Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PEMASARAN DAN KESESUAIAN MUTU PRODUK

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Mutu

DosenPengampu : Bapak Ulin Nuha, M.Si

Disusun Oleh :

1. Siswo agung utomo (1320320016)


2. Yusniawati (1320320022)
3. Kholilur Rohman (1320320035)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN SYARIAH/MBS ELK

TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya zaman, teknologi dan kebutuhan manusia mulai berubah


semakin maju. Hal ini dikarenakan semakin tingginya mobilitas masyarakat. Dalam hal
ini masyarakat menyukai kepraktisan dan kecepatan. Dengan kondisi masyarakat yang
semakin maju, pemasaran dalam suatu perusahaan dituntut untuk semakin maju pula.
Seorang pemasar harus peka dengan apa yang diinginkan dan apa yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Persaingan yang kuat diantara produsen pun menjadi tuntutan
bagi sebuah perusahaan untuk memenangkan produknya di hati masyarakat. Jadi, para
produsen harus memberikan perhatian lebih besar kepada masalah marketing untuk
menjamin dan mengupayakan kelangsungan hidup perusahaannya. Mutu produk
merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan pula oleh suatu perusahaan. Produk
yang bemutu baik dapat membuat konsumen percaya dengan produk yang telah
dihasilkan oleh suau perusahaan . Dan ini akan berdampak luas untuk perusahaan, yakni
kemampuan untuk meningkatkan daya saing, sehingga perusahaan dapat bertahan dan
berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pemasaran?
2. Apa saja yang ada dalam Strategi Pemasaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Kesesuaian Mutu Produk?
4. Apa saja yang menjadi Variabel Mutu Produk?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pemasaran


Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.1
Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran
adalah perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi dan distribusi
dari ide-ide, barang-barang dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan-tujuan individual dan organisasional.2

Sedangkan definisi Manajemen Pemasaran adalah kegiatan penganalisaan,


perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk
membentuk, membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui
sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi/perusahaan dalam jangka panjang.

Dalam definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni


menjual produk”. Akan tetapi tujuan dari pemasaran bukan haya untuk dapat menjual
produk saja akan tetapi tujuan sesungguhnya dari pemasaran adalah untuk mengetahui
dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok
dengan pelanggan dan selanjutnya menjual produk itu sendiri. Manajemen pemasaran
sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, menjaga, dan
menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan, dan pengkomunikasian
nilai pelanggan yang unggul.3

B. Strategi Pemasaran
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan
mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan
dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan perusahaannya. Kegiatan
pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai sasaran perusahaan yang dapat

1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran jilid 1, Indeks, Jakarta, 2004, hlm.9
2
Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi, PT RINEKA
CIPTA, Jakarta, 2011, hlm.181
3
Ibid., hlm.9

2
berupa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang dan share pasar
tertentu serta total unit dan total volume penjualan tertentu dalam suatu jangka waktu
tertentu. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Strategi
Acuan/Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang
berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk
pada segmen pasar tertentu.
Keempat unsur atau variabel Strategi Acuan/Bauran Pemasaran tersebut adalah:
1. Strategi Produk
Produk berupa barang/jasa yang dipasarkan merupakan unsur pokok yang
mempengaruhi strategi penjualan. Barang/jasa yang mempunyai keunggulan
teknis tertentu dan dianggap superior dibandingkan barang/jasa yang dihasilkan
produsen lain, maka barang tersebut strategi marketingnya relatif lebih mudah bila
dibandingkan dengan barang/jasa yang biasa-biasa saja. Pemilihan barang/jasa
produk yang dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang
dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang
dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk(product mix),
merek dagang(brand), cara pembungkusan kemasan produk(product packaging),
tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan(services) yang diberikan.
Tujuan utama dari strategi produk adalah untuk mencapai sasaran pasar yang
diyuju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.
Oleh karena itu strategi produk merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan
atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran.4
2. Strategi Harga
Harga adalah nilai suatu produk yang diukur dengan uang (in money-terms),
dimana berdasarkan nilai tersebut, penjual atau produsen bersedia melepaskan
barang/jasa yang dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh keuntungan
tertentu. Harga suatu produk merupakan salah satu penentu atas besarnya
permintaan pasar. Harga suatu produk mempengaruhi posisi persaingan dipasar
penjualan, sehingga mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu harga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Kebijaksanaan harga menjadi penting karena harga sering dijadikan dasar untuk
melakukan tindakan, baik oleh pembeli maupun oleh penjual. Hal ini dapat terjadi,

