Anda di halaman 1dari 23

Tangga Nada, Melodi, dan Akor

Oleh:
Binti Muawalah (17040499)
Roudhotul Jannah (16040421)
Siti Maryati (17040604)
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (A)
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran

Pendahuluan
Perkembangan musik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya
manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah satu hasil dari
budaya manusia di samping ilmu pengetahuan, arsitektur, bahasa dan sastra,
dan lain sebagainya. Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam
bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni,
dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan.
Musik adalah segala sesuatu yang ada hubungan dengan bunyi dan
memiliki unsur-unsur irama, melodi dan harmoni yang mewujudkan sesuatu
yang indah dan dapat dinikmati melalui indra pendengar. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa musik merupakan seni yang timbul dari perasaan atau
pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri, yang diolah dalam suatu
nada-nada atau suarasuara yang harmonis. Jika musik diartikan sebagai
ungkapan sederhana dari suasana hati jiwa atau respon harafiah terhadap
peristiwa dari diri pribadi komponis, diperlukan informasi ataupun referensi
yang cukup agar kita dapat menarik hubungan langsung antara kehidupan
dengan karyanya.

1
A. Tangga Nada
Tangga nada adalah susunan nada-nada secara alphabetis yang disusun
ke atas, dari nada terendah ke nada tertinggi, maupun ke bawah, dari nada
tertinggi ke nada terendah. Tangga nada dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Tangga nada diatonis adalah sebuah sistem tangga nada yang masing-
masing nada dalam tangga nada tersebut mempunyai jarak 1 tone
(whole-tone), dan 1 semtone (half-tone), secara bervariasi.1 Dalam
sebuah tangga nada diatonis terdapat 7 buah nada yang disusun secara
berurutan sesuai dengan tinggi nadanya. Masing-masing nada dalam
sebuah tangga nada diatonis mempunyai nama sesuai dengan tingkatan
dan fungsinya. Adapun nama-nama nada dalam tangga nada diatonis
yaitu:2

Ada dua jenis tangga nada diatonis, yaitu:


a. Tangga nada mayor terdiri dari 7 buah nada dalam lambing alphabet
yang disusun dengan rangkaian jarak nada tertentu (whole steps and
half). Whole steps adalah jarak 1 dan half adalah jarak ½. Dalam 1
tangga nada memiliki 7 nada pokok namun jika ada yang menyebut
8 nada, maka nada yang ke-8 adalah nada pengulangan dari nada
dasar (tonik). Tangga nada disusun dari atas atau ke bawah dimulai
dari nada tonika sampai oktaf dengan interval antar nadanya dari

1
Hanna Sri Mudjilah, “Teori Musik”, Agustus 2010, hlm. 25.
2
Ibid., hlm. 39-40.

2
bawah ke atas adalah 1-1-1/2-1-1-1-1-1/2. Misalnya dalam tangga
nada C Mayor (mayor natural), yaitu:

b. Tangga nada minor dibagi menjadi 4 yaitu:


1) Tangga nada minor asli dibentuk dari rangkaian jarak nada
whole steps (1) dan half steps (½) dengan komposisi jarak
nadanya 1-1/2-1-1-1/2-1-1. Berikut contoh dalam tangga nada A
minor natural:3

Tangga nada minor natural merupakan tangga nada yang


memiliki 8 nada yang disusun mulai dari nada tonika sampai oktaf
dengan interval antar nadanya dari bawah ke atas adalah 1-1/2-1-1-
1/2-1-1. Maka nada yang tersusun dalam tangga nada minor asli (A
minor asli) adalah A B C D E F G A’ tanpa ada nada yang
mendapat tanda aksidental.
2) Tangga nada minor harmonis adalah hampir sama dengan nada-
nada pada tangga nada minor asli namun nada yang ke-7 nya
dinaikkan 1 semitone (setengah nada) agar menjadi leading
tone.

3
file:///D:/semester%206/seni%20musik/BAB%202-08208244022.pdf, diakses pada
tanggal 30 Maret 2020 pukul 09.00 WIB, hlm. 12-13.

