Anda di halaman 1dari 11

UPI YPTK JURNAL AKUNTANSI, VOL.1, NO.

1, 2017, 19-06-2017
Copyright@2017 by LPPM UPI YPTK

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN


PENDANAAN, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA INDUSTRI PERTANIAN YANG LISTING DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015
SYAFNIL WENDRA
1)
Dr. H. Fitrizal, SE, MM, Indonesia
2)
Emil Salim, SE, MM, Indonesia

Email: syafnilwendra16@gmail.com

ABSTRAK

Nilai perusahaan merupakan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaaan suatu
perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyeksi masa depannya, nilai perusahaan akan tercermin
melalui harga saham perusahaannya. variabel yang sering digunakan dalam penelitian pasar modal untuk
mewakili nilai perusahaan adalah harga saham dengan berbagai jenis indikator, antara lain return saham,
harga saham biasa, abnormal return, PER, dan indikator lain yang merepresentasikan harga saham biasa
di pasar modal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisa diantaranya : analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda serta uji
hipotesis.
Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan Uji Parsial ( Uji T ) diperoleh : (a) Terdapat pengaruh yang
signifikan antara keputuasn investasi terhadap nilai perusahaan, dibuktikan dengan nilai t hitung 2.932 > ttabel
1.99, dengan tingkat signifikan ( 0.005 < 0.05 ). (b) Terdapat pengaruh yang signifikan antara keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan, dibuktikan dengan nilai t hitung 4.495 > ttabel 1.99 dengan tingkat
signifikan ( 0.00 < 0.05 ) (c) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebijakan deviden terhadap
nilai perusahaan, dibuktikan dengan nilai thitung 2.349 > ttabel 1.99 dengan tingkat signifikan ( 0.654 > 0.05 ).
Kemudian berdasarkan uji hipotesis secara simultan ( Uji F ) dapat diketahui nilai F hitung 11.069 > Ftabel
2.74 dengan tingkat signifikan ( 0.00 < 0.05 ). Maka penulis berkesimpulan bahwa keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dan berdasarkan uji koefisien determinasi ( R Square ) nilainya adalah 0.266. Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya kontribusi variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan
kebijakan deviden terhadap variabel nilai perusahaan adalah sebesar 26.6 % sisanya 73.4% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti diluar penelitian ini.

Kata kunci :keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebjakan deviden.

1. Pendahuluan
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran politik para pemegang saham. Pemegang saham, kreditor dan manajer adalah
pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan dan perspektif berkenaan dengan
perusahaan. Dalam memaksimalkan nilai perusahaan manajemen perusahaan dapat melakukan
tiga kebijakan, yaitu kebijakan pendanaan, investasi dan dividen.

1
Perusahaan yang bergerak di sektor pertanian merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sektor
pertanian merupakan sektor yang berpengaruh penting dalam perekonomian nasional, karena
lebih dari 40% masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan yang bergerak
dibidang pertanian harus memiliki nilai perusahaan yang baik.
Sektor pertanian memimpin pelemahan indeks harga saham gabungan ( IHSG ) di tahun 2013.
Sektor ini melemah 1,08 % atau 24,7 poin menjadi 2.2264,4. Saham-saham sektor pertanian
yang melemah antara lain PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. ( LSIP ) sebesar 4,36 %
menjadi Rp. 1.645. Kemudian PT Chareon Pokphand Indonesia Tbk ( CPIN ) sebesar 1,72%
dan PT Eagle High Plantation Tbk. ( BWPT ) 2,04%, satu lagi emiten sektor pertanian yang
juga masuk top losers adalah PT. Astra agro Lestari Tbk ( AALI ) dengan pelemahan harga
saham sebesar 2,84 % sehingga harga per sahamnya menjadi Rp. 25.650 ( KontanMobile.co.id).

2. Tinjauan Literatur
2.1 Landasan Teori
Nilai Perusahaan
Menurut [1]perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah
keadaaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyeksi masa depannya, nilai
perusahaan akan tercermin melalui harga saham perusahaannya.
Indikator-Indikator Nilai Perusahaan
Menurut [2]Indikator-indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah:
1. PER ( Price Earning Ratio)
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham
perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
a) Tingkat pertumbuhan laba
b) Dividend Payout Ratio
c) Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal
MPS
PER=
EPS
Keterangan :
PER = Price Earning Ratio atau rasio harga laba
MPS = Market Price Pershare atau harga pasar saham
EPS = Earning Per Share atau laba per lembar saham
2. PBV (Price Book Value)
Menurut Wardjono ( 2010:86 ) dalam Sari ( 2013 ) Nilai perusahaan dalam penelitian
ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai pasar merupakan persepsi pasar yang berasal dari
investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan yang tercermin pada nilai
pasar saham perusahaan yang bisa menjadi ukuran nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur
dengan Price Book Value (PBV), Rasio ini merupakan rasio antara harga saham terhadap
nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV di
atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
harga pe lembar saham
Price Book Value=
nilai buku per lembar saham
Keputusan Investasi
Keputusan investasi menurut [3] memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak, baik
perusahaan maupun pemerintah tuan rumah. Pada masa kolonial, perjanjian seperti ini
dinamakan perjanjian konsensi.

2
Indikator – indikator Keputusan Investasi
Dalam penilaian ini indikator dipakai untuk mengukur keputusan investasi dengan mengunakan
price earning ratio ( PER ). Tersebut merupakan perbandingan harga saham dengan laba bersih
perusahaan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh [4] menyatakan bahwa “price earning ratio”( PER )
yang tinggi menunjukan investasi perusahaan yang bagus dan prospek pertumbuhan perusahaan
yang bagus sehingga para investor akan tertarik. Permintaan saham yang tinggi akan membuat
para investor akan menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca
perusahaan, sehingga price book value ( PBV ) perusahaan yang tinggi dan nilai perusahaan pun
tinggi.
harga saham
PER=
laba per lembar saham
Keputusan Pendanaan

Menurut [3] mendefinisikan bahwa keputusan pendanaan merupakan kebijakan tentang


keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan ini mencakup cara
bagaimana mendanai kegiatan perusahaan agar optimal, cara memperoleh dana untuk investasi
yang efisien dan cara mengkomposisikan sumber dana optimal yang harus dipertahankan.

Indikator – indikator Keputusan Pendanaan


Dalam penelitian ini untuk mengukur keputusan pendanaan mengunakan rasio Debt to assets
ratio (DAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah asset perusahaan yang dibiayai oleh
hutang, menurut [4] :
1. Debt to Assets Ratio ( DAR )
DAR digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan yang
dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar jumlah modal
pimjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Debt to Assets Ratio ( DAR ) dihitung mengunakan rumus :
total liabilities
DAR=
total asset

2. Debt to Equity Ratio ( DER )


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi pinjaman dari
pihak luar, dan merupakan rasio yang menafsir pengeluaran perusahaan yang didanai oleh
pinjaman dari luar.
total hutang
DER=
total ekuitas
Kebijakan Deviden
Menurut [5] kebijakan dividen sering dianggap sebagai bagian dari keputusan pembelanjaan,
khususnya pembelanjaan internal. Hal ini terjadi karena besar kecilnyadividen yang dibayarkan
perusahaan akan memengaruhi sumber dana internal perusahaan, yaitu laba ditahan. Semakin
besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, semakin kecil laba yang ditahan, dan
sebaliknya. Penentuan besaran bagian laba bersih perusahaan yang telah dibagikan sebagai
dividen merupakan kebijakan manajemen perusahaan, serta akan memengaruhi nilai perusahaan
dan harga pasar saham.
Indikator Kebijakan Deviden
Terdapat dua indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan deviden suatu perusahaan
menurut [6] yaitu:
1. Hasil deviden ( dividend yield )

3
Dividend yield merupakan rasio yang menghubungkan deviden yang dibayar dengan harga
saham biasa perusahaan. Secara sistematis dividend yield dapat dirumuskan sebagai
berikut:
deviden per lembar saham
deviden yield=
harga per lembar saham

Beberapa pemegang saham mengunakan dividend yield sebagai suatu ukuran resiko dan
sebagai penyaring investasi. Para pemegang saham akan berusahan untuk
menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan nilalil dividend yield yang
tinggi.
2. Rasio pembayaran deviden ( DPR / deviden payout ratio )
Rasio pembayaran deviden ( deviden payout ratio ) merupakan indikator kedua
yang digunakan untuk mengukur kebijakan deviden. Dividend payout ratio merupakan
hasil perbandingan antara deviden laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
deviden per share
DPR=
earning per share

2.2 Nilai perusahaan dan Kerangka Pikir


e
Keputusan Investasi
( X 1) H1

Keputusan Pendanaan H2 Nilai Perusahaan


(X2) (Y)
H3
Kebijakan Deviden
(Y)

H4

Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Dari kerangka pikir diatas bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kebijakan
deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan deviden secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

4
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Melalui Normal P-P Plot
Pengujian normalitas residual dapat dilihat dari grafik normal P-P Plot. Apabila setiap
lingkaran data residual berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dikatakan bahwa residual mengikuti fungsi distribusi normal.

Sumber : Data Sekunder ( diolah )


Gambar 4.2
Scatterplot
Pada grafik diatas terlihat bahwa titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden.

Tabel 1.4
Nilai Price Book Value industri sektor pertanian yang listing di BEI tahun 2011-2015
No. Nama Tahun Rata-rata
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015
1 IIKP 38,97 40,09 46,63 53,59 58,48 19,3
2 BTEK 4,86 4,07 2,75 3,51 4,15 17,37
3 CPRO 3,99 4,26 3,20 3,71 3,44 7,4
4 AALI 3,95 3,43 2,59 2,50 1,92 3,61
5 BWPT 1,28 1,50 1,51 1,44 1,05 2,8
6 SMAR 5,70 7,32 5,56 5,66 3,39 2,76
7 LSIP 5,30 8,76 7,47 8,74 5,66 2,23
8 DSFI 2,78 8,76 1,84 2,00 0,72 2
9 SGRO 2,02 2,01 3,47 3,35 2,28 1,7
10 BISI 2,21 2,64 1,99 1,91 0,90 1,62
11 TBLA 4,65 5,23 3,85 70,64 2,64 1,53
12 JAWA 2,92 4,43 4,93 5,96 4,76 1,2
13 GZCO 1,52 2,02 2,02 2,75 1,93 0,88
14 UNSP 32,57 3,67 3,68 1,60 4,81 0,81
Rata – rata 4,41
( Sumber : Laporan Keuangan, Saham OK tahun 2011-2015 )

Dari tabel diatas nilai perusahaan yang dihitung dengan Price Book Value ( PBV ) dari tahun
2011 sampai dengan 2015 menunjukkan rata-rata 4,41 nilai PBV dari tiap perusahaan
mengalami kenaikan dan penurunan ini mengindikasikan PBV belum optimal. Dimana ada 12
perusahaan yang mengalami rata-rata PBV yang baik diantaranya Indah Agro Resources

5
( IIKP ) yang mengalami peningkatan setiap tahunnya dimana rata-rata PBV nya 19,3 dan
diikuti oleh Bumi Teknologi Unggul ( BTEK ) 17,37 dan kemudian Central Protein Prima
( CPRO ), dan UNSP mengalami peningkatan dan penurunan yang tinggi, tahun 2011 sebesar
32.57 turun menjadi 3.67 di tahun 2012, kemudian mengalami peningkatan sedikit 3.68 di
tahun 2013, di tahun 2014 1.60 dan terakhir 2015 naik 4.81 jadi rata-rata PBV UNSP sebesar
0.81.

Tabel 4.6
Hasil UJi Perhitungan Nilai Tolerance dan VIF ( Uji Multikolonieritas )

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

Dari hasil analisis data yang dilakukan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai tolerance
seluruh variabel independen kecil dari 1, masing-masing variabel independen memiliki nilai
tolerance sebesar 0.682, 0.914, dan 0.677. hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang
sama dimana hasil uji Variance inflation factor ( VIF ) tingkat keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan deviden masing-masing berada disekitar angka 1 dan tidak lebih
besar 10 yaitu sebesar 1.465, 1.094, dan 1.477. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel terikat
tidak terkena gejala multikolinieritas.
Tabel 4.7
Hasil uji autokorelasi

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

Berdasarkan uji autokorelasi pada tabel 4.7 ditemukan bahwa nilai Durbin-Witson sebesar
1.080. Jika nilai DW berada dibawah -2 maka ada auto korelasi positif dan jika nilai DW berada
diaatas +2 maka ada auto korelasi negative. Pada pengujian ini nilai DW berada pada angka -2
sampai +2. Maka dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.8
Hasil uji determinasi
Model Summaryb

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

6
Berdasarkan output diperoleh nilai korelasi ( R ) sebesar 0.546 yang berarti bahwa korelasi atau
hubungan antara nilai perusahaan dengan keputusan investasi, keputusan pendanan, dan
kebijakan deviden kuat karena berada diatas 0.5.
Tabel 4.9
Hasil analisis regresi linear berganda
coefficientsa

Sumber : Data Sekunder ( diolah )


Dari pengolahan data yang dilakukan, maka didapat persamaan regresi berganda sebagai berikut
:
Y = -759.951+ 0.381X1 + 7.860X2 + 2.349X3

Tabel 4.10
Hasil Uji t
coefficientsa

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

Dari hasil pengujian yang dilakukan akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Hipotesis pertama ( H1 ) menyatakan terdapat pengaruh keputusan investasi ( PER ) terhadapa
nilai perusahaan. Hipotesis kedua ( H2 ) menyatakan tidak terdapat pengaruh keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ketiga ( H 3 ) menyatakan terdapat pengaruh
kebijakan deviden ( DPR ) terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4.11
Hasil Uji F

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

Nilai Fhitung sebesar 11.069 > Ftabel sebesar 2.74 maka Ho ditolak, artinya keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

7
Tabel 4.12
Hassil uji determinasi
Model Summaryb

Sumber : Data Sekunder ( diolah )

Berdasarkan output diperoleh angka adjusted R square sebesar 0.266 atau 26.6%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan sebesar
26.6%. Sedangkan sisanya sebesar 73.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.

3. Metodologi
Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan disini adalah :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi menurut [3] memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak,
baik perusahaan maupun pemerintah tuan rumah.
2. Keputasan Pendanaan
Menurut [3] mendefinisikan bahwa keputusan pendanaan merupakan kebijakan
tentang keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi.
3. Kebijakan Deviden
Menurut [5] kebijakan dividen sering dianggap sebagai bagian dari keputusan
pembelanjaan, khususnya pembelanjaan internal. Hal ini terjadi karena besar
kecilnyadividen yang dibayarkan perusahaan akan memengaruhi sumber dana
internal perusahaan, yaitu laba ditahan .
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah nialai perusahaan menurut [1] nilai perusahaan mengikhtisarkan
penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaaan suatu perusahaan, baik kinerja
saat ini maupun proyeksi masa depannya, nilai perusahaan akan tercermin melalui harga saham
perusahaannya.

Sumber dan Teknik Data


Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui Indonesia Capital Market Directory
( ICMD ) , Saham OK, dan laporan posisi keuangan ( neraca ) laporan laba rugi perusahaan
yang dapat diperoleh dalam situs resmi BEI yang dapat diakses di situs www.idx.co.id sebagai
sumber data perusahaan. Data yang diambil adalah harga saham, nilai buku, harga penutupan
lembar saham, total hutang, total ekuitas, dan deviden per saham.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data sebagai berikut :

8
1) Penelitian Lapangan
Yaitu mempelajari dan membaca buku- buku, literatur- literatur dan bahan kuliah yang
berhubungan dengan pembahasan masalah ini.
2) Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
observasi dokumentasi dengan melihat laporan keuangan pada perusahaan subsector semen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam jenis penelitian dekriptif dan penelitian
kausal-komperatif.

4. Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keputusan investasi, keputusan pendanaan,
kebijakan deviden dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan pada perusahaan industry
pertanian yang listing di BEI tahun 2011-2015.
1. Keputusan Investasi Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan ( Diterima )
Hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi “ Keputusan investasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan”. Berdasarkan hasil analisis bahwa besar koefisien
regresi keputusan investasi adalah sebesar 0.381 dan nilai t hitung sebesar 2.932 dengan
0.005 ( sig 0.005 < 0.05 ), menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (Diterima)
Hipotesis kedua dalam penelitian ini “ Keputusan pendanaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan”. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa besar
koefisien regresi keputusan pendanaan adalah sebesar 7.860 dengan nilai t hitung sebesar
4.495 dengan 0.000 ( sig. 0.000 < 0.05 ) menunjukkan bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Kebijakan Deviden Berpengaruh Terhadap Nilai perusahaan ( Ditolak )
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah “ Kebijakan deviden berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan”. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
besar koefisien regresi kebijakan deviden adalah sebesar 2.349 dengan nilai t hitung
sebesar 0.450 dengan 0.654 ( sig 0.654> 0.05 ), menunjukkan bahwa kebijakan deviden
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden Secara Bersama-
Sama Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 11.069 > Ftabel sebesar 2.74 maka Ho
ditolak, artinya keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang telah disajikan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan keputusan investasi yang di ukur
melalui Price Earnig Ratio ( PER ) dengan tingkat signifikan lebih kecil dari pada
alpha 0.005 < 0.05 dan Thitung > T tabel ( 2.932 > 1.99). Hal ini berarti bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
pada industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.
( tabel 4.10 )
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan keputusan pendanaan yang di ukur
melalui Debt To Equity Ratio ( DER ) dengan tingkat signifikan lebih kecil dari

9
alpha 0.00 < 0.05 dan Thitung > T tabel ( 4.495 > 1.99 ). Hal ini berarti bahwa
keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
pada industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 –
2015. ( tabel 4.10 )
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kebijakan deviden yang di ukur
melalaui Deviden Payout Ratio ( DPR ) dengan tingkat signifikan lebih besar dari
alpha 0.654 > 0.05 dan Thitung > T tabel ( 2.349 > 1.99 ). Hal ini berarti bahwa
kebijakan deviden berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan pada industri pertanaian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2011 – 2015. ( tabel 4.10 )
4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan keputusan investasi ( PER ),
keputusan pendanaan ( DER ), dan kebijakan deviden ( DPR ) terhadap nilai
perusahaan, diperoleh nilai Fhitung sebesar 11.069 dan Ftabel 2.74, Fhitung > Ftabel
( 11.069 > 2.74 ) dengan nilai signifikan (0.00 < 0.05 ), yang berarti bahwa H 4
diterima atau Ha diterima dengan nilai R2 sebesar 26.6% yang menyatakan bahwa
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada industry
pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 – 2015. ( tabel
4.11)
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
a. Nilai perusahaan akan meningkat jika pihak manajemen mampu meningkatkan
keputusan investasi melalui peningkatan Price Earning Ratio
b. Nilai perusahaan akan meningkat jika pihak manajemen mampu meningkatkan
keputusan pendanaan melalui peningkatan Debt To Equity Ratio.
c. Kebijakan deviden sudah baik, maka sebaiknya perusahaan mempertahankan kebijakan
deviden dengan Divident Payout Ratio.
2. Bagi Investor
Dalam berinvestasi pada perusahaan industri pertanian yang listing BEI pada tahun 2011-
2015 harus mengkaji atau menganalisis keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan deviden melalui laporan keuangannya.
3. Bagi peneliti Selanjutnya
Agar penelitian ini lebih bermakna maka bagi yang berkenginan untuk melanjutkan
penelitian agar menambah variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Referensi
[1] S. Ayem, “( Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek
Indonesia ),” vol. 4, no. 1, pp. 31–39, 2016.

[2] P. P. Ningsih and I. I. N. Indarti, “Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2009 ) The Influence of Investment Decision , Financing Decision , And
Dividend Policy on Firm Value ( Case Study ,” pp. 1–23, 2009.

[3] Mokhamat Ansori and D. H.N., “Pengaruh Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan
Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Tergabung
Dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia ( Bei ),” Anal. Manaj.,
vol. Vol. 4, p. No. 2, 2010.

[4] A. Wijaya, Lihan; Bandi; Wibawa, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan

10
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto.,” 2006.

[5] I. made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik, 1st ed. jakarta:
erlangga, 2011.

[6] Warsono, Manajemen Keuangan, 3rd ed. Malang: Bayu Media, 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai