Anda di halaman 1dari 5

Takdir, Pilihan, dan Mereka Yang Ada Dalam Proses Pencarian

Hai namaku Hani, Hanifatul Jannah. Aku putri bungsu dari pasangan Mukhtar dan Maiyarnis. Aku
lahir di Salimpaung 18 mei 2003. Sebagai anak bungsu dan anak paling manja aku memiliki dua kakak
dan satu abang. Kakak pertamaku Rozi lulusan keperawatan, abang keduaku Weri lulusan ekonomi, dan
kakakku ketiga Meta lulusan farmasi. Ayahku seorang sopir angkot, namun kadang dia juga berkebun,
berternak dan berdagang. Ibuku seorang guru sd yang mengajar di daerah tanjung baru. Saat ini aku
masih duduk di bangku sma kelas 10. Dari kecil aku hanya bermain dengan sepupuku, karena umurku
yang terpaut jauh dengan saudara-saudaraku. Sepupuku bernama Andre. Umurnya satu tahun
dibawahku. Andre suka jahil dan membuatku kesal. Namun begitu kami tetap bermain bersama. Saat
Andre jahil nenek selalu ada membelaku.

Kembali aku mengingat kenangan masa kecilku. Ketika umur 3 tahun ayah mengajak aku dan kak
Meta ke mushola di dekat rumah kami, karena sedang ada rapat untuk mempersiapkan acara Maulid
Nabi. Ketika ayah sedang ikut rapat aku bermain dengan kak Meta. Kami bermain dengan anak lainnya
disana. Karena keasikan bermain, kak Meta lupa dengan tanggung jawabnya menjaga aku. Aku terpisah
dengan kak Meta saat itu. Aku yang saat itu masih belum mengerti apa-apa, hanya ikut bermain dengan
teman seusiaku disana. Diantara mereka ada anggi yang aku kenal. Anggi dan anak lainnnya mengajakku
bermain di sekitar kolam penampungan air mushola. Dalam kolam itu sekitar 2 meter dan lebarya 2x3
meter. Saat itu kami bermain lempar-lemparan batu ke arah kolam tersebut. Beberapa saat kemudian
kami semakin dekat bermain ke arah kolam. Kami bermain siram-siraman air di tepi kolam itu. Tanpa
sadar anggi dengan isengnya mendorong tubuhku ke arah kolam. Awalnya Anggi menertawaiku yang
jatuh ke dalam kolam. Aku yang tidak bisa berenang mencoba bertahan. Saat melihat aku yang hampir
tenggelam dan tidak bisa berbuat apa–apa, anggi mulai terlihat panik. Dia berusaha mencari bantuan ke
arah mushola. Orang- orang di mushola panik mendengar ada yang tenggelam, termasuk ayahku dan
kak Meta. Orang-orang mulai berdatangan memberikan pertolongan. Aku tidak ingat kejadian
selanjutnya karena tidak sadarkan diri. Sungguh itu suatu momen masa kecil yang tidak bisa aku
lupakan. Nenekku adalah orang yang paling cemas dan marah saat kejadian itu. Dan juga kak Meta yang
merasa bersalah atas kelalaiannya.

Kejadian itu terulang kembali. Namun kali ini menimpa Andre. Saat itu aku dan Andre yang satu
paud mengikuti acara liburan sekolah ke waterboom. Saat sampai di sana, andre yang sangat semangat
untuk berenang langsung meloncat ke arah kolam khusus dewasa. Nenekku yang melihat kejadian
tersebut langsung berteriak histeris. Andre berusaha bertahan hingga bantuan datang dari para
pengunjung yang berada di kolam yang sama.

Tamat paud aku dan andre harus berpisah. Andre harus ikut ibu dan ayahnya yang pindah ke
pasaman. Namun kesedihanku tidak berlangsung lama, karena saat aku mulai bersekolah di tk aku
kembali memiliki teman baru.

Aku masuk tk pada usia 6 tahun. Teman pertamaku di tk adalah Andini. Kami berkenalan saat
andini duduk di sebelahku. Saat tk aku mulai mengenal banyak hal. Aku belajar menulis, membaca,
menggambar,mengaji, berdoa dan solat. Bicara tentang belajar membaca, aku bisa membaca karena di
ajarkan oleh salah satu mahasiswi kkn unand yang menginap di dekat rumahku. Aku masih ingat ketika
itu aku belajar membaca dengan kak Meta, namun dia memarahi dan mengejekku karena tidak bisa
membaca. Lalu keesokan harinya aku meminta kakak mahasiswi unand itu mengajariku membaca. Tidak
butuh waktu lama aku bisa membaca. Satu hal lagi yang aku ingat dari masa tk yaitu ketika selesai
melakuka suatu hal kami akan mendapatka bintang dari guru.

Aku duduk di kelas B1. Aku masih ingat ketika bu rike salah satu guru di tk yang pindah
mengajar, kelas B1 dan B2 digabung sehingga aku memiliki teman baru. Sedikit cerita teman baruku rian
orang baik dan menyenangkan. Rian selalu berbagi bekalnya kepada siapapun. Kami selalu bermain
bersama. Singkat cerita perpisahan tk pun datang, aku mendapat peran menari payung dan menyanyi
kan lagu perpisahan. Moment mengharukan terjadi ketika aku dan teman lainnya mengangis karena
kami kedatangan bu rike yang sempat pindah mengajar. Kami yang saat itu sedang menyanyikan lagu
selamat datang di atas panggung langsung berhamburan memeluk bu rike yang berdiri di barisan
penonton.

Dulu aku juga ikut mengaji di TPA. Teman-teman di TPA kebanyakan juga satu tk denganku. Di
TPA aku belajar huruf hijaiyah, tajwid, surat pendek dan tata cara solat. Dulu saat di TPA aku sangat
takut dengan pak mansyur dan amai. Karena menurutku pak masyur dan amai pemarah. Namun pada
akhirnya aku paham bahwa dibalik sikapnya itu, mereka ingin kami menjadi orang yang disiplin dan taat
beragama.

Lanjut cerita aku mulai memasuki sekolah dasar. Aku mendaftar sekolah di SDN 33 Salimpaung.
Saat itu aku di temani nenek untuk mendaftar sekolah. Pendaftaran disambut langsung oleh bu dam
yang merupakan walas kelas 1. Bu dam menanyakan alasan apa yang membuatku ingin sekolah. Aku
yang saat itu masih lugu menjawab dengan percaya dirinya. Jawabanku kala itu “karena ingin menjadi
anak yang pintar dan cepat besar”. Sungguh itu jawaban yang sangat lucu dari bocah berumur 7 tahun.

Hari pertama sekolah aku sangat kerepotan karena harus bangun pagi. Pagi itu aku dijemput
anggi ke rumah. Di kampungku anak-anak punya kebiasaan berangkat sekolah bersama-sama. Setelah
siap untuk berangkat aku dan anggi berkumpul di salah satu rumah teman. Biasanya rumah yang
menjadi basecamp kami sebelum berangkat sekolah adalah rumah kak ica. Setelah semuanya hadir dan
lengkap kami mulai berangkat ke sekolah bersama. Perjalanan ke sekolahpun dipenuhi candaan dan
gelak tawa.

Hari-hari di sekolah sangatlah menyenangkan. Di tahun pertama aku mendapat pringkat 4.


Begitu seterusnya sampai tahun ke tiga peringkatku masih tetap sama. Saat kelas 4 banyak hal mulai
terjadi. Hal menyenangkan pertama yaitu aku berhasil menduduki peringkat 3 pada semester awal.
Sungguh itu suatu hal yang tidak pernah aku duga. Mulai saat itu aku berusaha mempertahankan
prestasiku tersebut.

Pada semester awal aku mendapat berita duka. Saat itu nenekku menjalankan ibadah umroh ke
tanah suci. Awalnya semua berjalan dengan lancar. Nenek sering memberi kabar akan semua hal yang
dilakukannya disana. Namun beberapa hari sebelum kembali ke indonesia nenek mulai jarang
mengabari. Keluargaku berusaha menghubungi nenek namun hasilnya nihil. Keluargaku mencoba
menghubungi jamaah lain dan bertanya tentang kabar nenek. Mereka menjawab nenek baik-baik saja,
hanya saja saat ini dia sedang beribadah. Hinggga hari saat dimana para jamaah kembali dari tanah suci.
Kami sekeluarga hendak menjemput nenek ke bandara. Namun kata ustad pemandu umrah sebaiknya
di tunggu di rumah saja. Kami sekeluarga sudah menunggu di rumah namun tidak ada tanda-tanda
kedatangan nenek. Lalu ustad pemandu umrah datang ke rumahku dan memberi kabar bahwa nenekku
terpisah dengan para jamaah lainnya beberapa hari yang lalu saat sedang menjalankan ibadah. Saat
mendengar kabar itu keluargaku sangat terkejut. Tangisanku mulai tak terbendung. Katanya mereka
telah berusaha mencoba mencari nenek namun nenek tidak ditemukan. Beberapa hari setelah itu
keluargaku masih setia menunggu kabar dari giro travel umroh itu. Hingga tiba suatu kabar bahwa nenek
telah tiada. Giro travel mengirimi kami foto jasad nenek yang terbujur kaku di jalanan. Kepala giro
menyarankan kepada keluargaku agar pemakaman nenek di lakukan di tanah suci saja. Kami sekeluarga
setuju. Hari itu juga kami melakukan solat gaib bersama. Namun ini semua belum berakhir. Beberapa
hari setelahnya diketahui bahwa foto yang dikirimkan oleh kepala giro hanyalah setingan belaka. Foto
itu mereka edit dari hasil CCTV yang mereka dapatkan dari tempat nenek menginap. Dan beberapa hari
kemudian diketahui kepala giro travel itu kabur dan tidak diketahui keberadaannya. Sungguh aku tidak
akan pernah melupakan kejadian itu. Jika diberikan kesempatan bertemu dengan nenek walau hanya
dalam mimpi aku akan sangat bersyukur.

Masih di semester awal kelas 4. Aku kembali mendapat sebuah musibah. Dulu saat nenek masih
ada aku selalu dengan nenek di rumah. Aku biasanya aku akan mendengar banyak cerita dari nenek.
Setelah nenek pergi rumah terasa hampa. Beberapa bulan setelah kejadian nenek pergi tanpa diketahui
keberadaannya, aku menderita usus buntu. Saat itu aku dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani
operasi. Penyebabnya karena aku keseringan makan mie. Memang sejak nenek tidak ada pola makanku
menjadi tidak teratur. Disekolah setiap hari aku hanya makan mie goreng.

Semester kedua kelas 4 aku mulai mengikuti kegiatan kepramukaan. Saat itu juga pertama
kalinya aku mengikuti perjusami. Kami berkemah di daerah lawang mandahiling. Ada 20 orang yang ikut
serta dari sekolahku. Dua diantaranya sekelas denganku yaitu dan azi dan hasna. Disana kami
mendirikan tenda dengan modal keahlian tali-temali kami. Hal yang paling menyenangkan adalah adu
yel-yel antar sekolah. Acara semakin meriah saat malah tiba. Hal yang paling di tunggu adalah acara api
unggun. Kami menikmati malam dengan bernyanyi bersama.

Tidak ada hal yang unik terjadi saat aku naik ke kelas 5. Peringkatku masih sama yaitu posisi 3
besar. Hanya saja aku kembali mengikuti perjusami untuk kedua kalinya. Saat itu pertama kalinya aku
mengikuti lomba solo song dan melukis. Walaupun aku tidak mendapat juara aku sangat menikmatinya.

Saat kelas 6 aku mulai sibuk dengan tryout dan ujian. Awalnya aku berniat untuk mendaftar ke
smp 5 Batusangkar, namun karena nilaiku tidak cukup guru menyarankanku mendaftar ke smp 1
batusangkar. Aku harus berpisah sekolah dengan teman-teman lainnya. Hasna lulus di smp 1 Sungai
tarab, Azi lulus di smp it al fath Payakumbuh, Thifa dan Lisa di mtsn Lawang Mandahiling.

Aku duduk di kelas 7.5. Aku sekelas dengan zata dan gemby. Zata adalah teman satu perjusami
denganku dulu dari sekolah lain. Sedangkan Gemby adalah teman tkku dulu. Aku duduk sebangku
dengan Zata. Aku mulai mendapat teman baru lainnya.

Saat kelas 7 aku juga ikut les di luar. Kebanyakan teman lesku adalah teman satu smp denganku.
Aku mulai berteman dengan Gina, Dwivy, Ara, Messy, dan Rama. Hanya Gina dan Gemby teman yang
sekelas denganku di sekolah.
Masa pls kelas 7 tidak sama dengan mos karena tidak ada adegan bentak-bentakan dari senior.
Aku masih ingat penlokku dulu. Namanya kak Ayu. Dia cantik dan baik. Awal-awal pls aku duduk
sebangku dengan manda. Kami selalu bersama kemana pun.

Naik kelas 8 aku sekelas dengan Dwivy teman lesku. Aku duduk di kelas 8.6. Saat kelas 8 aku
duduk sebangku dengan Rani. Kami berteman berenam. Ada aku, Dwivy, Rani, Geni, Elsy dan Anisa.
Teman-temanku bilang aku mirip sekali dengan Elsy. Karena wajah kami yang mirip, kami sering dibilang
kembar. Aku dan Elsy suka memanggil Rani dengan sebutan amak, karena Rani sering bergaya emak-
emak.

Naik kelas 9 aku kembali sekelas dengan Elsy. Elsy adalah teman sebangku denganku. Aku duduk
di kelas 9.2. Di kelas ini aku kembali bertemu teman-teman baru. Kami berteman berlima. Ada aku, Elsy,
Cinta, Syifa, Mutal dan Fatya. Hal yang paling aku kenang dari kelas 9 adalah masa-masa latihan pensi.
Kami berlatih sekitar 3 bulan setiap hari minggu. Waktu seakan cepat berlalu. Kami semakin rutin
mengikuti tryout. Hingga kami bisa bersama-sama menghadapi unbk.

