Anda di halaman 1dari 6

Pengertian dari aerophone adalah penggolongan instrumen musik yang

sumber suaranya dihasilkan dari getaran udara yang berasal dari body
instrumen. Contoh: flute, trumpet,  saxophone.

Pengertian dari idiophone adalah penggolongan nstrumen musik yang


bunyinya dihasilkan dari alat itu sendiri.
Idhiophone. Contoh: gong, marimba, maracas.

Pengertian dari chordophone adalah penggolongan instrumen musik


yang sumber suaranya dihasilkan dari getaran dawai (string).
Chordophone. Contoh: gitar, biola, cello

Pengertian dari membranophone adalah penggolongan


pengginstrumen musik yang suaranya dihasilkan dari getaran membran
yang ditegangkan. Membranophone. Contoh: gendang, drum, tifa.

Pengertian dari lektrophone adalah penggolongan instrumen musik


yang suaranya dihasilkan dari bantuan elektrik. Elektrophone. Contoh:
organ, gitar elektrik, bas elektrik.

.
.
Pengertian Tangga Nada
Tangga nada adalah sebuah rangkaian nada yang disusun dengan
jarak tertentu. Bila diibaratkan sebuah tangga pada kehidupan nyata
maka tangga nada memiliki fungsi yang serupa dengan tangga pada
kehidupan sehari-hari. Bila kita perhatikan sebuah tangga memiliki
fungsi untuk naik atau turun. Begitu juga nada. Ada saatnya nada itu
naik atau makin tinggi, ada saatnya juga ketika nada itu turun atau
semakin rendah.

Jarak itu biasa disebut dengan interval nada, yang menjadi jeda
antara satu nada dengan lainnya. Interval ini ibarat jarak antar anak
tangga pada kehidupan sehari-hari. Ada tangga yang jarak antar anak
tangganya dekat, ada pula yang jaraknya jauh. Secara umum tangga
nada dibagi jadi tiga jenis, yaitu pentatonis, diatonis dan kromatis.
Kamu bisa baca lebih lanjut tentang tiga jenis tangga nada itu di
bawah ini.

Tangga Nada Pentatonis


Penta artinya lima, dipakai untuk istilah jenis tangga nada ini karena
disini yang dipakai hanya 5 nada pokok. Jenis ini dibagi menjadi dua
yaitu tangga nada dan tangga nada slendro. Jenis ini kebanyakan
dipakai untuk genre musik rock n’ roll, beberapa aliran variasi lagu
pop dan blues, lagu anak-anak, serta lagu tradisional. Tangga nada ini
juga sering kita temui dalam musik tradisional Jawa seperti musik
gamelan.

Lebih mudahnya dalam memahami perbedaan Slendro dan Pelog


adalah Slendro terdiri dari tangga nada pentatonik menggunakan nada
1 2 3 4 5 6 1 (memberikan kesan gembira dan lincah). Sedangkan
pelog terdiri dari tangga nada pentatonik menggunakan nada 1 2 3 4 5
6 7 (memberikan kesan tenang dan luhur). Contoh lagu yang
menggunakan tangga nada pentatonis adalah:

 Kincir-kincir
 Jali-jali
 Lenggang kangkung
 Suwe ora jamu
 Cublak-cublak suweng

Tangga Nada Diatonis


Jika pentatonis ada 5 nada, untuk jenis diatonis ada 7 nada dengan 2
macam interval. Tangga nada diatonis ini lebih sering kita dengar atau
mainkan di musik kontemporer atau kekinian.

Tangga nada ini sering kita jumpai juga disaat kita belajar sebuah alat
musik seperti gitar. Karena dasar bermain gitar seringkali
mengunakan tangga nada ini. Tangga nada diatonis ini menggunakan
interval 1 atau pakai interval setengah. Dalam jenis ini pun terbagi lagi
jadi 2 tangga nada, yaitu mayor dan minor. Di bawah ini
penjelasannya:

Tangga Nada Minor

Untuk jenis minor, dibagi lagi jadi tiga jenis yaitu tangga nada minor
asli, harmonis dan melodis. Jenis minor asli cuma punya nada pokok,
jadi tak ada tanda kromatis. Sedangkan untuk jenis harmonis, setiap
nadanya dinaikkan setengah, tapi ketika naik/turun nadanya tetap
sama. Kalau jenis melodis, nada yang dinaikkan hanya yang ke-6 dan
ke-7 ketika naik, dan turun setengah juga ketika turun. Tangga nada
minor ini bila dimainkan akan menimbulkan nuansa dalam, khidmat,
sedih atau “gelap”. Contoh lagu dengan tangga nada minor diantara
adalah:
1. Lagu Wajib: Mengheningkan Cipta (Truno Prawit), Tanah Airku
(Ibu Soed), Bagimu Negeri (R. Kusbini), Ibu Pertiwi (Ismail
Marzuki), Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki), Gugur Bunga
2. Lagu Anak-anak: Ambilkan Bulan (AT Mahmud), Bintang Kejora
(AT Mahmud), Kasih Ibu (SM. Muchtar), Kelinciku (Daljono),
Kucingku (Pak Kasur)
3. Lagu Daerah: Bubuy Bulan (Jabar), Kole-Kole (Maluku), Sing
Sing So (Maluku), Sarinande (Maluku), Ole Sioh (Maluku), Bubuy
Bulan (Jawa Barat)

Tangga Nada Mayor

Sumber foto : mikirbae.com


Jenis tangga nada ini kebanyakan dipakai untuk lagu-lagu yang
suasananya ceria. Sering kita temui dalam lagu-lagu populer saat ini.
Susunan nadanya berjarak 1 – 1- ½ – 1 – 1 – 1  – ½. Beda dengan
tangga nada minor yang susunan interval nadanya adalah 1 – ½ – 1 –
1 – ½ – 1 – 1. Terlihat ya perbedaannya?

Perbedaan kedua tangga nada itu akan terdengar jelas saat


dibunyikan dengan alat musik. Ketika mendengar tangga nada mayor
nuansanya akan terasa benar-benar ceria, sebaliknya jika mendengar
tangga nada minor yang manapun jenisnya maka suasana jadi
cenderung sedih atau melow. Tapi tangga nada minor juga bisa
dipakai untuk lagu yang ceria dengan menaikkan temponya.
Itulah menariknya sebuah komposisi musik. Aturan baku memang ada
tetapi dalam menciptakan sebuah lagu, penggunaan nada tidaklah
kaku. Bisa menyesuaikan dengan keinginan pencipta lagu atau
pencipta komposisi.  Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor
diantaranya adalah:

1. Lagu Wajib : Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak),


Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed), Dari Sabang Sampai Merauke (R
Soerardjo), Hari Merdeka (Husein Mutahar), Gebyar Gebyar
(Gombloh), Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-
halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, dan Mars Pelajar.
2. Lagu Anak-anak: Naik Delman (Ibu Sud), Balonku (AT
Mahmud), Heli (anjing kecil) (Nomo Kuswoyo), Lihat Kebunku (Ibu
Sud), Abang Tukang Bakso (Mamo Agil).
3. Lagu Daerah: Gundul Pacul (Jawa Tengah),Kampung Nan Jauh
DI Mato (Sumbar), Ampar-Ampar Pisang (Kalsel), Manuk Dadali
(Jabar),Tokecang (Jabar)

Anda mungkin juga menyukai