Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

HAMIL DENGAN HIV /AIDS


Epidemiologi

 Di wilayah India prevalensi secara nasional


dikalangan wanita hamil masih rendah di daerah
miskin padat penduduk yaitu Negara bagian utara
Uttar Pradesh dan Bihar. Tetapi peningkatan
angka penularan relatif kecil dapat berarti
sejumlah besar orang terinfeksi karena wilayah
tersebut dihuni oleh seperempat dari seluruh
populasi India. Prevalensi HIV lebih dari 1%
ditemukan dikalangan wanita hamil, di wilayah
industri di bagian barat dan selatan India[12].
PENGERTIAN
 Human immunodeficiency virus (HIV) adalah
retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem
kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
fungsinya. Selama infeksi berlangsung, sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah, dan orang
menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Tahap yang
lebih lanjut dari infeksi HIV adalah acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS).
Etiologi

Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong


Retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency
Virus (HIV).
PATHOGENESIS

 HIV merupakan retrovirus yang ditransmisikan


dalam darah, sperma, cairan vagina, dan ASI.
Cara penularan telah dikenal sejak 1980-an dan
tidak berubah yaitu secara; seksual hubungan
seksual, kontak dengan darah atau produk
darah, eksposur perinatal, dan menyusui. HIV
muncul sebagai epidemic global pada akhir
tahun 1970.
PENULARAN HIV DARI WANITA KEPADA BAYINYA

 Penularan HIV dari ibu ke bayi dan anak bisa


melalui darah, penularan melalui hubungan
seks. Penularan dari ibu ke anak karena
wanita yang menderita HIV atau AIDS
sebagian besar (85%) berusia subur (15-44
tahun) sehingga terdapat resiko penularan
infeksi yang bisa terjadi saat kehamilan (in
utero).
PERIODE PRENATAL

 Individu yang berada pada kategori


PRENATAL dapat terinfeksi HIV :

 wanita dan pasangan yang menggunakan


obat-obatan intravena;
 wanita dengan PMS persisten dan PMS

rekuren;
 wanita yang menerima transfuse darah
 setiap wanita yang yakin bahwa ia mungkin

terpapar HIV.
PERIODE INTRAPARTUM

 Perawatan wanita bersalin tidak secara


sustansial berubah karena infeksi
asimptomatik HIV. Model kelahiran yang akan
dilakukan didasarkan hanya pada
pertimbangan obstetric karena virus
menembus plasenta pada tahap awal
kehamilan.
PERIODE PASCAPARTUM

 Hanya sedikit diketahui tentang kondisi klinis


wanita yang terinfeksi HIV selama periode
pascapartum. Walaupun periode pascapartum
awal tidak signifikan, follow-up yang lebih lama
menunjukkan frekuensi penyakit klinis yang tinggi
pada ibu yang anaknya menderita penyakit.
Konseling tentang pengalihan pengasuhan anak
dibutuhkan jika orang tua tidak lagi mampu
merawat diri mereka
Manifestasi Klinis

 Gejala dari infeksi akut HIV terjadi sekitar 50% kepada


seseorang yang baru terinfeksi. Gejala yang ditimbulkan
adalah[6]:
 Demam
 Malaise
 Ruam
 Myalgia
 Sakit kepala
 Meningitis
 Kehilangan napsu makan
 Berkeringat
Pemeriksaan Diagnostik
 Hitung darah lengkap (HDL) dan jumlah limfosit total: Bukan
diagnostic pada bayi baru lahir tetapi memberikan data dasar
imunologis.
 EIA atau ELISA dan tes Western Blot: Mungkin positif, tetapi invalid
 Kultur HIV (dengan sel mononuclear darah perifer dan, bila
tersedia, plasma).
 Tes reaksi rantai polymerase dengan leukosit darah perifer:
Mendeteksi DNA viral pada adanya kuantitas kecil dari sel
mononuclear perifer terinfeksi.
 Antigen p24 serum atau plasma: peningkatan nilai kuantitatif dapat
menjadi indikatif dari kemajuan infeksi (mungkin tidak dapat
dideteksi pada tahap sanagt awal infeksi HIV)
 Penentuan immunoglobulin G, M, dan A serum kualitatif
Penatalaksanaan
 Pengalaman program yang signifikan dan bukti
riset tentang HIV dan pemberian makanan untuk
bayi telah dikumpulkan sejak rekomendasi WHO
untuk pemberian makanan bayi dalam konteks
HIV terakhir kali direvisi pada tahun 2006.
Pencegahan

 Penggunaan antiretroviral selama kehamilan


 Penggunaan antiretroviral saat perasalinan dan

bayi bayi yang baru dilahirkan


 Penatalaksanan selama menyusui
next
 tindakan-tindakan lain yang dianjurkan untuk
mengurangi risiko penularan HIV ibu kepada anak
antaea lain[20]:
1. seksio sesaria sebelum tanda-tanda partus dan
pecahnya ketuban (mengurangi angka penularan
sebesar 50%);
2. pemberian zidovudin intravena selama persalinan
dan pelahiran;
3. pemberian sirup zidovudin kepada bayi setelah lahir
4. tidak memberi ASI

Anda mungkin juga menyukai