Anda di halaman 1dari 13

MEKANIKA TANAH

BAB III
California Bearing Ratio
(CBR)

3.1 Tujuan Percobaan


Perkerasan ini dilakukan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan
campurkan tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. CBR
adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu beban terhadap bahan standar dengan
kedalaman penetrasi yang sama.

3.2 Landasan Teori

Cara CBR ini dikembangkan oleh (California State Highway Depertemen) sebagai cara
untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (Subgrade). Kemudian cara ini dipakai dan
digunakan lebih lanjut oleh badan-badan lain terutama oleh U.S Armi Corps Of Engineering.

Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi (disebut percobaan CBR) dipergunakan untuk
menilai kekuatan tanah dasar atau bahan yang hendak dipakai untuk pembuatan perkerasan.
Nilai CBR yang diperlukan diatas lapisan yang nilai CBRnya ditentukan. Jadi dianggap
bahwa diatas suatu bahan dengan nilai CBR ditentukan perkerasan tidak boleh kurang dari
satu angka tertentu. Untuk mendapatkan tabel perkerasan dari nilai CBR digunakan grafik
yang dikembangkan untuk berbagai muatan roda kendaraan dan intensitas lalu lintas.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

Gambar 3.1 Grafik Muatan Roda dan Intensitas Lalu Lintas Tertentu.

Terlihat disini bahwa bentuk grafik ini memdekati bentuk grafik tegangan vertical
maupun tegangan geser. Grafik tabel perkerasan terhadap nilai CBR telah dikeluarkan oleh
berbagai macam badan dan instansi pemerintahan dari beberapa Negara. Semua grafik ini
mempunyai bentuk yang kurang lebih sama dan menghasilkan tabel perkerasan yang tidak
hanya berbada tetapi cara memperhitungkan muatan roda serta intensitas lalu lintas agak
berlainan. Grafik CBR dimasukkan pada gambar CBR 1 adalah diambil dari grafik-grafik CBR
menurut “Asphalt Handbook 1960” pengeluaran “the asplat institute”. Grafik dari buku ini
diberikan secara lengkap pada gambar CBR 3.1 Skala yang digunakan adalah skala logaritma.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

Gambar 3.2 Penentuan Tebal Perkerasan dari nilai CBR.


Skala Yang Digunakan adalah Skala Logaritma.

Alat serta cara melakukan percobaan CBR dapat dilihat pada gambar CBR 3.3. Dengan
menggunakan dongkrak mekanis sebuah piston penetrasi ditekan supaya masuk tanah dengan
kecepatan 0,05 inci per menit . Luas piston tersebut adalah 3 inci persegi. Untuk menentukan
beban yang bekerja pada piston ini dipakai sebuah “proving ring” yang terpasang antara
piston dan dongkrak.

Gambar 3.3 Alat CBR di Laboraturium

Pada nilai tertentu, beban yang bekerja pada piston tercatat sehingga kemudian dapat
dibuat grafik beban penetrasi. Contoh grafik macam ini dapat dilihat gambar CBR 3.4.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

Harga CBR dihitung pada harga penetrasi 0,1 sampai 0 inchi dengan cara membagi
beban pada penetrasi ini masing-masing dengan beban 3000 dan 4500 pound. Beban ini
adalah beban standar yang diperoleh dari percobaan terhadap macam batu pecah (Standart
material) yang dianggap mempunyai CBR – 100%. Jadi harga CBR adalah harga
perbandingan antara kekuatan tanah yang bersangkutan dengan kekuatan beban agregat yang
dianggap standar.

Gambar 3.4 Grafik Perbandingan Antara Beban dan Penetrasi

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

Percobaan CBR dapat dilakukan pada contoh tanah asli (undisturbed samples), ataupun
pada contoh yang dipadatkan (Compacted Samples). Percobaan ini juga dapat dilakukan
dilapangan. Pada tanah yang mau diuji contoh tanah yang biasanya dipakai sama seperti pada
percobaan pemadatan cara memadatkan tanah yang juga sama, yaitu dengan cara memukul
dengan menggunakan alat pukul dan jumlah lapisan yang sama. Karena luasan cetakan CBR
lebih besar dari pada cetakan pemadatan maka banyaknya pukulan baru ditambah untuk
mendapatkan daya pemadatan yang sama yaitu :

6 2
Banyaknya pukulan pada contoh CBR = ()
4
x 25 = 56

Diameter Cetakan CBR = 6 inchi


Diameter Cetakan Pemadatan = 4 inchi
Penentuan design CBR dari tanah yang dipadatkan :

Pada penetuan jalan baru tanah dasar (subgrade) yang dipadatkan sebaik – baiknya,
untuk menjadi lebih kuat dan untuk menjamin supaya kekuatannya cukup seragam. Apabila
tanah galian setempat tanahnya kurang baik maka tanah tersebut mugkin dapat diganti dengan
tanah yang lain yang sifatnya lebih baik untuk tanah dasar. Pemadatan tanah dasar ini sangat
dilakukan dengan teratur, yaitu kadar air harus dipertahankan antara batas-batas tertentu
(dekat pada kadar air optimum) dan kepadatan harus sedemikian sehingga isi berat keringnya
tidak kurang dari satu angka tertentu, batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat
ditentukan dari hasil percobaan laboratorium yaitu percobaan pamadatan dan CBR.

Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya, makin tinggi kadar
airnya semakin kecil kekuatan atau nilai CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian hal ini
tidak terlalu berarti bahwa nilai sebaiknya tanah dasar dipadatkan dengan kadar air rendah
supaya mendapatkan nilai CBR yang tinggi. Setelah pembuatan jalan muka air akan dapat
meresap kedalam tanah dasar (dari bawah, pinggir, dan dari atas) sehingga kekuatan CBRnya
turun sampai kadar airnya mencapai nilai konstan. Kadar air konstan ini disebut kadar air
keseimbangan.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

Untuk memperhitungkan penurunan kadar air terhadap kekuatan tanah, maka untuk
contoh percobaan CBR sering direndam didalam air selama 4 hari sebelum dilakukan
percobaan CBR. Selama perendaman ini, percobaan ini dilakukan seperti biasa dengan beban
tetap diatasnya. Nilai CBR yang diperoleh dengan cara ini disebut (Soaked CBR) disini
diperlihatkan hasil percobaan CBR yang dilakukan pada sejumlah contoh yang dipadatkan
dengan kadar air yang berlainan. Daya pemadatan yang dipakai adalah modified, percobaan
CBR dilakukan terlebih dahulu secara langsung kemudian dengan cara yang sama diulangi
tetapi sebelum percobaan contoh direndam selama 4 hari. Pada bagian atas dari gambar CBR
3.4 dapat dilihat grafik pemadatan dari contoh-contoh tersebut, sedangkan pada bagian bawah
dilihat hasil percobaan CBR.
Terlihat disini bahwa contoh yang tidak direndam, nilai CBRnya sangat tinggi pada
kadar air rendah dan makin tinggi kadar air maka semakin kecil nilai CBRnya. Sedangkan
dengan contoh yang direndam nilai CBR adalah rendah pada kadar air rendah, dan makin
bertambah kadar air maka semakin besar nilai CBR sampai mencapai puncak berdekatan
dengan kadar air optimum, setelah puncak ini maka nilai CBR turun lagi.
Dari hasil-hasil ini bahwa untuk memperkecil pengaruh air terhadap kekuatan tanah
maka sebaiknya tanah dipadatkan pada kadar air yang berdekatan dengan kadar air optimum,
jelas juga dari gambar CBR 3.4, bahwa pengaruh perendaman adalah paling besar terhadap
contoh yang dipadatkan dengan kadar air lebih kurang dari pada optimum. Dalam keadaan
kering banyak air yang akan meresap kedalam tanah sehingga menjadi lunak.
Untuk perencanaan jalan baru, tebal perkerasan biasanya ditentukan nilai CBR dari
tanah dasar yang dipadatkan. Nilai CBR yang dipergunakan untuk perencanaan ini
disebut“design CBR”. Ini harus ditentukan dengan perhitungan dua faktor, yaitu :

a. Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan.
b. Percobaan pada kadar air yang mungkin akan terjadi setelah perkerasan selesai dibuat.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

3.3. Alat dan Bahan Yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan pada pengujian CBR dilaboratorium ini adalah :
1) Mesin Penetrasi (leading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton (100.000 lb)
dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,25 mm/menit
2) Cetakan logam berbentuk silinder dengan dalam 152,4 ± 0,6608 mm dengan tinggi 177,8 ±
0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambungan dengan tinggi 50,8 mm dan
tebal 9,53 mm dan diameter lubang tidak boleh kurang dari 1,59 mm.
3) Piringan pemisah dari logam (Speaer disk) dengan diameter 150,8 dan tebal 61,4 mm.
4) Alat penumbuk dengan metode yang sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan.
5) Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keeping pengembangan yang
berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripot logam dan arloji penunjuk.
6) Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah berdiameter
54,0 mm.
7) Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm luas 1935 mm2 dan panjang tidak kurang
dari 101,6 mm.
8) Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi, peralatan lain seperti talam
alat perata sampai tempat untuk merendam.

3.4 Benda Uji

Ambil tanah yang akan diuji ± 3 gr dan disaring sesuai dengan pemeriksaan pemadatan
tanah, dan tambahkan air sampai diperoleh kadar air yang diinginkan, biasanya dipakai kadar
air optimum, kemudian padatkan tanah tersebut sesuai dengan cara pemadatan tanah.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

3.5 Prosedur Kerja

1) Letakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat 4,5 kg atau sesuai dengan
perkerasan.
2) Untuk benda uji yang direndam, beban harus sama dengan beban yang digunakan pada saat
perendaman. Letakkan pertama beban seberat 2,25 kg untuk mencegah mengembangnya
kepingan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang
setelah torak disentuh pada permukaan benda uji.
3) Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga beban arloji
menunjukkan beban permulaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini dimaksudkan
untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji.
Kemudian arloji penunjuk penetrasi di kalibrasi.
4) Berikan Pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan
penetrasi mendekati kecepatan 1,27 mm/menit. Catat pembebanan pada penetrasi 63,5 mm,
127 mm, 190,5 mm, 254 mm, 381 mm, 508 mm, 762 mm, 1016 mm, 1270 mm.
5) Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum sebelum 12,50 mm.
6) Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar airnya dari seluruh kedalaman bila
diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar sekurang kurangnya 100
gr untuk tanah berbutir halus dan sekurang-kurangnya 500 gr untuk tanah berbutir kasar.

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

3.7 Gambar Alat Percobaan

a) b)

c)

d)

Alat Percobaan CBR

a). Alat CBR di Laboratorium

b). Timbangan Digital


e)
c). Oven

d). Proving Ring

e). Neraca

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

3.6 Kesimpulan dan Saran

3.6.1 Kesimpulan

CBR (California Bearing ratio) adalah salah satu metode untuk menentukan
kepadatan tanah / jalan yang akan dipadatkan untuk jalan raya. CBR di pengaruhi oleh
kadar air dan berat isi kering dari sampel tanah tersebut. CBR bertambah apabila kadar
airnya bertambah sampai batas optimumnya dan akan turun kembali apabila kadar
airnya sudah melampui kadar airbatas maksimumnya.

Dari hasil percobaan di laboratorium maka diperoleh nilai CBR sebagai berikut:

Pada penetrasi 0,1 inchi (atas) = 10,29 %

Pada penetrasi 0,2 inchi (atas) = 11,66 %

Maka dalam hal ini jenis material tanah tersebut dalam material Sub Grade.

3.6.2 Saran

Dalam melakukan percobaan CBR sebaiknya diperhatikan kecepatan dan


ketepatan antara waktu dan penetrasinya karena akan sangat mempengaruhi hasil
perhitungan serta grafik.

Tabel 3.1 Perkerasan Lentur Jalan Raya


REIN JAUHARI / F 210 16 068
MEKANIKA TANAH

MATERIAL NILAI CBR (%)

Sub Grade 6 – 19

Sub Base 20– 50

Base Course > 50


Sumber: http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/pdf

REIN JAUHARI / F 210 16 068


MEKANIKA TANAH

REIN JAUHARI / F 210 16 068

Anda mungkin juga menyukai