Anda di halaman 1dari 8

Jenis Tangga Nada

Ketika belajar tentang musik kita akan sering mendengar istilah tangga nada. Dalam
mempelajari musik dan tangga nada maka kita pasti akan sering mendengar istilah seperti
mayor, minor, kromatis dan banyak lagi yang lainnya karena terdapat beberapa jenis tangga
nada yang dipakai dalam menciptakan musik. Bila kita sedang belajar musik dan ingin
mengetahui lebih dalam maka sangat penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh mengenai
jenis tangga nada.

A. Pengertian Tangga Nada

Tangga nada adalah sebuah rangkaian nada yang disusun dengan jarak tertentu. Bila
diibaratkan sebuah tangga pada kehidupan nyata maka tangga nada memiliki fungsi yang
serupa dengan tangga pada kehidupan sehari-hari. Bila kita perhatikan sebuah tangga
memiliki fungsi untuk naik atau turun. Begitu juga nada. Ada saatnya nada itu naik atau
makin tinggi, ada saatnya juga ketika nada itu turun atau semakin rendah.

Jarak itu biasa disebut dengan interval nada, yang menjadi jeda antara satu nada dengan
lainnya. Interval ini ibarat jarak antar anak tangga pada kehidupan sehari-hari. Ada tangga
yang jarak antar anak tangganya dekat, ada pula yang jaraknya jauh. Secara umum tangga
nada dibagi jadi tiga jenis, yaitu pentatonis, diatonis dan kromatis. Kamu bisa baca lebih
lanjut tentang tiga jenis tangga nada itu di bawah ini.

1. Tangga Nada Pentatonis

Sumber foto : damaruta.com


Penta artinya lima, dipakai untuk istilah jenis tangga nada ini karena disini yang dipakai
hanya 5 nada pokok. Jenis ini dibagi menjadi dua yaitu tangga nada dan tangga nada slendro.
Jenis ini kebanyakan dipakai untuk genre musik rock n’ roll, beberapa aliran variasi lagu pop
dan blues, lagu anak-anak, serta lagu tradisional. Tangga nada ini juga sering kita temui
dalam musik tradisional Jawa seperti musik gamelan.

Lebih mudahnya dalam memahami perbedaan Slendro dan Pelog adalah Slendro terdiri dari
tangga nada pentatonik menggunakan nada 1 2 3 4 5 6 1 (memberikan kesan gembira dan
lincah). Sedangkan  pelog terdiri dari tangga nada pentatonik menggunakan nada 1 2 3 4 5 6
7 (memberikan kesan tenang dan luhur). Contoh lagu yang menggunakan tangga nada
pentatonis adalah:

 Kincir-kincir

 Jali-jali

 Lenggang kangkung

 Suwe ora jamu

 Cublak-cublak suweng

2. Tangga Nada Diatonis

Jika pentatonis ada 5 nada, untuk jenis diatonis ada 7 nada dengan 2 macam interval. Tangga
nada diatonis ini lebih sering kita dengar atau mainkan di musik kontemporer atau kekinian.

Tangga nada ini sering kita jumpai juga disaat kita belajar sebuah alat musik seperti gitar.
Karena dasar bermain gitar seringkali mengunakan tangga nada ini. Tangga nada diatonis ini
menggunakan  interval 1 atau pakai interval setengah. Dalam jenis ini pun terbagi lagi jadi 2
tangga nada, yaitu mayor dan minor. Di bawah ini penjelasannya:

Tangga Nada Minor

Sumber foto : walpaperhd99.blogspot.com


Untuk jenis minor, dibagi lagi jadi tiga jenis yaitu tangga nada minor asli, harmonis dan
melodis. Jenis minor asli cuma punya nada pokok, jadi tak ada tanda kromatis. Sedangkan
untuk jenis harmonis, setiap nadanya dinaikkan setengah, tapi ketika naik/turun nadanya tetap
sama. Kalau jenis melodis, nada yang dinaikkan hanya yang ke-6 dan ke-7 ketika naik, dan
turun setengah juga ketika turun. Tangga nada minor ini bila dimainkan akan menimbulkan
nuansa dalam, khidmat, sedih atau “gelap”. Contoh lagu dengan tangga nada minor diantara
adalah:
 Lagu Wajib: Mengheningkan Cipta (Truno Prawit), Tanah Airku (Ibu Soed), Bagimu
Negeri (R. Kusbini), Ibu Pertiwi (Ismail Marzuki), Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki),
Gugur Bunga
 Lagu Anak-anak: Ambilkan Bulan (AT Mahmud), Bintang Kejora (AT Mahmud), Kasih
Ibu (SM. Muchtar), Kelinciku (Daljono), Kucingku (Pak Kasur)
 Lagu Daerah: Bubuy Bulan (Jabar), Kole-Kole (Maluku), Sing Sing So (Maluku),
Sarinande (Maluku), Ole Sioh (Maluku), Bubuy Bulan (Jawa Barat)

Tangga Nada Mayor

Sumber foto : mikirbae.com

Jenis tangga nada ini kebanyakan dipakai untuk lagu-lagu yang suasananya ceria. Sering kita
temui dalam lagu-lagu populer saat ini. Susunan nadanya berjarak 1 – 1- ½ – 1 – 1 – 1  – ½.
Beda dengan tangga nada minor yang susunan interval nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1
– 1. Terlihat ya perbedaannya?

