Anda di halaman 1dari 25

Unsur-unsur Musik

Yang termasuk dalam unsur-unsur musik adalah bunyi beserta elemen-elemen yang
membentuknya, seperti ritme, melodi, harmoni, dan notasi musik. Berikut disajikan ulasan
unsur-unsur tersebut.

A. BUNYI DAN ELEMEN-ELEMENNYA


Bunyi atau suara memenuhi pendengaran kita setiap hari. Anak-anak tertawa, anjing
yang menyalak, gemericik hujan, deru mobil, dan suara klakson lalu-lintas. Dengan bunyi-
bunyi itu kita mengetahui dan belajar tentang apa yang terjadi di sekitar kita; kita
menggunakan bunyi-bunyi itu untuk berkomunikasi dengan lingkungan. Dengan mendengar
ucapan, tangisan, dan tertawa seseorang, kita belajar tentang apa yang dipikirkan dan
dirasakan oleh orang lain. Tetapi di sisi lain, kesenyapan atau tidak adanya bunyi, juga
merupakan alat berkomunikasi. Ketika kita tidak mendengar suara di jalan, kita dapat
beranggapan bahwa saat itu tidak ada orang atau mobil yang lewat. Ketika seseorang tidak
memberikan jawaban atas suatu pertanyaan atau berhenti di tengah kalimat yang diucapkan,
kita segera tahu, dan mengambil kesimpulan atas sikap diam tersebut.
Bunyi dapat diterima sebagai sesuatu yang menyenangkan maupun tidak
menyenangkan. Bukan suatu kebetulan, bahwa kita dapat mengarahkan atau mengkhususkan
perhatian kita terhadap suara tertentu, dan mengalihkan perhatian dari bunyi yang tidak
menarik perhatian. Misalnya dalam suatu ceramah, kita dapat memilih untuk menghindari
orang yang mengajak kita berbicara dan lebih baik memfokuskan perhatian kepada
penceramah.Pada kenyataannya,kita mengabaikan sekian banyak bunyi-bunyi, dan
memberikan perhatian hanya kepada bunyi yang menarik perhatian. Komposer John Cage
(1912-1992) pasti mempunyai maksud tertentu dengan 'kom- posisinya' yang diberi judul
4'33”, di mana seorang pemain musik duduk di depan piano selama 4 menit dan 33 detik-
dan tidak melakukan apapun! Kesunyian ini mendorong penonton untuk mengarahkan
perhatian mereka terhadap kegaduhan, atau suara-suara yang mereka buat sendiri. Jadi para
menontonlah yang 'membuat komposisi' karya musik tersebut. Untuk dapat merasakan
adanya bunyi,coba sekarang dengarkan bunyi-bunyi yang mengisi kesenyapan di sekitar
Anda. Apa sebenarniya bunyi yang kita dengar itu? Apa yang dimaksud 'bunyi'? Apa yang
menyebabkannya dan bagaimana kita dapat mendengarmya? Bunyi berasal dari getaran suatu
benda,misalnya sebuah meja yang dipukul-pukul atau senar gitar yang dipetik,Getaran
tersebut dikirimkan ke pendengaran kita melalui suatu medium, biasanya udara. Akibat
getaran benda tersebut, gendang telinga kita juga tergetar, dan impuls, atau sinyal-sinyal
tertentu dikirimkan ke otak. Impuls tersebut selanjutnya dipilih, diorganisasi, dan ditafsirkan
oleh otak.
Musik merupakan bagian dari dunia bunyi, suatu seni yang didasarkan pada
pengorganisasian bunyi menurut waktu. Kita membedakan musik dari bunyi-bunyi lain
dengan mengenali empat komponen bunyi yang musikal: pitch, dinamik, warna suara, dan
durasi.
1. Pitch
Pitch adalah tinggi rendah relatif yang terdengar dari suatu bunyi. Kita
maklum bahwa orang laki-laki berbicara dan menyanyi dengan suara yang
mempunyai rentang suara yang lebih rendah daripada wanita atau anak-anak. Ketika
kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, bunyi pada suku kata sia [Indone-sia]
terdengar lebih tinggi daripada suku kata 'In, meskipun kedua nada tersebut
mempunyai nama yang sama, yaitu nada mi (nama yang sama, yaitu nada do-re-mi-
fa-so-la-ti)

Syair: In-do -ne-sia ta-nah a-ir-ku


Not: mi -fa -sol - mi mi-re-re-do-sol

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya perbedaan pitch ini,kata-kata yang


kita ucapkan seperti suara robot, dan tidak akan ada musik seperti yang kita kenal
sekarang ini. Pitch suatu bunyi ditentukan oleh frekuensi dari getarannya. Semakin
cepat frekuensinya, semakin tinggi pitch. Sebaliknya semakin lambat frekuensi,
makin rendah pitch. Getaran frekuensi diukur dalam cycle per detik. Pada piano, nada
dengan frekuensi tertinggi adalah 4.186 cycle per detik dan terendah adalah 27 cycle
per detik.
Secara umum, semakin kecil objek yang bergetar, semakin cepat getarannya
dan semakin tinggi pitch-nya. Demikian juga misalnya dawai yang pendek dan tipis
akan menghasilkan nada yang lebih tinggi daripada dawai panjang dan besar. Dalam
musik, bunyi yang mempunyai pitch tertentu dinamakan nada. Misalnya sebuah nada
dengan frekuensi 440 cycle per detik. Getaran nada bersifat teratur dan mencapai
pendengaran pada interval waktu yang sama Sebaliknya suara yang gaduh
mempunyai pitch yang tidak teratur, karena menghasilkan getaran yang tidak teratur
pula.
Dua nada akan berbunyi berbeda jika mempunyai pitch yang berbeda. 'Jarak
pitch antara dua nada disebut interval. Jika dua nada berjarak interval oktaf, suaranya
terdengar mirip. Coba perhatikan suku kata lah (tidur-lah) dan in (in-tan) pada lagu
Tidurlah Intan ciptaan Soetedjo berikut ini.
Frekuensi getaran nada sol pada suku kata lah adalah tepat setengah dari
frekuensi nada sol pada suku kata in. Jika frekuensi nada sol pertama tersebut adalah
440 cycle per detik, maka frekuensi nada sol kedua adalah 880 cycle per detik. Jika
dibunyikan bersama-sama, dua nada oktaf tersebut bercampur dengan baik sehingga
tampak seolah bergabung menjadi satu nada. Coba Anda perhatikan ketika dua orang
(pria dan wanita) menyanyikan lagu yang sama, pada dasarnya masing-masing
menyanyikan lagu tersebut pada dua nada yang berbeda satu oktaf jaraknya. Interval
oktafadalah jarak antara nada pertama dan terakhir dalam suatu tangga nada. Untuk
lebih jelasnya cobalah nyanyikan tangga nada: do re mi fa sol la ti do.
Jarak antara nada tertinggi dan terendah yang dapat dihasilkan oleh vokal atau
instrumen dinamakan pitch range. Range rata-rata suara yang tidak terlatih adalah 1
atau 2 oktaf. Piano mempunyai range sebanyak 7 oktaf. Jika pria dan wanita
menyanyikan sebuah melodi yang sama, biasanya mereka menyanyikannya dalam
oktaf yang berbeda.
Pengorganisasian pitch merupakan dasar utama bagi seorang komposer.
Meskipun kebanyakan musik yang kita kenal didasarkan pada pitch tertentu, bunyi-
bunyi tak beraturan/gaduh (noise) - seperti suara drum atau simbal (alat musik
berbentuk piringan logam yang dibenturkan satu sama lain) - penting untuk menyusun
aspek ritmik dalam musik. Dalam musik-musik tertentu, misalnya di Bali, pitch yang
tidak teratur dari bunyi ceng-ceng atau kecrek dalam musik Jawa, atau cymbal dalam
musik barat merupakan unsur yang penting. Dengan perkembangan dewasa ini dalam
musik elektronik, pitch yang tidak teratur memegang peranan penting dalam musik
barat.
2. Dinamik
Tingkat kekerasan atau kelembutan pada musik dinamakan dinamik, salah satu
aspek bunyi. Kekerasan berhubungan dengan amplitudo getaran yang dihasilkan
bunyi. Semakin keras kulit kendang dipukul maka suara yang dihasilkan juga semakin
keras.
Ketika beberapa instrumen dimainkan lebih keras atau lebih lembut, atau
ketika ada perubahan pada instrumen-instrumen yang dimainkan, akan dihasilkan
perubahan dina-mik. Perubahan ini dapat dibuat mendadak atau secara bertahap.
Peningkatan kekerasan bunyi secara bertahap dapat menghasilkan bunyi yang
hidup/terasa bersemangat, ter-utama ketika pitch-nya juga muncul dengan cara yang
sama. Sebaliknya, penurunan kekerasan bunyi secara bertahap dapat memberikan
kesan ketenangan.
Pemain musik dapat menekankan nada-nadanya dengan cara memainkan
secara lebih keras daripada nada-nada lainnya. Penekanan ini disebut sebagai dynamic
accent (tekanan dinamik) Dalam tingkat yang sudah mahir, perubahan secara halus
terhadap dinamik akan menambah spirit/semangat dan suasana penampilan musik.
Kadang perubahan ini ditulis dalam notasi musik, tetapi sering hal itu tidak ditulis
tetapi diilhami oleh perasaan pemain terhadap musik pada saat memainkan karya
musik.
Ketika menulis notasi musik untuk dibaca orang lain, komposer
mempunyaitradisi berupa penggunaan kata-kata dan singkatan bahasa Italia untuk
tanda dinamik Istilah-istilah umum tersebut adalah sebagai berikut:
Pianissimo PP Sangat lembut
Piano P Lembut
Mezzo piano mP Agak lembut
Mezzo forte mf Agak keras
Forte f Keras
Fortissimo ff Sangat keras

Sebagai elemen musik, tanda-tanda dinamik tidak secara mutlak dapat disajika
dengan tepat. Sebuah nada memiliki tingkat dinamik dalam hubungan dengan nada
nada yang lain. Suara terkeras dari sebuah biola masih lebih kecil dibandingkan
dengan kerasnya suara seluruh orkestra,dan bahkan lebih kecil lagi dibandingkan
amplifiersuatu grup rock. Tetapi ini dapat dikatakan sebagai fortissimo (sangat keras)
dalamkonteks biola itu sendiri.

3. Warna Suara
Kita dapat membedakan suara alat musik terompet dari suara flute
(dibaca: flut) walaupun ketika keduanya memainkan nada yang sama dengan
tingkat dinamik yang relatif sama pula. Kualitas yang membedakannya disebut
warna suara atau timbre. Warna suara digambarkan dengan istilah-istilah
terang, gelap, cemerlang, tebal, dan lunak
Seperti perubahan-perubahan pada dinamik, perubahan pada warna
suara men-ciptakan keberagaman dan kekontrasan. Ketika sebuah melodi
dimainkan oleh suatu instrumen kemudian dimainkan oleh instrumen lain,
melodi tersebut mempunyai efek ekspresi yang berbeda karena setiap
instrumen mempunyai warna suaranya sendiri. Dengan kata lain,warna suara
yang kontras dapat digunakan untuk menonjolkan melodi baru, misalnya
setelah violin memainkan sebuah melodi, oboe (dibaca: obo) dapatmuncul
dengan kesan yang kontras.
Warna suara juga menciptakan rasa keterkaitan, yaitu memudahkan
pengenalan kemunculan kembali suatu melodi ketika instrumen-instrumen
yang sama memain-kannya sewaktu-waktu dalam sebuah lagu. Instrumen-
instrumen yang mempunyaiwarma suara tertentu yang khusus dapat
memperkuat pengaruh emosi suatu melodi, misalnya suara cemerlang
terompet cocok untuk suasana heroik atau militer; warna suara yang sejuk dan
lembut dari flute cocok untuk suasana melodi yang tenang. Dalam
kenyataannya,komposer sering membuat melodi dengan warna nada khusus
yang ada dalam pikirannya.
Beragam warna suara yang tak terbatas tersedia bagi seorang
komposer. Dengan menggabungkan instrumen-instrumen yang berbeda,
dihasilkan warna suara baru yang tidak dapat dihasilkan oleh instrumen secara
sendiri-sendiri. Selain itu,warna suara dapat diubah dengan membuat variasi
jumlah instrumen atau suara yang menghasilkan melodi.
Dalam perkembangannya, teknik elektronik yang dikembangkan
dewasa ini lebih memungkinkan komposer untuk menciptakan warna suara
yang secara keseluruhan tidak sama dengan instrumen musik tradisional.

4. Ritme
Ritme merupakan unsur dasar dalam kehidupan. Kita melihat
perputaran siang dan malam, pergantian musim datang dan pergi silih
berganti. Di dalam tubuh, kita merasakan ritme selagi kita bernafas, detak
jantung, dan bunyi hak sepatu ketika sedang berjalan.
Ritme pada dasarnya adalah suatu pola pengulangan tekanan dan
pelepasan. pengulangan harapan dan pemenuhannya. Pergantian ritme ini
tampak berkaitan erat dengan mengalirnya waktu. Dalam pengertian yang
luas, ritme merupakan aliran yang teratur dalam musik melalui waktu. Waktu
dalam musik adalah sebagaimana berlalunya waktu dalam beragam variasinya.
Hal ini juga tampak sebagaimana berlalunya kecepatan dan intensitasnya.
Dalam musik, komposer dapat mengontrol berlalunya waktu.Kita menyenangi
ritme musik yang sesuai dengan perasaan dan suasana batin kita. Kita juga
menyukai ritme musik yang merangsang gerakan tubuh kita, misalnya pada
saat menari.
Adanya ritme dalam musik akan menyangkut segala elemen lainnya,
baik pitch, warna suara, dan dinamik. Bagaimana elemen-elemen tersebut
berubah menurut waktu beserta rentang pergantiannya harus dilakukan melalui
ritme. Aspek-aspek yang membangun ritme adalah beat, metrum, dan
aksen/sinkop.Berikut akan dijelaskan ketiganya.

a. Ketukan (beat)
Beat (dibaca: bit) merupakan denyutan (pulsa) rata dan berulang
yang membagi musik dalam unit waktu yang sama. Dalam musik,
ketukan muncul antara tiap /4 detik sampai 1/2detik.Kadang-kadang
terdengar begitu kuat dan mudah untuk mengikutinya, seperti dalam
musik mars dan rock, tetapi kadang agak sukar dikuti membuat perasaan
seolah mengambang atau tanpa tujuan.
Beat musik diwujudkan/diperdengarkan dengan cara yang berbeda
beda. Kadang beat diketukkan secara jelas -dengan bass drum seperti
dalam marching band. Kadang-kadang beat tidak begitu nyata terdengar,
misalnya pada alunan melodi permainan biola.
Setiap tanda maupun | pada lagu di atas menandai sebuah beat.
Apakah Anda memperhatikan bahwa Anda secara otomatis menyatukan
hitungan lagu setiap 2 beat. Anda merasakan beat karena menyadari
adanya beat tersebut dan terdorong untuk meneruskannya.
Beat merupakan latar belakang di mana komposer menjadikannya
sebagai pedoman dalam menempatkan nada-nada dengan berbagai
panjang pendeknya. Beat merupakan unit dasar waktu di mana semua
nada dapat diukur. Nada-nada dapat saja berakhir dalam sebagian,
seluruh atau lebih dari satu beat.
Ketika kita membicarakan kombinasi nada-nada yang berbeda
panjang pendeknya atau durasinya (duration), berarti kita membicarakan
ritmenya. Ritme dapat didefinisikan sebagai aliran musik yang berurutan
menurut waktu. Secara lebih spesifik, ritme dapat dibatasi sebagai
pengaturan khusus terhadap panjang pendek nada-nada dalam musik.
Ritme suatu melodi merupakan ciri utama yang menunjukkan
kekhususan melodi tersebut.Bahkan kita dapat mengenal suatu lagu
cukup dengan bertepuk tangan menurut ritme lagu tersebut, tanpa harus
benar-benar menyanyikan lagu tersebut.Cobalah Anda peragakan ritme
(pola ketukan) lagu “Garuda Pancasila" ciptaan Soedarnoto,dengan cara
mengetuk-ngetuk meja.

b. Birama
Ketika kita menyanyikan suatu lagu, beberapa beat terasa lebih kuat
tekanannya dibandingkan yang lainnya. Tekanan tersebut secara teratur
muncul setiap 2,3, atau 4 hitungan, Dalam musik, kita mengetahui pola
pengulangan ketukan yang bertekanan kuat di mana satu atau lebih kuat
atau yang satu lebih ringan dari ketukan yang lainnya. Pengelompokan
ketukan yang teratur dinamakan birama.

Ada beberapa pola birama yang didasarkan pada jumlah ketukan


dalam sebuah birama. Jika sebuah birama mempunyai 2 beat, disebut
duple meter. Kita menghitung 1-2, 1-2, 1-2, dan seterusnya.
Tanda garis tegak lurus menandai awal dan akhir birama. Ketukan
pertama atau yang bertekanan, dinamakan downbeat. Pola 3 beat pada
birama dinamakan triple meter. Hitungannya 1-2-3, 1-2-3, dan
seterusnya. Irama waltz mempunyai birama triple.
Pola birama dasar lainnya adalah quadruple meter, yang
mempunyai 4 ketukan pada setiap birama-nya. Biasanya downbeat
muncul juga pada ketukan ketiga hanya saja dia lebih ringan daripada
ketukan yang pertama. Hitungannya 1-2-3-4, 1-2-3-4, dan seterusnya.
Pada contoh quadruple meter berikut ini, suku kata pertama (Ha pada
kata Halo) dinamakan yaitu sebuah ketukan tak bertekanan yang
mendahului downbeat.
Perlu diperhatikan bahwa pada di atas terdiri atas dua kelompok
masing-masing 3 ketukan: 1-2-3/ 4-5-6. Dengan demikian suatu sextuple
meter merupakan kombinasi dari duple meter dan triple meter. Melodi
dalam sextuple meter sering membuat rasa aliran yang halus, seperti
pada lagu Desaku tersebut.
Quintuple meter, memiliki 5 ketukan pada setiap birama dan
septuple meter dengan 7 ketukan pada setiap birama-nya. Bentuk ini
sering terdapat pada musik abad 20-an dan banyak ditemukan pada
musik abad permulaan. Setiap metrum tersebut menggabungkan duple
meter dan triple meter. Misalnya dalam quintuple meter, birama dibagi
dalam kelompok 2 dan 3 beat: 1-2-3/4-5 atau 1-2/3-4-5.

c.aksen dan sinkop(syncope

Sebuah nada yang bertekanan, pada umumnya dimainkan lebih


keras daripada nada-nada lainnya, yaitu dengan mendapatkan aksen yang
dinamis. Jika sebuah nada bertekanan muncul di mana secara normal
sebenarnya aksen itu tidak diharapkan, maka efek tersebut dinamakan
sinkop (syncopation). Dalam hal ini suatu aksen akan muncul jika
sebuah nada off-beat (yang tidak seharusnya bertekanan) mendapatkan
tekanan, yaitu ketika tekanan muncul di antara dua ketukan. Dalam
contoh berikut dapat diperhatikanlah adanya sinkopasi
Sinkopasi juga muncul jika sebuah ketukan ringan mendapatkan
tekanan, seperti 1-2-3-4, atau 1-2-3-4. Kontradiksi dalam birama seperti
ini memberikan kejutan kepada pendengar dan menciptakan ritmik yang
hidup. Sinkopasi merupakan ciri khas dari musik jazz.

d,tempo
Kita mengetahui adanya kecepatan dalam lagu. Kecepatan ini
dinamakan tempo, suatu konsep dasar dalam musik. Tempo cepat
berhubungan dengan perasaan energik, semangat, dan kegembiraan.
Tempo lambat sering membawa pada suasana tenang, dan hikmat.
Hubungan seperti ini didasarkan pada bagaimana kita merasa dan
bertindak. Jika kita bersemangat, detak jantung kita lebih cepat daripada
ketika kita tenang, kita cenderung berbicara dan bertindak dengan cepat
Tanda tempo biasanya diletakkan pada sisi kiri dari partitur lagu.
Seperti juga dinamik, istilah dalam tempo menggunakan bahasa Italia.
Largo Sangat lambat,melebar
Grave Sangat lambat,khidmat
Adagio Lambat(sedikit lebih cepat dari Grave
Andante Agak lambat(sedikit lebih cepat dari Adagio)
Moderato agak lambat (sedikit lebih cepat dari Adagio) sedang (sedikit lebih
cepat dari Andante)
Allegreto cepat sedang
Allegro cepat
Vivace dengan hidup
Presto sangat cepat
Prestissimo Secepat mungkin

5. Melodi
Bagi sementara orang, musik adalah melodi. Kita menyanyikan melodi lagu
di berbagai tempat, sekolah, tamasya, maupun di kamar mandi. Setelah
mendengarkan lagu, biasanya kita mengingat melodinya dengan lebih baik.
Melodi yang mudah dikenal mempunyai kekuatan untuk menggugah emosi dan
pengalaman. Kadang-kadang, kata-kata dan instrumen musik tidak terlalu penting,
kita juga tidak memerlukan penyanyi dan orkestra yang besar, hanya sedikit nada
saja. para penyanyi dan okestra yang besar,hanya sedikit nada saja
Melodi lebih mudah dikenali daripada didefinisikan. Melodi adalah serangkaian
nada-nada tunggal yang dikenali sebagai suatu kesatuan dan menyeluruh. Sebuah
melodi mempunyai bagian awal, pergerakan nada-nada, dan bagian akhir. Melodi
mempunyai arah, bentuk dan kesinambungan. Gerakan naik dan turun nada-nada
melodi menim- bulkan kesan ketegangan dan penyelesaian, harapan dan
kenyataan. Ini disebut kurva melodi atau garis melodi.
Melodi yang bergerak dalam interval-interval yang kecil dinamakan
melodi melangkah, sedang yang bergerak dalam interval besar dinamakan melodi
melompat. Yang dimaksud satu langkah adalah jarak antara dua nada yang
berdekatan dalam urutan tangga nada do-re-mi, dan seterusnya. Misalnya nada do
melangkah ke nada re, nada la melangkah ke nada sol. Jarak yang lebih besar
daripada satu langkah dinamakan Lompatan.
Disamping bergerak naik dan turun berupa langkah langkah dan lompatan
melodi dapat juga hanya berupa pengulangan nada nada yang sama
Rentang melodi, yaitu jarak antara nada tertinggi dan terendah dalam melodi
tersebut, dapat berupa rentang lebar maupun sempit.
Melodi yang ditulis untuk instrumen musik cenderung mempunyai rentang yang
lebih luas daripada melodi untuk vokal penyanyi, dan juga mempunyai lompatan-
lompatan dan tempo nada yang cepat dan sukar untuk dinyanyikan. Pada contoh
di atas rentang melodinya adalah not d – b
Susunan panjang pendek nada yang spesifik dalam sebuah melodi merupakan hal
yang penting. Sebuah melodi yang terkenal dapat menjadi tidak dikenali jika
dinyanyikan dalam ritme yang tidak sesuai. Durasi nada, seperti juga picth,
menentukan perbedaan karakter yang khas pada suatu melodi. Misalnya
kelembutan dan ritme lagu Tidurlah Intan bersifat tenang, tetapi nada-nada tajam
dan bertitik (panjang pendek) pada lagu Hari Merdeka ciptaan H. Mutahar (lagu
Tujuh Belas Agustus) bersifat riang dan bersemangat. Cobalah tukarkan ritme
kedua lagu tersebut, maka ketenangan pada lagu Tidurlah Intan akan hilang, dan
semangat pada lagu Hari Merdeka akan hilang juga
Cara tertentu dalam memainkan melodi akan menentukan ragam karakternya juga.
Kadang-kadang melodi yang dimainkan dengan lembut berhubungan dengan gaya
legato (bersambungan). Melodi yang nadanya dimainkan dengan pendek-pendek
dan terpisah-pisah dinamakan staccato.
Kebanyakan melodi tersusun atas bagian yang pendek yang dinamakan frasa
(phrase), yang mempunyai pola-pola nada dan ritme yang serupa untuk
membentuk kesatuan melodi. Frasa-frasa yang kontras akan memberikan
keragaman melodi. Frasa timbul dalam bentuk pasangan yang seimbang, di mana
yang pertama merupakan melodi pembuka yang berkesan kemunculan, diikuti
oleh frasa kedua merupakan melodi penutup. Frasa kedua dapat merupakan
pengulangan dari yang pertama tetapi mempunyai pengakhiran yang lebih
konklusif dan mantap.
Suatu penyelesaian pada akhir frasa seperti itu dinamakan kadens (cadence).
Contoh melodi berikut ini berupa melodi pendek, mudah dinyanyikan dan mudah
diingat.
Perhatikan bahwa pada akhir frasa pertama (kata ha-ti-ku), melodi terasa berada
pada suatu titik kemunculan dan melodi terasa belum lengkap seolah-olah
mengandung suatu pertanyaan. Pada frasa kedua, melodi tersebut cenderung
merupakan suatu kesimpulan dan terasa menjawab pertanyaan pada frasa pertama.
Frasa yang mempunyai kesan suatu titik kemunculan, merupakan sebuah kadens
(cadence). Frasa pertama diakhiri dengan kadens tidak lengkap yang
memunculkan suatu harapan, frasa kedua diakhiri dengan kadens lengkap, yang
memberikan jawaban, suatu perasaan penyelesaian.
Sebuah melodi yang terdiri atas frasa yang sama panjangnya dikatakan
mempunyai susunan bertipe tune. Kedua frase tersebut menimbulkan rasa simetris
dan seimbang. Pada umumnya nada tertinggi dari suatu melodi merupakan
klimaks atau titik pusat emosi dari melodi tersebut.
Dua frasa kontras dalam sebuah lagu dapat dilambangkan dengan huruf a dan b.
Dalam mendiskusikan musik, hal ini dapat membantu dalam mengemukakan
ragam bagian suatu lagu. Huruf kecil (a, b, dan seterusnya) digunakan untuk
melambangkan frasa dan bagian-bagian yang relatif pendek; sedangkan huruf
besar (A, B, dan. seterusnya) digunakan untuk melambangkan frasa atau bagian
yang relatif panjang. Jika frasa-frasa atau bagian-bagian dalam musik nyata-nyata
berbeda, maka digunakan huruf berbeda: a b. jika suatu bagian merupakan
pengulangan bagian lainnya, digunakan huruf yang sama: a, a, jika satu bagian
merupakan pengulangan yang divariasikan dari bagian sebelumnya, digunakan
pengulangan huruf sebelumnya dengan penambahan tanda aksen: a a'. Contohnya
adalah seperti terdapat pada lagu Hidup Yang Sepi (Koes Plus) yang telah
dikemukakan di depan.
a.Kunci Nada
Pada dasarnya melodi disusun berdasarkan suatu nada dasar. Nada-nada lain pada
melodi tersebut berpatokan pada nada dasar tersebut. Karena sifat nada dasar
tersebut stabil dan tenang, sebuah melodi biasanya diakhiri dengan nada dasar.
Untuk merasakan daya tarik nada dasar tersebut coba nyanyikan bagian akhir lagu
Satu Nusa Satu Bangsa ciptaan C. Simanjuntak.
Nada dasar merupakan nada kunci (key note) atau tonik pada suatu melodi.
Misalnya sebuah lagu mempunyai nada kunci C, maka tonik lagu tersebut adalah
C. Nada kunci atau tonik dapat juga berupa nada E atau A atau lainnya dari kedua
belas nada dalam satu oktaf musik barat.
Nada dasar berkaitan dengan tangga nada dan akor dasar. Sebuah lagu yang
bernada dasar C pasti menggunakan tangga nada C: c-d-e-f-g-a-b-c (do-
re-mi-fa-sol-la-ti-do) dengan iringan akor dasar C: c-e-g (do-mi-sol).
B.Tanda Kunci
Pada notasi balok, rangkaian nada (melodi) ditulis dalam sangkar nada dan untuk
menentukan letak nada-nada tersebut diperlukan tanda kunci yang letaknya di
awal sangkar nada.
Kunci G menentukan nada g' (oktaf 1) pada garis kedua. Dengan diketahui nada g'
pada garis kedua kita akan mengetahui letak nada-nada yang lainnya dengan cara
menyusunnya sesuai dengan susunan nada, hanya setelah g bukan h tetapi a,
sehingga tersusun nada-nada sebuah tangga nada.
C.Tangga Nada
Berbicara tentang melodi tidak dapat dipisahkan dengan nada dasar, kunci, dan
tangga nada. Dalam notasi balok, tangga nada dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
tangga nada natural dan tangga nada kromatik. Tangga nada natural adalah tangga
nada yang nada-nadanya belum mengalami perubahan (nada asli/asal).
Tangga nada kromatik terdiri atas tangga nada kres (#) dan tangga nada mol (b).
Tangga nada kres adalah tangga nada yang salah satu nada (nada ke-7) dari
susunan tangga nada tersebut harus dinaikkan setengah nada. Penulisannya pada
notasi balok menggunakan tanda kres (#) atau disebut dengan tanda mula kres
atau tanda mula palang yang diletakkan setelah tanda kunci.
Tangga nada mol adalah tangga nada yang salah satu nadanya (nada ke-4) dari
susunan tangga nada tersebut diturunkan setengah nada. Penulisannya pada notasi
balok menggunakan tanda mol (b) atau disebut dengan tanda mula mol yang
diletakkan setelah tanda kunci.
Penulisan tanda mula untuk tangga nada kromatik yang lain dapat dilihat pada
uraian dan contoh-contoh berikut ini. Jika sebuah lagu didasarkan pada tangga
nada mayor, kita menyebutnya lagu itu bernada dasar mayor. Sebaliknya jika
didasarkan pada tangga nada minor, lagu itu disebut bernada dasar minor.
Misalnya sebuah lagu didasarkan pada nada D sebagai dasarnya, berarti lagu
tersebut mempunyai kunci D mayor. Demikian juga jika sebuah komposisi
menggunakan nada F dalam tangga nada minor, berarti komposisi itu meng-
gunakan kunci
C1.Tangga Nada Mayor
Kita telah mengetahui sebuah tangga nada tersusun atas urutan do-re-mi-fa-sol- la-
ti-do. Tangga nada tersusun atas nada-nada pokok yang ada pada sebuah lagu
yang disusun dalam urutan dari terendah hingga tertinggi atau sebaliknya. Banyak
ragam tangga nada yang digunakan dalam berbagai masa dan budaya. Tangga
nada pokok dalam musik barat sejak akhir tahun 1600 hingga 1900 adalah tangga
nada mayor dan minor. Kedua tangga nada ini selanjutnya digunakan secara
meluas dalam abad sekarang.
Pola jarak (langkah) penuh dan setengah yang menyusun tangga nada mayor
Tangga nada mayor tersusun atas tujuh nada berbeda do-re-mi-fa-sol-la-ti dan
diakhiri dengan nada kedelapan yang merupakan pengulangan nada pertama
dalam oktaf yang lebih tinggi, do. Oktaf adalah jarak antara nada kesatu dan nada
kedelapan dalam tangga nada mayor. Tangga nada mayor memiliki pola jarak
(interval) tertentu di antara nada-nada yang berurutan.
Dalam tangga nada mayor ada dua jenis interval; jarak setengah dan jarak penuh.
Jarak setengah merupakan jarak terkecil yang umum digunakan dalam musik
barat. Jarak penuh merupakan dua kali jarak setengah. Dalam urutan tangga nada
mayor terdapat tarikan yang kuat dari nada ti ke sebab interval kedua nada
tersebut kecil yaitu setengah. Kita akan merasakan tarikan tersebut apabila kita
menyanyikan tangga nada mayor kemudian berhenti pada nada ti.
Contoh berikut ini adalah tangga nada mayor dengan nada C sebagai nada awal.
Tangga nada C mayor hanya menggunakan bilah-bilah putih pada piano. Jarak
setengah terdapat antara nada E ke F dan antara B ke C. Pasangan nada berjarak
setengah ini tidak dipisahkan oleh bilah-bilah hitam.
C2.Tangga Nada Minor
Seperti tangga nada mayor, tangga nada minor juga merupakan tangga nada pokok
dalam musik barat. Contoh lagu berikut ini menggunakan tangga nada minor
sebagai dasar.
Tangga nada minor tersusun atas tujuh nada berbeda dan diakhiri nada kedelapan
yang merupakan pengulangan nada pertama dalam oktaf yang lebih tinggi,
Perbedaannya dengan tangga nada mayor adalah pada pola jarak dalam urutan
nada- nada yang menyusunnya. Pola jarak dalam tangga nada minor juga dapat
dimulai dengan sembarang nada dari kedua belas nada yang terdapat dalam satu
oktaf. Dengan demikian ada dua belas kemungkinan tangga nada minor. Misalnya
tangga nada C dimulai dengan nada C sebagai dasarnya.
Perbedaan mendasar antara tangga nada mayor dan minor adalah bahwa di dalam
nada minor terdapat jarak setengah antara nada kedua dan ketiga, sedang pada
tangga nada mayor kedua nada tersebut berjarak penuh. Perbedaan ini
memberikan pengaruh besar terhadap suara tangga nada dan suasana lagu yang
menggunakan tangga nada minor. Musik yang bertangga nada minor cenderung
terdengar serius atau melan- kolik. Misalnya lagu mars pada pemakaman,
menggunakan tangga nada minor. Triad tonik pada tangga nada minor adalah akor
minor, sedang triad yang disusun dengan tangga nada mayor adalah akor mayor.
Komposer menggunakan perbedaan antara tangga nada mayor dan minor untuk
menciptakan kekontrasan suasana musik.
D.Nada Kromatik
Kata chromatic berasal dari istilah Yunani chroma, berarti warna. Hal ini
menunjuk pada fungsi asal tiga nada kromatik, yaitu untuk memberi warna atau
hiasan, terhadap kunci tertentu. Nada-nada dalam tangga nada kromatik memberi
kesan gerakan dan ketegangan. Para komposer sepanjang sejarah menggunakan
nada kromatik untuk menimbulkan suasana perasaan yang kuat tentang kesedihan,
dan duka cita. Nada-nada kromatik dipisahkan oleh interval yang sama, yaitu
interval setengah dari nada satu ke nada urutan berikutnya.
E.Modulasi: Perubahan Nada Dasar
Kebanyakan melodi pendek yang kita tahu umumnya tetap berdasar pada sebuah
kunci tunggal dari awal hingga akhir. Akan tetapi dalam lagu yang panjang,
kebera- gaman dan kekontrasannya dapat dibuat dengan menggunakan lebih dari
satu nada dasar. Misalnya, sebuah lagu yang diawali dengan kunci C mayor,
kemudian diteruskan dengan kunci G mayor. Pergantian dari satu nada dasar ke
nada dasar yang lain dalam suatu lagu yang sama dinamakan modulasi.
Sebuah modulasi adalah seperti pergantian sementara suatu pusat gravitasi. Ketika
musik mulai dengan C misalnya, C merupakan pusat nadanya dan akor C mayor
akan mendominasi. Dengan adanya modulasi ke G mayor, maka nada G untuk
sementara menjadi nada pusat, serta akor G mayor menggantikan C mayor.
Meskipun modulasi kadang-kadang tidak jelas dilihat dan sulit, namun
menghasilkan pengaruh bawah sadar yang dapat meningkatkan kesenangan kita
terhadap musik.
6.Harmoni
Ketika seorang penyanyi mengiringi lagunya dengan sebuah gitar, berarti dia
mendukung, mengiringi, dan memperkaya melodinya, kita menyebut hal ini
sebagai harmonisasi. Kebanyakan musik dalam budaya barat merupakan
campuran antara melodi dan harmoni.
Harmoni menunjuk pada bagaimana cara akor (chord) disusun dan bagaimana
akor tersebut mengikuti akor yang lain dalam sebuah lagu. Akor merupakan
gabungan tiga atau lebih nada yang dibunyikan serempak. Pada dasarnya, akor
adalah satu nada yang simultan atau serempak, melodi adalah rangkaian nada
secara tunggal yang terdengar satu-satu
Susunan nada-nada sebuah melodi memberikan pedoman untuk harmonisasi.
Beberapa nada dalam melodi biasanya tercakup dalam akor iringan, tetapi tidak
selalu sebuah melodi menentukan rangkaian spesifik akor-akor atau progresi yang
meng- iringinya. Melodi yang sama dapat saja diharmonisasikan dalam beberapa
cara secara musikal. Seorang musikus akan mencoba dan memilih akor-akor yang
paling sesuai untuk suasana melodi tertentu. Progresi akor akan memperkaya
sebuah melodi dengan adanya penambahan tekanan, kejutan, penahanan, dan
penyelesaian. Dalam musik po- puler dewasa ini, penulis lagu sering menyusun
melodi selagi arranger (orang yang me- nyusun iringan) mengiringinya dengan
akor-akor. Komposer musik klasik lebih sering membuat melodi dan iringannya
secara bersama-sama.

Ada suatu kecenderungan untuk melakukan pendekatan di mana melodi disusun


lebih dahulu dan baru kemudian ditambahkan akornya. Pada kenyataannya hal ini
malah terjadi sebaliknya. Selama beabad-abad pengulangan progresi akor
memunculkan melodi-melodi yang terimprovisasi (spontanitas). Misalnya dalam
musik jazz, pemain piano memainkan progresi akor dasar yang sama berkali-kali
sedang pemain trompet membuat perubahan melodi yang berbeda-beda secara
bersambungan pola akor pada piano. Ketika musikus jazz berimprovisasi dengan
melodi yang berbeda- beda, musik tersebut dikendalikan bersama oleh latar
belakang akor yang teratur, dengan pengaturan harmoni.
a.konsonan dan disonan
Ada beberapa akor yang mempunyai kesan stabil dan tenang, akor lainnya
memiliki kesan tidak stabil dan tegang. Kombinasi nada-nada yang berkesan stabil
dinamakan konsonan. Konsonan memberikan kesan suatu titik kehadiran, diam,
dan penyelesaian. Kombinasi nada yang berkesan tidak stabil dinamakan disonan.
Ketegangan disonan membutuhkan gerakan maju ke arah akor yang stabil. Akor
disonan mempunyai penyelesaian jika bergerak ke arah akor konsonan. Jika
penyelesaian itu tertunda atau dilakukan dengan cara yang tidak diharapkan, akan
timbul perasaan dramatik, tertahan, dan kejutan. Dengan cara ini komposer
memainkan rasa pengharapan pendengarnya. Akor disonan mengaktifkan dan
menggerakkan musik ke depan. Secara tradisi, akor disonan juga dapat
mengesankan kekasaran dan mewarnai musik yang mengekspresikan rasa sakit,
sedih, dan pertentangan.
Akor konsonan dan disonan muncul dalam berbagai tingkatan. Beberapa akor
konsonan bersifat lebih stabil daripada akor lainnya, demikian juga beberapa akor
disonan lebih tegang daripada akor lainnya.
b.triad/trinada
Biasanya akor-akor terdiri atas tiga nada yang berbeda, ada pula yang tersusun
atas empat atau lima nada, atau bahkan lebih. Bergantung pada susunannya, akor-
akor dapat terdengar sederhana atau kompleks, tenang atau tegang, terang atau
gelap. Secara sederhana, kebanyakan akor dasar adalah triad, yang terdiri atas tiga
nada.
Triad disusun dengan cara penambahan nada-nada yang dapat saling
menggantikan pada suatu tangga nada, seperti nada pertama (do), ketiga (m), dan
kelima (sol). Nada yang terbawah dinamakan root, lainnya adalah nada ketiga dan
kelima dari root. Triad yang disusun oleh nada pertama, atau tonik, pada suatu
tangga nada (do) dinamakan akor tonik (do-mi-sol). Akor ini merupakan akor
utama suatu lagu, yang paling stabil dan paling konklusif. Secara tradisi, akor
tonik biasanya mengawali suatu komposisi dan hampir selalu mengakhirinya.
Triad yang disusun oleh nada kelima suatu tangga nada (sol) merupakan triad
penting berikutnya setelah tonik. Triad ini dinamakan akor dominan (sol-ti-re).
Akor dominan sangat kuat dorongannya ke arah akor tonik. Perilaku akor seperti
ini merupakan hal yang sangat penting dalam musik. Akor dominan memunculkan
tegangan yang diselesaikan oleh akor tonik. Progresi dari akor dominan ke akor
tonik memberikan rasa yang kuat tentang penyelesaian, dan sangat sering
digunakan pada akhir suatu frase, melodi, atau keseluruhan lagu.
Progresi akor dari dominan ke tonik dinamakan cadence (kadens). Pada contoh di
atas adalah pada syair ja -sa. Istilah kadens mempunyai arti titik perhentian pada
akhir suatu frase melodi, dan juga berarti progresi akor yang memberikan rasa
penyelesaian.
c.Akor urai(Arprggio)
Nada-nada suatu akor dapat dibunyikan dalam cara yang berbeda. Jika nada-nada
tunggal suatu akor dibunyikan berurutan satu sama lainnya, hal ini dinamakan
akor urai (arpeggio). Arpeggio dapat muncul dalam melodi maupun iringan.
Progresi akor dapat menghasilkan pengaruh emosi yang kuat dan lebih dari
sekedar latar belakang suatu melodi. Kadang-kadang sebuah melodi bergantung
pada pengiring harmoninya dalam mengekspresikannya. Harmoni membantu
memberikan keberagaman dan gerak dalam musik. Ada pelemasan ketegangan
ketika suatu akor diskonan diselesaikan oleh akor konsonan, ada rasa penyelesaian
ketika akor dominan bergerak ke arah tonik. Pengaruh harmoni tidak terbatas,
bervariasi menurut masa tertentu dan kehendak para komposer secara individu.
7.Notasi Musik
Dengan notasi musik, kita dapat menunjukkan dengan tepat tinggi nada dengan
simbol-simbol yang ditempatkan ke atas atau ke bawah pada staff (para nada).
Simbol itu dinamakan not. Sebuah not merupakan sebuah bulatan oval (panjang
pendeknya ditunjukkan dengan tanda hitam atau putih, atau dengan sesuatu steem
dan flags). Sebuah staff (paranada) adalah seperangkat tanda terdiri atas lima garis
mendatar. Nada- nada diletakkan pada garis staff atau di antaranya, yaitu di dalam
spasi. Nada pada garis staff yang tinggi menunjukkan nada yang bersuara tinggi.
Sebaliknya, nada yang berada pada garis staff yang rendah menandakan nada yang
relatif lebih rendah.
Jika suatu nada berada di atas atau di bawah rentangan yang ditunjukkan oleh
staff, digunakan garis tambahan pendek mendatar yang disebut garis bantu.
Tujuh dari dua belas nada dalam satu oktaf dalam musik barat diberi nama dengan
tujuh huruf pertama dalam abjad A-B-C-D-E-F-G. Urutan ini diulang-ulang lagi
untuk menunjukkan nada-nada yang sama dalam oktaf yang lebih tinggi atau yang
lebih rendah. Ketujuh nada ini berhubungan dengan bilah-bilah putih pada piano.
Lima nada lainnya dalam satu oktaf berhubungan dengan bilah-bilah hitam pada
piano dan diberi nama dengan satu huruf yang sama ditambah tanda sharp (#) atau
tanda flat (P). Istilah lain untuk sharp adalah kres, sedangkan untuk flat adalah
mol. Dengan demikjan nada antara C dan D dinamakan C sharp (C#), lebih tinggi
dari pada C atau D flat (DD) lebih rendah daripada D. Tanda natural () atau pugar
digunakan untuk menghapuskan tanda sharp atau flat yang ditulis pada nada-nada
sebelumnya.
Sebuah clef atau tanda kunci paranada ditempatkan pada permulaan staff untuk
menunjukkan tinggi nada setiap garis dan spasi. Dua tanda clef yang paling umum
adalah treble clef, digunakan untuk nada-nada yang berada dalam rentang tinggi
(sepertiyang dimainkan dengan tangan kanan pada piano), dan bass clef Untuk
nada-nada yang berada dalam rentang rendah (tangan kiri pada pemain piano).
a.Notasi Ritme
Notasi musik seperti dikemukakan di depan tidak menunjukkan nada-nada secara
eksak, hanya menunjukkan seberapa panjang nada-nada tersebut dalam
hubungannya dengan nada lain dalam satu lagu. Sebuah nada pada garis paranada
lebih panjang atau pendek bergantung pada wujud notasinya, apakah berupa
notasi putih, atau hitam, dan apakah mempunyai stem atau flags (garis harga).
Sebuah not penuh berbunyi sepanjang 2 not setengah atau 4 not seperempat, dan
seterusnya. Beberapa not 'berbendera yaitu not seperdelapan atau not
seperenambelas dalam satu rangkaian biasanya digabungkan dengan sebuah beam
mendatar (garis harga).
Untuk memperpanjang durasi suatu nada (dan menambahkan variasi ritmik) kita

dapat menggunakan not bertitik (dotted note). Menambahkan titik (⚫) di sebelah
kanan sebuah not akan menambah durasi not tersebut setengahnya. Dengan
demikian, 1 not seperempat sama dengan 2 not seperdelapan, tetapi I not
seperempat bertitik sama dengan 3 not seperdelapan.
Umumnya, sebuah not bertitik yang diikuti oleh not yang lebih pendek, pola
panjang-pendek semacam ini dinamakan dotted ritme (ritme bertitik), dan
mempunyai tekanan beat yang kuat (oleh karena itu sering digunakan dalam ritme
mars).
Sebuah tie (, garis penghubung) merupakan cara lain untuk memperpanjang durasi
sebuah not. Jika dua buah not dalam satu baris mempunyai tinggi yang sama, dan
dihubungkan oleh sebuah garis penghubung, maka not yang pertama diperpanjang
sebanyak not yang kedua. Dalam contoh berikut ini nada sol pada kata Ma
dinyanyikan sepanjang dua ketukan ditambah setengah ketukan. Dua not tersebut
dihubungkan oleh garis tersebut menjadi satu not yang bersambung. Kita dapat
juga menambahkan variasi ritmik dengan cara memperpendek durasi sebuah not.
Salah satu metode yang digunakan adalah dengan triplet, tiga nada bernilai sama
yang
ditulis sebagai satu kelompok di dalam sebuah garis lengkung dan diberi angka 3.
Kelompok nada seperti ini dibunyikan sepanjang nilai dua not tersebut.
b.Notasi Tanda Diam(istirahat)
Durasi nada diam atau istirahat atau tanpa suara dituliskan dengan tanda yang
disebut tanda istirahat (rest). Panjang pendeknya tanda istirahat hampir sama
dengan nilai-nilai not.
c.Tanda Birama
Tanda birama (time signature atau meter signature) menunjukkan birama suatu
lagu. Tanda ini terdapat pada awal sebuah paranada pada permulaan suatu lagu
(dan ditulis lagi jika birama berubah). Tanda birama terdiri atas 2 angka, di bagian
atas dan bawah. Tanda angka di bagian atas menunjukkan berapa banyak beat
dalam satu birama, tanda angka di bagian bawah menunjukkan jenis nada yang
digunakan dalam satu beat (misalnya 2 not setengahan, dan 4 = not
seperempatan). Dengan demikian tanda 2/4 menunjukkan 2 beat dalam satu
birama, dan not seperempatan bernilai 1 beat. Birama 2/2 dinamakan birama duple
(tandanya adalah ), birama 4/4 dinamakan quadruple (simbolnya C). Birama triple
yang paling umum adalah ¾
d.Skore(score)
Skor adalah keseluruhan notasi musik untuk setiap instrumen musik atau
kelompok vokal dalam suatu penampilan berkelompok. Dalam suatu orkestra,
skor umumnya mencakup lebih dari 15 notasi paranada yang berbeda. Ini berarti
ada 15 jenis bunyi yang berasal dari berbagai instrument atau gabungan antara
instrument dengan vokal.

KEGIATAN BELAJAR 2
Unsur Dasar dan Elemen Komposisi Tari

A. UNSUR-UNSUR DASAR TARI


Anda tentu sudah paham bahwa elemen dasar tari adalah gerak. Gerak terjadi
karena adanya perpaduan antara fungsi-fungsi tubuh, seperti perpaduan fungsi
otak yang memerintahkan saraf motorik untuk menggerakkan otot-otot jari, mata,
tangan, atau pun kepala dan kaki. Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak, dan
komposisi tari tidak dapat dipisahkan. Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur
yang membangunnya, yakni unsur gerak, tenaga, ruang, dan waktu.
1.Gerak
Gerak di dalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari. Gerak
tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak
wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah
mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan
yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak maknawi). Gerak-gerak
wantah contohnya seperti: mencangkul atau membatik dan sebagainya. Gerak
wantah sangat mudah dipahami. Sebaliknya gerak-gerak murni dan maknawi tidak
mudah dipahami karena sudah mengalami stilisasi atau perubahan baik
penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah
diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna Contohnya gerak ukel,
sampur, menjentikkan jari pada tarian Sumatra. Gerak maknawi adalah gerak
wantah merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna.
Contohnya gerak membatik, menangkap ikan, gerakan menangkis, nyawang
Sekilas beberapa gerakan tari merupakan simbol-simbol, misalnya gerak nyawang
pada beberapa tari tradisional Sunda yang menggambarkan seseorang
memandangi objek tertentu.
Dalam dunia tari kita mengenal adanya dua bentuk tari, yakni tari representasional
dan tari nonrepresentasional. Tari representasional adalah tarian yang
menggambarkan suatu pengertian atau maksud tertentu secara jelas atau seseorang
memerankan tokoh tertentu seperti Gatotkaca dalam tari Gatotkaca Gandrung
(Jawa), atau peran Malim Kundang (Sumatra Barat). Tari nonrepresentasional
adalah tarian yang tidak menggam barkan suatu pengertian tertentu, misalnya tari
Pendet (Bali), tari Serampang Dua Belas (Melayu), tari Seudati (Aceh). Garapan
gerakan pada tari representasional dan non- representasional mengandung gerak
murni dan maknawi.
Selain gerak representasional dan nonrepresentasional, kita juga mengenal
gerakan feminin dan gerakan maskulin berdasarkan karakternya. Gerak maskulin
yaitu gerak-gerak tari yang menunjukkan karakter maskulin. misalnya langkah
lebar-lebar, gerak kaki terangkat tinggi. Gerak maskulin ini biasa digunakan
dalam tari putra seperti tari Bandabaya, tari Ngremo, tari Prajurit, atau tari putra di
daerah lain. Anda pasti mengenal gerak tari putra di daerah Anda.
Gerak yang kedua adalah gerak feminin, yaitu gerak-gerak yang menggambarkan
sifat feminin, gerak ini biasa digunakan untuk tari putri (tari Tenun, tari Srimpi).
Coba perhatikan bentuk tari putra dan putri di daerah asal Anda, bedakan gerakan-
gerakan maskulin dan feminin, adakah perbedaan atau hampir sama?

2. Unsur Tenaga
Dalam melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika
mendapat tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam
mewujudkan sebuah gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk
memunculkan karakter atau penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tenaga
dalam tari dapat diatur oleh penari untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras
lembutnya gerak yang muncul, adalah hasil dari pengaturan tenaga yang dapat
disalurkan melalui ekspresi gerak.
Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi: intensitas berkaitan dengan
kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak,
aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba- tiba dan kontras,
kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga

3. Unsur Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang
diciptakan oleh penari, dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan
gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari
berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam
posisi tidak berpindah tempat. Misalnya gerak menirukan sayap kupu-kupu
terbang yang menggunakan kedua tangan bergerak ke atas dan ke bawah. Lebar
atau sempitnya ruang tergantung bagaimana penari mengekspresikan geraknya.
Tidak terlalu menjadi masalah sebenarnya jika kita melihat seorang penari hanya
memanfaatkan ruang sempit dalam mengekspresikan tariannya. Dan tak sedikit
pula penari justru membutuhkan ruang yang lebar untuk mengekspresikan
tariannya. Keduanya memang relatif sifatnya. Pada dasarnya kebutuhan akan
ruang itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan karakteristik tarinya.
Ruang pentas atau adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut
dengan panggung, lapangan, atau halaman terbuka.
Dalam unsur ruang terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, level, dan fokus.
Garis dimaksdkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika
menari. Misalnya gerak tubuh yang melengkung menimbulkan garis melengkung
y berkesan lentur tidak kaku. Gerak diagonal atau patah-patah menimbulkan garis
s kaku yang berkesan dinamis. Gerak tegak lurus memberi kesan tenang dan
seimba Sedangkan garis datar mengesankan istirahat. Gerak spiral berkesan
dinamis. W merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung
besar kecily pentas, Misalnya karena ruang pentas tidak terlalu luas, maka langkah
penari y lebar dibuat menjadi langkah-langkah pendek dengan jumlah yang sama.
Arab dimaksudkan di sini adalah arah hadap penari ketika melakukan gerak yang
da berupa arah ke depan, ke samping dan ke belakang, serta arah lainnya. Level
berka dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika melakukan gerakan tari.
Seot penari dapat membuat level tertingginya ketika dia melakukan gerakan
melomp atau level terendahnya ketika dia melakukan gerakan rebahan di lantai
pentas. Fo merupakan sudut pandang dari penonton terhadap penari.

4. Unsur Waktu
Selain ruang dan tenaga, unsur waktu juga menentukan dalam membangun ge tari.
Dalam unsur waktu ada 2 (dua) faktor yang sangat penting yaitu ritme dan temp
Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail
gera Ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang
dape diselesaikan oleh penari. Tempo mengarah pada kecepatan tubuh penari
yang dag dilihat dari perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan. Gerak
dengan temp cepat atau lambat, akan menentukan hidup dan dinamisnya sebuah
tarian. Gerakan y dilakukan dengan tempo cepat akan berkesan aktif dan
menggairahkan. Pengenalan tari pada tataran untuk anak sekolah dasar
diintegrasikan ke dalam bentuk bermain. Anak pada usia ini mempunyai
kecenderungan untuk bermain men ekspresikan kebebasan dirinya melalui gerak
dan lagu.

B.ELEMEN KOMPOSISI TARI


Pernahkah Anda melihat sebuah tari baik dalam pementasan langsung maupun di
media elektronik (VCD atau TV). Ketika Anda melihat tari tersebut, apakah Anda
sempat berpikir bagaimanakah karya tari tersebut dibunt? Tahap-tahap apa
sajakah yang harus dilakukan oleh pencipta tari yang biasa disebut sebagai
koreografer? Ibarat membangun sebuah rumah, sebelum rumah itu jadi, tentu
sebelumnya melalui tahap- tahap proses pengukuran tanah, desain konstruksi
bangunan, merancang kebutuhan materi, pembuatan desain tata ruang, pembuatan
fondasi, pembangunan, sampai pada tahap finishing touch. Artinya itu merupakan
sebuah proses bagaimana rumah tersebut dibuat agar menjadi indah dan nyaman.
Demikian pula sebuah karya tari, meskipun bentuknya sederhana, tetap saja
dimulai dari proses dan tahap-tahap tertentu.
Sebuah karya mengandung elemen-elemen tari yang kemudian terbentuk menjadi
sebuah karya tari yang indah dan menarik. Karya tari adalah sebuah susunan
gerak-gerak tari yang satu sama lain saling berkaitan. Sebuah karya tari
merupakan komposisi dari unsur-unsur gerak yang tersusun sedemikian rupa
membentuk sebuah karya tari yang memuat elemen-elemen tertentu dan tema-
tema tertentu. Adapun elemen komposisi tari tersebut ada 11 macam yaitu 1.
Gerak; 2. Tema; 3. Desain Atas; 4. Desain Lantai; 5. Desain Musik; 6. Desain
Dramatik; 7. Desain Kelompok; 8. Dinamika; 9. Desain Kostum; 10. Tata Rias;
dan 11. Tata Panggung/Tata Pentas; dan 12. Tata Lampu. Kedua belas unsur
tersebut dapat Anda pelajari seperti di bawah ini.
1, Gerak
Gerak dalam tari merupakan komponen utama, karena gerak adalah medium
untuk mengekspresikan sebuah tarian. Penjelasan tentang gerak telah diungkap di
depan.
2.Tema
Tema dalam tari tergantung pada apa yang ingin diekspresikan atau ingin
disampaikan oleh koreografer (pencipta tari). Tema adalah inti sebuah cerita yang
akan diungkapkan dalam tari. Tema dapat diangkat dari berbagai hal yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari manusia, seperti tema perang, percintaan, permainan,
lingkungan alam, binatang atau tumbuhan, keadaan alam, kehidupan sehari-hari,
pergaulan seperti tari Ketuk Tilu adalah tari dengan tema pergaulan, karena
dilakukan penari putra dan putri dan sejarah, serta epos seperti Mahabharata,
Ramayana, Menak, Panji, atau dari cerita legenda seperti Malin Kundang atau
Batu Belah dari Aceh; maupun sejarah, misalnya Prabu Siliwangi, atau Ken Arok.
Coba, Anda sebutkan, tari Yapong karya Bagong Kussudiardja itu bertema apa?
3. Desain Atas
Desain Atas adalah desain yang berada di dalam bidang atau ruang di atas lantai
pentas yang dapat dilihat oleh penonton yang berlatarkan back drop. Terkadang
sebuah pentas tidak menggunakan back drop maka desain atasnya tidak
dipengaruhi oleh back drop. Ada beberapa desain atas di antaranya adalah Desain
Datar, Desain Dalam, Desain Vertikal, Desain Horizontal, Desain Kontras, Desain
Statis, Desain Lengkung, Desain Bersudut, Desain Spiral, Desain Tinggi, Desain
Rendah, Desain Terlukis, Desain Simetris.
Desain Datar. Desain Datar adalah tampak depan posisi tubuh penari yang tidak
berperspektif dilihat dari posisi duduk penonton, Desain ini berkesan sederhana,
tenang, jujur, namun juga dangkal.
Desain Dalam. Desain Dalam adalah tubuh penari bila dilihat dari arah penonton
tampak memiliki kedalaman (perspektif) atau ruang. Gerak lengan tangan, kaki
yang diarahkan ke semua arah akan membentuk atau membangun kedalaman.
Kesan yang dibangun dari desain ini adalah perasaan yang dalam.
Desain Vertikal. Desain Vertikal ditampilkan melalui tubuh penari di mana
anggota tubuh pokoknya (lengan tangan dan tungkai kaki) bergerak ke atas dan ke
bawah. Kesan dari desain ini adalah egosentris atau menyerah.
Desain Horizontal. Desain Horizontal adalah posisi tubuh penari dengan anggota
tubuh (tangan dan kaki) yang bergerak dengan arah menyerupai garis horizontal.
Kesan yang ditimbulkan dari desain ini adalah mencurah.
Desain Kontras. Desain Kontras adalah desain yang dibangun dengan garis-garis
silang atau garis yang akan bertemu pada satu titik bila dilanjutkan gerak anggota
badan sang penari. Kesan yang ditimbulkan dari desain ini adalah kuat tetapi juga
membi- ngungkan.
Desain Statis. Desain yang dibangun dengan pose-pose anggota badan yang sama
walaupun anggota badan lainnya bergerak. Misalnya pose lengan penari tetap
berada di pinggang terus- menerus sementara kaki penari bergerak ke semua arah.
Kesan yang ditimbulkan adalah teratur.
Desain Lengkung. Desain Lengkung adalah desain yang dibangun oleh badan dan
anggota-anggotanya dengan gerak atau garis-garis lengkung. Kesan yang
ditimbulkan adalah halus dan lembut serta lemah.
Desain Bersudut. Desain ini dibangun dengan sudut-sudut ruang yang dibangun
dari tekukan-tekukan dari sendi-sendi tangan dan kaki penari. Kesan yang
ditimbulkan adalah penuh kekuatan.
Desain Spiral. Desain Spiral dibangun dengan gerakan yang melingkar yang lebih
dari satu lingkaran dan searah dengan sumbu pada pinggang atau kaki penari.
Gerakan melingkar dapat dilakukan oleh anggota badan tangan, kaki, atau bahkan
dengan tubuh (torso) sang penari. Contohnya gerak penari pada tarian Spanyol
atau tarian anak "Hula Hop" yang memutar- mutarkan lingkaran bambu di
pinggangnya.

4.Desain Lantai
Dapatkah Anda membuat pola-pola garis dengan bentuk lingkaran, segi empat,
huruf V, diagonal, dan lengkung? Nah, garis-garis tersebut bila digambar di lantai
pentas akan membentuk desain lantai. Sangat mudah dipahami bukan? Jadi desain
lantai adalah garis-garis di atas pentas yang dilalui oleh penari. Misalnya
lingkaran, segi empat, huruf Vatau V terbalik, diagonal.
Garis-garis tersebut di atas adalah desain lantai yang akan dilalui penari, baik
untuk transisi gerak penari (bisa tunggal atau kelompok) atau untuk posisi/kompisi
tari kelompok. Misalnya contoh di bawah ini adalah komposisi penari kelompok
dengan desain garis lurus.
Desain lantai garis lurus mengesankan sederhana, tetapi kokoh. Biasanya dapat
kita jumpai pada tarian tradisional baik klasik maupun kerakyatan. Misalnya tari
Saman (Aceh).
Garis Lengkung dapat dibuat berupa gerak melengkung ke depan, belakang,
samping, dan diagonal. Desain lengkung juga dapat membuat gerak melingkar,
lengkung ular, angka 3 atau 8. juga spiral.
Desain lantai garis melengkung memberi kesan lembut tapi lemah. Desain jenis
ini banyak kita jumpai pada tari-tarian primitif dan komunal. Contohnya tari
Kecak (Bali), tari Serampang Dua Belas (Sumatra).

5.Design Musik
. Tari dapat lebih hidup bila ada iringan musik, karenanya musik berfungsi untuk
menghidupkan tari. Musik sebagai pengiring tari membantu menghidupkan tari
dalam hal irama, tema, dan penjiwaannya. Musik untuk iringan tari dapat
dikreasikan dari berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan bentuk, gerak, dan
tema tari. Musik yang digunakan bisa musik gramatika barat (diatonis) atau
tradisional (pentatonis). Dapat pula musik iringan tari bukan berasal dari alat
musik namun dari suatu benda yang dapat dijadikan alat musik atau benda yang
menghasilkan suara yang berfungsi sebagai musik (akan dijelaskan pada KB
berikutnya).
Walaupun musik berfungsi hanya sebagai pengiring atau membantu
mengekspresikan (penjiwaan) tari, tidak berarti keberadaannya tidak penting,
karena dalam praktik persembahannya perpaduan antara musik-tari itu sangat erat
sekali. Fungsi musik dalam tari di antaranya adalah:
a. Membantu mempertegas irama tari.
Gerak dalam tari berada dalam sebuah kerangka irama. Irama tari sebenarnya
juga dimiliki atau dirasakan oleh si penari. Irama tersebut perlu diperjelas
melalui suara musik agar dapat dinikmati oleh audiens.
b. Memberi ilustrasi.
lusi atau gambaran suasana dalam tari erat kaitannya dengan karakter atau
watak tari. Tari dengan watak lembut biasanya ditampilkan dengan gerakan-
gerakan halus dan lembut. Musik dapat membantu membangun karakter tari
dengan iringan musik yang lembut atau sebaliknya dengan iringan musik yang
keras dan cepat. Dengan demikian musik pemberi ilustrasi tidak dipengaruhi
oleh irama atau tempo.

c.Membantu /mempertegas ekspresi gerak. Gerakan pada tari sangat beragam


yang dilakukan dengan berbagai tekanan. Semua tekanan yang digunakan
dalam gerak tersebut diperjelas oleh musik. Ini dimaksudkan agar semua
gerakan tersebut dapat ditampilkan lebih ekspresif.

d.Merangsang penari. Musik mampu memberi semangat kepada penari bila


musiknya sesuai dengan tarannya. Musik juga dapat membantu mengingatkan
penari ketika penari tiba- tiba lupa gerakannya, dengan musik penari dapat
melahirkan gerakan improvisasi.
Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni musik
internal dan musik eksternal.
A.Musik Internal

Musik Internal adalah musik yang dibangun atau dihasilkan dari diri penari itu
sendiri. Misalnya tepukan tangan, teriakan, hentakan kaki, atau dengan vokal
(accapella) Karakteristik iringan jenis ini memang unik dan memiliki daya
tarik khusus.
Daya tarik itu pada pola dinamika yang dapat dibangun berdasarkan kehendak
si penari tanpa harus menunggu ritme yang baku. Peralihan musik iringan
secara internal ini pun sangat fleksibel diterapkan untuk mengiringi tari dari
berbagai jenis. Keleluasaan penggunaan musik internal ini dapat pula untuk
menumbuhkan kreativitas ungkapan gerak yang disesuaikan dengan sumber
bunyi dari anggota tubuh manusia, Tepukan tangan dengan satu ketukan, dua,
tiga atau secara selang-seling (imbal) adalah salah satu bentuk iringan internal
yang dapat untuk mengiringi tarian. Penggunaan musik internal dapat kita
jumpai pada tarian Saman dari Aceh dan tari Kecak dari Bali.

b.Musik Eksternal

Iringan tari secara eksternal memang diciptakan khusus dengan alat tertentu
(ins- trumen). Musik iringan secara eksternal dapat dikategorikan menjadi dua
bagian yaitu musik eksternal melodis dan non-melodis. Musik eksternal yang
melodis pada umumnya menggunakan instrumen-instrumen melodis.
Contohnya Calung (Banyumas) dan Talempong (Padang). Sedangkan musik
eksternal non-melodis biasanya menggunakan instrumen-instrumen non-
melodis, seperti kendang, kecrek. Munculnya musik secara eksternal non-
melodis ini dapat pula dijadikan inspirasi menciptakan gerak-gerak baru dalam
tari.
Berdasarkan jenis instrumennya, musik eksternal dapat dikategorikan menjadi

1. Instrumen gesek.
2. Instrumen petik.
3. Instrumen tiup.
4. Instrumen perkusi.

Dari berbagai jenis instrumen musik, masing-masing memiliki karakteristik


yan berbeda yang secara umum perbedaan karakteristik tersebut berfungsi
untuk:

1. Memberi suasana adegan tari.


2.Memberi tekanan pada gerak tari
. 3.Menentukan ritme atau dinamika dalam ungkapan gerak tari secara utuh
6. Design Dramatik
Satu garapan tari yang utuh ibarat sebuah cerita yang memiliki pembuka, klimaks, dan
penutup. Dari pembuka ke klimaks mengalami perkembangan, dan dari klimaks ke penutup
terdapat penurunan. Desain ini biasanya digunakan untuk mencapai klimaks tertentu dalam
sebuah adegan atau mengakhiri sebuah tarian. Ada dua jenis desain dra- matik yaitu yang
berbentuk kerucut tunggal dan kerucut ganda. Desain yang berbentuk kerucut tunggal pada
awalnya digunakan dalam seni drama yang dikenal dengan teori Bliss Perry.
Berikut penjelasan singkat kedua desain kerucut tersebut.
a.Desain Kerucut Ganda
Desain dramatik ini terdiri atas serangkaian kerucut. Setiap kerucutnya menanjak ke sebuah
klimaks, kemudian turun tetapi tidak sampai mencapai titik dasar permulaannya. Menurut La
Meri, desain kerucut ganda ini sangat cocok untuk menggarap koreografi tari tunggal serta
kelompok yang murni. Tarian dengan desain ini tanpa tema cerita khusus, dan hanya
menampilkan keindahan komposisi gerak semata. Contoh tarian untuk koreografi kelompok
adalah Tari Saman (Aceh), Angguk (Kulon Progo, DIY), Ndholalak (Purworejo, Jateng).
A: Permulaan
B: Rangsang naik
C: Pengendoran
D: Klimaks
E: Penurunan
F: Antiklimaks
G: Pengakhiran

b. Desain Kerucut Tunggal

Menurut La Meri desain kerucut tunggal ini dipergunakan sebagai pola untuk menggarap
tarian kelompok yang dramatik atau dramatari. Namun hal ini tidak berarti bahwa desain
dramatik kerucut tunggal tidak boleh diterapkan pada tarian tunggal dan tarian murni (non
dramatari).
A Permulaan/introduksi
B=Rangsangan kekuatan untuk naik
C-Perkembangan
D = Klimaks
E-Penurunan
F-Penahanan akhir
G=Ending/akhir

8. Dinamika
Tari juga harus memiliki dinamika, agar tidak memberi kesan monoton dan memiliki
sentuhan-sentuhan emosi terhadap penonton. Dinamika selalu berkaitan dengan mekanik
yang di dalamnya membicarakan efek kekuatan atau tenaga dalam menghasilkan gerak.
Dinamika meliputi wilayah kualitas gerak. Dalam berbicara soal dinamika kita tidak akan
mempersoalkan gerakan apa yang akan dilakukan tetapi bagaimana sebuah gerakan
dilakukan. Dinamika dapat diciptakan dari bermacam- macam unsur, yaitu unsur gerak,
musik, ruang, desain atas, desain lantai, dan sebagainya. Dapat juga dinamika diciptakan dari
unsur di luar gerak misalnya dari unsur vokal yang mengiringinya, misalnya dengan tembang
atau dialog. Untuk menggambarkan dina- mika dapat dibayangkan bagaimana rasanya jika
kita melakukan gerakan-gerakan di udara, di dalam air, atau di dalam lumpur. Masing-masing
kekuatan dalam media yang berbeda akan terasa. Dinamika tajam dengan kecepatan tinggi
akan memberikan kesan yang terangsang, sedangkan dinamika lembut dengan kecepatan
sedang atau perlahan akan memberi kesan tenang atau kadang-kadang juga tegang.

9.Desain Kostum
Kostum atau tata busana untuk tari hendaknya didesain dengan mempertimbangkan beberapa
aspek, yaitu tema (pahlawan, percintaan, petani, remaja), ciri khas daerah (tari dengan
pijakan daerah tertentu), misalnya Anda membuat tari dengan dasar-dasar gerak gaya etnis
Sumatra Barat, maka kostum tari didesain dengan menonjolkan ciri daerah Sumatra Barat.
Dengan demikian Anda tidak dapat sebarangan atau asal-asalan dalam menentukan desain
kostum, baik itu desain, jenis kain, atau motif kain. Buatlah desain yang juga tidak
mengganggu gerak penari, misalnya desain kostum dibuat menarik namun ternyata justru
kostum tersebut membuat penari tidak bebas bergerak karena kainnya kaku, atau karena
desainnya yang justru membuat gerak penari terganggu. Jadi, buatlah desain yang sesuai
dengan tema, menarik, dan tentu saja comfortable.
10. Tata Rias
Demikian halnya Tata Rias tidak berbeda dengan ketika membuat desain kostum. Tata rias
dalam tari juga mempertimbangkan tema, karakter, ceritera, dan sebagainya. Jenis rias ada
beberapa macam, yaitu: Rias Panggung, Rias Karakter, Rias Usia, Rias Sejarah, Rias dan
Cantik artinya rias tersebut hanya mengikuti garis anatomi wajah saja, tanpa menimbulkan
efek-efek tertentu. Contoh rias karakter, misalnya membuat tari Kelinci, maka riasnya pun
harus rias yang mirip atau menggambarkan kelinci. Misalnya, Anda membuat tari Gembira,
maka tata riasnya hanya menggunakan rias cantik saja. Tata Rias tari Kelinci berbeda dengan
Rias tari Gembira.
11.Tata Panggung/Tata Pentas
Menurut Anda ada beberapa macam jenis dan bentuk tempat pertunjukan? Tempat
pertunjukan atau panggung adalah tempat yang digunakan untuk pertunjukan tari. Ada
beberapa bentuk panggung atau pentas, yaitu bentuk konvensional seperti bentuk proscenium,
tapal kuda atau seperti huruf U, dan arena. Tempat pertunjukan seperti ini biasanya
digunakan untuk pertunjukan tari yang menggunakan aspek penyajian secara lengkap.
Adapun berbentuk panggung tradisional yaitu pendopo, arena atau lapangan. Bentuk
tradisional ini biasanya digunakan untuk mengadakan pertunjukan tari tradisional, misalnya
konsep garapan tari dari keraton biasanya menggunakan konsep pentas pendopo, namun
dalam perkembangannya, sekarang tari Srimpi pun dapat pula dipentaskan di panggung
proscenium. Tari tradisional (tari rakyat) seperti Jathilan, Reog, akan lebih cocok ditarikan di
pentas arena di tanah lapang.
12. Tata Cahaya
Tata Cahaya dalam tari memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Menciptakan ruang:
2. Menciptakan jarak antara penonton dan pentas;
3. Menciptakan efek tertentu;
4. Menciptakan ruang yang berbeda dalam waktu yang sama; bersamaan; dan
5. Menciptakan waktu yang berbeda secara 6. Menciptakan fokus.
Dari semua elemen komposisi tari yang merupakan aspek dasar tari, yang paling mendasar
adalah aspek gerak. Saya menganggap dalam perkuliahan ini, semua mahasiswa adalah
sebagai pemula (meskipun mungkin di antara Anda ada yang sudah memiliki pengalaman
dengan olah tari), maka silahkan pahami, hayati, kemudian coba Anda lakukan beberapa
gerak sederhana dengan mempertimbangkan aspek-aspek dasar komposisi tari yang sudah
dijelaskan dalam Kegiatan Belajar 1 ini.

Anda mungkin juga menyukai