Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 4

ANEMIA PADA IBU HAMIL


Defenisi Penyakit Anemia Pada
Ibu Hamil
Anemia, perkataan yang berasal daripada bahasa Greek
 (Ἀναιμία) yang membawa pengertian "tiada darah",
merujuk kepada kekurangan sel darah merah(RBC) d
Anemia merupakan gangguan darah yang paling biasa.
Terdapat berbagai-bagai sebab yang mendasari anemia.
Anemia boleh digolongkan melalui berbagai-bagai cara,
berdasarkan morfologi atau bentuk sel darah merah,
mekanisme etiologi, dan simptom klinikal yang boleh
dikesan, antara lain.
.
Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil

Berdasarkan morfologi:
 Anemia normasitik normakrom : ukuran dan kadar
Hb normal, tetapi kehilangan darah secara akut
Anemia makrositik normakrom : gangguan pada DNA
Anemia mikrositik hipokrom : insufisiensi sintesis
hem (besi) dan gangguan sintesis globin
Berdasarkan etiologi
Pendarahan
Penurunan pembentukan sel darah
Komplikasi

Komplikasi anemia meliputi :


Gagal jantung
Parestesia
Kejang
Etiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Kurangnya mengkonsumai zat besi atau rendahnya


kadar zat besi pada makanan, merupakan faktor
utama penyebab anemia pada ibu hamil. Padahal, saat
seorang perempuan hamil dan seiring bertambahnya
usia kehamilan, semakin tinggi pula kebutuhan zat
besi. Itulah kenapa pada perempuan hamil, risiko
anemia tetap tinggi. Sebagian gambaran bisa kita lihat
kebutuhan zat besi ibu hamil setiap trimesternya
berbeda-beda.
Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Lelah, pusing, dan lemah


Terlihat pucat, terutama pada bibir, kuku jari, dan di
bawah lingkaran mata.
Sesak napas
Kesulitan berkonsentrasi
Jantung berdebar-debar
Denyut jantung cepat
Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Perubahan hematologi sehubungan dengan


kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi yg
makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat
45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan
maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya
sekitar 1000ml, menurun sedikit menjelang aterem
serta kembali normal tiga bulan setelah partus.
Penanganan  Anemia Pada Ibu Hamil

Adapun beberapa cara agar ibu hamil tidak terkena


Anemia pada ibu hamil:
Lakukan Pemeriksaan Hitung Darah Lengkap
Konsultasikan Pada Dokter
Mengurangi Pola Diet
Pemeriksaan Anemia Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Hb
Hb 11 gr%     tidak anemia
Hb 9-10 gr%  anemia ringan
Hb 7-8 gr%    anemia sedang
Hb < 7 gr%     anemia berat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

PENGKAJIAN
Pengkajian pasien dengan anemia meliputi :
Aktivitas / istirahat
Sirkulasi
Integritas ego
Eleminasi
Makanan/cairan
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
Seksualitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
sekunder yang tidak adekuat (mis: penurunan
hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon
inflamasi)
Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola
makan.
Intevensi
DX 1

Kaji kemampuan pasien untuk melakukan untuk melakukan


tugas/AKS normal.
Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan
otot.
Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan selama dan sesudah
aktivitas.
Berikan lingkungan tenang.
Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi.
LANJUT……
DX 2
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.
Observasi dan catat masukan makanan pasien.
Timbang berat badan tiap hari.
Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau makan
diantara waktu makan.
Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan gejala lain
yang berhubungan.
Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah
makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.
Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka.
Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi, mis.Vitamin dan suplemen mineral,
seperti sianokobalamin (vitamin B12), asam folat (Flovite); asam
askorbat (vitamin C),
2.Besi dextran (IM/IV.)
LANJUT….

DX 3
Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh oemberi
perawatan dan pasien.
Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/
perawatan luka.
Tingkatkan masukan cairan adekuat.
Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia
dengan atau tanpa demam
Kolaborasi: berikan antiseptic topical, antibiotic
sistemik.
LANJUT….
DX 4
Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi, dan
jumlah.
Auskultas bunyi usus
Awasi masukan dan haluaran dengan perhatian
khusus pada makanan/cairan.
Kaji kondisi kulit perianal dengan sering.
Kolaborasi: berikan obat anti diare, misalnya:
difenoxsilat hidroklorida.
EVALUASI

Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis,


nadi, pernapasan, dan TD masih dalamrentang
normal pasien.
Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.
Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup
untuk meningkatkan dan/atau     mempertahankan
berat badan yang sesuai.
Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi
dapat diidentifikasi.
Fungsi usus mulai kembali normal.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai