TAHUN PELAJARAN 2019-2020 I. JUDUL Pengamatan jaringan tumbuhan monokotil dan dikotil. II. DASAR TEORI Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Contoh dari jaringan dapat dilihat pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada tumbuhan, jaringan dapat dibedakan menjadi jaringan meristem atau em brional dan jaringan dewasa. Sedangkan jaringan penyusun organ pada tumbuhan terdiri atas akar atau radiks, batang atau caulis, daun atau felium, dan bunga atau flos serta buah dan biji. III. TUJUAN Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dan struktur dari masing-masing jaringan tumbuhan, serta untuk menganalisis bagian-bagian yang terdapat pada jaringan tumbuhan. IV. ALAT DAN BAHAN Alat berupa mikroskop beserta pelengkap, pipet, gelas ukur, silet cukur, tisu, air, kecambah, akar jagung, dan bayam. V. CARA KERJA 1. Kumpulkan semua alat dan bahan 2. Potong batang bayam, akar kecambah, dan akar jagung secara melintang menggunakan silet cukur 3. Taruh masing-masing potongan tersebut pada kaca preparat, kemudian tetesi air menggunakan pipet tetes. 4. Siapkan mikroskop. Pastikan mikroskop mendapat cahaya yang cukup. 5. Taruh kaca preparat tersebut pada mikroskop. Kemudian atur lensa sehingga jaringan tumbuhan dapat diamati dengan mudah. VI. HASIL PENGAMATAN Dalam pengamatan ini, tumbuhan dikotil diwakili oleh kecambah, sedangkan tumbuhan monokotil diwakili oleh akar jagung dan batang bayam. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut. Pada jaringan pelindung, terdiri atas jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling luar dan menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Umumnya jaringan epidermis terdiri atas satu lapisan sel dan susunannya rapat tanpa ruang antarsel. Jaringan epidermis tersusun atas sel hidup dan tidak berklorofil. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian/jaringan dalam tubuh tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau patogen, menyerap air dan mineral (khusus daerah akar), dan menyekresi lapisan lilin atau kutikula yang bisa mencegah evaporasi (pada batang dan daun). Sebagian sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan yang disebut derivate epidermis, misalnya stomata (tempat pertukaran gas) dan trikomata (mengurangi penguapan, melindungi dari predator, meneruskan rangsang, dan membantu penyerbukan.) Sedangkan jaringan gabus itu sendiri dapat tercipta karena jaringan epidermis tidak aktif lagi. Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga macam, yaitu eksodermis, endodermis, dan peridermis. Pada bagian peridermis terdapat felem, felogen, dan feloderm. Jaringan dasar (Parenkim). Parenkim disebut jaringan dasar karena terdapat hampir di semua bagian tumbuhan. Jaringan parenkim memiliki ciri-ciri, antara lain sel penyusunnya renggang sehingga mempunyai banyak ruang antar sel, dinding sel tipis dan mempunyai vakuola besar untuk menyimpan makanan cadangan, selnya berbentuk polyhedral. Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi lima, yaitu parenkim asimilasi, parenkim pengangkut, parengkim penimbun, parenkim air, dan parenkim udara. Berdasarkan bentuknya jaringan parenkim terdiri atas parenkim palisade, parenkim bunga karang, parenkim lipatan, parenkim bintang. Jaringan penguat (mekanik). Jaringan penguat digunakan untuk memperkukuh tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim. Pada jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri tersusun atas sel hidup, dinding selnya tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa, merupakan penguat utama organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan letak bentuk penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi kolenkim angular, kolenkim lamelar, dan kolenkim tubular. Jaringan skelerenkim, terdiri atas sel mati dengan dinding sel tebal, hanya terdapat pada tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal dan terdiri atas lignin. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut sklerenkim dan sklereid. Jaringan pengangkut. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan pengangkut dibedakan menjadi xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan unsure hara dari akar ke daun. Sel penyusunnya sudah mati dengan dinding sekunder yang sangat tebal, tersusun atas lignin sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri atas unsure trakeal (trakeal dan trakeid), serabut xilem, dan parenkim xilem. Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Floem terdiri atas berbagai bentuk sel hidup dan mati, meliputi unsure kibral (sel tipis dan komponen buluh tapis), sel pengirim, sel albumin, parenkim floem, dan serabut floem. Berdasarkan data di atas dan hasil pengamatan, akar kecambah mewakili akar dikotil, batang bayam mewakili batang monokotil, dan akar jagung mewakili akar monokotil. Akar kecambah pada mikroskop terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, floem, xilem, cambium, dan korteks. Terdapat sel-sel yang memiliki vakuola yang besar dengan endodermis yang sangat tampak. Akar jagung pada mikroskop terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, xilem, floem, empulur, dan korteks. Pada mikroskop ketika pengamatan, terlihat beberapa bulatan cukup besar yang tampak seperti rongga. Sedangkan batang bayam, terdiri atas epidermis, xilem, floem, dan parenkim. Pada mikroskop, tidak terdapat endodermis seperti pada akar jagung. VII. KESIMPULAN Jadi, struktur batang, baik monokotil maupun dikotil sedikit lebih kompleks daripada struktur akar monokotil dan dikotil. Batang dan akar dikotil sama-sama memiliki endodermis. Sedangkan pada monokotil, sebagian jenis monokotil memiliki endodermis sedangkan akarnya memiliki endodermis. VIII. PERTANYAAN 1. Jaringan-jaringan apa saja yang menyusun akar, batang, dan daun tumbuhan monokotil? 2. Jaringan-jaringan apa saja yang menyusun akar, batang, dan daun tumbuhan dikotil? 3. Jelaskan perbedaan struktur anatomi akar, batang, serta daun tumbuhan monokotil dan dikotil! 4. Bagaimana kaitan antara struktur jaringan penyusun akar, batang, dan daun dengan fungsinya? IX. JAWAB PERTANYAAN 1. Akar monokotil terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, xilem, floem, empulur, dan korteks. Batang monokotil terdiri atas epidermis, xilem, floem, dan parenkim. Serta daun pada monokotil terdiri atas epidermis, mesofil yang hanya terdiri atas jaringan spons, berkas pengangkut yaitu xilem dan floem, dan jaringan tambahan, misalnya sel-sel Kristal dan kalenjar. 2. Akar dikotil terdiri atas epidermis, endodermis, perisikel, floem, xilem, cambium, dan korteks. Batang dikotil terdiri atas epidermis, kolenkim, parenkim, endodermis, sklerenkim, floem, empulur, xilem, jari-jari empulur, cambium vascular, dan perisikel. Sedangkan daun dikotil terdiri atas epidermis atas, parenkim palisade, parenkim spons (jaringan bunga karang), epidermis bawah, berkas pengangkut, sel penutup, stomata, dan epidermis bawah. 3. Jadi, secara umum struktur batang, baik monokotil maupun dikotil sedikit lebih kompleks daripada struktur akar monokotil dan dikotil. Batang dan akar dikotil sama-sama memiliki endodermis. Sedangkan pada monokotil, sebagian jenis monokotil memiliki endodermis sedangkan akarnya memiliki endodermis. Pada akar dikotil terdapat cambium, sedangkan pada akar monokotil tidak ada. Begitu juga pada batangnya. Pada dikotil terdapat cambium, sedangkan monokotil tidak ada. Endodermis, jari-jari empulur, dan empulur juga terdapat pada batang dikotil. Sedangkan pada monokotil tidak terdapat tiga jaringan tersebut. Sedangkan pada daun, perbedaannya terletak pada jaringan mesofil. Jaringan mesofil pada diotil terdiri atas parenkim palisade dan parenkim spons. Sedangkan pada monokotil hanya terdiri atas parenkim spons. 4. Pada akar, zat hara dan garam mineral diserap untuk kemudian disalurkan pada daun melalui batang. Pada daun, zat hara dan garam mineral diolah dalam proses fotosintesis. Kemudian hasil fotosintesis tersebut disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui batang. Begitu seterusnya agar tumbuhan tersebut dapat bertahan hidup. X. DAFTAR PUSTAKA Omegawati, Wigati Hadi. Henny Purnamawati. Teo Sukoco. 2019. Biologi untuk SMA/MA. Daerah Istimewa Yogyakarta: Penerbit Intan Pariwara. XI. LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI