PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
preeklampsia menjadi tidak berat dan berat. Preeklampsia tidak berat adalah
preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik
≥90 mmHg dengan proteinuria. Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan
darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg dengan proteinuria,
penurunan fungsi hepar, insufisiensi ginjal, udem paru, sakit kepala atau gangguan
darah ibu ke ruang antarvillus plasenta sehingga menyebabkan plasentasi yang kurang
baik. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan plasenta, dan merangsang stress oksidatif,
penurunan produksi nitrit oxide (NO), menyebabkan vasokonstriksi, iskemik plasenta dan
tekanandarah < 160/110 dan proteinuria < +2, Sedangkan preeklampsia berat ditandai
dengantekanan darah > 160/110 dan proteinuria > +3. Preeklampsia ringan yang tidak
dikontroldengan baik melalui asuhan antenatal dapat berkembang menjadi preeklampsia
berat.Preeklampsia berat dapat berdampak pada fetal outcome, seperti BBLR hingga
pada trimesterkedua sebanyak satu kali, dan pada trimester ketiga sebanyak dua kali
sebaiknyadilakukan kunjungan tambahan. Tidak ada jumlah yang pasti, tetapi sebaiknya
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara . Asia Tenggara yaitu Indonesia
214 per 100.000kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per
100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2013,
AKIdari 228 pada 2007 menjadi 359 per 100.000.Indonesia target yang ingin dicapai
Pemerintah dalam menurunkanangka kematian ibu (AKI)pada tahun 2015 yang merupakan
2sasaran yaitu angka kematian ibu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka
kematian ibu itu menempatkan Indonesia pada urutan teratas di ASEAN dalam hal tersebut
(Kemenkes, 2015).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan indicator utama derajat kesetan masyarakat
dan ditetapkan angkan kematian ibu menurut target Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2015 yaitu 102/100,000 kelahiran hidup,untuk itu diperlukan upaya yang maksimal
dalam pencapaian target tersebut. Kejadian kematian ibu bersalin sebesar 49,5%,hamil
(17,09 per 100,000 kelahiran hidup),preeklamsia dan eklamsia 10-20%(30,7 per 100,000).
Menurut data dari rekam medik di RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2015 dari
1544 yang hamil terdapat kehamilan normal 1205 (78,0%), Abortus Inkomplit 10 (0,64%),
Hipertensi 8 (0,51%), Anemia 7 (0,45%), Preeklamsia 15 (0,97%). Pada tahun 2016 dari
1970 yang hamil terdapat kehamilan normal 1500 (76,1%), Preeklamsia 13 (0,65%),
Hipertensi 10 (0,50%), Anemia 2 (0,10%), Letak bokong 4 (0,25%). Pada tahun 2017 dari
3249 yang hamil terdapat kehamilan normal 2800 (86,1%), Abortus Inkomplit 11 (0,33%),
bahwa tiap tahun preeklamsia semakin meningkat yang merupakan masalah yang
Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
di Indonesia salah satunya dengan memberikan pengawasan pada ibu hamil secara teratur
yakni dengan kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, sehingga komplikasi dalam kehamilan bisa terdeteksi dan di cegah sedini
mungkin termasuk dengan preeklamsia ringan. Adapun beberapa upaya pemerintah untuk
menekan AKI adalah pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan buku
kesehatan Ibu dan Anak serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang
berjudul Asuhan Kebidanan Antenatal dengan preeklamsia ringan di RSUD Syekh Yusuf
Gowa”.
B. RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ilmia adalah” bagaimana cara
Gowa.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada ibu hamil dengan preeklamsia
preeklamsia ringan.
preeklamsia ringan.
preeklamsia ringan.
f. Melaksanakan tindakan pada ibu hamil dengan preeklamsia ringan.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsia ringan.
i. preklamsia ringan.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Institusi
pendidikan, sehingga menjadi masukan dan sebagai informasi bagi institusi DIII
2. Bagi Instansi
bagi bidan dalam melakukan asuhan kebidanan sesuai standar khususnya pada masalah
mual muntah.
3. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang sangat berharga dan untuk mengembangkan ilmu
preeklamsia ringan sesuai dengan asuhan yang telah dilakukan di RSUD Syekh Yusuf
Gowa 2018
5. Tujuan penelitian
1. Studi kasus yaitu melaksanakan studi kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan yang
2. Studi dokumentasi yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari status klien baik yang
E. Sistematika Penulisan
yaitu :
1. BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat study
Ini berisi tentang tinjauan pustaka yang meliputi pengertian kehamilan, perubahan
ringan, prognosis preeklamsia ringan, pengertia preeklamsia ringan, etilogi, tanda dan
BAB ini berisi tinjauan kasus asuhan kebidanan pada Ny” “ dengan preeklamsia
ringan Di RSUDSyekh Yusuf Gowa, secara nyata sesuai dengan asuhan kebidanan
menurut 7 langkah varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan
SOAP. Sedangkan dalam pembahasan kasus, penulis menjelaskan tentang masalah atau
4. BAB IV PEMBAHASAN
5. BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan
nidasi dan implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
(Prawirohardjo, 2009).
2.Tanda dan Gejala Kehamilan
1) Amenorea.
Wanita harus mengeratahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya
dapat di taksir umur kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan (TTP) yang di
hitung dengan menggunakan rumus rumus Naegele yaitu TTP (hari pertama HT
pertama. Oleh karena sering terjadi pada pagi hari, maka di sebut morning
triwulan pertama
4) Pingsan.
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
timbul kembali.
6) Payudara.
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri di sebabkan pengaruh estrogen dan
7) Miksi.
Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar.
8) Konstipasi/obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormo.
9) Pigmentasi kulit.
nigra=grisea).
Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari
rahim.
3) Tanda Hegar yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari
bagian lain.
4) Tanda Chadwick yaitu adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi
kebiru-biruan.
5) Tanda Piscaseck yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena
embrio biasanya terletak di sebelah atas dengan bimanual akan terasa benjolan
yang asimetris.
7) Teraba ballotement.
1. Uterus
2. Jantung
3. Muskuluskeletal
depan karena tidak adanya otot abdomen, tapi karena adanya hormon estrogen dan
Pada kehamilan tua ibu akan lebih sering kencing yang diakibatkan karena
adanya penekanan kandung kemih pada bagian terendah janin (Salmah, 2006).
5. Trimester I
Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti bagi semua ini bagi dirinya merupakan
tugas psikologis yang paling penting bagi dirinya. Selama trimester ini wanita
hamil, ia mungkin merasa syok dan menyangkal. Periode awal ketidakyakinan adalah
6. Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa ketidaknyamanan
yang normal yang di alami oleh ibu hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase
80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka di
bandingkan dengan trimester I dan sebelum hamil. Trimeter kedua hampir terbebas
dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah
besar, lubrikasi vagina menjadi semakin banyak pada masa ini, kecemasan,
pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang
menurut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang pencari kasih sayang dari
pasangannya dan semua factor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan
7. Trimester III
Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas dengan
kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti : apakah bayinya nanti akan lahir
abnormal, terkait dengan persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali dan hal-
hal lain yang tidak di ketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin,
atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau
apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi (Marmi,
E. Komplikasi Kehamilan
a) Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
b) Toksemia Gravidarum
gejala-gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi, Proteinuria dan
Edema), yang kadang-kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (Kejang-
c) Abortus (Keguguran)
kandungan.
d) Kehamilan Ektopik
e) Molahidatidosa
Plasenta normal beratnya kira-kira 500 gr atau 1/6 dari berat badan janin,
g) Air Ketuban
1) Oligo Hidramnion
Oligo Hidramnion adalah suatu keadaan di mana air ketuban kurang dari normal
2) Hidramnion
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum in partu yaitu bila pembukaan pada primi
h) Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih.
c. Preeklampsia adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah toksemia tinggi
yang terkait dengan kondisi diawal kehamilan. (Onggo, Ira Tri, 2010. Hal.189)
d. Preeklampsia adalah penyakit multisistem, yang bisa melibatkan otak, hati, ginjal, dan
f. Preklamsia adalah sekumoulan gejala yang secara spesifik hanya muncul selama
antenatal dengan usia lebih dari 20 minggu dengan kriteria adanya peningkatan tekanan
darah selama antenatal sistolik ≥140 mmHg. Diastolik ≥ 90 mmHg disertai proteinuria
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Teori yang
dewasa ini banyak yang dikemukakan sebagai sebab preeklampsia adalah iskemia
plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak ada diterangkan semua hal yang berkaitan
dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang
ditemukan mana yang sebab dan mana yang akibat. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 283).
perfusi uteroplasenta dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta sehingga
c. .Gizi buruk
d. Penyakit autoimun
badan yang berlebihan diikuti edema, hipertensi dan akhirnya proteinurine. Pada
epigastrium, mual dan muntah.Gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang
meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun
meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.
a. Molahidatidosa
terjadi lebih dini/pada usia kehamilan muda, sehingga hipertensi bisa berkelanjutan
pada penyakit diabetes mellitus yang ditemukan adalah kelainan anatomik dan
metabolik pada prediabetik dan timbul bila ada tekanan (stres) seperti adanya
kehamilan.
Pada kehamilan ganda frekuensi preeklamsia lebih sering karena uterus yang membesar
ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai
dan vulva, serta proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan
d. Obesitas
Dimana edema itu terjadi karena adanya penumpukan cairan secara umum dan
berlebihan di jaringan tubuh. Edema dapat menyebabkan kenaikan berat badan tubuh.
Pertambahan berat 0,5 kg pada seseorang yang hamil dianggap normal. Edema sudah
pasti obesitas, namun obesitas belum pasti edema. Meskipun keduanya punya ciri-ciri
yang sama, yaitu pertambahan berat badan namun pada obesitas tidak terjadi
Umur di atas 35 tahun mrupakan faktor predisposisi preeklampsia ringan, karena pada
wanita hamil yang berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
G. Klasifikasi Preeklampsia
1. Preeklamsia ringan
Adalah Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang
2009. 543). Sedangkan menurut ilmu kebidanan praktis :61 Adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan / atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada
1. Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6
jam
2. Tekanan darah diastolic 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dengan interval 6 jam
4. Proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urine kateter
2. Preeklamsia berat
160/110 mmhg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih menurut ilmu kebidanan praktis.63. Sedangkan menurut Prawirohardjo ( 2009. 544)
adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolic
> 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/ 24 jam. Gejala dan tanda preeklampsia berat.
4. Keluhan subjektif
sianosis
b. Gangguan penglihatan
c. Nyeri kepala
e. Gangguan kesadaran.
atau lebih dalam seminggu, proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif
plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan. Gejala fisik dari
preeklampsia yaitu adanya edema dependen, bengkak di mata, wajah, jari, bunyi
pulmona tidak terdengar, hiperefleksi +3, tidak ada klonus di pergelangan kaki,
pengeluaran urine sama dengan masukan ≥ 30ml/jam dan nyeri kepala sementara,
tidak ada gangguan penglihatan, tidak ada nyeri ulu hati (Norma, 2013).
a. Hipertensi merupakan gejala yang paling dulu timbul yang terjadi secara tiba-tiba,
sebagai batas diambil tekanan darah 140/90 mmHg (Sistolik) dan 90 mmHg
(Diastolik) tetapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau diastolic 15 mmHg diatas
tekanan biasanya.
1. Pengetian
Preeklampsia adalah ringan hipertensi yang muncul setelah kehamilan berusia 20
umum dan atau koma dan bukan merupakan gejala penyakit lain seperti epilepsi,
gejala yang secara spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari 20
minggu (kecuali pada penyakit trofoblastik) dan dapat didiagnosis dengan beberapa
kreteria yaitu Adanya peningkatan tekanan darah selama kehamilan (sistolik ≥ 140
mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg) yang sebelumnya normal disertai proteinuria (≥ 0,3
gram protein selama 24 jam atau ≥ 30 mg/dl dengan hasil reagen urin ≥ ± 1). Ibu hamil
perlu dicurigai terkena preeklampsia jika muncul gejala nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri pada abdomen, nilai trombosit rendah dan kadar enzim ginjal
distensi rahim berlebihan, hamil ganda, mola hidatidisa. Preeklampsia terjadi pada
14% sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan sekitar 85%
dan penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes melitus. Preeklampsia ialah suatu
penyakit yang tidak terpisahkan dari preeklampsia ringan sampai berat, sindrom
ringan danpreeklampsia berat. Gejala dan tanda pada preeklampsia ringan adalah
tekanan darah mengalami kenaikan ≥ 30 mmHg atau diastole > 15 mmHg (dari
tekanan darah sebelum hamil) untuk kehamilan 20 minggu atau lebih dari atau sistole
≥ 140 (<160 mmHg) diastole ≥ 90 mmHg (< 110 mmHg) dengan interval pemeriksaan
6 jam.
a. Preklamsia ringan adalah gangguan yang terjadi pada antenatal mengalami regresi
hipertensi.
hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas.
c. Preklamsia ringan adalah hipertensi yang disertai proteinuria yang timbul selama
2. Patologi
akhir ini dengan diopsi hati dan ginjal terlihat tdk ada perubahan histopatologi kas pada
a) Perubahan hati
Perdarahan tidak teratur, terjadi nikrosis, trombosit pada loobus hati , nyeri
c) Otak
Spame pembuluh darah anterior otak menyebabkan anemia jaringan otak, perdarahan
d) Paru-paru
Berbagai tingkat odema, bronkopnomenia sampai abses , esk nafas sampai sianosis
e) Jantung
g) Perubahan ginjal
Spasme anterior menyebabkan aliran darah keginjal menurun , terjadiya retensi air
dan garam, pdema tungkai dan tangan, paru dan organ lain.
i) Diagnosis
Pada hipertensi tekanan darah yang meninggin sebelum hamil, pada keadaan muda
3. Penanganan
gunakan untuk melahirkan bayi sebelum mati dalam kandungan akan tetapi sudah
cukup matur untuk hidup di luar uterus. Penanganan preklamsia ringan dengan
Dalam rangkah menurunkan angkah kematian matenal dan prinatal akibat preeklamsia
dan eklamsia deteksi dini dan penanganan adel kuat terhadap kasus preklamsia ringan
4. Faktor Resiko
riwayat hipertensi. Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Perinatal (AKP)
kejadian dapatditurunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya
pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat diidentifikasi faktor-faktor
yang mempunyai nilai prediksi Saat ini beberapa faktor resiko telah berhasil
Menurut Norma (2013) terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan
rahim berlebihan, hamil ganda, mola hidatidisa. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai
20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan sekitar 85% preeklampsia terjadi pada
kehamilan pertama. Morid obesitas atau kegemukan dan penyakit yang menyertai hamil
seperti diabetes melitus. Preeklampsia ialah suatu penyakit yang tidak terpisahkan dari
kehamilan yang dirawat (Bobak (2005), Manuaba (2007) dalam Norma (2013)).
ibu kurang dari 25 tahun atau lebih dari 35 tahun, faktor ras dan etnik, faktor keturunan
hidramnion, hidrops fetalis, mola hidatidosa dan riwayat penyakit ibu seperti riwayat
hipertensi, penyakit ginjal, penyaki hati, dan diabetes melitus. Kejadian makin meningkat
Chapman, 2006).
ibu sudah menurun, fungsi rahim menurun serta meningkatkan komplikasi medis pada
kencing manis. Hal ini dapat menimbulkan berbagai macam risiko yang mungkin terjadi
antara lain keguguran, pre-eklampsia – eklampsia (keracunan kehamilan), timbulnya
kehamilan terlalu muda yaitu kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun yang secara fisik
kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal dapat mengakibatkan risiko
kesakitan dan kematian pada kehamilan, persalinan dan nifas. Faktor fisik yang belum
matang akan meningkatkan resiko terjadinya persalinan yang sulit dengan komplikasi
ialah status primigravida, adanya riwayat keluarga pre-eklampsia atau eklampsia, pernah
pre-eklampsia atau eklampsia, suami baru, usia ibu yang ekstrem (lebih muda dari 20
tahun atau lebih tua dari 35 tahun), sejak awal telah menderita hipertensi vaskular,
penyakit ginjal atau autoimun, diabetes melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis
Dampak yang dapat ditimbulkan dari preeklampsia pada ibu yaitu kelahiran
prematur, oliguria, kematian, sedangkan dampak pada bayi yaitu pertumbuhan janin
Menurut Norma (2013), perubahan patologis pada preeklampsia berupa pendarahan yang
tidak teratur, terjadi nekrosis, thrombosis pada lobus hati, terdapat rasa nyeri di
epigastrium karena pendarahan subkapsuler. Pada retina terdapat spasme arteriol, edema
sekitar dikus optikus dan ablasio retina (lepasnya retina) yang menyebabkan penglihatan
kabur.
Perubahan patologis lainnya terdapat pada otak ditandai oleh terjadinya spasme
pembuluh darah arteriol otak yang menyebabkan anemia jaringan otak, pendarahan dan
nekrosis. Pada organ lain seperti paru-paru mengalami perubahan patologis serupa
menimbulkan sesak nafas sampai sianosis. Perubahan patologis juga terdapat pada
jantung ditandai dengan perubahan degenerasi lemak dan edema serta pendarahan sub
Perubahan ditandai oleh adanya spasme arteriol yang menyebabkan aliran darah ke ginjal
protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan. Proses vasasi protein ke
jaringan diawali dengan penarikan air dan garam oleh protein ekstra vaskuler sehingga
a. Perubahan hati. Perdarahan yang tidak teratur, terjadi nekrosis, trombosit pada lobus
hati
c. Retina. Spasme arterior, edema sekitar diskus optikus, albasio retina (lepasnya retina),
d. Otak spasme pembuluh darah arterior otak menyebabkan anemia jaringan otak,
6. Diagnosis
8. Pencegahan
a. Diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak,
b. Cukup istirahat, sesuai pertambahan usia antenal berarti bekerja seperlunya dan
disesuaikan dengan kemampuan, lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung
c. Pengawasan antenatal (hamil). Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
.tekanan pada ekstermitas bawah turun dan resobsi aliran darah bertambah, serta
c. Nasihat (garam dalam makanan dikurangi, lebih banyak istirahat baring kearah
punggung janin, segera datang memeriksakan diri bila terdapat gejala sakit kepala,
mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan.Semakin sesat, nyeri
penemuan dan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk mengambil
b. Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
a. Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan keadaan pasien.Langkah ini
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi.Data dasar ini meliputi data
subyektif, data obyektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kolaborasi dengan dokter sehingga bidan harus mampu mengevaluasi setiap keadaan
pasien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat
e. Langkah V : Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari keadaan pasien atau dari
setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
bila ada masalah yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, kultural, atau masalah
psikologis
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
sepenuhnya oleh bidan atau tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
logis, dan tertulis. Metode SOAP ini disarikan dariproses pemikiran penatalaksanaan
kebidanan. Dipakai untuk pendokumentasian asuhan pasien dalam rekam medis pasien
a. Subjektive (S)
b. Objektif (O)
Menggambarkan hasil dokumentasi hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
c. Assessment (A)
1) Diagnosis / masalah
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi, dan atau
d. Planning (P)
Asuhan Kebidanan
Proses Pendokumentasian
AsuhanKebidanan
ManajemenKeb
7 langkah Varney 5Langkah SOAP
Kompetensi Note
Bidan
1. Pengumpulan dan analisa Subjektif
data Data (Hasil Anamnesis)
Objektif
(Pemeriksaan)
2. Interpretasi data: Assesment/ Assessment:
diagnosis, masalah, diagnossis (Analisa dan
kebutuhan interpretasi data)
.3. Identifikasi diagnosis 1. Diagnosis dan
atau Masalah
masalah potensial 2.Diagnosis atau
1. Identifikasi kebutuhan yg
masalah potensial
memerlukan penanganan
3. Kebutuhan
segera secara mandiri,
tindakan
konsultasi atauS
segera
kolaborasi
(Jannah, 2015).
BAB III
STUDI KASUS
e. Ibu merasakan pergerakan janinya pada awal bulan Mei 2018
f. Ibu merasakan pergrakan janinya kuat terutama pada peruta sebelah kiri.
rumah sakit .
a. Ibu tidak ada riwayat hipertensi, penyakit jantung, hepatitis diabetes mellitus, paru-
e. Ibu dan keluarga berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
g. Ibu dan suami merencanakan melahirkan di PUSKESMAS SAMATA GOWA dan
8. Pemeriksaan Fisik
5) Lila : 26 cm
1) Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok dan tidak ada nyeri tekan.
5) Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis.
6) Payudara simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, tampak hiperpigmentasi
pada areola mammae, tidak teraba massa dan colostrum ada jika areola dipencet.
7) Pada abdomen tampak striae livide, linea nigra, tonus otot perut tampak tegang, tidak
10 Data pengetahuan
konvergen, intera uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik dan keadaan ibu dengan
preeklampsia ringan.
3. Pada kehamilan pertama dinding perut masih tegang karena belum pernah mengalami
4. Adanya striae livide di sebabkan karena terjadinya hiperpigmentasi kulit oleh pengaruh
melanorphore stimulating hormone (MSH) lobus hyposis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis yang meningkat setelah persalinan striae livide ini akan berubah warna
2) Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 5 bulan yaitu pada
bulan juni
a. Dari HPHT tanggal 07- 2- 2018sampai tanggal pengkajian 19 -7- 2018maka usia
kehamilan ibu 21 minggu 6 hari atau gestasi 20-28 minggu. Menurut rumus Neagle.
(Wiknjosastro, H. 2006).
b. Pembesaran perut disebabkan oleh adanya pertumbuhan janin dan di bawah pengaruh
(Wiknjosastro, H. 2006).
Ibu mengatakan janinnya bergerak terutama di daerah perut sebelah kiri ibu.
Palpasi secara Leopold II teraba tahanan yang keras, memanjang, lebar, seperti papan
Tidak ada.
a. Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting, dan mudah
digerakkan pada simpisis sedangkan pada fundus teraba bagian lunak, kurang melenting
dan kurang bundar membuktikan bahwa janin dalam presentase kepala. (Wiknjosastro,
b. Pada palpasi Leopold 1 teraba bokong, Leopold II teraba tahanan paling banyak di sisi
kanan perut ibu, lebar seperti papan sementara pada sisi kiri perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin yaitu tangan dan tungkai. Leopold III teraba kepala yang menandakan
bahwa sumbu panjang janin memanjang terhadap sumbu panjang ibu. (Wiknjosastro H,
2006).
5. Konvergen
Tidak ada
Pada Leopold IV teraba bagian bulat, keras, melenting, dan kedua tangan masih bisa
bertemu yang menandakan kepala belum masuk dalam pintu atas panggul atau masih
2) Ibu merasakan pergerakan janin kuat terutama pada perut sebelah kiri.
2) Pada saat dilakukan palpasi Leopold ibu tidak merasakan nyeri.
Salah satu tanda kehamilan intera uteri adalah terasa gerakan janin dalam rahim, tidak
terasa nyeri pada saat palpasi dan perkembangan rahim sesuai dengan tuanya kehamian.
(Wiknjosastro, H. 2006).
7. Tunggal
Ibu mengatakan merasakan pergrakan janin kuat terutama pada perut sebelah kiri.
3) Pada auskultasi, djj terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, teraba dua bagian besar pada lokasi yang
berbeda, bagian kepala pada kuadran perut bagian bokong berada pada kuadran fundus.
8. Hidup
Pada auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah
Janin yang hidup ditandai dengan adanya pergerakan janin yang dapat dirasakan oleh
ibunya, dan pada auskultasi terdengar DJJ yang jelas dan teratur. (Wiknjosastro, H.
2006).
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada perut atas sebelah kiri.
Auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah
Ibu merasakan gerakan janinnya kuat dan bunyi jantung teratur dengan frekuensi 120-
a) Spasme pembuluh darah arteriola cerebra menyebabkan anemia, jaringan otak nekrosis
b) Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan
air/pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat pada arteiola glomerulus. Jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah naik sebagai usaha untuk
c) Karena vasospasme pembuluh darah ginjal terjadi perubahan pada glomerulus, sel-sel
juksta glomerulus, epitel tubulus henle. Glomerulus tampak sedikit membengkak, sel
juksta glomerulus tampak besar dan bertambah dengan sitoplasma sel dan epitel
tubulus. Henle berdeskuamasi hebat tampak jelas pragmen inti sel terpecah, perubahan-
)
glomerulus berkurang, penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi air dan
garam menimbulkan edema pada tungkai dan tangan, paru-paru dan organ lainnya.
11. Kecemasan
a. Data Subjektif
a. Data objektif
kehamilan dan persalinan agar ibu mersa tenang, tidak khawatir dan tidak cemas dalam
a. Pencegahan dan pengobatan preeklampsia ringan yang tidak tertangani secara baik akan
b. Peningkatan dan tanda preeklampsia seperti tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau
tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, protein urine lebih dari 3 gr/ltr; 3 atau 4 + pada
kepala hebat, edema paru dan sianosis menandakan preeklamsia sudah berada pada
2. Kriteria
1) Lakukan pemeriksaan satu kali seminggu untuk memantau tekanan darah, urine,
Rasional :
Untuk mengetahui perubahan yang dialami ibu dan janinnya yang disebabkan
Rasional :
3) Berikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami
Rasional :
dan perawatan klien sehingga dapat memberikan semangat dan membantu dalam
Rasional :
cukup untuk memberi relaksasi yang cukup pada otot serta mengurangi
2. Diet seimbang dalam kehamilan yaitu tinggi protein, rendah lemak, cairan
tinggi protein, rendah lemak, dan pembatasan cairan dan garam tidak bisa
Rasional :
Personal hygiene sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan dapat
Rasional :
Dengan mengajarkan ibu cara menghitung gerakan janinnya ibu dapat memantau
tentang kehamilan.
Rasional:
Dengan memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan, ibu akan mengerti dan
melaksanakan anjuran bidan sehingga jika ibu mengalami salah satu dari
Sembilan tanda bahaya kehamilan itu, ibu dapat segera ke tenaga kesehatan
Rasional:
Dengan adanya diskusi antara ibu dan keluarga baik secara fisik maupun psikis
dan finansial akan siap menghadapi persalinan dan kelahiran bayinya tanpa rasa
Rasional:
gambaran echo dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan, yang
9) Pemberian vitamin C 3x1 sehari, vitamin B kompleks 3x1 sehari dan Fe 1x1
sehari.
Rasional:
kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, meningkatkan daya tahan tubuh,
Kebutuhan zat besi 15-30 mg/hari (1x1 tablet) yang diperlukan dalam proses
10) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ANC scara teratur dan teliti serta
yaitu tanggal 26-07-2018 dan bila ada tanda-tanda bahaya kehamilan segera
Rasional :
ANC yang teratur dan teliti dapat mendeteksi adanya komplikasi yang
datang minggu depan ibu dapat mengetahui keadaannya serta keadaan janinnya
sehingga bila ada hal-hal yang membahayakan ibu dan janin dapat segera
diberikan pertolongan.
1. Melakukan pemeriksaan satu kali dalam seminggu untuk memantau tekanan darah, urine,
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ia dalam keadaan preeklampsia
ringan.
3. Memberikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan
a. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari minimal 1 jam dan pada
b. Menganjurkan pada ibu untuk diet seimbang dalam kehamilan yaitu dengan makan
makanan yang tinggi protein, rendah lemak dan garam tidak perlu dikurangi misalnya
banyak makan ikan, tahu, tempe, dan banyak minum air putih.
c. Hygiene dalam kehamilan seperti mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
5. Mengajarkan ibu untuk menghitung gerakan janinnya untuk memantau kesejahteraan janin
dengan ketentuan.
c. Ibu harus segera memberitahu bidan/dokter jika gerakan janinnya kurang dari 10 kali
dalam sejam.
6. Mengajarkan pada ibu untuk memantau tanda-tanda terjadinya preeklampsia berat, yaitu
sakit kepala, rasa nyeri di daerah epigastrium, penglihatan kabur, mual sampai muntah dan
gangguan kesadaran.
Seperti:
h. Demam.
i. Kejang.
tablet sehari.
11. Menganjurkan ibu untuk ANC secara teratur dan teliti serta menganjurkan ibu untuk
datang kembali memeriksakan kehamilannya minggu depan yaitu pada tanggal 26-7-2018.
Dan bila ada tanda-tanda bahaya kehamilan segera memeriksakan pada sarana kesehatan
yang terdekat.
1. Kehamilan masih berlangsung dengan baik dengan gestasi 21 minggu 6 hari.
2. Keadaan ibu dengan preeklampsia ringan belum teratasi dan keadaan janin baik, ditandai
dengan :
IDENTITAS IBU/SUAMI
a. Nama : Ny. “ R “/Tn. “ I “
DATA SUBJEKTIF ( S )
3. Proteinuria (-).
ANALISIS (A)
Diagnosa : GI P0 A0, gestasi 21 minggu 6 hari, situs memanjang, PUKI, presentase kepala,
PENATALAKSANAAN (P)
5. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang bergaram rendah kalori dan makanan
6. Menganjurkan pada ibu agar pada saat tidur kaki lebih tinggi daripada kepala dengan cara
c. Vitamin B kompleks 3x1 untuk merangsang relaksasi otot-otot polos dan memperlancar
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi obat dan vitamin yang diberikan
8. Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya 1 minggu kemudian
No. Register : 11 46 55
IDENTITAS IBU/SUAMI
DATA SUBJEKTIF ( S )
2. TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 82 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,6
ANALISIS (A)
kepala, BAP, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik,
preeklampsia ringan teratasi.
PENATALAKSANAAN (P)
10. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang bergaram rendah kalori dan makanan
12. Menganjurkan pada ibu agar pada saat tidur kaki lebih tinggi daripada kepala dengan cara
f. Vitamin B kompleks 3x1 untuk merangsang relaksasi otot-otot polos dan memperlancar
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi obat dan vitamin yang diberikan
14. Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya 1 minggu kemudian
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan studi kasus dengan
pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.”R” gestasi 21 minggu 6 hari dengan
Pembahasan ini disusun dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri
Dalam tinjauan pustaka ditemukan bahwa tahap pengkajian merupakan dasar proses
kesehatan dan kehamilan ibu meliputi biologi, psikologi, sosial dan spritual.
Konsep teori yanga ada, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti, karena pada
saat pengumpulan data, pada Ny.”R” maupun keluarganya serta bidan dan dokter yang ada di
ruangan dapat memberikan informasi secara terbuka sehingga memudahkan penulis untuk
memperoleh data-data yang diingankan sesuai dengan permasalahan yang akan diangkat. Data
yang diambil oleh penulis dilakukan secara terfokus pada masalah yang dialami Ny.”R”.
Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-
tanda hipertensi yang disertai proteinuria dan edema yang terjadi dalam kehamilan dan penyakit
ini umumnya terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau kadang-kadang timbul lebih
awal.Sedangkan pada Ny.”R” saat pengkajian pada tanggal 19 Juli 2018 didapatkan data antara
lain : Tekanan darah 120/90 mmHg, Protenuria (+2) ,refleks patellan (+) kiri/kanan, berat badan
64, edema pada tungkai (+/+), dan umur kehamilan 21 minggu 6 hari.Dengan demikian apa yang
dijelaskan pada tinjauan pustaka dengan studi kasus pada Ny.”R” tampak adanya kesamaan
dalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa.Masalah aktual
merupakan masalah yang nampak nyata yang dapat diambil melalui data subjektif dan data
objekif.
utama yaitu hipertensi, proteinuria dan oedema sedangkan pada study kasus Ny.”R” diperoleh
diagnosa/masalah aktual yang didapatkan yaitu GIP0A0, gestasi 21 minggu 6 hari, situs
memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, BDP, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin
baik, keadaan ibu preeklampsia ringan ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema pada
tungkai, kecemasan.
Ny.”R” dengan kasus preeklampsia ringan menunjukkan adanya persamaan dengan tinjauan
pustaka.
Konsep Teori:
Pada landasan teori disebutkan adanya diagnosa aktual berdasarkan data subjektif dan
data objektif yaitu ibu hamil dengan preeklampsia ringan. Sedangkan pada kasus yang
ditemukan pada Ny. “R” GI P0 A0 diagnosa aktualnya yaitu adanya gangguan rasa nyaman.
Dengan demikian ditemukan adanya kesenjangan dimana pada teori tidak disebutkan
adanya diagnosa aktualnya gangguan rasa nyaman. Diagnosa aktual diperkuat oleh data subjektif
yaitu ibu hamil pertama dan tidak pernah keguguran, serta diperkuat oleh data objektif yaitu
mungkin akan terjadi pada Ny.”R” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan
observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat kondisi yang tidak normal, dan
apabila tidak mendapatkan penanganan segera dapat membawa dampak yang lebih berbahaya
sehingga mengancam kehidupan Ny.”R” dari tinjauan pustaka preeklampsia ringan yang tidak
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, tidak ada perbedaan masalah potensial
antara tinjauan pustaka dengan apa yang ditemukan pada studi kasus, dimana preeklampsi ringan
Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan, tindakan yang harus langsung segera
preeklampsia berat. Bidan dapat berkonsultasi ataupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
Konsep teori:
Pada teori tindakan segera preeklampsia adalah dengan mengkonsultasikan kepada dokter
yang lebih ahli untuk dilakukan pemeriksaan USG dalam pemantauan keadaan janin,
Pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.”R” sebagian menunjukkan adanya
kesenjangan antara tinjauan pustaka dibandingkan dengan penerapan yang didapatkan di lahan
praktek yaitu belum dilakukan pemeriksaan kadar estriol dalam urine disebabkan karena fasilitas
Konsep teori:
sebelumnya. Suatu rencana tindakan yang komprehensif termasuk indikasi apa yang timbul
berdasarkan kondisi tersebut dan juga bimbingan yang diberikan lebih dahulu kepada ibu
terhadap apa yang diharapkan selanjutnya. Agar efektif suatu rencana seharusnya disetujui oleh
bidan dan pasien sebab pada akhirnya klienlah yang akan atau tidak mengimplementasikan
rencana tersebut.
Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan perencanaan adalah proses penyusunan suatu
rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan dan antisipasi diagnosa dan
masalah potensial yang akan mungkin terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan masalah
Pada tinjauan pustaka, perencanaan tindakan pada ibu hamil dengan preeklampsia ringan
adalah dengan kehamilan kurang dari 37 minggu jika belum ada perbaikan lakukan penilaian
satu kali seminggu secara rawat jalan: pantau tekanan darah, urine, refleks patella dan kondisi
janin, konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya preeklampsia dan
eklampsia, diet biasa tidak perlu rendah garam, tidak perlu diberi obat-obatan penurun tekanan
persamaan yaitu dilakukan pemeriksaan satu kali seminggu untuk memantau tekanan darah,
urine, refleks patellan, kenaikan berat badan, edema, kondisi janin, konseling pasien, dan
keluarganya tanda bahaya preeklampsia dan eklampsia, diet tidak perlu rendah garam, tidak
perlu diberi obat-obatan penurun tekanan darah, istirahat yang cukup. Berdasarkan tinjauan
pustaka dengan study kasus pada Ny.”R” ada persamaan dengan penerapan yang dilakukan di
lahan praktek.
rencana asuhan yang telah ditetapkan serta kerjasama antara petugas kesehatan lain dan atas
persetujuan dari Ny.”R”. Pada tahap pelaksanaan, penulis melaksanakan sesuai dengan rencana
asuhan.
Pada tanggal 19 Juli dan 26 Juli 2018 pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan
pada Ny.”R” berlangsung dengan baik karena ditunjang oleh klien yang koorperatif dalam
menerima saran dan tindakan. Asuhan yang dilakukan pada tanggal 19 Juli 2018 yaitu
menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang cukup,
menganjurkan ANC yang teratur, memotivasi ibu untuk memantau kesejahteraan janinnya,
semua yang dianjurkan dilaksanakan dengan baik ditunjukkkan dengan ibu datang konsul pada
Semua tindakan yang dilakukan pada tanggal 19 Juli 2018tidak terulang semua karena
pada tanggal19 Juli 2018, ibu belum memahami betul apa yang dianjurkan sebelumnya, pada
tanggal 26 Juli 2018tidak semua tindakan terulang karena ibu sudah mengerti dan keadaan ibu
Pada tanggal 26 Juli 2018, tindakan yang dilakukan hanya mengingatkan saja karena
masalah yang dialami ibu sudah teratasi. Ditunjukkan dengan ibu tampak ceria, TD: 120/80
mmHg, edema pada tungkai kiri dan kanan (-/-), albumin (-), refleks patella kiri dan kanan (+/+)
dan berat badan 64 kg. Hal ini sesuai dengan penerapan yang didapatkan di lahan praktek,
Evaluasi merupakan langkah langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan.
Evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah manajemen asuhan kebidanan.Pada tahap evaluasi,
bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada
Ny.””. pada tinjauan pustaka, evaluasi yang perlu dilakukan adalah memantau keadaan ibu
meliputi tekanan darah, albumin, berat badan dan edema serta memantau kesejahteraan janin dan
Hak yang didapatkan di lahan pada studi kasus dibandingkan dengan tinjauan pustaka
secara garis besar nampak ada persamaan sehingga penulis dapat dengan mudah mengatasi
Pada tinjauan pustaka, evaluasi yang dilakukan penulis tidak mendapatkan permasalahan
atau kesenjangan karena seluruh masalah yang ada pada Ny.”R” dapat diatasi dengan baik. Hasil
evaluasi setelah asuhan kebidanan dilaksanakan selama 3 kali pemeriksaan mulai dari tanggal 19
Juli dan 26 Juli 2012, pada kunjungan pertama semua masalah yang dialami ibu belum teratasi.
Pada saat evaluasi kunjungan kedua keadaan ibu mengalami kemajuan dan ibu semakin
bersemangat sehingga tekanan darah dari 140/100 mmHg menjadi 130/90 mmHg, edema positif,
proteinuria positif dan setelah kunjungan ke tiga keadaan ibu sudah membaik atau masalah
teratasi ditandai dengan ibu tampak ceria, tekanan darah 130/90 mmHg, oedema pada tungkai
kiri dan kanan (+), refleks patella kiri dan kanan (+/+) dan berat badan 64 kg. Dengan demikian
pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.”R” di lahan praktek secara garis besar nampak
PENUTUP
5. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian, identifikasi dan interpretasi data yang telah dilakukan pada Ny.”R’,
diperoleh hasil :
a. Diagnosa/masalah aktual yaitu GI P0 A0, gestasi 21 minggu 6 hari, situs memanjang, PU-KI,
presentase kepala, BDP, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu
preeklampsia ringan.
b. Diagnosa/masalah potensial yaitu preeclampsia berat tidak terjadi dan preeklampsia ringan
teratasi.
c. Tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.”R” yaitu Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat seperti Valium tablet 5mg dosis 3x1, atau fenobartital tablet 30 mg dosis
3x1.
d. Rencana tindakan asuhan kebidanan yang diberikan antara lain menganjurkan ibu untuk
banyak istirahat, diet biasa tanpa mengurangi asupan garam, dan menganjurkan ibu
melakukan ANC secara teratur untuk memantau tekanan darah, proteinuria, edema dan
keadaan janin.
e. Tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan antara lain menganjurkan ibu untuk banyak
istirahat, diet biasa tanpa mengurangi asupan garam, dan menganjurkan ibu melakukan ANC
secara teratur untuk memantau tekanan darah, proteinuria, edema dan keadaan janin.
f. Evaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan adalah kondisi ibu mengalami perbaikan
dimana ibu telah melakukan 3 kali pemeriksaan mulai dari tanggal 19 Juli dan 26 Juli 2018,
pada kunjungan pertama semua masalah yang dialami ibu belum teratasi.Pada saat evaluasi
kunjungan kedua keadaan ibu mengalami kemajuan dan ibu semakin bersemangat sehingga
tekanan darah dari 120/90 mmHg menjadi 130/90 mmHg, edema positif, proteinuria positif
dan setelah kunjungan ke dua keadaan ibu sudah membaik atau masalah teratasi ditandai
dengan ibu tampak ceria, tekanan darah 130/90 mmHg, oedema pada tungkai kiri dan kanan
(+),refleks patella kiri dan kanan (+/+) dan berat badan 64 kg.
g. Pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.”R” yaitu
2.Saran
antara lain :
tersebut sangat bermanfaat dalam membina petugas kesehatan guna menciptakan sumber daya
2. Sebagai seorang petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengetahui tanda dan
gejala pada kehamilan denga preeklampsia ringan sehingga dapat mendeteksi lebih awal
apabila menemukan kasus tersebut dan dapat segera mengambil keputusan klinik dalam
penanganan selanjutnya yaitu dengan konsultasi, kolaborasi atau rujukan ke tempat pelayanan
3. Diharapkan klien (ibu hamil) dapat segera memeriksakan dirinya apabila menemukan
kelainan kelainan pada dirinya dan kehamilannya agar dapat dideteksi sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA