Tadulako,FakultasTeknik Sipil
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas,
median, dan bahu
jalan.
Jalur adalah suatu bagian pada lajur lalu lintas yang ditempuh oleh
kendaraan bermotor (beroda 4 atau lebih) dalam satu jurusan.
Jalur Lalu lintas adalah bagian daerah manfaat jalan yang direncanakan
khusus untuk lintasan kendaraan bermotor (beroda 4 atau lebih).
KAJI adakah singkatan dari Kapasitas Jalan Indonesia.
Kapasitas Jalan adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat
dipertahankan pada suatu bagian jalan pada kondisi tertentu, dinyatakan
dalam satuan mobil penumpang per jam.
Kecepatan Rencana (VR) adalah kecepatan maksimum yang aman dan
dapat dipertahankan di sepanjang bagian tertentu pada jalan raya tersebut
jika kondisi yang beragam tersebut menguntungkan dan terjaga oleh
keistimewaan perencanaan jalan.
Lajur adalah bagian pada jalur lalu lintas yang ditempuh oleh satu
kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih, dalam satu jurusan.
Lajur Pendakian adalah lajur tambahan pada bagian jalan yang
mempunyai kelandaian dan panjang tertentu untuk menampung
kendaraan dengan kecepatan rendah terutama kendaraan berat.
Mobil Penumpang adalah kendaraan beroda 4 jenis sedan atau van yang
berfungsi sebagai alat angkut penumpang dengan kapasitas tempat duduk
4 sampai 6.
Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah jumlah mobil penumpang
yang digantikan tempatnya oleh kendaraan jenis lain dalam kondisi jalan,
lalu lintas dan pengawasan yang berlaku.
Strip Tepian adalah bagian datar median, yang perkerasannya dipasang
dengan cara yang sama seperti pada jalur lalu lintas dan diadakan untuk
menjamin ruang bebas samping pada jalur.
Tingkat Arus Pelayanan (TAP) adalah kecepatan arus maksimum yang
layak diperkirakan bagi arus kendaraan yang melintasi suatu titik atau
ruas yang seragam pada suatu jalur atau daerah manfaat jalan selama
jangka waktu yang ditetapkan dalam kondisi daerah manfaat jalan, lalu
lintas, pengawasan, dan lingkungan yang berlaku dinyatakan dalam
banyaknya kendaraan per jam.
Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas per
jam pada jam sibuk tahun rencana, dinyatakan dalam satuan SMP/jam,
dihitung dari perkalian VLHR dengan faktor K.
Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) adalah volume total
yang melintasi suatu titik atau ruas pada fasilitas jalan untuk kedua
jurusan, selama satu tahun dibagi oleh jumlah hari dalam satu tahun.
Volume Lalu lintas Harian Rencana (VLHR) adalah taksiran atau
prakiraan volume lalu lintas harian untuk masa yang akan datang pada
bagian jalan tertentu
BAB II
KRITERIA PERENCANAAN GEOMETRIK ANTAR KOTA
di mana :
K (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk, dan
F (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas
Perseperempat jam dalam satu jam.
VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu
lintas lainnya yang diperlukan.
Tabel 2.5 menyajikan faktor-K dan faktor-F yang sesuai dengan VLHR-
nya.
Tabel 2.5. Penentuan faktor K dan faktor F berdasarkan volume lalu lintas
harian
di mana :
VR = kecepatan rencana (km/jam)
T= waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,35-
0,55.
disederhanakan menjadi:
dimana
korelasi
28,65. Jh
E= RI . [ 1 – Cos ]
RI
KONDISI Jh > Lt
28,65. Jh Jh - L t 28,65. Jh
I
E= R . [ 1 – Cos ]+[ . Sin ]
I
R I 2 R
Dimana:
• R = Jari-jari tikungan (m)
• RI = Jari-jari sumbu lajur dalam (m)
• JH = Jarak pandang henti (m)
• LT = Panjang tikungan (m)
Tabel 2.3.1 Nilai E untuk Jh < Lt (meter)
BAB III
(Km/Jam) (m)
200 1500
100 1000
80 700
60 300
40 130
…….….. (3.2)
…………….….. (3.3)
………………………………………………….. (3.4)
Syarat pemakaian :
R > 110
c. Ac > 0
d. Lc > 20 cm
Derajat Kelengkungan
Adalah sudut yang dibemtuk oleh ujung lingkarang dengan jari-jari R (m)
yang menghasilkan panjang busur sebesar 25 m.
25 r
…………(3.5)
….. ………………………………..(3.6)
……………………………………. (3.7)
Sudut pusat busur lingkaran = dan sudut spiral = , jika besarnya sudut
…..…..….. (3.8)
…..…..….. (3.9)
…..…..…..(3.11)
Syarat pemakaian :
( Ls Min < dan L < 2Ts) ; (AC > 0 dan Lc > 20)
Ls = θs . R … [ 3.12 ]
28,648
Ls = (R + P) tan ½ ∆ + k … [ 3.13 ]
Es = ( R + P ) – R … [ 3.14 ]
Cos ½ ∆
L = 2 Ls … [ 3.15 ]
(harga R = P* > Ls) dan ( K = K* . Ls )
Syarat pemakaian :
3.1.2 Trase
Penentuan route / trase jalan adalah penentuan koridor terbaik antara dua
buah titik yang harus dihubungkan
Koridor adalah bidang memanjang yang menghubungkan dua titik
Trase adalah seri dari garis – garis lurus yang merupakan rencana dari
sumbu jalan
di mana :
Rmin = Jari jari tikungan minimum (m),
VR = Kecepatan Rencana (km/j),
emax = Superelevasi maximum (%),
F = Koefisien gesek, untuk perkerasan aspal f=0,14-0,24
Rumus umum:
dimana:
b’ = 2,40 R 2
R2 2 p2
Td = R2 (2 P ) R
Z = 0,105
R
dimana:
bagian lengkung vertikal. Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai
vertikal dapat berupa landai positif (tanjakan), landai negatif (turunan) dan
landai nol (datar). Sedangkan untuk bagian lengkung vertikal, dapat berupa :
….. (3.20)
(b) jika jarak pandang henti lebih besar dari panjang lengkung vertikal
cekung,
panjangnya ditetapkan dengan rumus:
….. (3.21)
Panjang minimum lengkung vertikal ditentukan dengan rumus:
….. (3.22)
….. (3.23)
di mana :
L = Panjang lengkung 41ertical (m),
A = Perbedaan grade (m),
Jh = Jarak pandangan henti (m),
Y = Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada tinggi obyek 10
cm dan tinggi mata 120 cm.
Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan
penampilan. Y ditentukan sesuai Tabel 3.5
3.2.4 LandaiMaksimum
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan
bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti.
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan
penuh yang
mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh
kecepatansemula tanpa harus menggunakan gigi rendah.
Kelandaian maksimum untuk berbagai VR ditetapkan dapat dilihat dalam
Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kelandaian maksimum yang diizinkan
Gambar 3.9. Koordinasi yang ideal antara alinemen horizontal dan vertical yang
berimpit
Sumber : Perencanaan Geometrik jalan antar kota (1997)
Gambar 3.11 Koordinasi yang harus dihindarkan dimana pada bagian yang
lurus pandangan pengemudi terhalang oleh puncak alinemen vertical sehingga
pengemudi sulit memperkirakan arah alinyemen dibalik puncak tersebut.
Sumber : Perencanaan Geometrik jalan antar kota (1997)
BAB IV
Adapun rumus perhitungan galian dan timbunan dapat dilihat pada tabel 4.1.1
Segitiga : A = 1/2 . a . t
Trapesium : A = (a+b/)2 . t
Segiempat : A = p x l
Peta Dasar
Tetapkan kriteria :
1. Kelas & Fungsi jalan
2. Kendaraan Rencana
3. VLHR
4. VR
Koordinasi Alinyemen
Horisontal Dan Vertikal
Buat Beberapa
Alternatif Trase Jalan
Desain Alinyemen
Horisontal Dan Vertikal Desain Alinyemen
Pada Tikungan Horisontal Dan Vertikal
Pada Lurus
# Jarak Pandang
# Jenis – Jenis Tikungan
NO
Sesuai
Kriteria ?
NO
YA
Rencanakan Alat – Alat
Bagian Pengendalian
Trase Jalan Terpilih
Komponen – komponen
Alinyemen Horisontal Dan
Vertikal
Potongan Melintang :
- Lebar Lajur , Jalur & Lebar Bahu
- Perencanaan Jalan Di Tikungan, Rumaja, Rumija & RUwasja
Final Desain
BAB V
DATA PERANCANAAN
Stasiun A = 190 m
Stasiun B = 210 m
Rencanakan trase jalan dengan memilih trase terpendek, dengan syarat : aman;
nyaman; dan ekonomis untuk fungsi jalan Arteri. Berikan penomoran patok pada
rencana trase jalan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang berlaku.
Dalam perencanaan, jalan yang direncanakan harus memenuhi kriteria geometrik
jalan yang meliputi :
1. Alinyemen Horizontal :
Jarak pandang henti dan menyiap
Desain bentuk tikungan
Landai relatif
Pelebaran perkerasan di tikungan
Kebebasan pandang di tikungan
2. Alinyemen Vertikal :
Elevasi tanah asli dan tanah rencana tiap patok
Lengkung vertikal
Landai kritis dan panjang landai maksimum
Hasil perencanaan divisualisasikan dalam gambar rencana, dengan ketentuan :
1. Profil memanjang lengkap dengan peta situasi, dengan skala :
Horizontal 1 : 2000
Vertikal 1 : 500
2. Profil melintang dengan skala :
Horizontal 1 : 100
Vertikal 1 : 20 atau 1 : 25 atau 1 : 50 atau 1 : 100
BAB V
ANALISIS DAN DESAIN