4
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm.181-182

3
karena transaksi terjadi pada saat kesepakatan harga antara penjual dan pembeli
diadakan.
Penetapan harga jual dapat ditentukan berdasarkan biaya, tingkat marjin
keuntungan dan faktor lain yang mempengaruhinya. Penetapan harga tersebut
ditentukan oleh beberapa faktor tertentu, yakni sebagai berikut:
a. Penetapan harga jual didasarkan atas biaya produksi, biaya administrasi, dan
biaya pemasaran.
Hal ini ditentukan sebagai berikut:
 Mark up pricing, yaitu harga jual yang ditetapkan dengan cara
menambah presentase tertentu pada biaya per unit.
 Cost plus pricing, yaitu penetapan harga yang mirip mark up pricing,
hanya saja digunakan untuk menetapkan harga berdasarkan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak bersifat rutin.
 Target pricing, yaitu perusahaan yang menggunakan cara penetapan
harga jual berdasarkan penjualan target rate of return tertentu diatas biaya
totalnya pada standar volume yang diperkirakan.
b. Penetapan harga jual didasarkan atas saingan
Dalam hal ini, meskipun biasanya satuan harga adalah sama, namun
harga yang ditetapkan rendah bila permintaan lemah. Sebaliknya harga tinggi
apabila permintaan kuat.
c. Penetapan harga jual didasarkan permintaan
Adalah diskriminasi (membedakan) harga pada barang-barang yang sama,
tetapi dijual dengan bermacam-macam harga.5
3. Strategi penyaluran atau distribusi
Place mix (acuan tempat) adalah kegiatan memindahkan produk dari produsen
ke konsumen. pemindahan produk tersebut melalui sarana yang disebut saluran
distribusi.
Saluran distribusi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a) Langsung kepada konsumen
b) Tidak langsung, tetapi melalui perantara.

5
Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang MANAJEMEN MUTU TERPADU TQM ABAD 21 Studi
Kasus&Analisis, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm. 157-158

4
4. Promosi
Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan sekaligus menjelaskan
manfaat produk dan mutu yang dipasarkan kepada konsumen, dengan tujuan agar
volume penjualan dapat meningkat.
Beberapa metode promosi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Personal selling, yaitu kegiatan promosi secara lisan kepada calon pembeli.
b. Iklan, yaitu bentuk promosi yang memperkenalkan produk melalui suatu
media massa atau poster di tempat umum.
c. Publisitas, yaitu promosi penjulan suatu produk dengan menggunakan berita
komersial di dalam media massa.6
C. Kesesuaian Mutu Produk
1. Pengertian mutu produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa barang, jasa
maupun ide-ide.
Mutu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan
yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuakan sesuai
nilai uang yang telah dikeluarkan.
Tentang mutu produk, Joseph Juran mempunyai suatu pendapat bahwa “quality
is fitness for use” (Kualitas mutu produk berkaitan dengan enaknya barang tersebut
digunakan). Artinya bila suatu barang secara layak dan baik digunakan berarti
barang tersebut bermutu baik. Hal tersebut mutu dipandang dari pihak konsumen
sedangkan mutu dipandang dari sisi produsen, mutu berkaitan dengan berbagai segi
diantaranya adalah: merancang produk, memproduksi, mengirimkan produk kepada
konsumen, pelayanan pada konsumen dan digunakannya barang/jasa tersebut oleh
konsumen.
Kesesuaian mutu produk merupakan harapan pembeli akan produk yang ia beli
memiliki mutu kesesuaian (conformance quality) yang tinggi. Produk memiliki
kualitas kesesuaian tingkat dimana produk yang dihasilkan identik dan memenuhi
spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Misalkan Porsche 944 dirancang untuk mencapai
kecepatan 60 mil per jam dalam 10 detik. Jika setiap Porsche 944 yang keluar dan
dipasarkan memenuhi ketentuan itu, model itu dapat dikatakan memiliki mutu

6
Ibid., hlm.158

5
kesesuaian yang tinggi. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah
adalah bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa pembeli.7
2. Dimensi Mutu Produk
Sifat khas mutu suatu produk yang andal harus mempunyai multi dimensi,
karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen
dengan melaui berbagai cara. Secara umum dimensi mutu produk dapat dibagi
sebagai berikut:
a. Kinerja (Performance)
6Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat,
komposisi, kekuatan dalam putaran(RPM), serta lama hidup penggunaan. Hal ini
merupakan suatu dimensi suatu produk. Misalnya air mineral dalam kemasan
botol tercantum volumenya, bola lampu tercantum volt dan waktu pemakaian.
Sifat kinerja suatu produk sering pula disebut dengan karakteristik struktural.
b. Keistimewaan (Types of features)
Produk bermutu harus mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan dengan
produk lain. Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai
keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya
untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan keistimewaan baru yang
berharga merupakan salah satu dari cara yang paling efektif untuk bersaing.
Misalnya, konsumen pembeli TV sering mencari yang mempunyai keistimewaan
seperti suara stereo, tingkat resolusi tinggi,dll.
c. Kepercayaan dan waktu (Reliability and Durability)
Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang
konsisten baik dalam batas-batas perawatan normal. Misalnya, oli mesin yang
baik mempunyai kepekatan dan kekentalan yang memadai dan berjangka 5.000
km(durability). Radio yang bermutu baik, secara konsisten dapat menangkap
gelombang siaran dengan suara bening dalam 5 tahun setelah dibeli (durability).
d. Mudah dirawat dan diperbaiki (Maintainability and Serviceability)
Produk bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau
dirawat. Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat sehingga barang
tersebut dapat beroperasi secara baik. Misalnya sepeda motor yang baik, salah

7
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran jilid 1, Indeks, Jakarta, 2004, hlm.331

6
satu dimensi mutunya adalah mudah dirawat oleh setiap montir (mekanik) karena
tersedia suku cadang di pasar.
e. Sifat khas (Sensory Characteristic)
Untuk beberapa jenis produk mudah dikenal dari wanginya, bentuknya, rasanya,
atau suaranya. Dimensi ini memberikan citra tersenidiri pada mutu produk
tersebut. Misalnya ayam goreng KFC mudah dikenal dari bau dan rasanya yang
khas. Tv merek Sony dari penampilan dan daya tahannya, dsb.
f. Penampilan dan citra etis
Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu
produk. Misalnya betapa ramah dan cepatnya pelayanan British Columbia
Telecom(Kanada) terhadap para konsumen,dsb.
D. Variabel mutu produk
Volume penjualan suatu produk bukan hanya dipengaruhi oleh mutu produk itu
sendiri, tetapi juga oleh faktor-faktor lain, diantaranya adalah:
1. Merek (Brand)
Suatu produk yang dijual kepada masyarakat, biasanya dikenal melalui
mereknya. Tanpa merek, orang akan sulit mengenal suatu produk apalagi
mencoba untuk membelinya. Merek atau brand adalah suatu nama(istilah), bentuk
(design), lambang(logo), atau gabungan semua unsur-unsur tersebut, yang
diharapkan merupakan ciri suatu barang atau jasa. Ciri khas tersebut diharapkan
akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk milik pesaing.
Jadi merek atau brand merupakan suatu petunjuk berupa nama suatu produk yang
mengidentifikasikan agar produk tersebut dapat dikenal oleh konsumen.
2. Pembungkus (Packaging)
Pembungkus suatu produk akan memberikan suatu ciri khas yang akan
mempertinggi nilai suatu produk. Pembungkus ini merupakan alat sebagai
identifikasi untuk konsumen. karena biasanya pada pembungkus juga tertera
brand, isi produk, manfaat produk, cara penggunaan, serta jaminan dan peringatan
keselamatan atau keterbatasan manfaat produk disertai waktu kadaluwarsa.
3. Pelayanan
Pelayanan penjualan yang baik khususnya untuk produk industri manufaktur
berupa after sales service (pelayanan purna jual), pelayanan teknis pemeliharaan
produk, serta pemberitahuan cara penggunaan dan cara pemeliharaan pada barang.

7
Pelayanan ini merupakan unsur dari upaya keberhasilan pemasaran atau penjualan
suatu barang/jasa8

8
Op. Cit., hlm. 156-157

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
2. Strategi pemasaran
a. Produk
b. Harga
c. Saluran distribusi
d. Promosi
3. Menurut Philip Kotler, Kesesuaian mutu produk merupakan harapan pembeli akan
produk yang ia beli memiliki mutu kesesuaian (conformance quality) yang tinggi.
Produk memiliki kualitas kesesuaian tingkat dimana produk yang dihasilkan
identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Misalkan Porsche 944
dirancang untuk mencapai kecepatan 60 mil per jam dalam 10 detik. Jika setiap
Porsche 944 yang keluar dan dipasarkan memenuhi ketentuan itu, model itu dapat
dikatakan memiliki mutu kesesuaian yang tinggi. Masalah yang terkait dengan
mutu kesesuaian yang rendah adalah bahwa produk itu akan mengecewakan
beberapa pembeli.
4. Variabe mutu produk;
a. Merek : Merek atau brand adalah suatu nama(istilah), bentuk (design),
lambang(logo), atau gabungan semua unsur-unsur tersebut, yang diharapkan
merupakan ciri suatu barang atau jasa.
b. Pembungkus : Pembungkus suatu produk akan memberikan suatu ciri khas
yang akan mempertinggi nilai suatu produk. Pembungkus ini merupakan alat
sebagai identifikasi untuk konsumen.
c. Pelayanan

9
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran jilid 1. Indeks: Jakarta. 2004.

Anoraga, Pandji. Pengantar Bisni: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi. PT RINEKA
CIPTA: Jakarta. 2011.

Prawirosentono, Suyadi. Filosofi Baru Tentang MANAJEMEN MUTU TERPADU TQM


ABAD 21 Studi Kasus&Analisis. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2004.

Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasara. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 2002.

10

Anda mungkin juga menyukai