Anda di halaman 1dari 7

PENGAMATAN JARINGAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN

DIKOTIL

Tanggal pengamatan: Kamis, 12 September 2019

Kelas: XI-MIPA 4

Nama anggota kelompok:

1. Dhifa Cahyani Dwi Putri (11)


2. Dikta Sumar Hidayah (13)
3. Emi Bagita (15)
4. Reina Sabrina Khaerani (27)

SMA NEGERI 1 PURI MOJOKERTO


TAHUN PELAJARAN 2019-2020
I. JUDUL
Pengamatan jaringan tumbuhan monokotil dan dikotil.
II. DASAR TEORI
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Contoh dari jaringan dapat dilihat pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada
tumbuhan, jaringan dapat dibedakan menjadi jaringan meristem atau em brional dan
jaringan dewasa. Sedangkan jaringan penyusun organ pada tumbuhan terdiri atas akar
atau radiks, batang atau caulis, daun atau felium, dan bunga atau flos serta buah dan biji.
III. TUJUAN
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dan struktur dari masing-masing
jaringan tumbuhan, serta untuk menganalisis bagian-bagian yang terdapat pada jaringan
tumbuhan.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat berupa mikroskop beserta pelengkap, pipet, gelas ukur, silet cukur, tisu, air,
kecambah, akar jagung, dan bayam.
V. CARA KERJA
1. Kumpulkan semua alat dan bahan
2. Potong batang bayam, akar kecambah, dan akar jagung secara melintang
menggunakan silet cukur
3. Taruh masing-masing potongan tersebut pada kaca preparat, kemudian tetesi
air menggunakan pipet tetes.
4. Siapkan mikroskop. Pastikan mikroskop mendapat cahaya yang cukup.
5. Taruh kaca preparat tersebut pada mikroskop. Kemudian atur lensa sehingga
jaringan tumbuhan dapat diamati dengan mudah.
VI. HASIL PENGAMATAN
Dalam pengamatan ini, tumbuhan dikotil diwakili oleh kecambah, sedangkan
tumbuhan monokotil diwakili oleh akar jagung dan batang bayam. Jaringan
dewasa terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan
jaringan pengangkut.
Pada jaringan pelindung, terdiri atas jaringan epidermis dan jaringan gabus.
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling luar dan menutupi
permukaan tubuh tumbuhan. Umumnya jaringan epidermis terdiri atas satu lapisan
sel dan susunannya rapat tanpa ruang antarsel. Jaringan epidermis tersusun atas sel
hidup dan tidak berklorofil. Jaringan epidermis berfungsi melindungi
bagian/jaringan dalam tubuh tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau
patogen, menyerap air dan mineral (khusus daerah akar), dan menyekresi lapisan
lilin atau kutikula yang bisa mencegah evaporasi (pada batang dan daun).
Sebagian sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan yang disebut
derivate epidermis, misalnya stomata (tempat pertukaran gas) dan trikomata
(mengurangi penguapan, melindungi dari predator, meneruskan rangsang, dan
membantu penyerbukan.)
Sedangkan jaringan gabus itu sendiri dapat tercipta karena jaringan epidermis
tidak aktif lagi. Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga macam, yaitu eksodermis,
endodermis, dan peridermis. Pada bagian peridermis terdapat felem, felogen, dan
feloderm.
Jaringan dasar (Parenkim). Parenkim disebut jaringan dasar karena terdapat
hampir di semua bagian tumbuhan. Jaringan parenkim memiliki ciri-ciri, antara
lain sel penyusunnya renggang sehingga mempunyai banyak ruang antar sel,
dinding sel tipis dan mempunyai vakuola besar untuk menyimpan makanan
cadangan, selnya berbentuk polyhedral. Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim
dibedakan menjadi lima, yaitu parenkim asimilasi, parenkim pengangkut,
parengkim penimbun, parenkim air, dan parenkim udara. Berdasarkan bentuknya
jaringan parenkim terdiri atas parenkim palisade, parenkim bunga karang,
parenkim lipatan, parenkim bintang.
Jaringan penguat (mekanik). Jaringan penguat digunakan untuk memperkukuh
tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan menjadi
jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Pada jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri tersusun atas sel hidup, dinding selnya
tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa,
merupakan penguat utama organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan letak bentuk penebalannya,
kolenkim dibedakan menjadi kolenkim angular, kolenkim lamelar, dan kolenkim
tubular.
Jaringan skelerenkim, terdiri atas sel mati dengan dinding sel tebal, hanya terdapat
pada tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan,
merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal dan terdiri atas
lignin. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut sklerenkim dan sklereid.
Jaringan pengangkut. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan pengangkut
dibedakan menjadi xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan unsure
hara dari akar ke daun. Sel penyusunnya sudah mati dengan dinding sekunder
yang sangat tebal, tersusun atas lignin sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri atas
unsure trakeal (trakeal dan trakeid), serabut xilem, dan parenkim xilem.
Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh tubuh. Floem terdiri atas berbagai bentuk sel hidup dan mati,
meliputi unsure kibral (sel tipis dan komponen buluh tapis), sel pengirim, sel
albumin, parenkim floem, dan serabut floem.
Berdasarkan data di atas dan hasil pengamatan, akar kecambah mewakili akar
dikotil, batang bayam mewakili batang monokotil, dan akar jagung mewakili akar
monokotil.
Akar kecambah pada mikroskop terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel,
floem, xilem, cambium, dan korteks. Terdapat sel-sel yang memiliki vakuola yang
besar dengan endodermis yang sangat tampak.
Akar jagung pada mikroskop terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, xilem,
floem, empulur, dan korteks. Pada mikroskop ketika pengamatan, terlihat
beberapa bulatan cukup besar yang tampak seperti rongga.
Sedangkan batang bayam, terdiri atas epidermis, xilem, floem, dan parenkim.
Pada mikroskop, tidak terdapat endodermis seperti pada akar jagung.
VII. KESIMPULAN
Jadi, struktur batang, baik monokotil maupun dikotil sedikit lebih kompleks
daripada struktur akar monokotil dan dikotil. Batang dan akar dikotil sama-sama
memiliki endodermis. Sedangkan pada monokotil, sebagian jenis monokotil
memiliki endodermis sedangkan akarnya memiliki endodermis.
VIII. PERTANYAAN
1. Jaringan-jaringan apa saja yang menyusun akar, batang, dan daun tumbuhan
monokotil?
2. Jaringan-jaringan apa saja yang menyusun akar, batang, dan daun tumbuhan
dikotil?
3. Jelaskan perbedaan struktur anatomi akar, batang, serta daun tumbuhan
monokotil dan dikotil!
4. Bagaimana kaitan antara struktur jaringan penyusun akar, batang, dan daun
dengan fungsinya?
IX. JAWAB PERTANYAAN
1. Akar monokotil terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, xilem, floem,
empulur, dan korteks. Batang monokotil terdiri atas epidermis, xilem, floem,
dan parenkim. Serta daun pada monokotil terdiri atas epidermis, mesofil yang
hanya terdiri atas jaringan spons, berkas pengangkut yaitu xilem dan floem,
dan jaringan tambahan, misalnya sel-sel Kristal dan kalenjar.
2. Akar dikotil terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, floem, xilem,
cambium, dan korteks. Batang dikotil terdiri atas epidermis, kolenkim,
parenkim, endodermis, sklerenkim, floem, empulur, xilem, jari-jari empulur,
cambium vascular, dan perisikel. Sedangkan daun dikotil terdiri atas epidermis
atas, parenkim palisade, parenkim spons (jaringan bunga karang), epidermis
bawah, berkas pengangkut, sel penutup, stomata, dan epidermis bawah.
3. Jadi, secara umum struktur batang, baik monokotil maupun dikotil sedikit
lebih kompleks daripada struktur akar monokotil dan dikotil. Batang dan akar
dikotil sama-sama memiliki endodermis. Sedangkan pada monokotil, sebagian
jenis monokotil memiliki endodermis sedangkan akarnya memiliki
endodermis.
Pada akar dikotil terdapat cambium, sedangkan pada akar monokotil tidak ada.
Begitu juga pada batangnya. Pada dikotil terdapat cambium, sedangkan
monokotil tidak ada. Endodermis, jari-jari empulur, dan empulur juga terdapat
pada batang dikotil. Sedangkan pada monokotil tidak terdapat tiga jaringan
tersebut. Sedangkan pada daun, perbedaannya terletak pada jaringan mesofil.
Jaringan mesofil pada diotil terdiri atas parenkim palisade dan parenkim
spons. Sedangkan pada monokotil hanya terdiri atas parenkim spons.
4. Pada akar, zat hara dan garam mineral diserap untuk kemudian disalurkan
pada daun melalui batang. Pada daun, zat hara dan garam mineral diolah
dalam proses fotosintesis. Kemudian hasil fotosintesis tersebut disalurkan ke
seluruh tubuh tumbuhan melalui batang. Begitu seterusnya agar tumbuhan
tersebut dapat bertahan hidup.
X. DAFTAR PUSTAKA
Omegawati, Wigati Hadi. Henny Purnamawati. Teo Sukoco. 2019. Biologi untuk
SMA/MA. Daerah Istimewa Yogyakarta: Penerbit Intan Pariwara.
XI. LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai