Anda di halaman 1dari 5

HASIL DISKUSI

Kelompok 3

Abriyah (1801272)

Apa parameter dari ke 5 uji. Apa batasannya?

Kelompok 8 :

Abdul Gafur (1801271)

Manakah pengujian yang in vivo dan in vitro? Apakah harus dilakukan ke 5 uji?

Kelompok 1:

Junita Rusli (1801395)

Kenapa dilakukan pengujian pada betina masa subur?

JAWABAN:

Kelompok 3:

A. Lydia N. C. Tandawuya (18.01.295)

Jawab pertanyaan Abriyah. Parameter Uji Reproductive and Developmental Toxicity

Parameter evaluasi dari berbagai indeks reproduksi berikut ini (Nugroho, 2010) :

1. Indeks Kesuburan : persentase perkawinan yang menghasilkan


kehamilan
2. Indeks kehamilan : persentase kehamilan yang menghasilkan kelahiran
hidup
3. Indeks kelangsungan hidup : persentase anak tikus yang hidup selama 4
hari atau lebih
4. Indeks laktasi : persentase anak tikus yang hidup pada hari
ke 4 hingga hari ke 21 atau lebih.
indikator lain mencakup (1) indeks perkawinan (persentase siklus estrus yang disertai
perkawinan), (2) indeks kesuburan pejantan (persentase jantan yang terpajan pada
betina tidak hamil dan subur yang menyebabkan kehamilan), (3) indeks kesuburan
betina (persentase betina yang terpajan pada pejantan subur yang menyebabkan
kehamilan), dan (4) indeks kelangsungan hidup 12 atau 14 hari.

B. Aprilia E. E. Tumigolung (18.01.277)

Parameter Uji mutanegenis


Uji mutagenesis
Ke dalam 2 ml top agar ditambahkan 0,1 ml biakan semalam biakan bakteri uji dan 0,1
ml larutan uji. Kemudian dituangkan pada pelat agar glukosa minimal. Setelah top agar
memadat diinkubasi pada suhu 370 C selama 24-48 jam. Dihitung jumlah koloni yang
tumbuh.
Parameter : Jumlah koloni revertan berada pada rentang revertan spontan.

Parameter uji sensitisasi kulit


Pengujian iritasi kulit primer
Pengujian iritasi kulit dilakukan berdasarkan metode DRIZE
Percobaan terdiri dari 3 periode yaitu periode induksi (Induction periods), periode
istirahat (rest periods) dan periode pemaparan akhir (final exposure periods).
Prosedur ini diulangi sebanyak tiga kali dalam satu minggu selama jangka waktu tiga
minggu.
Parameter : Eritema (Peradangan) & Edema (bengkak), dengan skor:

0 = tidak ada kemerahan kulit (no 0 = tidak ada edema (no


erythema) edema)
1 = sedikit kemerahan (slight 1 = slight edema
erythema) 2 = well define edema
2 = well define erythema 3 = moderate to severe
3 = moderate to severe erythema edema

C. Putri Yulianti (18.01.313)


Parameter Uji Teratogenik
Pengujian teratogenik adalah uji yang dilakukan dengan melihat seberapa besar suatu
dosis sediaan atau senyawa dapat memberikan efek teratogenik pada janin hewan uji
selama masa kehamilan.
Parameter : Jumlah janin total yang mati, jenis cacat, berat badan janin dan jumlah
resorbsi (Anfiandi Venty, 2013).

D. Wahyuni Pagga (18.01.330)


Parameter uji Karsinogenik
Karsinogenik merupakan suatu proses pembentukan sel kanker yang patogenesisnya
secara molekular merupakan penyakit genetik.

Parameter : 1. Mikroskopik : Pengamatan terhadap aktivitas poliferasi sel tumor


dengan pewarnaan (AgNOR).
2. Makroskopik : Adanya nodul pada area luar tubuh hewan uji (Rosa
Adelina, dkk. 2013)

Sri Wahyuni (18.01.314)


Parameter Uji Karsinogenik
Uji Karsinogenik dilaksanakan dalam jangka lama yakni pada tikus dalam waktu 24
bulan sedangkan pada mencit 18 bulan. Berdasarkan Japenese Guidelines for Toxicity
Studies lama uji pada tikus 130 minggu dan pada mencit 104 minggu. Parameter yang
diamati adalah terbentuknya neoplasma dan peningkatan kasus neoplasma sejalan
dengan peningkatan dosis bahan uji (Meles, 2010).

Kelompok 1:
Widayatul Khairi (18.01.331)
Jawaban pertanyaan junita rusli kenapa dilakukan pengujian pada mencit betina masa
subur?

Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang dialami oleh mamalia betina yang sudah
dewasa dan jika pada manusia disebut dengan siklus menstruasi. Satu siklus estrus
mencit terbagi menjadi 4 fase: proestrus, estrus, metestrus, diestrus. Proestrus dan
estrus adalah masa subur untuk menghasilkan keturunan bagi mencit, sedangkan fase
metestrus dan diestrus adalah masa tidak subur (Partodihardjo, 1980).

Masa subur untuk menghasilkan keturunan pada mencit dilihat ketika pada masa estrus
hewan dikawinkan dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 4. Mencit jantan
dimasukan kedalam kandang mencit betina pada pukul empat sore dan dipisahkan lagi
besok paginya. Pada pagi harinya dilakukan pemeriksaan sumbat vagina. Sumbat
vagina menandakan mencit telah kopulasi dan berada pada hari kehamilan ke- 0
(Helmi, A et al, 2016). Tujuannya pengujian untuk melihat embrio yang cacat
(abnormalitas). Sehingga apabila tanaman herbal dikonsumsi pada manusia
(khususnya wanita hamil) tidak terjadi cacat pada janin, karena pada masa kehamilan
merupakan saat yang rawan bagi wanita terhadap pengaruh lingkungan, tidak hanya
bagi ibu tetapi juga bagi keselamatan fetus yang dikandungnya, terutama pada tahap
organogenesis karena pada tahap itu sel-sel fetus sedang aktif berproliferasi (Almahdy
A, 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Almahdy A. 2011. Uji Aktivitas Vitamin A Terhadap Efek Teratogen Warfarin pada Fetus
mencit Putih. USU Press.
Anfiandi Venty. 2013. Uji Teratogenik Infusa Daun Pegagan (Centella Asiatica [L.]
Urban) Pada Mencit Betina (Mus Musculus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol 2. No 1. Halaman 1-15.
Darwis, D. (2008) Uji Praklinis Pembalut Luka Hidrogel Berbasis Pvp Steril Iradiasi
Menggunakan Tikus Putih Evaluasi Iritasi Dan Sensitisasi. Jurnal Ilmiah Aplikasi
Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and
Radiation Vol. 4 (1).
Helmi A, Dillasamola D, Putri W. 2016. Characterization and Sub Acute Toxicity Ethanol
Extracts from Leaves of Coffee Parasites (Scurrulaferruginea Jack Dance) to The
Activity of SGPT and Serum Creatinine Levels Male White. Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences: p. 2675-2683.
Meles, D.K. 2010. Peran Uji Klinik Dalam Bidang Farmakologi. Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair (AUP) : Surabaya.
Nugroho, E. (2010). Toksikologi Dasar. Penerbit Universitas Indonesia : Bandung.
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta. Hal 174.
Radji, M., Sumiati, A., Indani, N. (2004). Uji Mutagenisitas dan Anti Kanker Ekstrak
Aseton dan N-Heksana Dari Kulit Batang Sesoot (Garcinia picrorrhiza Miq.)
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I (2) page 69-78.
Rosa Adelina., Rahmi Febriyanti., Intan Oktoberia. Intan Putri. 2013. Ekstrak daun
Annona muricata Linn. Sebagai antipoliferasi terhadap sel hepar tikus terinduksi
7,12 Dimetilbenz (a) antracene (DMBA)

Anda mungkin juga menyukai