Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN HUBUNGAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pembimbing: MOH. ANWAR, M.Pd,

KELAS/KELOMPOK : C4/Sepuluh
Oleh:
Irvan Nauval (T20183148)
Mochammad Rizal Agus Hibatullah (T20183151)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
DESEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik dan benar. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. beserta keluarga
dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini memuat tentang “Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan dengan
Masyarakat”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Moh. Anwar, M.Pd,
dan berbagai sumber yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang penyusun
tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jember, 3 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat... 3
B. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan
Masyarakat............................................................................................
4
C. Bentuk-bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat. 7
D. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat.................... 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Eksistensi lingkungan pendidikan dalam lembaga pendidikan Islam memiliki arti
yang sangat urgent. Keduanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam rangka
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Yang dimaksud dengan
lingkungan pendidikan Islam di sini adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di
sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, binatang
tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda-benda lingkungan
pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa mengembangkan dirinya.
Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang
berwujud manusia yaitu masyarakat.
Seperti diketahui bahwa tugas manajemen antara lain ialah mengntegrasikan
sumber-sumber pendidikan dan memanfaatkannya seoptimal mungkin. Sumber-sumber
pendidikan ini dapat saja diambil dari lingkungan madrasah dan bisa berupa keempat
kelompok benda-benda lingkungan di atas. Namun sumber-sumber pendidikan itu
biasanya secara langsung ditangani oleh guru-guru dalam usaha mereka meningkatkan
proses belajar mengajar masing-masing. Manajer hanya memberi petunjuk-petunjuk
umum saja.
Perhatian manajer terpusat kepada kelompok manusia atau maryarakat
lingkungannya. Sebab hanya masyarakatlah yang bisa diajak berbicara tentang hal-hal
yang menyangkut pendidikan, termasuk menunjukkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan
benda benda mati apa yang ada di sekitar mereka yang bisa dipakai bahan untuk
belajar. Anggota maryarakat inilah teman manajer yang bisa diajak merencanakan,
mengkoordinasi, dan bahkan dapat ikut mengontrol jalannya Pendidikan.
Dalam makalah ini akan dipaparkan permasalahan Manajemen Pendidikan Islam
dengan masyarakat dan partisipasi maryarakat dalam pendidikan di madrasah.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat?


2. Bagaimana jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat?
3. Bagaimana bentuk-bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat?

1
4. Bagaimana peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat?
C. TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dalam makalah ini
sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan konsep hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat.


2. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat.
3. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat.
4. Untuk mendeskripsikan peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Madrasah sebagai suatu lembaga pendidikan mempunyai kewajban dalam ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dari itulah lembaga-lembaga pendidikan
dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di lembaganya masing-masing.
Penerapan manajemen dalam pendidikan sangat penting karena pendidikan merupakan
salah satu dinamisator pembangunan itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan manajemen
pendidikan merupakan sub sistem dari sistem manajemen pembangunan nasional.
Suryosubroto mengemukakan bahwa, hubungan sekolah dengan masyarakat adalah
suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan
tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis, serta
dukungan (goodwill) secara sadar dan sukarela.1 Pengertian lain menurut Ary A.
Gunawan mengatakan bahwa, hubungan madrasah dan masyarakat didefinisikan
sebagai proses komunikasi antara madrasah dengan masyarakat untuk berusaha
menanamkan pengertian kepada warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya
pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha
memajukan madrasah.2
Madrasah dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat tentunya harus
memperhatikan visi dan misi sekolah, sehingga kegiatan yang dilaksanakan dalam kerja
sama sekolah dengan masyarakat memiliki kontribusi yang besar terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran madrasah. Hal ini penting karena madrasah memerlukan masukan
dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan
dukungan dalam melaksanakan program tersebut.
Hubungan madrasah dengan masyarakat dimaksudkan untuk:
1. Mengembangkan pemahaman masyarakat terhadap madrasah.
2. Menilai program madrasah.
3. Mempersatukan orang tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
peserta didik.

1
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) 190
2
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) 99-100

3
4. Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan madrasah dalam era
globalisasi.
5. Membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap madrasah.
6. Memberitahu masyarakat tentang pekerjaan madrasah.
7. Mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
madrasah.3
B. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Hubungan madrasah dengan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis
hubungan, yaitu:
1. Hubungan Edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerja sama antara madrasah dan masyarakat
khususnya orang tua siswa dalam hal mendidik siswa tersebut. Adanya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri siswa. Antara madrasah
yang diwakili guru dan orang tua tidak saling berbeda dan berselisih paham, baik
tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan
kepada siswa. Juga kerja sama dalam usaha pemenuhan fasilitas yang diperlukan
untuk belajar baik di madrasah maupun di rumah, pemecahan masalah yang
menyangkut kesulitan belajar maupun kenakalan anak-anak.
Pelaksanaan program-program madrasah memerlukan partisipasi masyarakat dan
orang tua peserta didik. Masyarakat dan orang tua tidak hanya mendukung melalui
bantuan keuangan, tetapi melalui komite madrasah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan
kualitas madrasah. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk memberikan
bantuan dan pemikiran serta menjadi narasumber pada berbagai kegiatan peningkatan
kualitas pembelajaran di madrasah. Masyarakat dan orang tua juga secara aktif terlibat
dalam proses kontrol kualitas hasil belajar siswa dan pengelolaan madrasah secara
umum.
Hubungan ini dapat direalisasikan antara lain dalam bentuk komite madrasah.
Dalam sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)/Manajemen Berbasis Madrasah
(MBM), semua kebijakan dan program madrasah ditetapkan oleh komite madrasah

3
Jefri Irawan Susianto, Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat, dalam
http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2019/11/manajemen-hubungan-madrasah-dengan_24.html diunggah
pada Sabtu, 30 September 2019.

4
yang merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari para anggota
yang terdiri dari wakil pejabat pendidikan daerah, kepala madrasah, perwakilan guru,
perwakilan orang tua/wali siswa, perwakilan tokoh masyarakat setempat, pengusaha
dan pejabat daerah di mana madrasah itu berada. Komite madrasah inilah yang sangat
berperan menetapkan segala kebijakan berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang
pendidikan yang berlaku di daerah mana madrasah itu berada. Komite madrasah juga
merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan madrasah dengan berbagai
implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
madrasah yang telah disepakati.
Hubungan ini bisa pula direalisasikan dalam bentuk hubungan individual, yaitu
dengan melakukan kunjungan oleh guru ke rumah orang tua siswa atau sebaliknya.
Atau dapat pula dalam bentuk pertemuan antara guru-guru dengan para orang tua
siswa per kelas untuk mengadakan dialog terbuka mengenai permasalahan pendidikan
yang sedang dihadapi baik di madrasah maupun dalam keluarga.
2. Hubungan Kultural
Yang dimaksud dengan hubungan kultural adalah usaha kerja sama antara
madrasah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat di mana madrasah itu berada. Hal ini
berkaitan dengan keberadaan madrasah sebagai lembaga yang diharapkan dapat
menjadi barometer bagi maju mundurnya kehidupan, cara berpikir, kepercayaan,
kesenian, adat istiadat dan sebagainya dari masyarakat lingkungan madrasah tersebut.
Bahkan madrasah diharapkan menjadi tempat terpencarnya norma-norma kehidupan
seperti norma agama, etika, sosial, estetika dan sebagainya.
Untuk itu diperlukan adanya hubungan kerja sama yang fungsional antara
kehidupan madrasah dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan kurikulum madrasah pun
sedapat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Demikian pula dengan pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode
yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan hubungan kerja sama ini, madrasah
dianjurkan untuk mengerahkan siswanya dalam membantu kegiatan-kegiatan sosial
yang diadakan masyarakat. Seperti gotong royong bersama warga setempat dalam
pembangunan jalan, perbaikan irigasi, penyelenggaraan perayaan hari besar nasional
dan keagamaan, maupun dengan pementasan kesenian daerah. Madrasah juga
diharuskan membantu menyediakan ruangan untuk kepentingan rapat-rapat, perayaan-

5
perayaan, dan kelompok-kelompok belajar yang ada di masyarakat di sekitar
madrasah tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti ini mengandung pendidikan terhadap
siswa untuk berpartisipasi dan turut bertanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
3. Hubungan Institusional
Hubungan institusional merupakan hubungan kerja sama antara madrasah dengan
lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lainnya baik pemerintah maupun
swasta, seperti hubungan kerja sama antara madrasah dengan madrasah lainnya,
antara madrasah dengan kepala pemerintahan setempat, atau dengan perusahaan
swasta dan organisasi kemasyarakatan tertentu.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya
akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri dari berbagai macam golongan,
status sosial dan pekerjaan sangat membutuhkan adanya hubungan kerja sama seperti
ini. Dengan adanya hubungan kerja sama ini, madrasah dapat meminta bantuan dari
lembaga-lembaga tersebut baik berupa tenaga pengajar, pemberian ceramah tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan kurikulum, maupun
bantuan berupa fasilitas dan alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan
program madrasah.
Realisasi hubungan kerja sama ini seperti kerja sama madrasah dengan instansi
kesehatan dalam penyelenggaraan Unit Kesehatan Sekolah, kerja sama dengan pihak
kepolisian dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit masyarakat,
kerja sama dengan organisasi kepemudaan seperti Pramuka dalam usaha
mengembangkan minat dan bakat siswa, dan lain-lain.
Dengan dilaksanakannya ketiga jenis hubungan madrasah dengan masyarakat
tersebut, diharapkan madrasah tidak lagi selalu ketinggalan dengan perubahan dan
tuntutan masyarakat yang selalu berkembang. Apalagi dengan perkembangan
teknologi yang demikian pesat, jika madrasah tidak dapat mengikuti perkembangan
tersebut, maka madrasah akan tercecer dan terisolasi dari masyarakat sehingga
fungsinya akan lebih sebagai “penjara intelek” daripada lembaga pengembangan
keilmuan. Adanya hubungan madrasah dengan masyarakat ini dimaksudkan pula agar
proses belajar yang berlaku di madrasah mengalami perubahan, dari proses belajar
dengan cara memberikan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi
proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan partisipatoris.
Dalam proses ini madrasah tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pemecahan

6
masalah, tetapi justru yang lebih penting adalah mengidentifikasi, mengerti dan
merumuskan kembali masalah tersebut. Siswa dididik untuk berpartisipasi dalam arti
luas di kehidupan masyarakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang
akan datang di mana mereka akan hidup dan terlibat di dalamnya setelah mereka
dewasa.4
C. Bentuk-bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Bentuk-bentuk operasional hubungan sekolah dengan masyarakat bisa bermacam-
macam tergantung pada kreativitas sekolah, kondisi dan situasi sekolah, fasilitas, dan
sebagainya. Bentuk-bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, sebagai
berikut :
1. Di bidang sarana akademik tinggi/rendahnya prestasi lulusan (kuantitas dan
kualitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional,internasional), jumlah dan tingkat
kesarjanaan guru-gurunya.
2. Di bidang prasarana pendidikan gedung/bangunan sekolah termasuk ruangruang
belajar, ruang praktikum, ruang kantor, dan sebagainya.
3. Di bidang sosial partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya seperti kerja
bakti, perayaan hari besar nasional/keagamaan, pengamanan lingkungan, tamanisasi,
kebersihan dan sebagainya.
4. Kegiatan karya wisata juga bisa dijadikan sarana hubungan sekolah dengan
masyarakat.
5. Kegiatan olah raga dan keseniana juga dapat merupakan sarana hubungan sekolah
dengan masyarakat.
6. Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang
tidak mengganggu kelancaran KBM.
7. Mengikut sertakan sivitas akademik sekolah dalam kegiatan-kegiatan masyarakat
sekitar.
8. Mengikut sertakan tokoh-tokoh/pemuka-pemuka/pakar-pakar masyarakat dalam
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler sekolah.5
D. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat
Dalam rangka melibatkan dan meningkatkan peran partisipasi masyarakat ini
dalam pembangunan pendidikan di madrasah, sudah sepatutnya para manajer
pendidikan melalui tokoh-rokoh masyarakat aktif menggugah perhatian mereka. Para

4
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987) 195
5
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, (Bandung: Alfabeta, 2014) 299

7
manajer dapat mengundang para tokoh ini untuk membahas bentuk-bentuk kerja sama
dalam meningkatkan pendidikan. Dalam pertemuan ini mereka akan mengadu
pendapat, bertukar pikiran, untuk menemukan alternarif-alternarif peningkatan
pendidikan. Keputusan diambil secara musyawarah untuk memperoleh alternatif yang
terbaik.
Bukti nyata lain yang sudah dilakukan adalah dapat meningkatkan citra masyarakat
terhadap pendidikan ialah kemampuan dalam para siswa menjawab pertanyaan dalam
acara cepat tepat televisi. piagam-piagam yang diserahkan kepada beberapa siswa
sebagai bukti kemampuan mereka pada bidang-bidang tertentu. Inilah beberapa faktor
yang ikut membuat warga masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan
pendidikan di madrasah. Hal yang paling menarik bagi masyarakat adalah bila lembaga
pendidikan itu sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya bila lulusan itu baik
mereka sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak membutuhkan
latihan lagi sebelum bekerja melainkan secara langsung dapat melaksanakan pekerjaan
dalam bidangnya secara relatif baik. Keadaan seperti ini tidak hanya disambut gembira
oleh konsumen pemakai tenaga kerja, tetapi juga oleh para orang tua lulusan itu sendiri.
Scbab mereka pada umumnya menghendaki putranya cepat bekerja. Untuk mewujud-
kan lulusan seperti ini memang merupakan tantangan berat bagi para manajer
pendidikan.
Bila manajer berhasil, biasanya imbalannya dari warga masyarakat cukup besar.
Mereka secara antusias akan mendukung lembaga pendidikan bersangkutan baik secara
moral maupun material. Kadangkala sebelum para siswa tamat, beberapa diantara
mereka sudah dipesan konsumen untuk masuk madrasah favorit. Melihat kondisi
seperti ini sudah tentu para orang tua siswa bersangkutan sangat gembira. Makin
banyak orang tua dan konsumen yang merasakan kepuasan itu, makin banyak dan
makin besar pula partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan itu.
Di negara-negara maju. terutama yang menganur sistem desentralisasi sekolah dan
perguruan tinggi dikreasikan dan dipertahankan oleh masyarakat. Kesadaran mereka
scbagai pemilik dan penanggung jawab lembaga pendidikan sudah tinggi. Partisi- pasi
mereka sudah besar, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun dalam melakukan
kontrol. Mercka benar-benar merasa memiliki, sebab sumbangan moral dan material
mercka cukup besar terhadap kelangsungan hidup lembaga pendidikan. Mengapa
mereka bertindak seperti itu? Sebab mereka yakin sekali bahwa pendidikan adalah
modal utama bagi peningkatan kehidupan keluarga, masya rakat dan bangsa mereka.

8
Di Indonesia walaupun garis-garis besar aktivitas pendidikan beserta metode
kerjanya sudah diberikan oleh pemerintah pusat, tidak berarti tidak ada yang perlu
dipikirkan oleh para manajer pendidikan beserta tokoh-tokoh masyarakat dalam
mengembang- kan pendidikan. Aspek-aspek kedaerahan, yaitu pemenuhan aspirasi
daerah peningkatan pengembangan dacrah. dan penyesuaian dengan kondisi dacrah
adalah medan utama yang digarap oleh pemikiran. dan pelaksanaan bersama antara
lembaga pendidikan dengan masya- rakat. Sementara itu realisasi aktivitas-aktivitas
yang ditentukan oleh pemenntah pusatpun tidak bisa lepas dari partisipasi masya- rakat
bila menginginkan hasil yang lebih sempuma. Beberapa contoh partisipasi masyarakat
dalam pendidikan ialah:
1. Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putranya di rumah dan bila
perlu memberi laporan/ berkonsultasi ke lembaga pendidikan
2. Menyediakan fasilitas belajar di rumali dan membimbing putranya agar giat
belajar.
3. Menyediakan perlengkapan belajar yang diburuhkan untuk belajar di lembaga
pendidikan.
4. Berusaha melunasi SPP dan dana pendidikan lainnya.
5. Memberikan umpan balik kepada lembaga pendidikan tentang pendidikan,
terutama yang menyangkut keadaan putra-putra- nya.
6. Bersedia datang ke lembaga pendidikan bila diundang.
7. Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah pendidilkan seperti keuangan,
sarana, kegiatan, dan sebagainya.
8. Membantu fasilitas-fasilitas belajar yang dibutuhkan lembaga dalam memajukan
proses belajar mengajar.
9. Meminjami perlengkapan pertukangan, perkembangan, kesenian, dan sebagainya
yang dibutuhkan oleh lembaga.
10. Bersedia menjadi tenaga pelatih dan nara sunber bila ditunjuk.
11. Menerima para siswa/mahasiswa dengan senang hati bila mereka belajar di
masyarakat.
12. Memberi layanan/penjelasan kepada para pelajar/maliasiswa yang belajar di
masyarakat.
13. Menjadi responden yang baik terhadap penelitian-penelitian siswa/mahasiswa dan
lembaga.
14. Memberi bantuan penginapan bagi para mahsiswa yang praktek di matyaralat.

9
15. Bagi ahli pendidikan, bersedia menjadi eksper dalam membina lembaga
pendidikan.
16. Bagi hartawan bersedia memberi bantuan dana secara cuma-cuma.
17. Ikut memperlancar komunikasi pendidikan di masyaralit dalam bentuk penerbitan-
penerbitan, siaran-siaran radio. televisi, persunjukkan pertunjukan dan sebagainya.
18. Mengajuka nusul-usul untuk perbaikan pendidikan.
19. Ikut mengontrol jalannya pendidikan.
20. Bagi tokoh-tokoh masyarakar bersedia menjadi partnermanajer Pendidikan dalam
mempertahankan dan memajukan Lembaga.6

6
Muwahid Shulhan dan So’im, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2013) 96-98

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah fungsi
manajemen untuk menilai dan menyimpulkan sikap publik, menyesuaikan kebijakan
prosedur instansi dengan kepentingan umum dengan cara menumbuhkan sikap saling
percaya, kerjasama antara organisasi dengan masyarakat dalam rangka mendapatkan
pengertian dan dukungan dari publik. Perlunya hubungan madrasah dengan masyarakat
adalah untuk mengembangkan pemahaman masyarakat terhadap madrasah; menilai
program madrasah; mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan
madrasah dalam era globalisasi; membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat
terhadap madrasah; memberitahu masyarakat tentang pekerjaan madrasah;
mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
madrasah.
Jenis-jenis hubungan madrasah dengan masyarakat: hubungan edukatif;
hubungan kultural; dan hubungan institusional.
Bentuk-bentuk operasional hubungan sekolah dengan masyarakat bisa bermacam-
macam tergantung pada kreativitas sekolah, kondisi dan situasi sekolah, fasilitas, dan
sebagainya.
Dalam rangka melibatkan dan meningkatkan peran partisipasi masyarakat ini
dalam pembangunan pendidikan di madrasah, sudah sepatutnya para manajer
pendidikan melalui tokoh-rokoh masyarakat aktif menggugah perhatian mereka. Para
manajer dapat mengundang para tokoh ini untuk membahas bentuk-bentuk kerja sama
dalam meningkatkan pendidikan. Dalam pertemuan ini mereka akan mengadu
pendapat, bertukar pikiran, untuk menemukan alternarif-alternarif peningkatan
pendidikan. Keputusan diambil secara musyawarah untuk memperoleh alternatif yang
terbaik.

11
DAFTAR PUSTAKA
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Susianto, Jefri Irawan. Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat, dalam
http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2019/11/manajemen-hubungan-madrasah-
dengan_24.html diunggah pada Sabtu, 30 September 2019.
Purwanto, M. Ngalim Purwanto.1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kompri. 2014. Manajemen Pendidikan 2. Bandung: Alfabeta.
Shulhan, Muwahid dan So’im. 2013. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras,
2013.

12

Anda mungkin juga menyukai