3
3) Tangga nada minor melodis adalah sama dengan tangga nada
minor asli yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan 1 semitone untuk
(ascending) dan kembali menjadi minor asli saat turun
(descending). Nada-nada yang tersusun dalam tangga nada
minor melodis natural (a minor melodis) yaitu:4

4) Tangga nada minor zigana adalah tangga nada minor asli, yang
nada ke-4 dan nada ke-7 nya dinaikkan 1 semitone. Sehingga
nada-nada yang tersusun dalam tangga nada minor zigana
natural (tn. minor zigana), adalah:5

4
Ibid., hlm. 15-16.
5
Hanna Sri Mudjilah, “Teori Musik”, Agustus 2010, hlm. 39.

4
2. Tangga nada pentatonik adalah tangga nada yang memiliki 5 nada
pokok sebagai elemennya. Tangga nada pentatonik diterapkan dengan
pendekatan kemiripan (kuasi) yaitu nada dalam pentatonik diselaraskan
dengan nada-nada dalam laras diatonik. Tangga nada pentatonic dibagi
2, yaitu tangga nada slendro dan tangga nada pelog.6

3. Tangga nada kromatis adalah tangga nada yang menggunakan 12


macam nada dan semuanya berjarak ½. Tangga nada kromatis
merupakan kumpulan dari semua nada dalam music. Karena nada
selalu berulang oktafnya maka tangga nada kromatis sering dipakai
untuk ke-12 nada dari oktaf.
B. Melodi
1. Pengertian Melodi
Melodi merupakan susunan urut-urutan suatu nada dalam musik,
atau susunan rangkaian nada ( bunyi dengan getaran teratur ) yang
terdengar beraturan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.
Melodi senantiasa menjadi pusat perhatian pemerhati dan penikmat
musik, terutama pemula, baru kemudian irama, harmoni, kemudian
bentuk dan struktur lagu. Sedangkan irama adalah turun naiknya lagu

6
file:///D:/semester%206/seni%20musik/BAB%202-08208244022.pdf, diakses pada
tanggal 27 Maret 2020 pukul 09.00 WIB, hlm. 16.

5
secara teratur, atau urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar
musik dan tari.
Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan
bermacam-macam lama waktu atau panjang pendeknya membentuk
pola irama. Untuk menuliskan bunyi dan diam dengan bermacam-
macam lama waktu atau panjang pendeknya digunakan notasi irama.
Irama akan selalu mengikuti melodi, akan tetapi irama akan tetap
berjalan meski melodi berhenti. Irama bergerak berdasarkan keajegan
gerak, keteraturan gerak dengan panjang pendeknya ayunan.
Irama merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak
tampak dalam lagu namun dapat dirasakan setelah lagu diayunkan.
Irama berkaitan erat dengan panjang pendeknya not dan berat
ringannya aksen ( tekanan ) pada not.
Melodi dapat dikatakan sebagai unsur kedua dalam sajian musik
setelah irama, akan tetapi dapat pula unsur ini menjadi yang pertama,
tergantung dari pendekatan mana seorang seniman menciptakan musik.
Jika berawal dari senandung dan coba-coba maka yang menjadi unsur
utama adalah melodi, baru dilengkapi irama dan harmoni. Jika seniman
menyusun irama terlebih dulu,maka yang menjadi unsur utama adalah
irama.
Pada kenyatannya penggarapan musik sangatlah bervariasi, ada
yang melalui pembuatan pola-pola irama lebih dulu, ada pula yang
melodi dulu, adapula yang mengkombinasikan keduanya secara
bersamaan, hal tersebut tergantung pada tingkat pengetahuan, apresiasi,
keterampilan, dan kreativitas yang dimiliki seniman tersebut.

2. Alat Musik Melodi


Alat musik melodis (melodi) merupakan alat musik yang dapat
membunyikan melodi dalam lantunan lagu, namun pada umumnya
tidak dapat memainkan kord secara sendirian. Dengan kata lain,

6
dimaksudkan bahwa alat musik melodis adalah alat musik yang dapat
menghasilkan suatu nada atau notasi do, re, mi, fa, so, la, si, do yang
dapat melengkapi bunyi yang dihasilkan oleh alat musik ritmis.

3. Fungsi Alat Musik Melodis


Alat musik melodis dapat berfungsi sebagai alat pengaturan
nada dalam sebuah musik maupun lagu. Sekarang ini, banyak sekali
alat musik melodi yang dapat ditemukan dengan ragam yang semakin
banyak. Alat musik melodis dapat dimainkan dengan berbagai macam
cara, diantaranya dengan dipetik, ditiup, ditekan, di goyang, digesek,
maupun di hisap.

4. Contoh Alat Musik Melodis


Alat musik melodis memang memiliki banyak sekali ragamnya.
Ada alat musik melodis tradisional dan juga alat musik melodis
modern. Berikut beberapa contoh alat musik melodis baik tradisional
maupun modern :

7
a. Angklung

Angklung merupakan alat musik melodis yang termasuk dalam


kategori tradisional. Alat musik ini sangat terkenal di Indonesia
maupun di mancanegara. Angklung adalah alat musik melodis yang
berasal dari Sunda, Jawa Barat. Bentuk alat musik angklung
menyerupai pipa yang terbuat dari bahan bambu.

8
b. Kecapi

Kecapi merupakan alat musik melodis yang juga termasuk


dalam kategori tradisional. Alat musik ini berasal dari Sunda, Jawa
Barat. Kecapi terbuat dari bahan kayu yang dilengkapi dengan senar
sehingga cara memainkan alat ini adalah dengan dipetik. Alat musik
kecapi digunakan sebagai pengiring lagu daerah yang lembut misalnya
dalam tembang sunda.
Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, alat musik kecapi
dibagi menjadi dua yaitu kecapi indung dan kecapi rincik. Kecapi
indung berukuran besar dengan delapan belas atau dua puluh dawai
yang biasa digunakan untuk memimpin musik dengan memberikan
intro, bridges, dan interlude. Sedangkan, kecapi rincik umumnya
memiliki lima belas dawai yang digunakan untuk memperkaya iringan
musik.

9
c. Sasando

Alat musik ini juga merupakan alat musik melodis tradisional. Sasando
merupakan alat musik melodis yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara
Timur. Sama halnya dengan kecapi, alat musik ini juga memiliki dawai dan
dimainkan dengan cara dipetik. Sasando biasanya digunakan untuk mengiringi
lagu maupun upacara adat setempat.
Alat musik ini terbuat dari bahan bambu yang dibentuk tabung panjang.
Bagian tengah alat musik diberi ganjalan melingkar dari atas ke bawah yang
digunakan sebagai tempat bertumpunya dawai atau senar yang direntangkan
mengelilingi tabung bambu.

10
d. Seruling

Seruling merupakan alat musik melodis tradisional yang berasal dari


daerah Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu atau kayu degan 6-7
lubang nada pada bagian batangnya dan lubang pemanis pada bagian
ujungnya. Namun belakangan ini seruling modern dapat terbuat dari logam
aluminium dan plastik. Seruling dimainkan dengan cara ditiup.

e. Gitar
Gitar merupakan alat musik melodis modern yang sangat terkenal dan
sering sekali digunakan saat ini. Cara memainkan alat musik ini pun sama
dengan memainkan sasando dan kecapi yaitu dengan cara dipetik. Gitar terdiri
dari tiga bagian yaitu badan gitar, stang gitar, dan senar.
Jenis gitar terdiri dari dua jenis, yaitu gitar akustik dan gitar elektrik. Gitar
akustik merupakan jenis gitar yang sering digunakan dan telah digunakan
selama ribuan tahun. Sedangkan, gitar elektrik mulai dikenalkan mulai tahun
1930an dan digunakan sebagai instrumen utama dalam genre musik seperti
rock, pop, jazz, reggae, metal, dan blues.

11
f. Harmonica

Harmonika juga merupakan alat musik melodis modern yang jarang


dikuasai oleh kebanyakan orang. Alat musik ini dimainkan dengan cara di
hisap dan ditiup. Namun, hanya orang yang ahli harmonika saja yang bisa
menghasilkan suara dan nada yang indah.
Harmonika sebenarnya berasal dari alat musik tradisional Cina yaitu Sheng
dan telah digunakan sekitar lima ribu tahun yang lalu sejak kekaisaran Nyu-
kwa. Kemudian pada tahun 1821, Chistian Friedrich Buschman menemukan
harmonika modern.

12
g. Biola

Alat musik biola merupakan alat musik melodis yang dimainkan


dengan cara digesek. Biola dirancang memiliki empat senar (G-D-A-E) dengan
setelan berbeda yang mempunyai interval sempurna kelima. G merupakan
nada yang paling rendah pada alat musik ini.
Alat musik ini terdiri dari beberapa bagian yaitu badan biola, leher
biola, jembatan biola, senar, papan jari, dan perangkat pembantu yang terdiri
dari pasak penyetel, ekor biola, pin, tali, beberapa penyetel tambahan jika
diperlukan, dan dagu penyangga. Biola memiliki berbagai macam jenis yaitu
biola bass, biola kecil, biola menengah, dan biola besar.

13
h. Piano

Alat musik yang satu ini merupakan alat musik melodis yang tertua.
Piano berasal dari kata pianoforte yang merupakan bahasa Italia. Alat musik
ini dibuat pada tahun 1720 an oleh seorang yang bernama Bartolomeo
Cristofori.
Piano merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditekan oleh
jari-jari tangan. Alat musik ini dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu baby
grand piano, grand piano, dan upright piano.

14
i. Akordion

Akordion merupakan alat musik sejenis organ yang berasal dari daerah
Sumatera Selatan. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring musik
religi maupun musik modern. Berdasarkan sejarah, akordion diciptakan oleh
seorang seniman Berlin, Jerman yang bernama Christian Fried pada tahun
1822.
Akordion dimainkan dengan menggantungkan alat musik ini di badan
pemain. Kemudian pemain menekan tombol akord menggunakan tangan kiri
dan memainkan melodi menggunakan tangan kanan. Alat musik ini terbagi
menjadi empat jenis yaitu akordion diantonis, berwarna, concertinas, dan
piano.

15
j. Pianika

Alat musik ini mirip dengan piano hanya saja berukuran lebih kecil dan
dimainkan dengan cara meniup pipa lentur yang menghubungkan alat dengan
mulut. Pianika menggunakan bilah keyboard yang memiliki luas tiga oktaf.
Umumnya, alat musik melodis ini digunakan sebagai alat pendidikan di
sekolah.
Cara memainkan pianika adalah dengan memegang pianika menggunakan
tangan kiri dan memainkan melodi lagu menggunakan tangan kanan, serta
meniup pipa lentur menggunakan mulut. Pianika dapat digunakan untuk
memainkan melodi pokok, kontra melodi, dan jika memungkinkan dapat
digunakan untuk mengiringi sebuah lagu.

16
C. Akor
1. Pengertian Akor
Akor adalah paduan beberapa nada apabila dimainkan bersamaan
akan terdengar harmonis. Dalam penyajiannya, akor dapat dimainkan
secara bersama (serentak) ataupun bergantian (arpegio). Paduan nada
biasanya sebagai penyerta melodi. Keterpaduan nada-nada dalam akor
terlihat pada aransemen lagu dengan banyak alat musik dan aransemen
lagu untuk paduan suara. Nada-nada yang berasal dari instrumen musik
atau berbagai jenis suara yang dibunyikan bersama-sama akan
membentuk suatu akor. Akor tidak hanya berperan sebagai penyerta,
tetapi juga menyatu dengan melodi.7
2. Nama Akor Beserta Tingkatannya
Akor terdiri atas tingkatan-tingkatan, diantaranya adalah sebagai
berikut.

Di dalam permainan musik sederhana, dikenal tiga akor pokok, yaitu:


a. akor I (tonika) paduan nada C-E-G.
b. akor IV (sub dominan) paduan nadanya F-A-C.
c. akor V (dominan) paduan nadanya G-B-D.8
3. Simbol Akor
Alat musik yang dapat membentuk paduan nada dalam
memainkan akor, antara lain gitar, piano, keyboard, electone, organ,

7
Anwar Nurdin, Pendidikan Seni Musik SMA Jilid I, (Jakarta: Melati, 1994), hlm. 26.
8
Ibid., hlm 26-28.

17
ukulele, dan akordion. Simbol akor diperlukan dalam pembuatan
aransemen musik atau lagu. Dalam penulisannya, akor ditulis di atas
melodi lagu. Dalam ilmu harmoni, simbol akor dibedakan menjadi tiga
macam.
a. Simbol Angka
Simbol angka yang digunakan untuk menuliskan simbol akor
adalah jenis angka Romawi I sampai dengan VII. Akor dengan
angka romawi dibedakan menjadi dua, yaitu,
1.) Akor mayor ditulis dengan angka romawi besar (I, II, III, IV, V,
VI).
2.) Akor minor ditulis dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi).
b. Simbol Huruf Simbol huruf dibedakan menjadi dua macam, yaitu
1.)Akor mayor ditulis menggunakan huruf besar.
2.)Akor minor ditulis menggunakan huruf kecil
Contoh:
1) Akor C mayor simbol hurufnya C
2) Akor D minor simbol hurufnya Dm
3) Akor G septime simbol hurufnya G7
4) Akor A minor septime simbol hurufnya Bm7
5) Akor B diminished simbol hurufnya Bdim

c. Simbol Gambar

18
Simbol gambar ditulis menggunakan dua macam bentuk, yaitu bentuk
gambar dalam notasi balok dan bentuk gambar posisi jari pada instrumen
harmonis.
1.) Bentuk gambar dalam notasi balok.
Contoh:

2.) Bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.


