Anda di halaman 1dari 5

BAB 3 Mengapresiasi Keragaman Musik Dunia (Asia)

A. Kegiatan Pembelajaran 1

Ragam Alat Musik Mancanegara (Asia Tenggara)

Asia Tenggara adalah wilayah tempat Indonesia berada. Negara-negara yang ada di Asia Tenggara
adalah Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina,
Malaysia, Singapura, dan Timor Leste. Oleh karena berada di satu kawasan yang sama, sedikitnya
bangsa-bangsa atau negara-negara yang mendiaminya memiliki beberapa kesamaan dan saling
memengaruhi satu sama lain dalam bidang kebudayaan.

Oleh karena itu, pada bab ini akan dipelajari beberapa seni musik tradisional di beberapa negara di
Asia Tenggara yang memiliki kemiripan dengan seni musik di Indonesia.

1. Orkestra Gulintangan

Masyarakat Brunei Darussalam memiliki orkestra tradisional yang diberi nama gulintangan yang
berbentuk gong kecil berjumlah delapan buah yang tersusun di atas tali.

Bagi masyarakat Brunei, gulintangan merupakan media untuk mengungkapkan rasa bahagia, syukur,
serta duka dan biasanya digelar dalam acara pernikahan atau penyambutan tamu-tamu.

a.Gulintangan (Mirip bonang dalam instrumen gamelan jawa)

Sebuah instrumen utama dalam orkestra gulintangan yang berfungsi sebagai pembuka dalam
komposisi. Instrumen ini berupa gong kecil berjumlah delapan buah yang tersusun berjejer di atas
tali.

b. Gong besar (mirip gong gamelan Jawa, Bali, Sunda)

Gong besar berfungsi sebagai pengiring dan penegas dalam tiap jeda irama musik agar tidak terjadi
kekosongan bunyi dalam komposisi.

c. Canang (mirip kempul dalam gamelan Jawa)

Canang berbentuk gong gantung yang berjumlah tiga buah berfungsi sebagai pengiring dan
pelengkap suara.

d. Tawak-tawak

Tawak-tawak berupa gong yang ukurannya lebih besar daripada canang, tetapi lebih kecil daripada
gong. Tawak-tawak dalam gulintangan berjumlah dua buah. Fungsinya dalam komposisi adalah
sebagai pengiring untuk merespons irama orkes sehingga suara musik tidak akan menjadi sumbang.
Tawak-tawak digantung dengan tali pada sebuah tiang.

e. Gandang/gendang labik (gendang kembar)

Gandang labik merupakan alat musik yang mirip dengan kendang Jawa, Sunda, dan Bali. Dalam
orkestra gulintangan, gandang labik yang dimainkan berjumlah dua buah sehingga sering disebut
sebagai gendang kembar. Gandang labik berfungsi sebagai pengatur dan pengisi ritme dan penanda
memulai serta mengakhiri komposisi.

2. Kulintang dan Rondalla atau Rondalya (Filipina)


Musik tradisional Filipina menerima pengaruh dari hubungan pergaulan sosial bangsa Filipina dengan
bangsa lain di sekitarnya.

Hispanik akibat pernah menjadi koloni Spanyol. Musik tradisional Filipina yang dipengaruhi tradisi
musik Indochina dan Indonesia salah satunya adalah alat musik kulintang. Adapun pengaruh Spanyol
atau Hispanik tampak dengan adanya alat musik rondalla.

a.Kulintang

Kulintang Filipina berbeda dengan kolintang Minahasa, Indonesia, tetapi mirip kolintang dari Brunei
Darussalam. Kulintang merupakan ensambel dengan instrumen utamanya gong yang terdiri dalam
berbagai ukuran. Beberapa di antaranya ada seperangkat gong kecil bernada tinggi, ada gong yang
lebih besar yang tergantung pada tali dengan penyangga kayu, dan ada pula gong dalam bingkai
persegi panjang atau lingkaran.

b. Rondalla

Awalnya rondalla dikenal dengan rondalya. Rondalla merupakan ensambel string dawaipetik dalam
musik tradisional Filipina. Alat musik ini diperkenalkan ke Filipina pada masa penjajahan Spanyol.

3.Pinpeat (Kamboja)

Pinpeat terdiri dari istilah Sanskerta vina atau pin yang mengacu pada pin harpa, dan vadya
padyagambut mengacu pada instrumen ensambel. Kata pinpeat mengacu pada genre kong yang
disebut kongpeat. Pinpeat merupakan instrumen orkestra dengan instrumen utama pin harpa yang
diperkenalkan oleh bangsa India ke Kerajaan Khmer. Ensambel pinpeat biasanya dimainkan di candi
sebagai iringan puji-pujian dalam ibadah umat Buddha. Ensambel pinpeat tersusun dari sembilan
instrumen untuk mengiringi penyanyi tunggal atau paduan suara. Namun, kini instrumen yang lebih
sering digunakan dalam ensambel pinpeat adalah roneatoneat sejenis xilofon, kong von thom gong
kecil seperti kenong yang tersusun melingkar dengan pemain di tengah lingkaran, samphor drum
berkepala ganda, dan skor thom seperti drum bas.

4.Piphat (Thailand)

Ensambel piphat tersusun atas instrumen utama berupa dua ranat xilofon, pi sejenis obo, klong drum
baret, dan gong lonceng sejenis kong von thom dalam ensambel pinpeat di Kamboja. Biasanya,
piphat dimainkan untuk mengiringi teater dan tarian tradisional Thailand. Berdasarkan kelengkapan
instrumennya, piphat dapat dibedakan menjadi enam kategori, yaitu piphat khryang ha, piphat
khryang yai ensambel besar dan lengkap, piphat khryang khu piphat ganda, piphat nang hong untuk
mengiringi kremasi, piphat duk dam ban piphat modern, dan piphat mon kurang populer.

5.Hsaing Waing (Myanmar)

Hsaing waing adalah ensambel tradisional Myanmar. Mirip dengan gamelan Indonesia, hsaing waing
menggunakan tangga nada pentatonik. Instrumen utamanya adalah gong dan drum, serta instrumen
perkusi lainnya. Seperangkat hsaing waing terdiri atas pat waing, kyi waing, maung hsaing, chauk lon
bat, si, wa, dan hne.

6. Agung dan Kulintang (Malaysia)

Instrumen musik tradisional Malaysia berupa instrumen perkusi, utamanya gendang drum dari kayu.
Instrumen perkusi lainnya terbuat dari logam, seperti gong besar dan gong kecil mirip bonang Jawa.
Ada pula alat musik gesek sejenis rebab dan instrumen tiup seperti suling. Berbagai instrumen musik
tradisional tersebut disusun dalam ensambel yang diberi nama ensambel agung dan kulintang.
Berbeda dengan pengaruh Arab, pengaruh India dalam musik tradisional Malaysia terlihat dari musik
karnatik yang mementingkan struktur musik. Selain itu, musik klasik Hindustan mementingkan lirik
dengan tujuan religiositas Hindu dalam menyucikan jiwa.

B. Kegiatan Pembelajaran 2

Ragam Lagu Mancanegara Asia

Melalui musik dan lagu daerah, kita dapat mengenal sejarah, adat istiadat, dan kebudayaan suatu
daerah. Dengan mempelajari lagu dan musik daerah lain, kita juga dapat mengidentifikasi,
mengenali, dan mengapresiasi suatu bangsa melalui lagu dan musiknya. Oleh karena itu, pada
kegiatan pembelajaran 2 ini, kita akan mempelajari lagu dan musik tradisional beberapa negara di
Asia sebagai wujud karakter berkebinekaan global.

1. Adai-Adai Brunei Darussalam

Adai-Adai adalah lagu rakyat Brunei Darussalam. Lagu ini biasanya dinyanyikan untuk mengiringi
tari-tarian rakyat sebagai pelepas lelah para nelayan. Motif melodi lagu "Adai-Adai" berciri Melayu
yang berangkat dari gurindam. Verse 1 berisi sampiran dan verse 2 merupakan isi. Verse 1 berfungsi
sebagai pengantar yang dinyanyikan secara berulang. Adapun verse 2 merupakan pesan utama lagu.

2. "Di Tanjung Katong" (Singapura)

"Di Tanjung Katong" merupakan salah satu lagu rakyat Singapura yang bergaya Melayu. Lagu ini
menggambarkan kerinduan rakyat Singapura terhadap akar budaya leluhur mereka yang merupakan
bagian dari bangsa Melayu. Hal itu dapat dirujuk dari salah satu bagian liriknya yang menunjuk
Gunung Daik di Pulau Lingga (Johor). Ada pula yang menghubungkan Gunung Daik dengan Jambi
(Sumatra).

3. "Arirang" (Korea)

"Arirang" adalah lagu rakyat Korea yang mewakili gerak hati, jiwa, perasaan, dan perjuangan mereka.
Pola melodi dan liriknya sederhana. Lagu ini terdiri atas empat baris dengan motif A A B A. Lagu
"Arirang" diperkirakan sudah diciptakan sejak 600 tahun lalu dan penciptanya tidak diketahui.
Uniknya lagi, lagu "Arirang" didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda oleh dua
negara sekaligus, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Maka, tidak heran jika dalam ajang kompetisi
olahraga dengan kesertaan bangsa Korea diwakili oleh satu kontingen, lagu yang dinyanyikan saat
pengalungan medali bagi para juara adalah "Arirang".

4. "Sakura Sakura" dari Jepang

Isi liriknya seputar ungkapan rasa keindahan datangnya musim semi ketika bunga sakura
bermekaran. Awalnya lagu "Sakura Sakura" dimainkan dengan iringan instrumen tradisional koto,
shamisen, dan shakuhachi. Koto adalah sejenis siter atau kecapi, shamisen adalah sejenis rebab, dan
shakuhachi adalah sejenis alat musik tiup seperti suling yang terbuat dari bambu. Oleh karena
menggunakan iringan alat-alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonik, lagu "Sakura
Sakura" pun bertangga nada pentatonik. Tangga nada pentatonik dalam musik tradisional Jepang
disebut in.

5. "Dahil Sa Iyo" (Filipina)

Lagu "Dahil Sa Iyo" diciptakan pada tahun 1938 oleh Mike Velarde Jr. Lagu ini bergenre kundiman,
yaitu genre lagu cinta tradisional Filipina. Dengan rekaman dalam versi lirik berbahasa Inggris, lagu
"Dahil Sa Iyo" populer di Amerika Serikat. Akhirnya, lagu ini diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa, di antaranya bahasa Inggris, Spanyol, Jepang, dan Tiongkok. Beberapa kunjungan
kenegaraan di Filipina disambut dengan lagu "Dahil Sa Iyo" ini.

6. "Mo Li Hua" (Tiongkok)

"Mo Li Hua" merupakan lagu rakyat Tiongkok yang diciptakan pada masa Dinasti Qing abad ke-18.
Lagu ini dinyanyikan pada saat upacara pembukaan Olimpiade Beijing tahun 2008.

7. Uskudar’a Gider Iken" (Turki)

Lagu "Uskudar’a Gider Iken" populer juga dengan sebutan "Katibim". Lagu ini diciptakan pada sekitar
tahun 1840-an. Motif lagu ini kemudian memengaruhi lagu-lagu tradisional dari berbagai negara
bekas wilayah Kesultanan Turki, yang membentang dari Afrika Utara hingga sebagian Asia dan Eropa.
Dalam versi Melayu, lagu ini diadaptasi dan dipopulerkan oleh musisi Malaysia, P. Ramlee, dengan
judul “Alangkah Indah di Waktu Pagi”. Tiap baris liriknya dinyanyikan berulang. Hal ini mirip dengan
pola lagu-lagu kasidah dari tradisi Islam Arab, Mesir, dan Timur Tengah.

Lagu "Uskudar’a Gider Iken" adalah sebuah syair tentang perjalanan seorang penulis ke Uskudar,
sebuah distrik di Istanbul, Turki. Dalam perjalanan pulang, sang penulis melihat seseorang yang tak
dikenal mirip dengan kekasih lamanya.

C.Kegiatan Pembelajaran 3

Menyanyikan Lagu Mancanegara (Asia) secara Paduan Suara atau Ensambel

Beberapa hal menarik akan dapat kita temukan dalam kegiatan pembelajaran ini, yaitu sebagai
berikut.

1) Merasakan pengalaman musikal melalui instrumen musik dari negara lain.

2) Mendengarkan paduan suara dan musik harmoni buatan sendiri.

3) Belajar bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap bagian yang harus dibawakan.

4) Mengetahui beberapa alat bantu dalam bernyanyi dan bermusik

Oleh karena itu, semua penyanyi dalam paduan suara harus lebur dalam kesatuan dan
keseimbangan harmoni yang sama. Dalam bernyanyi bersama, penyanyi harus mampu menyatukan
dan menyamakan nada, tempo, serta dinamika, agar dapat menampilkan permainan musik yang
harmoni.

1. Bentuk Bernyanyi Bersama Lagu Mancanegara

Bentuk sajian bernyanyi bersama adalah sebagai berikut.

a. Duo, yaitu sajian bernyanyi bersama dengan dua penyanyi dan dua suara.

b. Trio, yaitu sajian bernyanyi bersama beranggotakan tiga penyanyi dengan tiga suara.

c. Kuartet, yaitu sajian bernyanyi bersama beranggotakan empat penyanyi dengan empat suara.

d. Grup vokal, yaitu sajian bernyanyi bersama beranggotakan 3 sampai 10 orang dengan dua suara
atau lebih tanpa dipandu konduktor.

e. Paduan suara atau kor, yaitu grup vokal yang beranggotakan lebih dari 15 penyanyi dengan empat
suara atau lebih dan dipandu oleh konduktor.
2. Teknik Bernyanyi Bersama Lagu Mancanegara

a. Akapela

Teknik akapela adalah teknik grup vokal yang menyanyikan lagu hanya dengan vokal, dalam hal ini
hanya dengan suara manusia. Terkadang, dalam teknik akapela terdapat pembagian suara penyanyi
sebagai vokalis melodis dan sebagai vokalis ritmis.

b.Kanon

Kanon adalah teknik bernyanyi grup vokal secara susul-menyusul dan berulang. Teknik ini membuat
lagu yang dinyanyikan seperti bersahut-sahutan. Hal ini terjadi karena jaringan harmonik yang
berbentuk peniruan suatu bagian lagu, yang dinyanyikan bersama dengan bagian lagu yang lain
secara susul-menyusul.

Tantangan bernyanyi bersama dalam teknik kanon adalah sulitnya mencapai keselarasan (harmoni).

c. Unisono

Sajian bernyanyi bersama dalam teknik unisono dilakukan dengan bernyanyi serempak dalam nada
yang sama, tidak ada pecah suara. Teknik unisono lebih mementingkan kemegahan suara yang
dihasilkan oleh kekompakan nada.

Anda mungkin juga menyukai