Anda di halaman 1dari 6

11/20/2020 Kursus: Seni Budaya/Musik - Refiew

Seni Budaya/Musik - Refiew

Dasbor / Kursus Yang Saya Ikuti / SB/M-R

Your progress 

Pengumuman
Selamat Pagi...Kita mengulang materi ende dan ansambel sekaligus penguatan materi. Materi ini telah disampaikan, silahkan
pelajarikembali.

Daftar Hadir
Silahkan isi daftar hadir ya...

Daftar
Hadir,

Silahkan isi daftar hadir. Jumat, 20-11-2020

Ende dalam masyarakat Batak Toba


ENDE DALAM MASYARAKAT BATAK TOBA
Nyanyian-nyanyian rakyat dari Masyarakakat Batak Toba sering disebut juga dengan ende. Pembagian ende Batak Toba ke
dalam beberapa jenis, antara lain:
1) Ende Parorot (lagu pengasuh), meliputi Ende Mandideng(nina bobo)-lagu untuk mendorong anak-anak tidur, serta lagu-lagu
yang dinyanyikan sambil bermain dengan anakanak yang masih muda untuk mendorong mereka tumbuh sehat dan kuat.
EndeSipaingot(pesan)-lagu-lagu yang paling sering dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anak perempuannnya yang akan
melangsungkan pernikahan. Lirik lagunya menyampaikan rekomendasi untuk tugas sebagai istri kepada suami, orang tua, sikap
yang tepat dari istri, cara merawat rumah.
2) Ende Pargaulan(lagu cinta, pacaran), sering ringan, menggoda hati, lagu antara kelompok campuran dari orang-orang muda
secara solo- chorus.
3) Ende Tumba/Embas, lagu-lagu yang dinyanyiakan orang muda sebagai iringan untuk tari tumba atau embas, menari sambil
membuat lingkaran di halaman kampung (halaman ni huta) pada hari-hari menjelang pernikahan pasangan muda. Gadis remaja
membentuk lingkaran dalam dan remaja laki-laki membentuk lingkaran luar sekitar gadis-gadis. Sebuah keranjang beras yang
sudah lama difungsikan sebagai gendang dan penari bertepuk tangan bersama di bawah pahamereka sambil bergerak sesuai
lingkaran dengan lambat ke kanan dan ke kiri. Nyanyian itu sering merupakan solo-chorus, liriknya juga spontan diciptakan, dan
penyanyi menggunakan lagu ini sebagai cara memberikan nasehat kepada pasangan yang akan menikah, menggoda satu sama
lain, atau sebagai cara mengekspresikan keinginan terbaik dan perpisahan bagi mereka yang statusnya segera berubah.
4) Ende Sibaran(lagu sedih, penderitaan, atau nasib buruk), terdiri dari banyak sub genre yang spesifik untuk keadaan penyanyi,
apakah itu nasib buruk, kemiskinan, penyakit, atau kesedihan atas kematian, dinyanyikan secara solo. Melalui lagu-lagu penyanyi
akan menceritakan kisah mereka sebagai cara memunculkan simpati dari pendengar tetapi juga sebagai cara untuk
mengekspresikan dan melepaskan mereka dari kesedihan. Adalah umum dari lagu ini disertai dengan menangis-baik oleh
penyanyi dan mungkin bagi orang-orang yang mendengarkan.
5)Ende Pasu-pasu(lagu berkat), lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh orang tua yang lanjut usia yang ditujukan kepada
keturunannya. Mereka menyatakan harapan bahwa para dewa akan memberkati dan melindungi, memperkuat dan meningkatkan
generasi sekarang dan masa depan keturunan/marga mereka.

6) Ende Hata(recitativ, lagu kata), permainan lagu, lagu yang dinyanyikan oleh seorang yang lebih dewasa, sering tanpa melodi
tetap, penyanyi melafalkan lirik berirama berpasangan dengan makna yang sering tidak berhubungan di antaranya.

7)Ende Andung(lagu ratapan), lagu-lagu terutama (meskipun tidak secara eksklusif) dinyanyikan oleh perempuan digunakan
untuk meratapi kematian, menggunakan khusus kosa kata (sebagian besar metaforik) yang dikenal sebagai hata andung (kata
ratapan), menceritakan kisah hidup almarhum untuk pelayat yang berkumpul sebelum pemakaman/disemayamkan. Ende andung

https://sman2blg.sch.id/course/view.php?id=928 1/6
11/20/2020 Kursus: Seni Budaya/Musik - Refiew

melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra
menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini. Tidak terbatas pada ritual penguburan, lagu ratapan
yang dinyanyikan saat mengembala (andung parmahan), bekerja di ladang (andung parbabo), ketika terlibat di dalam menenun
ulos (andung martonun), mengnyadap tuak (andung paragat), lagu ratapan saat akan menikah (andung ni boru muli) saat
dinyanyikan calon pengantin pada saat menjelang pernikahan, sebagai sebuah keluh kesah, yang ditujukan kepada ibunya dan
keluarga pada saat berkumpul, menyatakan kesedihan dia akan meninggalkan keakraban keluarganya untuk memulai hidup baru
dengan suaminya.

Di luar genre dari ende tradisional diatas, ada ende yang berhubungan dengan kegiatan mendayung solu bolon(sampan besar
tradisional) saat melakukan perjalanan di atas perairan Danau Toba, lagu-lagu yang dikenal secara kolektif sebagai ende ni
parluga, dan ende mencari pekerjaan, makanan dan penginapan (ende ni pangardang).
Dalam perkembangan awal dari musik populer Batak, jenis ende-ende di atas banyak menginspirasi para pencipta-pencipta awal
dari musik populer Batak. Sebagai contoh ende parorot yang menginspirasi para pencipta antara lain Modom Ma
Damang(diciptakan 29 September 1957) oleh Ismail Hutajulu, Modom Ma Damang Unsok oleh Nahum Situmorang. Ende tumba
antara lain Tumba Do, Tumba Goreng oleh Nahum.
Untuk ende sibaran cukup banyak tercipta, antara lain Sulu Di Na Golap judul lain Pandokkon Ni Sibaran (Medan 25 Desember
1955), Ro Do Au Mandulo Ho (Indrapura, 2 Mei 1953), Marbahir (Sibolga, 5 September 1978) oleh Ismail Hutajulu. Nahum juga
terinspirasi oleh ende sibaran antara lain; Sada Ma Ilungki, Sapata Ni Si Doli, Na Hinali Bangkudu, Sapata Ni Napuran, Tumagon
Na Ma Mate, oleh Dakka Hutagalung Dang TurpukktaHamoraon (1978), Boasa (trio Goleden Heart,1974), Di Dia Rongkappi
(1978), oleh Paul Hutabarat Molo Huingot Sude, oleh Firman Marpaung Bulan Pardomuan, Sun Napuranna, oleh . Gongga
Sitompul Sirang marale-ale dan banyak lagi oleh pencipta-pencipta lainnya.
Demikian informasi tambahan yang dapat memperkaya pengetahuan anak-anak kami tentang musik tradisi. Silakan disimak dan
catat poin pentingnya, dan semoga dapat meningkatkan apresiasi buadya anak-anak kami sekalian.
HORAS

Ansambel Musik Batak Toba


ANSAMBEL MUSIK BATAK TOBA
'Semua" etnis memiliki aktifitas kebudayaan musik. Demikian juga dengan etnis Batak Toba. Bahkan para ahli berpendapat
bahwa etnis Batak Toba adalah etnis yang musikal, dan terkenal dengan aktifitas musiknya. Musik dalam kehidupan mereka
adalah sesuatu hal yang sangat penting.
Sebelumnya kalian telah mempelajari tentang musik vocal atau Nyanyian, yang dalam terminologi setempat disebut dengan
istilah "Ende". Kalian telah mempelajari tentang Nyanyian Tradisional.
Materi berikut yang akan kalian pelajari adalah Ansambel Musik. Ansambel adalah beberapa buah alat musik yang imainkan
bersama-sama. Dimainkan bersama maksudnya bahwa beberapa alat musik tersebut memiliki keterikatan dan hubungan yang
kuat, sehingga beberapa alat musik tersebut menghasilkan satu bunyi musik yang harmonis, dan estetis.
Ansambel Musik sebagai produk kebudayaan masyarakat Batak Toba adalah terdiri dari:
1. Ansambel Gondang Sabangunan;
2. Ansambel Gondang Hasapi

Ansambel Gondang Sabangunan, atau sering juga disebut ansambel Ogung Sabangunan. Ansambel ini dipakai untuk upacara
ritual / upacara di luar ruangan dan memakai beberapa alat musik yaitu:
I. Taganing
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image.png
Terdiri dari 5 buah taganing dan 1 buah gordang. Dimainkan dengan cara dipukul dengan stik, dan pemainnya terdiri dari 2 orang,
satu orang memainkan taganing dan satu lagi memainkan Gordang. Taganing fungsinya sebagai pembawa melodi, atau
pembawa rytmis fariabel, sedangkan gordang fungsinya sebagai pembawa ritmis fariabel. Taganing memiliki nada dengan tangga
nada Batak yaitu: 1.Nung, nada paling rendag yaitu taganing terbesar. 2. Nong , 3. Neng, 4. Nang dan 5. Ning, nada paling tinggi
yaitu taganing paleng kecil.
Sedangkan untuk gordang tidak ada identitas nada yang spesifik, tetapi memiliki nada yang lebih rendah dari Nung, karena
bentuknya yang paling besar. Tataganing, nama lainnya adalah Siparnoninoni.Sedangkan stik pemukul taganing disebut dengan
palu-palu
II. Sarune Bolon
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image%20%281%29.png

Merupakan alat musik aerophone, sumberbunyinya dari pembelahan udara, yang didapatkan dari double reed yang ditiup. Reed
nya terbuat dari daun kelapa yang dikerat sedemikian rupa. Sarune Bolon biasanya terdiri dari beberapa bagian yang dapat
dipisahkan. Fungsinya sebagai pembawa melodi. Sarune disebut juga dengan istilah simout-mout.

https://sman2blg.sch.id/course/view.php?id=928 2/6
11/20/2020 Kursus: Seni Budaya/Musik - Refiew

III.Ogung
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image%20%282%29.png
Merupakan alat musik idiophone yang dimainkan dengan cara dipukul pakai stik yang ujungnya dibungkus kain atau karet.
Fungsinya sebagai pembawa rhytmis konstan (tetap). Ogung dalam istilah lain disebut juga dengan Maung-maung. Ogung batak
terdiri dari 4 buah, yaitu.
1.Ogung Oloan. Ogung yang memiliki nada rendah. Ogung ini menghasilkan bunyi yang beritme konstan supaya diikuti bunyi
ogung lainnya. Hal ini yang menyebabkan ogung ini dinamai oloan yang berarti “diikuti” Disebut-sebut sebagai kepala pemimpin
semua ogung.
2. Ogung Ihutan. Dinamai Ogung Ihutan karena tugasnya mengikuti bunyi ogung oloan. Ikutan berarti “yang mengikuti”. Nama
lain ogung ini adalah pangalusi berarti “jawaban”. Ogung ini memiliki nada yang lebih tinggi dibandingkan Ogung Oloan.
3. Ogung Panggora. Panggora memiliki arti “yang berseru, memberi efek kejut”. Disebut demikian karena bunyinya yang
menggelegar dan keras dibandingkan ogung-ogung lainnya.
4. Doal. Ogung ini berfungsi menambah variasi bunyi ogung saja, dengan menambah ritme tambahan,sinkopasi dari ketukan
tempo.
Keempat rangkaian bunyi ogung ini menjadi satu kesatuan bunyi yang saling mengikat dengan kuat.
IV. Hesek
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image%20%283%29.png
Hesek biasanya dimainkan dari potongan besi atau botol kosong yang dipukul dengan stik dari potongan besi juga. Fungsinya
sebagai pembawa tempo. Hesek sangat penting keberadaannya karena merupakan pemersatu atau pengikat dari bunyi-bunyian
tersebut. Kalau tidak stabil maka bunyi musik dari ansambel ini akan kacau.

Pemakaian Gondang Sabangunan


Pada hakekatnya terdiri dari 3 jenis upacara. Semua gondang yang disajikan selalu disertai oleh tortor.
A. Pada Pesta.
1. Gondang tunggal yaitu pesta muda mudi (7 malam berturut-turut). Dilakukan agak bebas dan tidak disertai oleh orang tua.
2. Pada Pesta martutu aek (Marambit). Pesta yang berlkaitan dengan anak lahir. Seorang anak lahir, tetapi telah lama
ditunggu-tunggu, kemudian memberikan nama anaknya dengan nama leluhurnya.
3. Mompo (Meresmikan rumah baru / memasuki rumah baru)
4. Mangupa-upa , memberi semangat. Bisa dilakukan dengan berbagai alasan misalnya, selamat dari celaka,
memberangkatkan merantau dll.
5. Pesta Sahuta, Pajongjong huta, mendirikan perkampungan.
B. Pada Upacara ‘Sibaran’
Sibaran adalah penderitaan yang menimpa seseorang yang terjadi dalam waktu yang lama. Seperti...
1. Papurpur Sapata. Upacara yang dilakukan untuk memperbaiki kehidupan seseorang dari penderitaannya yang diakibatkan
oleh dosa/kejahatan yang dilakukan oleh nenek moyang yang kemudian karmanya menimpa keturunannya secara terus-
menerus.
2. Mangondasi. Upacara dalam peristiwa kematian. ‘Kematian’ dalam konsep Batak Toba adalah kematian terhadap
seseorang yang belum memperoleh taraf hidup ‘kelima’ atau taraf hidup hagabeon, hamoraon, hasangapon.
3. Mangguntarguntari. Merupakan upacara kematian yang dilakukan terhadap seseorang yang masih hidup. Upacara ini
dilakukan atas permintaan orang itu sendiri.
C. Pada Upacara Mamele.
Yaitu upacara memberikan persembahan terhadap sesuatu dengan iringan musik. Seperti...
1. Mamele Sombaon
2. Mamele Sumangot
3. Mamele Pangulubalang
4. Upacara Marmanuk diampang. Upacara yang berkaitan untuk meminta keturunan kepada Sombaon (Mulajadi na Bolon)
Biasanya dilakukan upacara mamele terlebih dahulu.
5. Ulpuhan ni datu. Petunjuk yang diberikan oleh seorang dukun karena seseorang kekurangan (kehilangan) partondion.
6. Marmiak hoda (Meminyaki Kuda). Tujuannya untuk memperoleh rejeki. Bisa dilakukan terhadap satu ekor atau tiga ekor.
Apabila tiga ekor, kuda terseut adalah kuda putih (sihapas pining), kuda hitam dan kuda merah (si mera bara)
7. Horbo santi (mangalahat hobo). Berhubungan dengan pameleon untuk memperbaiki nasib.

Gondang sabangunan (sebagai repertoar) dibagi tiga. 1. Gondang parbanua ginjang, 2. Parbanua tonga, dan 3. Parbanua toru.
I. Gondang ni parbanua ginjang.
Diantaranya adalah:
1. Gondang mula jadi (gondang mula-mula). Merupakan somba-somba kepada mulajadi na bolon.

https://sman2blg.sch.id/course/view.php?id=928 3/6
11/20/2020 Kursus: Seni Budaya/Musik - Refiew

2. Gondang Debata. Somba-somba kepada ompu namartua Debata, yang terdiri dari 1. Batara guru, 2. Soripada (bala sori),
dan 3. Mangara bulan.
3. Gondang Sahala. Merupakan persembahan kepada surusuruan (penghuni langit).
4. Gondang Habonaran. Sebagai pernyataan keyakinan akan kebenaran Illahi.
5. Gondang Parsahataan. Tujuannya supaya mulajadi nabolon dan semuanya tadi seiasekata dengan oknum-oknumnya
mengabulkan permintaan yang membuat upacara.
6. Gondang didang-didang (Gondang siboru pareme). Tujuannya agar sampai berkat yang akan diberikan oleh mula jadi na
bolon kepada yang membuat upacara.
7. Gondang hasahatan.
Semua gondang ni parbanua ginjang disebut sipitu gondang. Tetapi sekarang untuk mengefektifkan waktu, sipitu gondang ini
dipersingkat menjadi si tolu gondang.
II. Gondang ni Parbanua Tonga.
1. Gondang somba-somba. Ditujukan kepada Mulajadi na bolon
2. Gondang Debata
3. Gondang Sahala ni namartua dan nahasaktian. Merupakan gondang persembahan kepada sahala di ompu (sahala leluhur)
4. Gondang Saudara. Ditujukan untuk menghormati saudara-saudara atau undangan (Situan natorop)
5. Gondang Sibane-bane sibanda ulu. Merupakan gondang pernyataan bahwa situan natorop mendukung si empunya
upacara.
6. Gondang simonag-monang. Merupakan hondang yang menunjukan kemenangan bagi semuanya.
7. Gondang hasahatan sitiotio.
III. Gondang ni Parbanua toru. (Situmalim / Situmandok)
1. Gondang Ondas-ondas. Dipersembahkan kepada orang yang telah mati sari matua / saur matua.
2. Gondang Pandiguri. Gondang yang sengaja dipersembahkan kepada orang yang mati hanyut dan tidak ditemukan.
Tujuannya untuk mencari mayatnya.
3. Gondang Tapakandoras. Digunakan untuk membujuk begu. Tujuannya untuk mencari seseorang yang hilang di tengah
hutan. Begu dibujuk agar mau mengembalikannya sehingga ia kembali, atau menemukan orang yang mati di hutan.
4. Gondang Porang-porang. Gondang yang khusus dipersembahkan kepada orang yang mate purpur.
5. Gondang hoda-hoda. Gondang yang khusus dipersembahkan kepada orang mate ponggol.
6. Gondang Boniala-boniala. Merupakan persembahan kepada sombaon yang ada di air, di gunung, dan di hutan.
7. Gondang sap-sap. Penutup dari gondang-gondang tadi. Tujuannya sebagai penyempurnaan dari gondang-gondang yang
dimainkan sebelumnya.
Menurut Artur Simon, gondang hasapi disebut juga dengan uning-uningan. Uning-uningan = kumpulan suara-suara
(bunyi) dari suara rendah hingga suara tinggi yang saling bersahut-sahutan. Uning-uningan berasal dari Un dan ing. Un=
suara rendah, ing= suara tinggi.

Gondang hasapi pada awalnya disajikan secara instrumentalia yang terdiri dari:
1.Sarune etek,
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image.png
Sarune etek merupakan alat musik aerophone. Dimainkan dengan cara di tiup. sumber bunyinya dari single reed woodwind
(masuk dalam keluarga instrument yang terbuat dari kayu dan menggunakan reed sebagai penghasil bunyi karena reed yang
bergetar lewat udara yang ditiup). Fungsinya sebagai pembawa melodi.

2. Hasapi
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image%20%281%29.png
Hasapi merupakan jenis khordophone dengan 2 senar sebagai sumber bunyi. dimainkan dengan cara dipetik.
Hasapi terdiri dari:
Hasapi ende (pluked lute dua senar) adalah instrumen pembawa melodi dan merupakan instrumen yang dianggap paling utama
dalam ensambel gondang hasapi.
Hasapi doal (pluked flude dua senar), instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan
sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran instrumen hasapi doal lebih besar sedikit dari hasapi ende.
3. Garantung
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image%20%282%29.png
Garantung: termasuk dalam klasifikasi idiofone (media bunyinya adalah badan sendiri) merupakan bilah-bilah kayu yang ditune /
distem. Dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stick.Fungsinya sebagai pembawa melodi dan atau pembawa ritnis
fariabel.
4. Sulim
https://sman2blg.sch.id/pluginfile.php/44783/course/section/6855/image%20%283%29.png
https://sman2blg.sch.id/course/view.php?id=928 4/6
11/20/2020 Kursus: Seni Budaya/Musik - Refiew

Sulim (transverse flute) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu alat musik yang terbuat dari bambu, memiliki enam lubang
nada dan satu lubang tiupan. Dimainkan dengan cara meniup dari samping (slide blow flute) yang dilakukan dengan meletakkan
bibir secara horizontal pada pinggir lubang tiup. Instrument ini biasanya memainkan lagu-lagu yang bersifat melankolis ataupun
lagu-lagu sedih. Klasifikasi instrument ini termasuk dalam kelompok aerophone. Fungsinya sebagai pembawa melodi.
5. Odap
Adalah alat musik membranophon, dimainkan dengan cara dipukut pakai stik. Biasanya yang dijadikan odap adalah tanganing,
tapi tang dimainkan hanya tiga saja. Namun perkembangn selanjutnya odap ini dimainkan taganing secara keseluruhan.
Fungsinya sebagai pembawa ritmis variabel.
6. Hesek.
Lihat penjelasan pada ansambel gondang sabangunan.

3 masa nyanyian Batak Toba


Musik Vocal
Disebut juga Nyanyian (Ende) . Musik vocal dapat dibicarakan dalam 3 bagian.

I. Secara Tradisional.
1. Ende Mandideng : Nyanyian untuk menidurkan anak. Syairnya berisi pengajaran akan tata cara adat dan kebiasaan yang
berlaku di tengah-tengah masyarakat. Disajikan oleh Ibu, atau kakak perempuan.
2. Ende Sipaingot : Nyanyian nasehat yang berisi pesan kepada seorang gadis yang akan menikah. Disajikan oleh Ibu, atau
orang lain (perempuan) yang lebih tua. Disajikan pada saat senggang menjelang hari pernikahannya.
3. Ende Pargaulan : Nyanyian persahabatan oleh muda mudi. Biasa disajikan pada malam hari saat bulan purnama. Tempat
penyajian halaman rumah. Bentuk penyajian Call and respond (solo –chorus), sifatnya suka cita.
4. Ende Tumba : Nyanyian khusus sebagai pengiring Tumba (sejenis tarian). Semua penyanyi berperan juga berperan sebagai
penari. Disajikan di halaman desa (halaman rumah) pada malam hari saat bulan purnama. Penyajinya adalah anak remaja.
5. Ende Pasu-pasu : Nyanyian pemberkatan dari seseorang kepada orang lain. (orang tua kepada anaknya, nenek-cucu,
hula-hula – boru dll)
6. Ende Hata : Nyanyian yang berupa lirik yang dibubuhi ritmis (rhytem) dan disajikan secara monoton (silabis /satu suku kata
untuk satu nada). Dalam nyanyian ini nada tidak begitu penting.
7. Ende Sibaran : Nyanyian cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Dinyanyikan seorang diri ditempat yang sepi.
8. Ende Andung :Nyanyian yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal.
9. Ende Ondas-ondas :Nyanyian kesedihan karena duka cita kematian. Taks nya biasa bercerita tentang riwayat hidup nya.
(catatan Andung dan ondas sering disamakan pengertiannya)
Dalam konsep tradisi yang termasuk nyanyian adalah mandideng, pargaulan, tumba, karena yang dianggap musik adalah
hiburan.

II. Secara Transisi


Adalah nyanyian yang kemudian berkembang setelah masuknya agama Kristen ke tanah Batak (Zending). Melalui Zending terjadi
pergeseran. Unsur-unsur barat telah masuk dan mempengaruhi musik tradisi. Pada masa itu adanya larangan untuk melakukan
aktifitas musik dan nyanyian karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Tokoh musik transisi: Tilhang
Gultom, merupakan salah seorang penyelamat musik tradisi yang menggabungkan unsur tradisi dan unsur barat, yang kemudian
disebut musik transisi, dan sekarang menjadi nyanyian tradisi.
1925 Tilhang Gultom (group Tilhang Parhasapi) menciptakan lagu-lagu rakyat. Group ini berubah menjadi Tilhang opera Batak
(1928). Tahun 1932 berubah menjadi Tilhang Batak Hindia Tonil, yang kemudian berubah menjadi Seni Ragam Indonesia
(Serindo)
Setelah itu lahirlah group-group opera lain :
1. Serada (seni ragam Daerah), 2. Rompemas (rombongan penghibur masyarakat), 3. Dos Roha Opera, 4.Sahat Sinta Uli.
Ros Siadari adalah salah satu yang kemudian membentuk group sendiri Ros Opera.
Tahun 1862 musik tradisi dilarang oleh Zending penggunaanya dalam kebudayaan sehari-hari.
Tahun 1869 Masuklah Brass Band ke tanah Batak yang dibawa oleh misionaris Jerman dan diijinkan oleh misionaris. Nyanyian
transisi = nyanyian yang kita katakan nyanyian tradisi yang menggunakan unsur musik barat.

https://sman2blg.sch.id/course/view.php?id=928 5/6
11/20/2020 Kursus: Seni Budaya/Musik - Refiew

III. Nyanyian Modern.


Pelopornya adalah Marihot Hutabarat, dalam group Trio Marihot. Marihot Hutabarat adalah orang pertama yang merekam lagu
Batak ke dalam pita kaset, di Jerman. Pencipta (Komponis) lagu-lagu Batak modern adalah :
1. Nahum Situmorang dengan group Nahums Band.
2. Ismail Hutajulu dengan group Par dolok Tolong melodi.
3. Parlin Hutagalung dengan group Blue Band
4. Sidik Sitompul (S. Dis)
5. Gordon Tobing dengan group Orkes Sinondang Tapian Nauli
6. Pelopor musik modern yang terakhir adalah Trio Golden Hark dan Panbers

SMAN 2 Balige

Contact
Jalan Kartini Soposurung,Balige

 Phone: 0632-4320-052

 E-mail: smanduabalige@yahoo.co.id

Copyright © 2020 - Developed by .Powered by SMAN2Balige

Data retention summary


Get the mobile app

https://sman2blg.sch.id/course/view.php?id=928 6/6

Anda mungkin juga menyukai