Anda di halaman 1dari 11

BAB V

C
MINOR LOSSES AKIBAT KONTRAKSI
I

5.1 Tujuan Percobaan V

Menentukan besarnya kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba.


I
5.2 Alat-alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan
L
5.2.1 Alat-Alat Percobaan
1. Satu set alat kehilangan tinggi tekan
E
2. Stopwatch
3. Manometer H20 dan air raksa (Hg) N

4. Bangku kerja hidrolik G


5. Flow meter
I
5.2.2 Gambar Alat Percobaan
N

Gambar 5.2 Satu set alat kehilangan tinggi tekan.


( Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika Fatek Untad 2018 )
M M
a
C
a
n n
o o I
m
e
m
t e V
e t
r e
r I
A
i A L
r i
r
R
a E
k Minor Losses H
s 2
a
- Kontraksi o N

H
g G

Gambar 5.1 Sketsa Alat Kehilangan Tinggi Tekan. N


Sumber : http://www.batan.go.id/ensiklopedi/02/01/01/05/02-01-01-05.html
E
Keterangan Gambar Untuk Minor Losses Akibat Kontraksi.
E
= Bagian yang ditinjau (Minor Losses Akibat Kontraksi)
R
= Arah Aliran Air
I
1 = Pipa diameter 10 mm.
2 = Pipa diameter 13 mm. N

3 = Pipa diameter 18 mm. G


4 = Pipa diameter 17 mm.
5 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Konstraksi.
6 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Ekspansi.
7 = Pipa percobaan Minor Losses Ball Valve.
8 = Pipa percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
9 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
 10 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Gate Valve.
 11 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Ball Gate Valve.
 12 = Pipa untuk percobaan Minor Losses parallel.
 14 = Pipa percobaan Minor Losses Belokan 90o.
 15 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 90o.
C
 16 = Colokan untuk selang penghitung kehilangan tinggi tekan.
I
 17 = Pipa percobaan Venturi Meter.
 18 = Pipa penghubung. V

 19 = Contoh potongan kecil dari pipa – pipa yang digunakan. I


 20 = Manometer Air Raksa (Hg).
L
 21 = Manometer Air (H2O).
 22 = Bak penampung air. E
 23 = Bangku Kerja Hidrolik.
N
 24 = Pompa Air.
G
 25 = Skala perhitungan maksimum flowmeter.
 26 = Tombol On/Off. I

 29 = Kran selang Kehilangan Tinggi Tekan. N

 V2 – V6 = kran pengatur bukaan debit.


E

Gambar 5.3 Stopwatch Gambar 5.4 Flowmetrik

( Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika Fatek Untad 2018 )


C

Gambar 5.5 Manometer H2O dan Air Raksa (Hg) N

E
( Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika Fatek Untad 2018 )
E

Gambar 5.6 Bangku Kerja Hidrolik

( Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika Fatek Untad 2018 )


5.3 Dasar Teori
C
5.3.1 Hukum Bernoulli
I
Fluida yang mengalir memiliki energi seperti energi kinetik (kinetic
energy), energi potensial (potential energy) dan energi akibat tekanan V

(pressure energy). Untuk suatu aliran pipa dengan kecepatan rata – rata
I
(v) dan luas penampang pipa (A) maka total massa aliran yang melewati
L
penampang untuk tiap satuan waktu adalah :

m = 𝜌.v.A ....(5.1) E

2
v1 I

2g N
2
v2
2g E

Gambar 5.7 Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Kontraksi Tiba-Tiba

Sumber : http://dedeirawan37.blogspot.co.id/head-losses.html

Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan2 :

P1 v12 h2 P2 v22
h1 + + = + + hc
γ 2g + γ 2g ...(5.2)
Bila pipa diletakkan horizontal h1 = h2 maka :
C

P1 v12 P2 v22
I
+ = + + hc
γ 2g γ 2g ....(5.3) V

P1 v12 P2 v22 I
+ = + + hc
γ 2g γ 2g L
....(5.4)

Secara teoritis, kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba dinyatakan E


dalam bentuk :
N
2
V2
Hc = Kc ....(5.5)
2.g G
Dimana Kc adalah koefisien kontraksi, yang mana nilainya tergantung pada
I
perbandingan D2/D1.
N

Tabel 5.1 Nilai koefisien Kc untuk Kontraksi Tiba-tiba E

v2 Perbandingan diameter pipa kecil terhadap pipa besar, D2/D1 E

R
(m/det) 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
I
1 0,49 0,49 0,48 0,45 0,42 0,38 0,28 0,18 0,07 0 ,03
N
2 0,48 0,48 0,47 0,44 0,41 0,37 0,28 0,18 0,09 0,04
G

3 0,47 0,46 0,45 0,43 0,40 0,36 0,28 0,18 0,10 0,04

6 0,44 0,43 0,42 0,40 0,37 0,33 0,27 0,19 0,11 0,05

12 0,38 0,36 0,35 0,33 0,31 0,29 0,25 0,20 0,13 0,06

Sumber : Buku Penuntun Hidrolika


5.3.2 Persamaan Kontinuitas
C
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan
I
kecepatan fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum
menurunkan hubungan, Anda harus memahami beberapa istilah dalam V

aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai jalur aliran
I
fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis
L
memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak
berpotongan satu sama lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis
E
aliran.
Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar melalui mulut N

tabung. Untuk itu, semua fluida tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung G
karena dapat menyebabkan persimpangan/perpotongan garis-garis aliran.
I
Hal ini akan menyebabkan aliran tidak tunak lagi.
N

E
....(5.6)
R

Persamaan di atas adalah persamaan kontinuitas. Karena sifat I


fluida yang inkonpresibel atau massa jenisnya tetap, maka persamaa itu
N
menjadi:
A1.v1 = A2.v2 ....(5.7) G

Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang


dan kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang tabung aliran adalah
konstan. Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan fluida
berkurang ketika melalui pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa
sempit. Karena itulah ketika kita sedang berperahu disebuah aliran
sungai, perahu akan melaju semakin cepat ketika celah hujan semakin
menyempit.
5.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan
C

5.4.1 Prosedur Percobaan I


1. Menutup V1,10, V4 di pipa 3 dan 7 di pipa 4
V
2. Membuka V2 kemudian buka pula V4 di pipa 2
3. Mengontrol debit aliran dengan V6 dan V5 ( tutup V6 ) I

4. Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan L


manometer dengan pipa test untuk memperoleh pembacaan pada
pipa 2 E

5. Mengulangi minimal 5 kali dengan selisih debit yang hampir sama N


6. Mengukur diameter masing-masing pipa.
G
5.4.2 Prosedur Perhitungan
I
1. Menghitung waktu rata-rata (t)
𝑡1 +𝑡2 +𝑡3 N
𝑡̅ = 3
E
2. Menentukan volume (V)
3. Menghitung debit (Q) E
𝑉
𝑄= R
𝑡̅

4. Menentukan kecepatan (v) I


𝑄
𝑣=𝐴 N
5. Menghitung perbedaan kehilangan tinggi tekan (Δh)
G
𝑃1 − 𝑃2
∆ℎ =
𝛾
6. Menghitung head loss ukur (hcukur)
P1 P2
hB = 
 
7. Menghitung head loss hitung (hchitung)
V2 2
Hc = Kc
2.g
5.8 Analisa Grafik
C
a. Grafik Hubungan antara Q VS hc ukur :
I
 Grafik Hubungan antara Q versus hc ukur diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2 dan 5 serta mengabaikan titik 3 dan titik 4 V

 Grafik hubungan antara Q versus hc ukur berbentuk kurva terbuka ke I


atas.
L
 Grafik hubungan antara Q versus hc ukur adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai hc ukur.
E

b. Grafik hubungan antara Q VS hc hitung : N


 Grafik Hubungan antara Q versus hc hitung diperoleh dengan cara
G
menghubungkan titik 1, 4 dan 5 serta meregresi titik 2 dan 3.
I
 Grafik hubungan antara Q versus hc hitung berbentuk kurva terbuka
ke bawah. N

 Grafik hubungan antara Q versus hc hitung adalah berbanding lurus, E


artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai hc
E
hitung.
R

G
5.9 Kesimpulan dan Saran
C
5.9.1 Kesimpulan
I
1. Dari percobaan ini menunjukkan besarnya debit (Q) berbanding
lurus dengan kehilangan tinggi tekan (hc ukur) yaitu semakin besar V

nilai debit (Q) maka semakin besar pula nilai kehilangan tinggi
I
tekan (hc ukur). Yaitu nilai debit (Q) = 0.000055 – 0.000109 dan
L
nilai kehilangan tinggi tekan (hc ukur) = 0.2051 – 1.0944 m.
Besarnya kehilangan tinggi tekan dipengaruhi oleh :
E
 Kecepatan.
Kehilangan tinggi tekan dengan kecepatan berbanding lurus N

dimana semakin cepat fluida yang melewati pipa maka semakin G


tinggi kehilangan tinggi tekan yang terjadi. Yaitu nilai V1 =
I
0,2179 – 0,4281 dan V2 = 1,2551 – 2,4656 m2/det.
N
 Besarnya debit aliran.
Debit aliran berbanding lurus dengan kecepatan semakin tinggi E

debit maka semakin tinggi pula kecepatan. E


 Waktu yang dibutuhkan.
R
Waktu berbanding terbalik dengan debit aliran semakin lama
I
waktu yang dibutuhkan maka semakin rendah debit yang
mengalir. N

 Diameter pipa yang dilalui.


G
Diameter pipa berbanding terbalik dengan kecepatan dimana
semakin besar diameter maka semakin rendah kecepatan.

2. Dari hasil percobaan, hc ukur memiliki nilai yang sangat jauh dengan
hc hitung yaitu untuk hc ukur berkisar antara 0.2051 – 1.0944 dan
untuk hc hitung berkisar antara 0,0330 – 0,1235 m.
5.9.2 Saran
C

1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat dikalibrasi terlebih I


dahulu dengan mengeluarkan gelembung udara pada pipa.
V
2. Pada saat pengukuran waktu dengan stopwatch harus dilakukan
I
dengan secermat mungkin agar diperoleh data yang lebih akurat.
L
3. Alat praktek di laboratorium agar lebih dipelihara dan dirawat dengan
baik serta perlu adanya perbaikan pada alat yang sudah kurang E

fungsional.
N

4. Dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam praktikum agar tidak G


terjadi kekeliruan
I

5. Sebaiknya alat diperbaharui dengan yang baru agar praktikan tidak N


mengalami kesulitan ketika praktikum
E

Anda mungkin juga menyukai