PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Sebagai profesi keperawatan dituntut mampu mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang maksimal dan profesional.
Menghadapi tantangan perkembangan IPTEK yang semakin berkembang,
dunia keperawatan memerlukan perawat dengan kemampuan professional
yang dihasilkan melalui sistem pendidikan yang tertata. Pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi harus ditata dan dikembangkan
secara terarah, berencanaan dan terkendalikan sebagai bagian dari sistem
pendidikan tinggi nasional. Munculnya sistem pendidikan tinggi
keperawatan di Indonesia, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang
memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan profesional keperawatan
sehingga berkemampuan untuk menjalankan perannya dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Upaya meningkatkan pendidikan perawat dengan
program profesi ners.
professional. Seorang peserta didik dengan perilaku awal sebagai
mahasiswa keperawatan, akan memiliki perilaku sebagai
perawat profesional setelah menjalani program profesi. Mahasiswa
mendapat kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat
profesional dalam masyarakat dan lingkungan pelayanan/asuhan
keperawatan. Melalui pendidikan program profesi diharapkan dapat
terbentuk kemampuan akademik dan professional serta kemampuan
mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayan/asuhan
keperawatan profesional dan dapat bersosialisasi dengan peran
profesionalnya. Dalam mewujudkan hal tersebut, berbagai metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan fasilitas
belajar serta membentuk komunitas professional yang konduktif
(Nursalam 2008).
kunci bagi pengembangan profesionalisme. Wallace berasumsi
bahwa masing-masing peserta pelatihan membawa pengetahuan dan
pengalaman ketika memasuki diklat baru. Wallace lebih lanjut
menjelaskan bahwa efektifnya pelatihan tergantung pada bagaimana
peserta pelatihan melakukan refleksi mengkaitkan antara pengetahuan dan
pengalaman serta praktek untuk memperbaiki pembelajarannya lebih
lanjut. Kemampuan melakukan refleksi dari praktek yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan menentukan pencapaian kompetensi
profesional. Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah
satu syarat tugas akhir Praktek Kerja Lapangan (PKL), Praktek Kerja
Lapangan (PKL) juga sebagai kegiatan siswa untuk mencari pengalaman
kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Pengalaman belajar klinik (PBK) dan belajar lapangan (PBL)
merupakan proses transformasi mahasiswa untuk menjadi seorang
perawat profesional. Proses ini memberikan kesempatan mahasiswa
beradaptasi dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional di
tatanan nyata pelayanan kesehatan klinik/komunitas.
Tujuan PBK dan PBL anatara lain:
a. Melaksanakan asuahan keperawatan denagn benar
b. Menerapkan pendekatan proses keperawatan
c. Menampilkan sikap/tingkah laku profesional
d. Menerapkan ketrampilan profesional
Komponen yang harus ada pada tatanan tempat praktik, antara lain :
a. Kesempatan kontak dengan pasien
b. Tujuan praktik (termasuk umpan balik)
c. Bimbingan yang kompeten
d. Praktik ketrampilan
e. Dorongan untuk berfikir kritis
f. Kesempatan mentransfer pengetahuan
g. Kesempatan mengintegrasikan pengetahuan
h. Penggunaan konsep tim
Karakteristik tempat praktik yang ideal mencakup beberapa kriteria,
yaitu :
a. Institusi terakreditasi (RS Pendidik Keperawatan)
b. Pelayanan diagnostik, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitas
c. Jumlah kasus memadai
d. Fasilitas cukup untuk pembelajaran
e. Memiliki perpustakaan yang cukup
f. Situasi pendukung yang kondusif, seperti :
- Ide baru, proses keperawatan, standar keperawatan,
evaluasi kinerja, program pengembangan
- Sistem manajemen pelayanan keperawatan baik
- Kegiatan penelitian
- Tenaga terpilih sebagai fasilitator
- Sistem keterangan efisien
- Sistem pencatatan dan pelaporan memadai
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik di
klinik, yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara yang
sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan
kerangka konsep pembelajaran.
Metode pengajaran terpilih:
a. Diarahkan untuk mencapai tujuan meliputi:
- Entri dan karakteristik peserta didik
- Kualitas dan keterampilan pengajar
- Kerakteristik dan kekhususan tempat praktik
- Keterbatasan dari metode pengajaran
b. Mempertimbangkan beberapa aspek yaitu:
- Kesesuaian tujuan pengalaman belajar klinik terkait dengan
metode pengajaran
- Kesesuaian peserta didik terkait dengan kemampuan
pengalaman dan karakteristik pengajar lainnya tentang
proses pembelajaran
- Ketepatan terkait dengan tersediannya sumber-sumber dan
kendala dilahan atau tatanan klinik
- Sejalan dengan falsafah program pendidikan keperawatan
terkait dengan keyakinan
- Menyediakan berbagai metode terkait dengan berbagai
kompetensi yang harus dicapai
c. Konferensi
Konferensi adalah kegiatan diskusi kelompok untuk membahas hal
yang telah dilakukan pada praktik klinik/lapangan, tingkat pencapaian
tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi dan cara
mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk
kejadian kegawatan pasien yang harus dihadapi peserta didik
a) Dirancang melalui diskusi kelompok
b) Meningkatkan pembalajaran penyelesaian masalah dalam
kelompok melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif
pemecahan masalah, dan pendekatan kreatif
c) Memberi kesempatan menggemukkan pendapat dalam
menyelesaikan masalah
d) Menerima umpan balik dari kelompok dan pengajar
e) Memberi kesempatan terjadinya peer review, diskusi
kepedulian, isu, dan penyelesaian masalah oleh disiplin
ilmu lain
f) Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai
narasumber
g) Meningkatkan kemampuan memformulasikan ide
h) Adanya kemampuan kontribusi peserta didik
i) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan
kelompok
j) Kemampuan menggali perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang
memengaruhi praktik
k) Mengembangkan keterampilan berargumentasi
l) Mengembangkan keterampilan kepemimpinan
5. Jenis konferensi
a) Pra dan pascakonferensi
b) Peer review
c) Isu
d) Multidisiplin
Pengertian dari konferensi praklinik adalah kegiatan diskusi
kelompok tentang praktik klinik yang akan dilakukan
keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana
tindakan (mulai dari fokus pengkajian, sampai kepada
rencana evaluasi), serta tambahan, didiskusikan bersama
.
Urutan kegiatan konferensi adalah sebagai berikut :
1) Hari pertama
Konferensi prapraktik klinik
2) Pembimbing klinik (PK) menjelaskan tetang
karakteristik ruang rawat, staf, dan tim pelayanan
kesehatan lain di mana para peserta didik akan
ditempatkan, tujuan keberadaan peserta didik yang
diharapkan sesuai dengan objektif dan falsafah praktik
keperawatan klinik, serta waktu dan tempat dimana
peserta didik dapat menemui pembimbing klinik
apabila menemui kesulitan baik teknis maupun
interpersonal
3) PK mengkaji kembali persiapan peserta didik untuk
menghadapi dan memberi asuhan keperawatan kepada
pasien, mulai dari aspek perencanaan (fokus
pengkajian) sampai ke rencana evaluasi
4) Mengingatkan peserta didik untuk membawa
perlengkapan dasar :
Konferensi pascapraktik klinik
Konferensi ini dapat dilakukan pada hari yang
sama atau ketika akan melakukan konferensi
prapraktik klinik hari ketiga :
a) PK melakukan diskusi dengan peserta didik
untuk membahas tentang pasien, tempat
praktik, dan pengalaman belajar yang dicapai
pada hari pertama
b) Prinsip diskusi memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengutarakan pendapat,
mengekspresikan perasaan, mengklarifikasi
tindakan rasional yang telah dilakukan peserta
didik, dan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengemukakan usulan
perbaikan yang dapat diterapkan pada hari
selanjutnya
c) Diskusi ini sebaiknya ditempat khusus,
terpisa dari pasien :
3. Hari kedua dan selanjutnya
Konferensi prapraktik klinik
a) PK membahas tentang perkembangan pasien
dan rencana tindakan untuk hari kedua ini,
termasuk cara penulisan catatan
perkembangan pasien, yaitu SOAP
b) Menyiapkan kasus baru untuk
mengantisipasi apabila terjadi kondisi
Justifikasi langsung
Kemampuan menentukan
msalah pasien
9. Bedside teaching
Bedside teaching merupakan metode mengajar kepada peserta
didik. Aktifitas ini dilakukan di samping tempat tidur pasien, dan meliputi
kegiatan mempelajari kondisi pasien dan assuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien
Manfaat bedside teaching adalah agar pembimbing klinik dapat
mengajarkan peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural,
menumbuhkan sikap profesional , mempelajari perkembangan biologis /
fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung.
Prinsip dalam bedside teaching :
a) sikap fisik maupun psikologis pembimbing klinik, peserta
didik, dan pasien
b) peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)
c) diskusi pada awal dan pasca demonstrasidi depan pasien
dilakukan seminimal mungkin
d) lanjutkan dengan redemonstrasi
e) kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa
yang didapatnyasaat itu
f) kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum
pernah diperoleh peserta didik menghadapi kesulitan
menerapkan
persiapan
a) mendapat kasus yang sesuai yang dapat memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menerapkan keterampilan teknik
prosedural dan interpersonal
b) koordinasi dengan staf di klinik agar tidak mengganggu
jalannya rutinitasperawatan pasien
c) melengkapi peralatan/fasilitas yang akan digunakan.
3) Fase Kerja
Fase ini merupakan periode dimana terjadi interaksi yang
aktif antara peserta didik dan pasien dalam upaya
membantu pasien mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya. Tahap fase ini meliputi
a) peserta didik dan pasien mengeksplorasi stresor dan
mendorong perkembangan kesadaran diri dengan
menghubungkan persepsi, pikiran , perasaan, dan
perbuatan pasien
b) peserta didik membantu pasien mengatasi
kecemasan, meningkatkan kemandirian dan
tanggung jawab pasien, dan mengembangkan
mekanisme yang konstruktif
c) pada fase ini dibutuhkan PK yang ahli dan terampil,
karena banyak terkait dengan tindakan dan prosedur
keperawatan
d) pada fase ini merupakan periode yang tepat dalam
melaksanakan metodebimbingan klinik, misalnya
ronde keperawatan