Kelompok 3
Abriyah (1801272)
Kelompok 8 :
Manakah pengujian yang in vivo dan in vitro? Apakah harus dilakukan ke 5 uji?
Kelompok 1:
JAWABAN:
Kelompok 3:
Parameter evaluasi dari berbagai indeks reproduksi berikut ini (Nugroho, 2010) :
Kelompok 1:
Widayatul Khairi (18.01.331)
Jawaban pertanyaan junita rusli kenapa dilakukan pengujian pada mencit betina masa
subur?
Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang dialami oleh mamalia betina yang sudah
dewasa dan jika pada manusia disebut dengan siklus menstruasi. Satu siklus estrus
mencit terbagi menjadi 4 fase: proestrus, estrus, metestrus, diestrus. Proestrus dan
estrus adalah masa subur untuk menghasilkan keturunan bagi mencit, sedangkan fase
metestrus dan diestrus adalah masa tidak subur (Partodihardjo, 1980).
Masa subur untuk menghasilkan keturunan pada mencit dilihat ketika pada masa estrus
hewan dikawinkan dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 4. Mencit jantan
dimasukan kedalam kandang mencit betina pada pukul empat sore dan dipisahkan lagi
besok paginya. Pada pagi harinya dilakukan pemeriksaan sumbat vagina. Sumbat
vagina menandakan mencit telah kopulasi dan berada pada hari kehamilan ke- 0
(Helmi, A et al, 2016). Tujuannya pengujian untuk melihat embrio yang cacat
(abnormalitas). Sehingga apabila tanaman herbal dikonsumsi pada manusia
(khususnya wanita hamil) tidak terjadi cacat pada janin, karena pada masa kehamilan
merupakan saat yang rawan bagi wanita terhadap pengaruh lingkungan, tidak hanya
bagi ibu tetapi juga bagi keselamatan fetus yang dikandungnya, terutama pada tahap
organogenesis karena pada tahap itu sel-sel fetus sedang aktif berproliferasi (Almahdy
A, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Almahdy A. 2011. Uji Aktivitas Vitamin A Terhadap Efek Teratogen Warfarin pada Fetus
mencit Putih. USU Press.
Anfiandi Venty. 2013. Uji Teratogenik Infusa Daun Pegagan (Centella Asiatica [L.]
Urban) Pada Mencit Betina (Mus Musculus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol 2. No 1. Halaman 1-15.
Darwis, D. (2008) Uji Praklinis Pembalut Luka Hidrogel Berbasis Pvp Steril Iradiasi
Menggunakan Tikus Putih Evaluasi Iritasi Dan Sensitisasi. Jurnal Ilmiah Aplikasi
Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and
Radiation Vol. 4 (1).
Helmi A, Dillasamola D, Putri W. 2016. Characterization and Sub Acute Toxicity Ethanol
Extracts from Leaves of Coffee Parasites (Scurrulaferruginea Jack Dance) to The
Activity of SGPT and Serum Creatinine Levels Male White. Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences: p. 2675-2683.
Meles, D.K. 2010. Peran Uji Klinik Dalam Bidang Farmakologi. Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair (AUP) : Surabaya.
Nugroho, E. (2010). Toksikologi Dasar. Penerbit Universitas Indonesia : Bandung.
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta. Hal 174.
Radji, M., Sumiati, A., Indani, N. (2004). Uji Mutagenisitas dan Anti Kanker Ekstrak
Aseton dan N-Heksana Dari Kulit Batang Sesoot (Garcinia picrorrhiza Miq.)
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I (2) page 69-78.
Rosa Adelina., Rahmi Febriyanti., Intan Oktoberia. Intan Putri. 2013. Ekstrak daun
Annona muricata Linn. Sebagai antipoliferasi terhadap sel hepar tikus terinduksi
7,12 Dimetilbenz (a) antracene (DMBA)