Anda di halaman 1dari 8

SELAMAT DATANG DI

UNIVERSITAS SEBELAS
MARET, ANAK TIRI!
Pada 2 Mei 2019 lalu dalam agenda audiensi
terbuka antara rektor (Prof. Dr. H. Jamal
Wiwoho Sh,M.Hum) dengan mahasiswa umum,
beliau menjelaskan bahwasanya hubungan
antara mahasiswa dengan rektor merupakan
sebuah hubungan “Bapak dengan Anak”.
Dengan asumsi tersebut, maka bisa dikatakan
bahwa calon mahasiswa baru UNS angkatan
2019 yang diterima melalui sistem SM (Seleksi
Mandiri) adalah anak tiri dalam keluarga ini.
Bagaimana tidak, selain tidak mendapatkan
previlege berupa tidak adanya uang pangkal,
terdapat beberapa poin yang memperkuat
asumsi bahwa calon mahasiswa baru UNS
angkatan 2019 jalur SM merupakan anak tiri.

Sebelumnya, berikut merupakan ketetapan


nominal uang pangkal yang ditetapkan oleh
“Ayahanda” kepada “anak tirinya”.
Dalam tabel tersebut, tampak bahwa terdapat
suatu ketetapan dalam jumlah sumbangan
“sukarela” yang ditetapkan oleh UNS. Meskipun
terdapat pilihan 0 rupiah (gratis), namun terdapat
sebuah range yang tidak masuk akal dalam
ketetapan tersebut, dimana beban yang diberikan
rata rata langsung menuju 7 juta rupiah. Angka yang
sebenarnya mungkin terlihat kecil. Namun sekali lagi,
pantaskah sumbangan sukarela yang dikatakan oleh
pihak rektorat pada audiensi 2 Mei lalu sebagai
“wadah bagi wali mahasiswa yang ingin
menyumbang”?
Ada pula poin lain yang perlu dipertimbangkan,
yakni fakta bahwa tidak hanya diberikan beban uang
pangkal, “sang anak tiri” ini juga dibebankan oleh
besaran UKT yang berada di 3 tingkat UKT tertinggi.
Sedangkan apabila melihat sistem SBMPTN tahun
ini yang menggunakan “sistem hoki hokian” maka
bisa dikatakan bahwa calon mahasiswa baru 2019
yang tidak diterima SBMPTN bukanlah sekumpulan
orang bodoh yang kaya raya, melainkan juga
terdapat beberapa orang cerdas yang tidak
beruntung baik dalam segi ekonomi maupun nasib
SBMPTN 2019.
Poin terakhir, mengenai kesiapan UNS dalam
menetapkan uang pangkal juga perlu dipertanyakan.
Selain tidak adanya RAT (Rencana Anggaran
Tahunan) guna mengetahui nominal pasti yang
dibutuhkan UNS, juga terdapat banyak sekali
pertanyaan terkait ketetapan uang pangkal ini,
seperti:
“Kapan pembayaran uang pangkal dilakukan?”
“Apakah pembayaran bisa dicicil?”
Dan pertanyaan paling penting, “Kapankah anak
tiri ini harus mengisi nominal uang pangkal yang
akan diajukan? Akankah terjadi jual beli kursi?”
Mengingat banyaknya pertimbangan tersebut,
pasti masih banyak sekali anggapan bahwa nominal
uang pangkal UNS sangat kecil dibanding kampus
lain, berikut adalah poin pertimbangan bagi kamu
semua, untuk berdiri dan bersikap. Akankah kamu
membela sang anak tiri? Atau diam saja ditengah
ketidakadilan? Bagi kami sendiri, uang pangkal
merupakan hal wajar yang harusnya baik bila disertai
kesiapan yang matang. Tapi UNS hari ini?

Hidup Mahasiswa!

Anda mungkin juga menyukai