Perbedaan kedua tangga nada itu akan terdengar jelas saat dibunyikan dengan alat musik.
Ketika mendengar tangga nada mayor nuansanya akan terasa benar-benar ceria, sebaliknya
jika mendengar tangga nada minor yang manapun jenisnya maka suasana jadi cenderung
sedih atau melow. Tapi tangga nada minor juga bisa dipakai untuk lagu yang ceria dengan
menaikkan temponya.

Itulah menariknya sebuah komposisi musik. Aturan baku memang ada tetapi dalam
menciptakan sebuah lagu, penggunaan nada tidaklah kaku. Bisa menyesuaikan dengan
keinginan pencipta lagu atau pencipta komposisi.  Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor
diantaranya adalah:
 Lagu Wajib : Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak), Berkibarlah Benderaku (Ibu
Soed), Dari Sabang Sampai Merauke (R Soerardjo), Hari Merdeka (Husein Mutahar),
Gebyar Gebyar (Gombloh), Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo
Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, dan Mars Pelajar.
 Lagu Anak-anak: Naik Delman (Ibu Sud), Balonku (AT Mahmud), Heli (anjing kecil)
(Nomo Kuswoyo), Lihat Kebunku (Ibu Sud), Abang Tukang Bakso (Mamo Agil).
 Lagu Daerah: Gundul Pacul (Jawa Tengah),Kampung Nan Jauh DI Mato (Sumbar),
Ampar-Ampar Pisang (Kalsel), Manuk Dadali (Jabar),Tokecang (Jabar)

3. Tangga Nada Kromatis

Sumber foto : vigiku.blogspot.com

Inilah jenis tangga nada yang terakhir, terdiri dari 12 nada dengan interval setengah nada
antar tiap notnya. Sebenarnya tangga nada ini adalah turunan dari tangga nada diatonik
mayor. Dimana pada bagian nada yang nilainya 1 di diatonik mayor, dipecah jadi ½ dan ½
pada tangga nada kromatis. Jenis tangga nada ini lumayan banyak dipakai untuk jenis lagu
rohani, jazz, blues, pop dan beberapa rock. Contoh lagu dengan tangga nada Kromatis:
Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki) dan Bungong Jeumpa (Aceh)

Dari penjelasan di atas kita sudah mempelajari perbedaan jenis tangga nada. Mungkin ada
yang masih kesulitan memahami. Tenang saja karena dalam bermusik kita semua berproses.
Sedikit tips untuk yang masih kesulitan, baiknya dalam belajar musik kita iringi dengan
mempraktekkan teori. Karena dengan mempraktekkan teori semua ilmu atau bahan belajar
akan lebih mudah dipahami.

Intinya adalah learning by doing. Mirip seperti saat kita berolahraga, dalam bermusik kita
menggunakan muscle memory atau ingatan pada otot dan hearing yang baik. Semua ini bisa
dicapai dengan latihan dan praktek secara langsung. Intinya dalam mempelajari musik adalah
repetisi sesering mungkin. Sering diulang, sering dipraktekkan maka akan lebih mudah
menyerap.

Tidak harus berjam-jam, tetapi cukup dengan cara mengulang sesering mungkin dengan
waktu 15-30 menit setiap hari maka proses bermusik kita akan lebih cepat kemajuannya.
Dijamin makin sering kita praktek maka akan lebih mudah bagi kita untuk memahami sebuah
alat musik.
4. Tangga Nada Modal

Sumber : flypaper.soundfly.com

Tangga nada modal atau bisa juga disebut sebagai skala modal. Sebelum lebih jauh
membahas mengenai Tangga nada modal, kamu sebaiknya mengetahui nama dan jenis
Tangga nada modal.

Tangga nada modal terdiri dari Ionian, Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan
Locrian. Kamu harus hapal urutannya ya. Jadi yang pertama adalah Ionian, sampai skala
terakhir adalah Locrian. Sebagian skala modal berupa mode mayor sebagian lagi berupa
mode minor dan masing-masing menghasilkan nuansa musik yang berbeda-beda.

Untuk lebih mudahnya seperti ini: Tangga nada modal adalah penamaan sesuai urutan
berdasarkan nada ke berapa skala itu dimulai. Sekarang kamu coba cek tangga nada yang
dimulai dari C=Do. Sehingga akan seperti ini bentuk tangga nadanya: C-D-E-F-G-A-B-C.
Dapat kamu lihat bahwa nada pertama dari tangga nada C adalah “C”, nada kedua adalah
“D”, nada ketiga adalah “E” dan seterusnya.

Sehingga kita akan mendapatkan bahwa nada C adalah Ionian, nada D adalah Dorian, E
adalah Phrygian, F adalah Lydian, G adalah Mixolydian, A adalah Aeolian dan B adalah
Locrian.

Sekali lagi perhatikan urutannya ya mulai dari Ionian, Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian,
Aeolian, dan Locrian. Dengan begitu kamu akan bisa menalar bila kalian akan memainkan
skala modal dari G Mixolydian artinya tangga nada dasar yang sedang kalian mainkan adalah
tangga nada C.

Untuk lebih jelasnya kamu bisa lihat tabel di bawah ini:


Sumber : Dokumentasi Penulis

Di saat kamu memainkan tangga nada C, kamu bisa memainkan Tangga nada berdasarkan
tabel ini. Misalnya saat bermain di tangga nada C lalu kamu memainkan melodi dari A
(minor), maka skala nada A yang kamu mainkan adalah skala Aeolian. Bila kamu
memainkan melodi di nada D, maka kamu memainkan skala D Dorian.

Kita ambil contoh misalnya kita memainkan sebuah lagu dengan nada yang dipakai seperti
ini: Dm…| G7…| Cmaj7 . Maka nada Dm menggunakan skala dorian, G7 menggunakan
skala myxolidian, dan Cmaj7 menggunakan skala ionian. Biasanya skala ini sering ditemui
pada musik jazz.

Penggunaan skala ini sering dipakai oleh musisi jazz ketika akan memainkan sebuah
komposisi. Jadi misalnya ketika music director atau pimpinan band mengatakan mainkan dari
“G Myxolidian” maka seluruh pemain bermain di skala modal itu tanpa meninggalkan root-
nya di tangga nada C

Sekarang coba kita ambil contoh lain ya. Misalnya sekarang kamu memainkan tangga nada
yang dimulai dari Do=G maka kamu akan mendapatkan tangga nada seperti ini: G – A – B –
C – D – E – F# – G’. Nah dengan rumus yang sama maka bila kamu memainkan melodi
menggunakan skala modal yang dimulai dari G maka skala yang dipakai adalah G Ionian, A
Dorian, B Phrygian, C Lydian, D Myxolidian, E Aeolian, dan F# Locrian.
Rumusannya masih sama seperti yang tertera pada tabel di atas. Jadi bila kamu memainkan E
Aeolian artinya kamu memainkan skala modal E di dalam tangga nada G.

5. Tangga Nada Penuh

Sumber: www.jamieholroydguitar.com

Tangga nada Penuh atau bisa juga disebut sebagai skala Penuh. Tangga nada penuh adalah
skala nada dimana jarak antar nadanya berjarak satu not penuh. Jadi di dalam Tangga nada
penuh ini jarak antar not berjarak 1 seluruhnya tidak ada yang berjarak setengah.

Untuk lebih mudah kamu bisa bandingkan dengan Tangga nada mayor ya. Jarak nada dalam
skala mayor memiliki interval nada seperti berikut:  1 , 1 , ½, 1 , 1 , 1, ½. Bila diaplikasikan
ke tangga nada C adalah C-D-E-F-G-A-B-C.

Sedangkan pada Tangga nada penuh kamu akan menemukan interval nada berjarak satu not
penuh antar not seperti berikut: not asal atau root, 2nd, 3rd, #4, #5, b7. Bila diaplikasikan ke
tangga nada Do=C maka bentuknya adalah C, D, E, F#, G#, Bb .

Skala penuh perlu kamu pelajari agar kamu lebih luas pengetahuan tentang not dan akan lebih
jauh untuk kamu bereksplorasi nada. Semakin banyak amunisi yang kamu miliki akan
semakin baik bukan?

Sekarang coba kamu eksplorasi lebih jauh ya. Misalnya kamu ingin memainkan tangga nada
Do=D dan menggunakan Tangga nada penuh maka Tangga nadanya akan seperti ini:  D, E,
F#, G#, A# dan C. Prinsipnya masih sama dengan Do=C diatas. Perhatikan jarak antar
nadanya adalah satu not penuh.
Sumber: www.jamieholroydguitar.com

Kamu sudah paham sekarang jenis-jenis tangga nada untuk bermusik, termasuk perbedaan-
perbedaannya. Ini bisa jadi pengetahuan dasar untuk Kamu belajar lebih banyak lagi tentang
musik. Semangat belajar ya!

Anda mungkin juga menyukai