Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STROKE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

 BOBY KURNIAWAN PELOWE


 CHRISTANTI INDRIANI PONTOH
 NUR ISTITHA KARNO
 RIA JELITA ELE
 RICHARD MORATO
 SELVIDA BETARIA MASUKU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA MANDIRI POSO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STROKE
Pokok Pembahasan : Stroke
Sub pokok pembahasan : Stroke
Sasaran : Pasien/Keluarga pasien
Hari/tanggal : Senin, 2 Maret 2020
Jam : 10.00 s/d 10.30 Wita
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Stroke Center
Penyuluh : Kelompok 3

A. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang sudah lama sekali dikenal di dunia
kedokteran. Namun demikian, hingga kini, stroke masih menjadi masalah kesehatan yang
serius dan belum dapat diturunkan angka kejadiannya secara signifikan. Stoke adalah
terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah nontraumatik yang terjadi secara akut pada
suatu fokal area di otak, yang berakibat terjadinya keadaan iskemia dan gangguan fungsi
neurologis fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau langsung
menimbulkan kematian (Wajoepramono 2005). Secara tipikal, stroke bermanisfestasi sebagai
munculnya defisit neurologis secar tiba-tiba, seperti kelemahan gerakan ataupun
kelumpuhan, defisit sensorik atau bisa juga gangguan berbahasa.
B. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang stroke
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu :
1. Definisi Stroke
2. Tanda dan Gejala Stroke
3. Penyebab Stroke
4. Jenis-Jenis Stroke
5. Faktor Resiko Stroke
6. Pencegahan Stroke
7. Perawatan Pasca Stroke
C. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi
1. Definisi Stroke
2. Tanda dan Gejala Stroke
3. Penyebab Stroke
4. Jenis-Jenis Stroke
5. Faktor Resiko Stroke
6. Pencegahan Stroke
7. Perawatan Pasca Stroke
D. Media
 Leaflet
E. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
F. Pengorganisasian

Keterangan :

: Moderator (Christanti Indriani Pontoh)

: Pemateri (Kelompok 3)

: Notulen (Richard Morato)

: Observer (Boby Kurniawan Pelowe)

: Fasilitator (Selvida, Nur Istitha Karno, Ria Jelita)

: Pasien/Keluarga Pasien

: Media
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Media

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menggali pengetahuan 3. Menjawab
keluarga pasien tentang pertanyaan
stroke
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan
Penyuluhan dan
memperhatikan
5. Membuat kontrak waktu 5. Menyetujui
kontrak waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan Leaflet


(20 menit) - Definisi Stroke memperhatikan
- Tanda dan Gejala penjelasan
Stroke Penyuluh
- Penyebab Stroke
- Jenis-Jenis Stroke
- Faktor Resiko Stroke
- Pencegahan Stroke
- Perawatan Pasca
Stroke
2. Memberikan kesempatan 2. Aktif bertanya
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan
peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan dan
(5 menit) disampaikan oleh penyuluh Memperhatikan
2. Mengevaluasi peserta atas 2. Menjawab
penjelasan yang pertanyaan yang
disampaikan dan penyuluh diberikan
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
A. Definisi Stroke
Stroke adalah terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah non traumatik yang
terjadi secara akut pada suatu fokal area di otak, yang berakibat terjadinya keadaan iskemia
dan gangguan fungsi neurologis fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam,
atau langsung menimmbulkan kematian. Dalam hitungan detik dan menit, sel otak yang tidak
mendapatkan aliran darah yang adekuat lagi akan mati melalui berbagai proses patologis.
Secara tipikal, stroke bermanifestasi sebagai munculnya defisit neurologis secara tiba-tiba,
seperti kelemahan gerakan atau kelumpuhan, defisit sensorik, atau bisa juga gangguan
berbahasa (Wahjoepramono 2005).
Stroke secara medis merupakan gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak yang
menyebabkan terjadinya defisit neurologis. Secara klinis, stroke ditandai oleh hilangnya
fungsi otak secara lokal atau global yang terjadi mendadak dan disebabkan semata-mata oleh
gangguan peredaran darah otak. Defisit neurologis terjadi selama 24 jam atau lebih, dapat
mengalami perbaikan, menetap, memburuk atau penderita meninggal (Garnadi 2008). Stroke
adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian.[ CITATION Bat08 \l 1033 ]
B. Tanda dan Gejala Stroke
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh informasi
yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara sederhana
mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus dimengerti dan sangat dipahami. Hal ini
penting agar semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan
stroke. Secara umum gejala stroke antara lain adalah:
 Kelemahan atau kelumpuhan dari anggota badan.
 Kesulitan menelan
 Kehilangan kesadaran (Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh)
 Nyeri kepala
 Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
 Penglihatan ganda.
 Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
 Pergerakan yang tidak biasa.
 Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
 Ketidakseimbangan dan terjatuh.
 Pingsan.
 Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.
C. Penyebab Stroke
Stroke banyak terjadi pada kelompok usia lanjut. Sama halnya dengan jantung koroner,
pembuluh darah otak semakin hari semakin menebal. Diperlukan waktu puluhan tahun
sebelum pipa pembuluh otak tersumbat total (Mahendra dan Evi 2007). Beberapa penyebab
stroke dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni stroke yang disebabkan faktor
pembuluh darah dan faktor dari luar pembuluh darah.
a. Faktor Pembuluh Darah
- Aterosklerosis pembuluh darah otak
Aterosklerosis adalah penumpukan aterom atau lemak pada lapisan dalam pembuluh
darah. Jika aterom ini sudah menutupi seluruh lumen pembuluh darah maka aliran
darah akan tersumbat. Akibatnya, jaringan yang ada di depan pembuluh darah akan
kekurangan oksigen dan akibat lebih lanjut dapat terjadi kematian jaringan.
- Malformasi arteri (pembuluh nadi) otak Adanya aneurisma (kelemahan) pembuluh
darah otak dan tipisnya dinding pembuluh darah akan memudahkan dinding
pembuluh darah robek jika terjadi peningkatan tekanan darah. Aneurisma dibagi
menjadi dua yaitu congenital (bawaan dari lahir) dan bukan bawaan lahir (didapat
setelah lahir). Aneurisma ini tidak memberikan gejala apapun sampai suatu saat dapat
pecah sendiri jika terjadi peningkatan aliran darah ke otak dan terjadilah stroke.
- Trombosis vena (penyumbatan)
Penyebab seperti thrombus, embolus, cacing, parasit, atau leukemia yang dapat
menyumbat pembuluh darah.
- Pecahnya pembuluh darah otak
Pecahnya pembuluh darah otak dapat terjadi di ruang subarachnoid (di bawah selaput
otak) atau intracerebral (dalam jaringan otak). Akibatnya adalah darah dari arteri otak
akan terus mengalir keluar tanpa ada yang dapat menghentikan. Darah akan menutupi
dan menekan sebagian besar jaringan otak sehingga jaringan otak yang tertekan akan
mengalami hipoksia disertai dengan kematian jaringan otak, bahkan mungkin disertai
dengan kematian biologis.
b. Faktor Dari Luar Pembuluh Darah
- Penurunan perfusi (aliran) darah ke otak
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti hipertensi menahun yang
menyebabkan terjadinya perubahan anatomi jantung, gagal jantung kongestif atau
hiperkolesterol. Adanya perubahan tersebut menyebabkan darah menjadi relatif lebih
pekat dan alirannya menjadi lambat. Embolus atau thrombus yang mengalir di dalam
pembuluh darah tersangkut di salah satu cabang pembuluh darah otak yang kecil
sehingga menyumbat aliran darah. Kejadian ini akan menyebabkan kematian jaringan
otak. Embolus atau thrombus dapat berasal dari pembuluh darah di tungkai yang
terlepas saat kita beraktivitas, dari paru-paru, embolus lemak terutama terkena pada
orang yang obesitas atau pascaoperasi besar, seperti operasi caesar dan patah tulang
(Mahendra dan Evi 2007).
D. Jenis-Jenis Stroke
Secara garis besar berdasarkan kelainan patologis yang terjadi, stroke dapat
diklasifikasikan sebagai stroke iskemik dan stroke hemoragik (perdarahan) (Wahjoepramono
2005).
1. Stroke Iskemik (Noh Hemoragik)
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
2. Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
E. Faktor Resiko Stroke
Setiap orang selalu mendambakan hidup nyaman, sehat dan bebas dari berbagai macam
tekanan. Namun, keinginan tersebut tidak diimbangi dengan pola hidup yang memadai. Pola
hidup yang tidak baik tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan. Faktor potensial
kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni:
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah
a. Usia
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula
risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan)
yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh
darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok itu
sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh yang dapat
mengganggu aliran darah.
c. Herediter
Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang dengan riwayat stroke
pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan
dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
e. Ras/etnik
Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih
besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor Yang Dapat Diubah
a. Hipertensi (darah tinggi)
Orang yang mempunyai tekanan darah yang tinggi memiliki peluang besar untuk
mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari
kejadian stroke itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada kasus hipertensi, dapat terjadi
gangguan aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh darah akan mengecil
(vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan
pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai
oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus,
maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
b. Penyakit jantung
Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak miokard (kematian
otot jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya stroke. Seperti kita ketahui,
bahwa sentral dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Bilamana pusat
mengaturan aliran darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan
mengalami gangguan termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya
gangguan aliran, jaringan otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak
ataupun bertahap.
c. Diabetes melitus
Diabetes melitus (DM) memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait
dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak
lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba
juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol didalam darah
berlebih (hiper = kelebihan). Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan
mengakibatkan terbentuknya plak/kerak pada pembuluh darah, yang akan semakin
banyak dan menumpuk sehingga dapat mengganggu aliran darah.
e. Obesitas
Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal tersebut
terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan
obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar HDLnya (lemak baik/menguntungkan).
f. Merokok
Berdasarkan penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata
memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya
penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku
dengan demikian dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
F. Pencegahan Stroke
Tindakan pencegahan dibedakan atas pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan
primer bertujuan untuk mencegah stroke pada mereka yang belum pernah terkena stroke.
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mereka yang pernah terkena stroke termasuk TIA
(Wahjoepramono 2005). Menurut Wahjoepramono (2005), pencegahan primer dapat
dilakukan dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi :
1) Penurunan berat badan : mengupayakan berat badan normal
2) Pola makan yang tidak memicu hipertensi : mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan
produk susu rendah lemak serta mengurangi konsumsi lemak jenuh
3) Diet rendah garam : mengurangi intake garam <100 mmol per hari (2,4 g Na atau 6 g
NaCl)
4) Aktivitas fisik : aktivitas fisik rutin seperti jalan santai minimal 30 menit per hari
5) Mengurangi mengonsumsi alkohol
G. Perawatan Pasca Stroke
Sekali terkena serangan stroke, tidak membuat seseorang terbebas dari stroke. Di
samping dampak menimbulkan kecacatan, masih ada kemungkinan dapat terserang kembali
di kemudian hari. Penanganan pasca stroke yang biasa dilakukan adalah:
1) Rehabilitasi. Penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti terapi fisik,
terapi okupasi, terapi wicara, dan penyediaan alat bantu di unit orthotik prostetik. Juga
penanganan psikologis pasien, seperti berbagi rasa, terapi wisata, dan sebagainya. Selain
itu, juga dilakukan community based rehabilitation (rehabilitasi bersumberdaya
masyarakat) dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat di lingkungan
pasien agar mampu menolong, setidaknya bersikap tepat terhadap penderita. Hal ini akan
meningkatkan pemulihan dan integrasi dengan masyarakat.
2) Penerapan gaya hidup sehat. Bahaya yang menghantui penderita stroke adalah serangan
stroke berulang yang dapat fatal atau kualitas hidup yang lebih buruk dari serangan
pertama. Bahkan ada pasien yang mengalami serangan stroke sebanyak 6-7 kali. Hal ini
disebabkan pasien tersebut tidak mengendalikan faktor risiko stroke. Penerapan gaya
hidup sehat sangat penting bagi mereka yang sudah pernah terkena serangan stroke, agar
tidak kembali diserang stroke seperti berhenti merokok, diet rendah lemak atau kolesterol
dan tinggi serat, berolahraga teratur 3 kali seminggu (30-45 menit), makan secukupnya,
dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang, menjaga berat badan jangan sampai
kelebihan berat badan, berhenti minum alkohol dan atasi stres.
3) Selain itu konsumsi bahan-bahan makanan yang dapat mengurangi resiko timbulnya
kembali serangan stroke juga sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2006. Cegah stroke, konsumsi wortel. www.kapanlagi.com. [1 Maret 2020].
Danis D. Kamus Istilah Kedokteran. Jakarta: Gita Media Press.
Efendi YH. Bahan Kuliah Patofisiologi, Neurologi. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ganong W. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Gendo U. 2007. Integrasi Kedokteran Barat dan Kedokteran Tradisional Cina. Jakarta:
Kanisius.
Mahendra B, Rachmawati Evi. 2007. Atasi Stroke Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Misbach J, Kalim H. 2007. Stroke Mengancam Usia Produktif. www.medicastore. com. [1 Maret
2020].
Smith T, Davidson S. 2005. Dokter di Rumah Anda. Jakarta: Dian Rakyat.
Sutrisno A. 2007. Stroke. Jakarta: Gramedia.
Tembayong J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Utama J. Pengobatan Stroke dan Perawatan Pasca Stroke. www. medicastore.com [1 Maret
2020].
Wahjoepramono EJ. 2005. Stroke Tata Laksana Fase Akut. Lippo Karawaci: Fakultas
Kedokteran Universitas Pelita Harapan, RS Siloam Gleneagles.
Wirakusumah ES. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta: Puspa Swara.

Anda mungkin juga menyukai