Contoh:
Penerapan akor pada alat musik gitar.
3.) Di dalam setiap tanda formasi terdapat angka-angka yang menunjukkan
peran jari.
4.) Angka 0 berarti tanpa tekanan jari (senar dibunyikan)
Angka 1 berarti ditekan dengan jari telunjuk
Angka 2 berarti ditekan dengan jari tengah
Angka 3 berarti ditekan dengan jari manis
Angka 4 berarti ditekan dengan jari kelingking
Contoh:
Penerapan akor pada alat musik keyboard atau piano. Berikut ini nada-
nada dan posisi jari dalam memainkan alat musik keyboard atau piano. 9

9
http://walpaperhd99.blogspot.com/2015/10/akor-lagu-pengertian-nama-rumus-
simbol.html diakses pada tanggal 28 Maret 2020 pukul 11.00 WIB.

19
4. BentukAkor
Sebuah lagu akan lebih menarik apabila dalam penyajiannya
menggunakan harmoni yang ditunjukkan dengan penerapan akor-akor.
Penggunaan akor untuk mengiringi sebuah lagu terlebih dahulu harus
memerhatikan tangga nada yang dipakai, melodi, frase lagu, dan arah
gerak akor. Arah gerak akor dalam sebuah lagu mengikuti melodinya.
Di dalam praktik musik atau dalam bernyanyi dengan iringan alat
musik harmonis selain secara teoretis kita harus sering melakukannya
secara praktik. Terutama pada inversi akor karena dengan seringnya
berlatih akan semakin baik dan peka terhadap perpindahan dari akor
yang satu ke akor yang lain.
Berikut ini contoh akor-akor yang sering digunakan untuk mengiringi
sebuah lagu atau nyanyian.

a. Akor yang digunakan alat musik gitar.10

b. Akor yang digunakan alat musik keyboard atau piano.

10
Iqbal Thahir, Metode Dasar Gitar Klasik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1985), hlm. 12.

20
Kesimpulan:
Dari pebahasan di atas dapat disimoulkan bahwa tangga nada adalah
susunan nada-nada secara alphabetis yang disusun ke atas, dari nada terendah
ke nada tertinggi, maupun ke bawah, dari nada tertinggi ke nada terendah.
Melodi merupakan susunan urut-urutan suatu nada dalam musik, atau susunan
rangkaian nada ( bunyi dengan getaran teratur ) yang terdengar beraturan serta
berirama dan mengungkapkan suatu gagasan. Melodi senantiasa menjadi pusat
perhatian pemerhati dan penikmat musik, terutama pemula, baru kemudian
irama, harmoni, kemudian bentuk dan struktur lagu. Sdangkan Akor adalah
paduan beberapa nada apabila dimainkan bersamaan akan terdengar harmonis.
Dalam penyajiannya, akor dapat dimainkan secara bersama (serentak) ataupun

21
bergantian (arpegio). Paduan nada biasanya sebagai penyerta melodi.
Keterpaduan nada-nada dalam akor terlihat pada aransemen lagu dengan
banyak alat musik dan aransemen lagu untuk paduan suara. Nada-nada yang
berasal dari instrumen musik atau berbagai jenis suara yang dibunyikan
bersama-sama akan membentuk suatu akor. Akor tidak hanya berperan sebagai
penyerta, tetapi juga menyatu dengan melodi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Mudjilah, Hanna Sri “Teori Musik”, Agustus 2010.

Thahir, Iqbal, Metode Dasar Gitar Klasik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka,


1985.
http://walpaperhd99.blogspot.com/2015/10/akor-lagu-pengertian-nama-rumus
simbol.html diakses pada tanggal 28 Maret 2020 pukul 11.00 WIB.
Nurdin, Anwar, Pendidikan Seni Musik SMA Jilid I, Jakarta: Melati, 1994.
file:///D:/semester%206/seni%20musik/BAB%202-08208244022.pdf, diakses
pada tanggal 30 Maret 2020 pukul 09.00 WIB, hlm. 12-13.

23

Anda mungkin juga menyukai