma
Jawaban: C
Pembahasan: Masalah utama yang tampak pada kasus
adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Dengan
tindakan yang tepat akan dapat mengatasi masalah pada
pasien. Tindakan pemberian posisi fowler bertujuan
mempermudah pengembangan dada. Pemberian oksigen
bertujuan untuk meningkatkan saturasi Oksigen di
jaringan. Teknik batuk efektif dilakukan untuk
membersihkan sekresi dari jalan napas atas. Postural
drainage bertujuan mengalirkan sekresi dari saluran
napas menggunakan energi gravitasi pada pasien yang
tidak sesak. Sedangkan pernapasan diagfragma bertujuan
memaksimalkan pengembangan bagian bawah paru.

12. Seorang laki-laki usia 64 tahun di rawat di ruang


penyakit dalam dengan keluhan sesak napas dan kedua
kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien
beraktivitas. Hasil pengkajian didapatkan data: pasien
tampak lemah dan tidak berdaya, terlihat pucat dan
sianosis. Tekanan darah 170/100 mmHg, frekuensi nadi:
100x/menit, dan lemah, frekuensi napas 24x/menit dan
dangkal, suhu 37°C. Hasil pemeriksaan foto thorax
menunjukkan CTR: 65%. Apakah masalah keperawatan
utama pada kasus tersebut?
A.Ketidakefektifan pola nafas
B.Intoleransi aktivitas
C.Kelebihan volume cairan
D.Penurunan curah jantung
E. Keletihan
Jawaban: D
Pembahasan: Tanda yang menonjol dikemukakan pada
kasus tersebut adalah menunjukkan ketidakmampuan
jantung dalam memompa darah yang dimungkinkan
akibat dari pembesaran jantung (CTR>50%).
Kompensasi jantung adalah dengan meningkatkan nadi,
pucat dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke
perifer dan darah dari perifer yang banyak mengandung
CO2 sulit juga kembali ke jantung. Bengkak atau edema
pada kedua tungkai merupakan penumpukan cairan pada
ruang interstisial, dimana ini merupakan gangguan
kardiovaskukar yang memunculkan gejala edema yang
biasanya akibat dari gagal jantung, penggunaan obat-
obatan vasodilator, penyakit vena kronik dan limfedema
yang berakhir pada penurunan curah jantung.

13. Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengeluh nyeri


dada seperti tertimpa benda berat. Nyeri dirasakan terus
menerus yang menyebar ke leher dan punggung. Nyeri
bertambah saat beraktivitas dan berkurang dengan
beristirahat. Pasien sudah mendapatkan obat anti aritmia
dan anti nyeri serta monitor EKG menunjukan segmen
ST elevasi. Apa tujuan perawatan pada kasus tersebut?
A.Mampu beraktivitas tanpa nyeri
B.Periode waktu istirahat bertambah
C.Nyeri dada berkurang sampai hilang
D.Segmen ST kembali isoelektris
E. Masa perawatan memendek
Jawaban: C
Pembahasan: Nyeri dada merupakan salah satu keluhan
utama yang sering dikemukakan klien saat meminta
pertolongan kesehatan. Rasa nyeri yang dirasakan
berbeda dari satu klien dengan klien yang lain,
bergantung pada ambang nyeri dan toleransi nyeri
masing-masing. Maka, dibutuhkan beberapa penanganan
untuk mengatasi nyeri pada klien, salah satunya dapat
berkurang dengan penggunaan obatobatan. Dengan kata
lain, hilangnya keluhan nyeri dada merupakan target dari
upaya membatasi aktifitas dan pengobatan yang telah
diberikan.
14. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di
ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas dan
pucat setelah buang air besar. Hasil pengkajian
didapatkan bahwa pasien tidak mampu berjalan lebih
dari 5 meter karena merasa sesak napas dan pusing
ketika beralan, riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu.
Semua keluhan hilang setelah beristirahat selama 30
menit dengan TD 110/70mmHg. Apa intervensi
keperawatan utama pada kasus tersebut?
A.Pemberian oksigen
B.Modifikasi pola defekasi
C.Pembatasan cairan
D.Observasi tekanan darah
E. Pembatasan aktivitas
Jawaban: E
Pembahasan: Masalah utama yang teradi pada pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskular yang
ditunjukkan pada kasus memfokuskan pasien
menunjukan tanda intoleran terhadap aktivitas sehingga
perlu dibatasi aktivitasnya. Pilihan jawaban pembatasan
cairan kurang tepat karena kelebihan cairan tubuh bisa
menjadi sebab sesak, namun sesak yang terjadi
diakibatkan karena aktifitas. Keluhan sesak pasien hilang
dengan beristirahat sehingga terapi Oksigen belum
diperlukan. Sedangkan pola defekasi tidak perlu dirubah
tetapi cara mengedan harus diperbaiki. Selain itu tekanan
darah perlu diobservasi untuk mengetahui tingkat
kemampuan kontraksi jantung

15. Seorang laki-laki berusia 40 tahun pada hari kedua


dirawat di ruang penyakit dalam, masih mengalami nyeri
dada hebat ketika beristirahat. Hasil pengkajian: TD
130/95 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, dan frekuensi
napas 24x/menit. Hasil pemeriksaan EKG dan
pemeriksaan enzim jantung diperlukan untuk diagnosis
dan pemberian intervensi. Perawat telah memastikan
pasien dalam posisi terlentang dan bagian yang akan
ditempelkan elektroda yakni dada, pergelangan tangan
dan pergelangan kaki bersih, lalu mulai menghidupkan
alat EKG. Apa hal yang harus diperhatikan oleh perawat
sebelum memulai prosedur?
A.Pasien diminta untuk tidak berbicara saat perekaman
EKG, pemegangan bedrail oleh pasien agar tidak
jatuh, melepas penggunaan perhiasaan/bahan logam
lainya pada pasien
B.Pasien diminta untuk tidak berbicara saat perekaman
EKG, pemegangan bedrail oleh pasien agar tidak
jatuh, penggunaan perhiasaan/bahan logam lainya
pada pasien tidak dipermasalahkan
C.Pasien bebas untuk berbicara saat perekaman EKG,
pemegangan bedrail oleh pasien agar tidak jatuh,
penggunaan perhiasaan/bahan logam lainya pada
pasien tidak dipermasalahkan
D.Pasien diminta untuk tidak berbicara saat perekaman
EKG, pasien diusahan tidak perpegangan pada bedrail,
melepas penggunaan perhiasaan/bahan logam lainya
pada pasien
E. Pasien bebas untuk berbicara saat perekaman EKG,
pasien diusahan tidak perpegangan pada bedrail,
melepas penggunaan perhiasaan/bahan logam lainya
pada pasien
Jawaban: D
Pembahasan: Pada saat perekaman, hal-hal berikut
perlu diperhatikan: Pasien dalam keadaan tenang,
tidak bergerak. Pasien-pasien tertentu tidak dapat
tenang, misalnya pasien dengan kelainan neurologi
seperti penderita Parkinson yang mengalami tremor.
Pasien-pasien ini harus dikondisikan setenang
mungkin. Pada hasil pemeriksaan harus dituliskan
bahwa saat diperiksa pasien tremor atau kondisi lain
yang menyebabkan pasien bergerak. Pasien
dipersilakan tidur terlentang, posisi pemeriksa berada
di sebelah kanan pasien. Pemeriksa harus memastikan
pasien tidak menyentuh bagian logam dari tempat
tidur atau logam lain dan pemeriksa. Bila
menggunakan perhiasan/logam supaya dilepas.
Pemeriksa juga harus memastikan ekstremitas pasien
ditopang oleh tempat tidur karena ektremitas yang
tidak ditopang menyebabkan kontraksi otot yang dapat
menyebabkan artefak pada hasil pemeriksaan EKG

16. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dirawat di ruang


penyakit dalam dengan keluhan nyeri daerah leher
menyebar ke punggung kiri dngan skala 6. Hasil
pengkajian ditemukan sesak, terdapat ronchi pada kedua
lapang paru, dan edema ekstremitas, gelisah, dan sulit
tidur, di malam hari. TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi
99x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, SaO2 94%. Hasil
EKG menunjukkan ST elevasi. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A.Kolaborasi pemberian nitrogliserin
B.Mengajarkan latihan nafas dalam
C.Menganjurkan pasien untuk rileks
D.Membatasi retensi cairan
E. Membatasi aktivitas
Jawaban: A
Pembahasan: Sumbatan akut pada pembuluh darah
koroner sebagian besar disebabkan oleh ruptur plak
ateroma pada arteri koroner yang diikuti oleh terjadinya
trombosis, vasokonstriksi, reaksi inflamasi, dan
mikroembolisasi distal. Sumbatan pembuluh darah
koroner akan memunculkan gejala nyeri dada yang khas
(angina), perubahan EKG (Q patologis, segmen ST
elevasi, dan gelombang T meninggi atau menurun), serta
kenaikan enzim otot jantung. Ciri yang disebutkan pada
kasus tersebut adalah teradinya sumbatan pada pembuluh
darah koroner. Tindakan yang tepat pada situasi ini
adalah yang dapat menimbulkan dilatadi pembuluh darah
koroner atau lisis sumbatan koroner. Nitro gliserin adalah
regimen yang menimbulkan dilatasi koroner. Meminum
obat nitrogliserin (vena dilatasi perifer dan koroner) 0,4-
0,6 mg tablet secara sublingual 3-5 menit sebelum
melakukan aktivitas juga bertujuan untuk mengantisipasi
serangan angina.

17. Seorang laki-laki berusia 56 tahun menderita


diabetes sedang di rawat di ruang penyakit dalam. Pasien
telah dirawat selama 3 hari dan telah menerima informasi
mengenai penyakitnya. Hal penting penting yang
ditekankan adalah perlu dilakukan pengontrolan asupan
makanan, insulin, dan aktivitas yang dilakukan. Selain
hal tersebut, penting memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk melihat kondisi kadar gula darah pasien. Dalam
lima komponen penatalaksanaan diabetes, pasien tersebut
masuk dalam kategori apa?
A.Pendidikan
B.Terapi farmakologi
C.Pemantauan
D.Latihan
E. Diet
Jawaban: C
Pembahasan: Dalam mengelola pasien DM pentingnya
dimulai dengan pendekatan non farmakologi yaitu
dengan edukasi berupa perencanaan makan/diet, kegiatan
jasmani dan penurunan berat badan jika didapat berat
badan berlebih. Kemudian pendekatan farmakologis atau
pemakaian obat insulin. Ada lima komponen utama
sebagai penatalaksanaan DM, yaitu:
Penyuluhan/Edukasi, perencanaan makan/diet, latihan
jasmani, farmakologi, monitoring gula darah.

18. Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat


dengan diagnosis DM tipe-2. Hasil pengkajian: pasien
mengatakan sering BAK pada malam hari, turgor lama
kembali, membran mukosa kering, lemah, sering merasa
haus, dan lapar. TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi
104x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,7°C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus
tersebut?
A.Kekurangan volume cairan
B.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
C.Gangguan pola eliminasi
D.Gangguan istirahat tidur
E. Intoleransi aktivitas
Jawaban: A
Pembahasan: Diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya . Gejala klasik
diabetes melitus diantaranya adalah poliuria (sering
berkemih), polidipsi (timbul/sering merasa haus)dan
polifagi (timbul/sering merasa lapar)disertai dengan
kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah
puasa ≥126 mg/dl. Kekurangan volume cairan
didefinisikan sebagai penurunan cairan intravaskular,
interstisial, dan/atau intraseluler. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natrium. Faktor yang berhubungan adalah kegagalan
mekanisme regulasi dan kehilangan cairan aktif, yang
dapat ditandai dengan haus, kelemahan, kulit kering,
membran mukosa kering, peningkatan frekuensi nadi,
dsb.
19. Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar keluarganya
memeriksakan diri ke pilklinik penyakit dalam. Hasil
pegkajian GDS: 60 mg/dL, pasien lemas, tampak
berkeringat dingin, pucat, dan gelisah. Riwayat DM sejak
8 tahun yang lalu dan keluarga mengatakan pasien tidak
mau makan. Apakah intervensi yang tepat dilakukan
pada kasus tersebut?
A.Memberi dextrose 40%
B.Memantau tanda hipoglikemi
C.Memberi minuman manis
D.Menganjurkan untuk segera makan nasi
E. Menganjurkan untuk menghentikan obat gula
Jawaban: C
Pembahasan: Hipoglikemia sebagai keadaan di mana
kadar gula darah di bawah 60 mg/dl disertai adanya
gelaja klinis pada penderita. Pada kasus tersebut pasien
memiliki riwayat DM tipe 2 sejak 8 tahun yang lalu
sampai saat ini. Hasil pengkajian ditemukan adanya
penurunan GDS yaitu 60 mg/dL, lemas, berkeringat,
pucat, dan gelisah, tanda tersebut merupakan tanda
hipoglikemia yang harus diintervensi. Intervensi
keperawatan yang tepat untuk meminimalkan
hipoglikemia sebaiknya segera diberikan minuman manis
(teh manis, sirup, dll).

20. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke


poliklinik mengeluhkan diare dan sakit perut sejak satu
hari yang lalu. Hasil pengkajian: perut teraba tegang,
bising usus 25x/ menit dan diare 6-8 kali, turgor kulit
tidak elastis, frekuensi nadi 110x/menit dan TD
125/80mmHg. Apa intervensi keperawatan yang harus
dilakukan pada kasus tersebut?
A.Manajemen nyeri
B.Pemantauan tanda vital
C.Pengukuran produksi urin
D.Pemasangan cairan intra vena
E. Pemeriksaan karakteristik feses
Jawaban: D
Pembahasan: Kekurangan volume cairan didefinisikan
sebagai penurunan cairan intravaskular, interstisial,
dan/atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
Faktor yang berhubungan adalah kegagalan mekanisme
regulasi dan kehilangan cairan aktif, yang dapat ditandai
dengan haus, kelemahan, kulit kering, membran mukosa
kering, peningkatan frekuensi nadi, dsb. Manajemen
nyeri dilakukan untuk memberikan rasa nyaman.
Perubahan tanda vital memberikan informasi kondisi
sistem kardiovaskuler. Penurunan produksi urin
mengindikasikan penurunan volume cairan. Penurunan
kesadaran, nadi cepat disebabkan karena kehilangan
cairan melalui feses yang encer. Karakteristik feses
memberikan info ada tidaknya kemungkinan infeksi
saluran cerna.

21. Seorang perempuan berusia 55 tahun di rawat di


ruang penyakit dalam dengan diagnose Ca Kolon. Klien
baru dipasang kolostomi yang dibuat dua hari yang lalu.
Saat ini pasien sudah mulai flatus berbau busuk dari
stoma. Apakah interorientasi perawat yang benar?
A.Hal ini normal, kejadian yang diharapkan
B.Klien mengalami gajala awal iskemia usus
C.NGT klien seharusnya tidak boleh dicabut
D.Hal ini menunjukkan persiapan preoperasi usus yang
tidak adekuat
E. Hal ini menunjukkan hiperperistaltik pada saluran
cerna
Jawaban: A
Pembahasan: Kembalinya gerakan peristaltik setelah
pembuatan kolostomi, klien mulai mengeluarkan flatus
berbau busuk dari stoma. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi usus kembali normal dan sesuai kondisi yang
diharapkan. Dalam 72 jam pasca pembedahan, klien
harus mulai BAB dari kolostomi.

22. Seorang laki-laki usia berusia 55 tahun di ruang


penyakit dalam dengan diare. Hasil pengkajian: pasien
mengeluh lemas, BAB sudah 10x, konsistensi encer,
terdapat lendir. TD 90/50 mmHg, frekuensi nadi
96x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 38,3°C.
Keseimbangan cairan minus 600 cc/24 jam. Pasien
mendapat infuse NaCl 30 tetes/menit. Apakah evaluasi
yang tepat pada pasien tersebut?
A.Diare hilang
B.Frekuensi BAB berkurang
C.Toleransi terhadap aktivitas
D.Tanda vital dalam batas normal
E. Kebutuhan cairan terpenuhi
Jawaban: E
Pembahasan: Diare berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit. Diare yang terus menerus dapat
menyebabkan pasien kekurangan cairan yang ditandi
dengan tekanan darah menurun, nadi yang cepat. Untuk
mengatasinya diperlukan resusitasi cairan dimana nanti
ketika dievaluasi maka cairan akan menjadi fokus
utamanya.

23. Seorang laki-laki berusia 39 tahun, dirawat di ruang


penyakit dalam dengan keluhan sakit saat menelan. Hasil
pemeriksaan didapatkan data porsi makan habis 1/3
porsi, bau nafas tidak sedap, cegukan, regurgitasi
makanan, rasa penuh pada epigastrium, badan terlihat
kurus, berat badan pasien turun 3 kg dalam 1 minggu.
Nilai Hb 9,0 gr/dl, hasil biopsy menunjukkan adanya
keganasan pada esophagus. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat untuk diagnosa keperawatan
utama pada kasus diatas?
A.Kaji status nyeri pasien
B.Ajarkan latihan menelan
C.Berikan intake nutrisi melalui NGT
D.Berikan tehnik relaksasi nafas dalam
E. Atur posisi pasien
Jawaban: C
Pembahasan: Pasien mengalami masalah keperawatan
utama ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh karena gangguan menelan yang dialaminya akibat
terdapatnya keganasan pada esophagus dan beberapa
data pendukung lainnya. Untuk mengatasinya diperlukan
tindakan memberikan intake nutrisi melalui NGT.
Pemasangan NGT sangat membantu bagi pasien yang
mengalami kesulitan menelan. Dengan dilakukan
pemasangan NGT, cairan dan nutrisi akan langsung
masuk ke dalam lambung sehingga diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang kurang.

24. Seorang laki-laki usia 60 tahun dilakukan perawatan


kolostomi yang telah penuh dengan feses. Saat ini sedang
melepas kantung secara perlahan mulai dari bagian atas
sambil mengencangkan kulit perut pasien. Perawat
menggunakan tissue untuk mengelap sisa feses dari
stoma dan menutup stoma dengan kassa lembab. Apakah
tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
A.Cuci tangan
B.Mengosongkan kantung stoma
C.Pakai sarung tangan sekali pakai
D.Mengoleskan pelindung kulit jenis pasta
E. Membersihkan dan mengeringkan kulit sekitar stoma
Jawaban: E
Pembahasan: Perawatan kolostomi merupakan Suatu
tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh
dengan yang baru. Kolostomi mungkin mengeluarkan
feses atau flatus, maka harus dibersihkan sekitar stoma
dengan tujuan melindungi kulit dari feses dan
memberikan kenyamanan pada pasien. Langkah-langkah
perawatan kolostomi
- Menjelaskan prosedur, mendekatkan alat-alat ke dekat
klien, pasang selimut mandi/handuk, dekatkan
bengkok kedekat klien
- Pasang sarung tangan bersih, buka kantong lama dan
buang ketempat bersih
- Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan
menggunakan sabun dan cairan hangat
- Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces
tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
- Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
- Pasang kantong stoma
- Buka sarung tangan, Bereskan alat, Rapihkan pasien
- Mencuci tangan
- Membuat dokumentasi

25. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di


ruang penyakit dalam dengan typoid hari kedua. Hasil
pengkajian: Pasien bedrest, suhu tubuh meningkat
38,5oC sampai 39,5oC, TD 100/70mmHg dan frekuensi
nadi 98x/menit. Pasien mengeluh sering berkeringat
terutama setelah minum obat. Apa kriteria hasil untuk
masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A.Kebersihan diri terpenuhi
B.Aktivitas meningkat
C.Suhu tubuh menurun
D.Tekanan darah normal
E. Frekuensi nadi normal
Jawaban: C
Pembahasan: Penyakit demam tifoid (typhoid fever)
yang biasa disebut tifus merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella, khususnya
turunannya yaitu Salmonella typhi yang menyerang
bagian saluran pencernaan. Penyakit ini dapat
menimbulkan gejala demam yang berlangsung lama,
perasaan lemah, sakit kepala, sakit perut, gangguan
buang air besar, serta gangguan kesadaran yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang
berkembang biak di dalam sel-sel darah putih di berbagai
organ tubuh. Karenanya suhu tubuh harus diturunkan
untuk mencegah munculnya akibat lain. Berkeringat
merupakan dampak dari proses penyakit. Aktivitas hanya
mungkin ditingkatkan jika suhu tubuh kembali normal.
Tekanan darah menggambarkan kekuatan kontraksi
jantung. Frekuensi Nadi meningkat disebabkan oleh
peningkatan suhu.

26. Seorang laki-laki berusia 24 tahun sedang dirawat di


ruang bedah dengan diagnose fraktur humerus dextra.
Perawat telah mengajari klien yang dilakukan fiksasi
tangan tentang tanda dan gejala sindrom kompartemen.
Perawat memastikan klien telah memahami informasi
tersebut jika klien menyampaikan gejala awal sindrom
kompartemen yang mana?
A.Jari-jari dingin berwarna pucat
B.Jari-jari baal dan kesemutan
C.Nyeri meningkat jika tangan tergantung
D.Nyeri menunjukkan tingkat keparahan fraktur
E. Sianosis
Jawaban: B
Pembahasan: Gejala awal sindrom kompartemen adalah
parastesia (Baal dan kesemutan dijari- jemari). Tanda
lainnya adanya nyeri yang tidak berkurang dengan opiod,
nyeri yang meningkat saat anggita tubuh yang sakit
dinaikan, pucat dan dingin di ujung bawah anggota tubuh
yang sakit. Sianosis merupakan gejala lanjut. Nyeri yang
menunjukkan kepatahan fraktur serta gejala lain yang
berhubungan dengan nyeri bukan merupakan gejala
awal.

27. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di


ruang bedah paska debridemen karena fraktur tibia fibula
dekstra tertutup pada hari ke dua. Pasien terpasang
backslap yang dibalut dengan elastis verban. Hasil
pengkajian: Pasien mengeluh nyeri dan CRT jari kaki
kanan lebih dari dua detik, terasa baal dan nadi dorsalis
pedis melemah. Apa intervensi keperawatan prioritas
pada kasus tersebut?
A.Melakukan pijatan pada jari
B.Memberikan kompres hangat
C.Melonggarkan ikatan bidai
D.Mempersiapkan pembedahan
E.Meninggikan kaki yang fraktur
Jawaban: C
Pembahasan: Pembidaian menggunakan pendekatan
atau prinsip melalui dua sendi, sendi di sebelah
proksimal dan distal fraktur. Periksa dan catat ada
tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis (status
vaskuler dan neurologis) pada bagian distal yang
mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian.
(Cek PMS Pulsasi, Motorik, dan Sensorik). Beri bantalan
yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku. Periksa
hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar ataupun
terlalu ketat sehingga menjamin pemakaian bidai yang
baik. Perhatikan respons fisik dan psikis pasien.
28. Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat di
ruang bedah dengan keluhan patah tulangnya yang tidak
sembuh-sembuh. Hasil pengkajian pasien mengalami
patah tulang tertutup pada daerah lengan kiri sejak 4
bulan yang lalu dan berobat ke dukun tulang tetapi tidak
kunjung sembuh dan lama kelamaan ototnya mengalami
pengecilan, saat dikaji kekuatan otot: pasien dapat
mengangkat lengannya tetapi tidak dapat menahan
tahanan. Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien
tersebut?
A.5
B.4
C.3
D.2
E.1
Jawaban: C
Pembahasan: Skala kekuatan otot :
0: tidak bergerak,
1: tampak gerakan otot tetapi tidak ada pergerakan sendi,
2: terdapat pergerakan sendi tetapi tidak bisa melawan
gravitasi,
3: pergerakan dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat
menahan tahanan,
4: pergerakan dapat menahan tahanan tetapi kurang dari
normal,
5: kekuaan otot normal

29. Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun datang ke


poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku pada
persendian kaki. Hasil pengkajian dengan skal nyeri 2
bertambah saat pagi, lemas, kesulitan saat bergerak dan
nyeri bertambah saat digerakkan pada ekstremitas atas,
pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuhsembuh,
tanda herbeden’s (+) dan bouchard node (+). Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit asam urat. Apakah masalah
keperawatan utama pada pasien tersebut?
A.Nyeri
B.Resiko cedera
C.Cemas
D.Hambatan mobilitas fisik
E.Kelemahan
Jawaban: C
Pembahasan: Osteoarthritis ialah suatu penyakit sendi
menahun yang ditandai oleh adanya kelainan pada tulang
rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya. Tulang
rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi
ujung dari tulang, untuk memudahkan pergerakan dari
sendi. Kelainan pada kartilago akan berakibat tulang
bergesekan satu sama lain, sehingga timbul gejala
kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.
Perawatan pasien OA ditujukkan untuk mengurangi nyeri
dan mobilitas sendi.

30. Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di ruang


bedah dengan keluhan kaki tidak bisa digerakkan. Hasil
MRI terdapat fraktur vertebra L4-L5. Hasil pengkajian
didapatkan data ekstremitas bawah terlihat atrofi,
paraplegia inferior, TD 120/70mmHg, N 89x/mnt, RR
20x/mnt, T 36,50C, terdapat luka dekubitus pada
punggung dengan luas 3x2 cm derajat II. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat untuk diagnosa
keperawatan utama pada kasus diatas?
A.Lakukan perawatan luka
B.Lakukan ROM
C.Monitor TTV setiap 4 jam
D.Bantu perawatan diri
E.Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Jawaban: B
Pembahasan: Fraktur lumbal adalah fraktur yang terjadi
pada daerah tulang belakang bagian bawah. Bentuk
cidera ini mengenai ligament, fraktur vertebra, kerusakan
pembuluh darah, dan mengakibatkan iskemia pada
medulla spinalis. Manifestasi klinis fraktur vertebra pada
lumbal yaitugangguan motorik seperti kerusakan pada
thorakal sampai dengan lumbal memberikan gejala
paraparese (L1 : Abdominalis L2 : Gangguan fungsi
ejakulasi L3 : Quadriceps L4-L5 : Ganguan Hamstring
dan knee, gangguan fleksi kaki dan lutut). Keadaan
tersebut tentunya membutuhkan intervensi yang dapat
membantu kembalinya pergerakan seseorang, salah
satunya dengan ROM (Range of Motion).

31. Seorang laki-laki berusia 39 tahun mengalami


fraktur femur dextra 1/3 proksimal, luka terbuka derajat
IIIB. Hasil pengkajian didapatkan data: TD: 90/70
mmHg, Suhu: 38,4oC, Nadi: 120x/menit, RR: 24x/menit.
Pasien tampak pucat dan lemah, gelisah, conjungtiva
anemis, extremitas bawah dingin, Hb : 8,1 gr %. Apakah
masalah keperawatan prioritas yang dialami pasien
tersebut?
A.Kerusakan integritas jaringan
B.Resiko Infeksi
C.Resiko Syok
D.Hipertermia
E. Cemas
Jawaban: C
Pembahasan: Fraktur femur adalah terputusnya
kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma
langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian),
dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa.
Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak, dan dapat mengakibatkan penderita
jatuh dalam syok.

32. Seorang wanita berumur 60 tahun dirawat di ruang


penyakit dalam karena gagal ginjal terminal. Hasil
pengkajian pasien tampak sesak nafas, edema anasarka.
Urine output 250 ml per 24 jam, TD: 160/110 mmHg,
Nadi: 112x/menit, RR: 26x/menit dan nafas berbau
amoniak, Suhu: 37,8°C. Pasien tampak cemas dan
bertanya kenapa sesaknya tak kunjung hilang. Apakah
masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A.Ketidakefektifan pola nafas
B.Kelebihan volume cairan
C.Hipertermia
D.Perubahan pola eliminasi
E. Cemas
Jawaban: B
Pembahasan: Chronic kidney disease (CKD) adalah
suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang
berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai
penurunan glomerular filtration rate (GFR). Nilai GFR
menunjukkan seberapa besar fungsi ginjal yang dimiliki
oleh pasien sekaligus sebagai dasar penentuan terapi.
Semakin parah CKD yang dialami, maka nilai GFRnya
akan semakin kecil Fokus perawatan pasien dengan
gagal ginjal adalah mengkaji status cairan dan
mengidentifikasi potensi penyebab ketidakseimbangan
dilanjutkan dengan prgram diet.
33. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat di ruang
penyakit dalam dengan diagnosis kolik renal. Hasil
pengkajian menyebutkan pasien merasakan nyeri di area
pinggang menyebar ke bagian atas simpisis pubis dengan
skala 8 dari 10, terkadang nyeri saat berkemih dengan
jumlah normal dan tampak kemerahan dalam urin. Hasil
Ultrasonografi menunjukan ada batu di Ureter. Apakah
masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A.Nyeri akut
B.Cemas
C.Perubahan pola eliminasi urin
D.Kekurangan volume cairan
E. Obstruksi saluran kemih
Jawaban: A
Pembahasan: Nyeri akut didefinisikan sebagai
pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan ;
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
atau berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi. Kolik renal berasal dari dua kata yaitu “kolik”
dan “renal”. Kolik adalah merupakan nyeri viseral akibat
spasme otot polos organ berongga yang umumnya
disebabkan karena hambatan pasase dalam rongga
tersebut. Nyeri ini timbul oleh karena hipoksia, dirasakan
hilang timbul, dapat disertai mual dan muntah.
Sedangkan renal adalah ginjal. Kolik renal adalah suatu
nyeri hebat pada pinggang yang disebabkan oleh karena
batu di ureter atau di Pelvic Ureter Junction (PUJ)
(urolithiasis).

34. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke RS


dengan keluhan sering BAK pada malam hari namun
sulit BAK dan tidak tuntas. Pasien mengatakan nyeri
perut bawah dan sangat tidak nyaman. Perawat
melakukan pemeriksaan fisik dan menemukan Vesika
Urinaria pasien terasa penuh. Apakah intervensi utama
yang dilakukan perawat?
A.Sediakan lingkungan yang kondusif
B.Anjurkan pasien minum yang banyak
C.Kolaborasi pemberian diuretic
D.Kolaborasi pemasangan kateterisasi urin
E. Lakukan bladder training
Jawaban: D
Pembahasan: Pemasangan kateter merupakan tindakan
keperawatan dengan caramemasukkan kateter ke dalam
kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan kateter
menyebabkan urin mengalir kontinyu pada klien yang
tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang
mengalami obstruksi pada saluran kemih. Indikasi
pemasangan kateter : Klien dengan retensi urin,
mengambil sample urin untuk kultur urin, mengukur
residu urine, memasukkan bahan kontras untuk
pemeriksaan radiologi, dan monitor produksi urin atau
balance cairan.

35. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang


bedah karena keluhan sulit berkemih. Pasien akan
dilakukan pemasangan kateter urin (folley chateter).
Setelah pelumasan kateter dengan jelly, kateter
dimasukkan dengan mudah dan tanpa hambatan, segera
urin terlihat keluar dan ditampung dalam bengkok.
Apakah tindakan selanjutnya pada pasien tersebut?
A.Menekan pubis pasien dengan lembut
B.Menyambungkan kateter ke kantung urine
C.Meneruskan pemasukan kateter sampai percabangan
D.Mengembangkan balon dengan NaCl 0,9%
E. Memfiksasi kateter dengan penis menghadap ke atas
Jawaban: C
Pembahasan: Saat insersi kateter dan urine keluar
diperkirakan balon fiksasi baru sampai ke uretra, untuk
keamanan maka kateter harus dimasukkan sampai ke
percabangan agar saat mengembangkan balon tidak
menimbulkan trauma atau rupture pada uretra

36. Seorang laki-laki usia 65 tahun dirawat di ruang


bedah pasca operasi prostatektomi. Hasil pengkajian
pasien mengeluh nyeri ringan dengan skala 3 saat
melakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif. TD:
120/80 mmHg, Nadi: 86x/menit, RR: 20x/menit, Suhu:
36,7oC. Apakah respon perawat yang tepat pada situasi
tersebut?
A.“Saya akan memberi anda obat anti nyeri”
B.“Nyeri berangsur-angsur akan berkurang”
C.“Lakukan latihan napas dalam secara rutin”
D.“Nyeri merupakan hal normal setelah pembedahan”
E. “Dengan menggunakan bantal, lakukan tekanan ringan
di atas insisi”
Jawaban: D
Pembahasan: Pengembangan paru saat latihan napas
dalam dapat menimbulkan distensi pada abdomen
sehingga menimbulkan rangsang nyeri. Perawat perlu
menjelaskan bahwa hal tersebut normal dan menjaga
agar pasien tidak bertambah panik/cemas. Jawaban E
kurang tepat karena dapat menekan area sekitar luka post
op yang dapat menambah sensasi nyeri. Setelah memilih
jawaban D, maka dapat dilakukan pilihan jawaban A dan
C

37. Seorang perempuan berusia 41 tahun datang ke


Poliklinik Onkologi untuk melakukan perawatan luka
post operasi. Pasien mengatakan telah menjalani operasi
pengangkatan payudara kiri pada 1 minggu yang lalu dan
pasien mengatakan penampilannya menjadi berbeda
dengan perempuan pada umumnya, pasien mengatakan
sedih dengan keadaannya sekarang. Pasien terlihat
menyembunyikan bagian tubuhnya yang sudah diangkat.
Apakah peran perawat yang dapat dilakukan dari kasus
di atas?
A.Memberikan informasi kepada pasien untuk menutupi
bagian tubuhnya
B.Memberikan informasi tentang karsinoma mammae
C.Memberikan pasien pemahaman untuk menerima
keadaannya yang sekarang
D.Memberikan informasi tentang tanda-tanda infeksi
luka post operasi
E. Memberikan informasi mengenai cara perawatan luka
dirumah
Jawaban: C
Pembahasan: Perasaan yang timbul karena perbedaan
dengan orang lain akan mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap dirinya. Gangguan citra tubuh adalah
konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik
individu dengan karakteristik gangguan pandangan
tentang tubuh seseorang (misal: penampilan, struktur,
fungsi), gangguan struktur tubuh, persepsi yang
merefleksikan perubahan pandangan tentang penampilan
tubuh seseorang, mengihndari melihat tubuh, dan
menyembunyikan bagian tubuh. Memberikan
pemahaman tentang penerimaan kondisinya saat ini
sangat penting dilakukan perawat untuk meningkatkan
rasa kepercayaan diri yang diharapkan mampu
meningkatkan harga diri seorang pasien terhadap citra
tubuhnya.

38. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit


luka bakar karena mengalami luka bakar akibat tersiram
air panas. Hasil pengkajian menunjukkan adanya luka
bakar pada ekstremitas kiri dan kanan dengan kondisi
luka: jaringan granulasi mulai terbentuk, permukaan luka
tampak kemerahan dan pinggir luka rapi, tidak ada pus
dan tidak terdapat jaringan nekrosis. Apakah fase
penyembuhan luka tersebut?
A.Inflamasi
B.Proliferasi
C.Maturasi
D.Epitelisasi
E. Remodeling
Jawaban: B
Pembahasan: Penyembuhan luka melalui 3 fase antara
lain fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi.
Fase inflamasi ditandai dengan adanya pelepasan platelet
dan vasokonstriksi pembuluh darah yang mengakibatkan
clout, sedangkan fase proliferase ditandai dengan
pertumbuhan aringan fibroblast dan neovaskulerisasi
yang membentuk terjadinya granulasi jaringan serta
terbentuk matriks kolagen yang mengakibatkan kontraksi
luka. Pada fase maturasi ditandai dengan terjadinya
pembentukan epitelisasi dan keratinisasi.

39. Seorang laki – laki berusia 54 tahun dirawat di


Rumah Sakit dengan diagnosa medis dermatitis seboroik.
Pasien mengeluh nyeri pada seluruh tubuh sehingga tidak
bisa tidur nyenyak dengan skala nyeri 5 (rentang 1-10).
Pasien sering bertanya kapan bisa pulang. Hasil
pemeriksaan fisik: TD: 150/100 mmHg, Nadi:
126x/menit, RR: 28x/menit, Suhu: 36,8oC. Pasien
tampak sering menguap, konjungtiva pucat dan tampak
lingkaran hitam disekitar mata. Apakah masalah
keperawatan utama yang muncul pada pasien diatas?
A.Kerusakan integritas kulit
B.Cemas
C.Nyeri akut
D.Kurang pengetahuan
E.Gangguan pola tidur
Jawaban: C
Pembahasan: Dermatitis seboroik adalah penyakit
dermatitis kronik yang ditandai dengan kemerahan dan
sisik yang terjadi pada area dimana aktivitas kelenjar
sebasea paling aktif, seperti wajah dan kulit kepala, area
presternal, dan lipatan tubuh. Dermatitis seboroik tidak
memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pada
umumnya dermatitis seboroik memiliki gejala dimana
pasien mengeluhkan kulit kepala terasa gatal atau seperti
terbakar hingga nyeri dan mengganggu kenyamanan dan
pola tidur. Pada kasus di atas pasien mengeluh nyeri
seluruh tubuh dengan skala 5 hingga tidak bisa tidur
nyenyak, hal ini menunjukkan pasien mengalami nyeri
sedang yang perlu penanganan segera.

40. Seorang laki – laki berusia 54 tahun dirawat di


Rumah Sakit dengan diagnosa medis dermatitis seboroik.
Pasien mengeluh nyeri pada seluruh tubuh sehingga tidak
bisa tidur nyenyak dengan skala nyeri 5 (rentang 1-10).
Hasil pemeriksaan fisik: TD: 150/100 mmHg, Nadi:
126x/menit, RR: 28x/menit, Suhu: 36,8oC. Pasien
tampak sering menguap, konjungtiva pucat dan tampak
lingkaran hitam disekitar mata. Apakah tindakan
keperawatan mandiri yang dilakukan untuk masalah
utama kasus di atas?
A.Ajarkan pasien cara perawatan kulit
B.Sarankan pasien menghindari iritasi dari luar
C.Anjurkan pasien untuk minum susu sebelum tidur
D.Mengajarkan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
E.Atur jadwal aktivitas dan istirahat pasien
Jawaban: D
Pembahasan: Untuk mengatasi nyeri ada beberpa hal
yang dapat dilakukan seperti mengontrol faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (pencahayaan), tingkatkan
tidur/istirahat yang cukup, Ajarkan pasien penggunaan
teknik terapi nonfarmakologis, dan kolaborasi pemberian
terapi analgetik.

41. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di


ruang interna dengan DHF. Hasil pengkajian ditemukan
TD: 100/70 mmHg, Nadi: 86x/menit, RR: 20x/menit,
Suhu: 38,3oC, pasien tampak lemas, terdapat petekie
pada kedua lengan, dan terdapat darah pada saat pasien
menggosok gigi. Hb: 12 mg/dL, Hematokrit: 50%,
Trombosit: 45.000/mm. Apakah masalah keperawatan
utama pada pasien tersebut?
A.Hipertermia
B.Intoleransi aktivitas
C.Resiko perdarahan
D.Kerusakan integritas kulit
E. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
Jawaban: C
Pembahasan: Dengue Haemoragic Fever (DHF)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan
nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik.
Pada demam berdarah dengue terjadi perembesan plasma
yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
Tanda-tanda perdarahan sudah terlihat dengan adanya
petekie namun yang lebih besar harus dicurigai adalah
perdarahan internal pada sistem gastrointestinal
khususnya. Pasien mengalami hal ini karena adanya
penurunan drastis pada unsur pembekuan darah yakni
trombosit maka patut dicurigai karena faktor resiko
untuk itu sudah sangat jelas.

42. Seorang laki-laki 41 tahun dirawat hari ke-8 di


ruang HCU dengan diagnose krisis myastenia gravis.
Dari pengkajian didapatkan data: pasien tampak lemah,
kesadaran composmentis, terpasang trakeostomi
terhubung dengan ventilasi mekanik, luka trakeostomi
dan pita trakeostomi tampak basah dan kotor. Tindakan
keperawatan yang tepat untuk pasien?
A.Melakukan suction melalui trakeostomi
B.Memonitor kesesuaian setting ventilator
C.Melakukan perawatan trakeostomi
D.Melakukan perubahan setting ventilator
E. Kolaborasi pemberian antibiotic
Jawaban: C
Pembahasan: Trakeostomi adalah suatu tindakan
dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke
paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.
Perawatan trakeostomi sangatlah penting apalagi jika
dalam kondisi basah dan kotor, karena sekret dapat
menyumbat dan menimbulkan asfiksia. Oleh karen aitu,
sekret di trakea dan kanul harus sering diisap keluar, dan
kanul dalam dicuci sekurangkurangnya dua kali sehari
lalu segera dimasukkan lagi ke dalam kanul luar. Bila
kanul harus dipasang dalam jangka waktu lama, maka
kanul harus dibersihkan dua minggu sekali. Kain basah
di bawah kanul harus diganti untuk menghindari
timbulnya dermatitis.

43. Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di ruang


penyakit dalam dengan kondisi leukemia. Hasil
pengkajian Hb 6,4 gr/dl dan pasien direncanakan untuk
transfusi darah. Perawat telah memasang jalur intravena
dan memberikan NaCl 0,9% 50 cc, darah yang dilemari
diambil dan dihangatkan. Apakah langkah yang
dilakukan berikutnya oleh perawat?
A.Memasang darah transfusi
B.Menutup klem yang berada di bawah kantong normal
saline
C.Mengobservasi pasien
D.Mendokumentasikan data yang relevan
E. Mengecek label darah dan mencocokkannya
Jawaban: E
Pembahasan: Keamanan sangat penting dalam
pemberian produk darah atau lainnya. Hal yang tidak
boleh dilupakan dalam prosedur ini adalah mencocokkan
label darah dengan apa yang telah diorderkan. Produk
yang keliru akan menimbulkan respon alergi atau
anafilaktif dan akan sangat berbahaya bagi pasien bahkan
dapat menimbulkan kematian

44. Seorang perempuan berusia 65 tahun sudah


dijadwalkan 3 hari lagi untuk menjalani pembedahan
lensa matanya yang kedua kali. Pasien dirawat di ruang
perawatan kelas 3 bersama 5 pasien lainnya. Pasien
berbagi fasilitas bersama dengan pasien lainnya. Pasien
harus berjalan sekitar 10 meter untuk ke kamar mandi.
Apa tujuan perawatan prioritas pada kasus tersebut?
A.Cemas akibat bedah tidak terjadi
B.Pasien tidak mengalami jatuh
C.Kemampuan gerak terjaga
D.Kebutuhan informasi terpenuhi
E. Kebutuhan kebersihan diri terpenuhi
Jawaban: B
Pembahasan: Risiko jatuh didefinisikan sebagai rentan
terhadap peningkatan resiko jatuh, yang dapat
menyebabkan bahaya fisik dan gangguan kesehatan,
dengan beberapa faktor resikonya adalah usia ≥65 tahun,
lingkungan yang tidak terorganisasi, kurang
pencahayaan, gangguan visual, penggunaan alat bantu
jalan, dsb.

45. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke


poliklinik dengan keluhan penurunan pendengaran pada
telinga kanan sejak 6 bulan yang lalu, sering pusing
seperti berputar. Perawat sedang melakukan pemeriksaan
dengan membandingkan konduksi getaran garputala
melalui tulang mastoid pasien dengan perawat. Apakah
jenis pemeriksaan pada kasus tersebut?
A.Rinne
B.Weber
C.Audiometri
D.Schwabach
E. Tympanometri
Jawaban: D
Pembahasan: Pemeriksaan pendengaran dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kualitas pendengaran
secara lebih teliti. Pemeriksaan dengan garpu tala dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu pemeriksaan Rinne,
Weber, Schwabach . Tes Rinne untuk membandingkan
hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada
telinga yang diperiksa. Tes Weber tes pendengaran untuk
membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan
telinga kanan. Tes Schwabach : tes untuk
membandingkan hantaran tulang mastoid diperiksa
dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.

46. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD


RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil
pemeriksaan: TD 150 mmHg, RR 27 x/menit, Nadi 102
x/menit, Suhu 37,50C. Pasien didiagnosis mengalami
cedera kepala dengan luka terbuka pada pelipis kanan.
Saat dilakukan pengkajian tingkat kesadaran, pasien
membuka mata setelah diberikan rangsangan suara,
pasien mengatakan “sakit” dan “aduh” saat ditanya
perawat, dan saat diberi rangsangan nyeri terjadi fleksi
abnormal. Berapakah nilai GCS (Glasgow Coma Scale)
pada pasien di atas?
A.E2V3M4
B.E4V3M3
C.E3V2M4
D.E3V3M3
E. E3V2M2
Jawaban: D
Pembahasan: GCS (Glasgow Coma Scale) digunakan
untuk menilai tingkat kesadaran pasien dari berat
ringannya cedera kepala, yang terdiri dari eye, verbal dan
motorik. (CKR: GCS 15-14, CKS: GCS 9-13, CKB:
GCS 8-3)
47. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD
setalah mengalami kecelakaan. Hasil pengkajian: pasien
tampak sesak, ekspansi dada tidak simetris, tampak
adanya luka terbuka pada dada sebelah kanan, terdengar
suara sucking chest wound pada luka terbuka. TTV: TD
90/60 mmHg, Nadi 108 x/menit, RR 27 x/menit, Suhu
370C. Saat ini pasien sudah terpasang oksigen. Apakah
tindakan keperawatan selanjutnya yang harus dilakukan
perawat pada pasien tersebut?
A.Monitor tanda-tanda vital
B.Lakukan resusitasi cairan
C.Imobilisasi pasien
D.Ajarkan pasien latihan napas dalam
E. Lakukan tindakan penutupan luka terbuka dengan kasa
3 sisi kedap udara
Jawaban: E
Pembahasan: Pada kasus di atas pasien mengalami open
pneumothorak, dimana merupakan trauma pada torak
yang disebabkan adanya luka pada dinding dada yang
dapat disebabkan oleh trauma tusuk sehingga ada
hubungan udara luar dengan rongga pleura, sehingga
paru menjadi kuncup. Ciri khas pada open peumothroka
adalah adanya suara sucking chest wound yang terdengar
seperti suara menghisap pada setiap inspirasi, didukung
dengan pasien sesak, ekspansi dada tidak simetris,
adanya luka tembus/terbuka pada thorak. Tindakan awal
pada open penumothorak setelah pemerian oksigen
adalah menutup luka dengan kasa 3 sisi yang kedap
udara sehingga akan menutup luka dan mencegah
kebocoran udara dari dalam. Kemudian kolaborasi
dengan dokter untuk tindakan pemasangan chest tube.

48. Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa ke UGD


setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat
pengkajian tampak adanya fraktur tertutup pada femur
dextra, perdarahan masif. TTV: TD 90/60 mmHg, Nadi
110 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 37,50C. Apakah
tindakan keperawatan yang harus segera dilakukan pada
pasien tersebut?
A.Pasang kateter
B.Berikan oksigen
C.Pasang bidai
D.Lakukan balut tekan
E. Pasang IV line
Jawaban: D
Pembahasan: Pada pasien dengan fraktur femur sangat
rentan mengalami perdarahan dan terjadinya syok. Syok
terjadi akibat gangguan perfusi jaringan terhadap
oksigen, dengan gejala: pucat, penurunan kesadaran
hingga tidak sadar, takikardia dan lemah, akral dingin,
takipnea, dan penurunan tekanan darah. Pada femur
terdapat pembuluh darah yang besar sehingga rawan
terjadi perdarahan sehingga tindakan pertama pada
fraktur femur dengan perdarahan masif adalah balut
tekan, imobilisasi, kemudian resusitasi cairan.

49. Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa ke RS


dengan keluhan nyeri pada punggung dan kaki tidak bisa
digerakkan setelah jatuh dari pohon kelapa, dan tampak
luka terbuka pada dahi. Hasil pemeriksaan menunjukkan
pasien mengalami trauma medula spinalis. Perawat akan
melakukan pemasangan infus pada tangan kiri pasien,
perawat sudah menjelaskan prosedur kepada pasien dan
telah menyiapkan alat, serta torniket sudah terpasang.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan
perawat?
A.Lakukan swab alcohol
B.Mengambil abocath
C.Menyiapkan fiksasi
D.Melakukan penusukan vena dengan abocath
E. Memasang perlak
Jawaban: A
Pembahasan: Pada kasus di atas, prosedur yang akan
perawat lakukan adalah melakukan pemasangan infus.
Tujuan dari pemasangan infus adalah untuk membantu
memenuhi kebutuhan cairan, dan pemberian obat.
Perawat telah menyiapkan peralatan pemasangan infus,
menjelaskan prosedur, menentukan letak iv site, dan
memasang torniket, sehingga tindakan selanjutnya adalah
melakulan swab alkohol (untuk mencegah terjadinya
kontaminasi pada area penusukan iv line) dan
selanjutnya baru melakukan penusukan pada vena
menggunakan abocath secara perlahan.

50. Seorang perawat bertugas di UGD suatu RS, saat


sedang berjaga tiba-tiba datng 4 orang pasien secara
bersamaan dengan kondisi: Pasien A perempuan berusia
45 tahun dengan keluhan muntah dan pusing riwayat ca
mamae, Pasien B laki-laki berusia 30 tahun mengeluh
demam sejak 3 hari yang lalu, Pasien C perempuan 20
tahun dengan luka lecet pada pipi dan pasien D laki-laki
28 tahun yang tidak berespon terhadap nyeri. Manakah
pasien yang harus mendapatkan prioritas segera?
A.Pasien A
B.Pasien B
C.Pasien C
D.Pasien D
E. Pasien A dan D
Jawaban: D
Pembahasan: Triase merupakan suatu metode
pemilahan pasien berdasarkan tingkat keparahan
penyakit sehingga pasien dapat tertangani sesuai
prioritas. Pasien dapat dikelompokkan menjadi: merah
(gangguan pada ABCD/gawat darurat), kuning (tidak
gawat tetapi darurat, gangguan salah satu dari ABCD,
dan jika dibiarkan akan menyebabkan kecacatan), hijau
(tidak gawat tidak darurat, pasien sadar tidak sertai
gangguan ABCD), dan hitam (meninggal dunia). Pasien
A perempuan berusia 45 tahun dengan keluhan muntah
dan pusing riwayat ca mamae (kuning), Pasien B laki-
laki berusia 30 tahun mengeluh demam sejak 3 hari yang
lalu (hijau) Pasien C perempuan 20 tahun dengan luka
lecet pada pipi (hijau) dan pasien D laki-laki 28 tahun
yang tidak berespon terhadap nyeri (merah:
mengindikasikan adanya gangguan ABCD), sehingga
jawaban yang tepat adalah D.

Anda mungkin juga menyukai