Perpisahan smp dilakukan beberapa hari setelah un selesai dilaksanakan. Hari itu kami lalui
dengan penuh kebahagian walaupun kami akan berpisah. Aku sangat menikmati hari perpisahan. Aku
tidak mau melewatkan hari terakhir kami bisa berkumpul bersama. Kami saling berfoto dan berbagi
kenagan.

Pengumuman kelulusan kami dapatkan beberapa hari setelahnya. Kelulusan sekolah bukan
berarti aku sudah bebas. Ada banyak hal menantiku di depan sana. Aku masih bingung akan
melanjutkan sekolah kemana. Hatiku sangat ingin melanjutkan sekolah ke sma 1 Batusangkar, namun
ibuku menyuruhku untuk mendaftar di sma 3 Batusangkar. Awalnya aku hanya coba-coba mengikuti
kemauan ibuku untuk mendaftar ke sma 3 Batusangkar. Dan hasilnya aku lulus. Tapi hatiku masih ingin
untuk ke sma 1 Batusangkar. Karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, aku memilih untuk
mengikuti pendaftaran ulang di sma 3 Batusangkar.

Hari dimana pls dilaksanakan pun tiba. Aku ditempatkan di lokal D dengan penlok kak Sintya dan
bang Haris. Lokal D cukup menyenangkan. Selain aku ada Farel, Aisyah, dan Dwinda yang berasal dari
smp 1 Batusangkar yang ditempatkan di lokal D. Aku mulai mengenal teman-teman baru. Ada Nadira,
Zilzi, Melan, Dini dan masih banyak yang lain. Masa pls sangatlah menyiksa diriku. Karena kami diberi
tugas yang aneh-aneh. Hari terakhir pls adalah hari yang sangat bahagia sekaligus menyedihkan bagiku.
Hari bahagianya karena aku tidak akan lagi di suruh-suruh sama senior. Menyedihkannya karena aku
harus berpisah dengan teman-teman lokal D karena kami akan memilih jurusan sesuai minat dan bakat
masing-masing.

Berbicara mengenai pemilihan jurusan aku saat itu masih bingung akan memilih jurusan yang
mana. Karena saudara-saudaraku menyarankan aku untuk memilih Jurusan IPA, sedangkan aku takut
nantinya tidak sanggup di Jurusan IPA karena saingan yang sangat berat. Hatiku sebenarnya ingin
Jurusan IPA namun niat itu aku urungkan melihat persaingan amat berat. Hasil tes IQ pun menunjukkan
bahwa aku bisa di tempatkan di Jurusan IPA maupun di Jurusan IPS. Saat itu aku memutuskan memilih
Jurusan IPS dengan bermodalkan nekat.

Pembagian kelas telah dilakukan sesuai jurusan masing-masing. Saatnya kami menentukan
peminatan apa yang kami mau. Ada dua peminatan yang disediakan untuk Jurusan IPS ,yaitu biologi dan
kimia. Saat itu aku memilih peminatan kimia karena aku fikir dengan jurusanku IPS sekarang akan lebih
banyak manfaatnya untukku nanti daripada memilih peminatan biologi. Namun hasil tes menunjukkan
aku lebih cocok di peminatan biologi.

Kelas IPS dengan peminatan biologi adalah 10 IPS 1. Aku kembali bertemu dengan teman-teman
lokal D dulu. Ada Nadira, Fildzah, dan Melan. Aku juga sekelas dengan Keke yang merupakan teman satu
smp denganku. Aku duduk sebangku dengan Keke karena kami satu sekolahan. Aku kembali memiliki
teman-teman baru.

Tiga bulan kemudian sekolah membuka pendaftaran bagi penghuni asrama. Awalnya aku tidak
ingin ikut mengingat peraturan asrama yang lumayan ketat. Entah hidayah dari mana terbesit suatu
keinginan dari diriku untuk ikut asrama. Orang tuaku membolehkan aku untuk ikut asrama dengan
syarat aku harus memikirkannya lebih matang. Karena orang tuaku tidak mau aku ikut asrama hanya
untuk coba-coba. Setelah aku pikir ulang dengan ikut asrama mungkin aku akan disiplin. Aku berusaha
meyakinkan orang tuaku untuk ikut asrama. Dan mereka membolehkan.

Minggu 15 September adalah hari pertamaku di asrama. Saat itu aku di antar oleh abangku dan
istrinya. Aku satu kamar dengan Hasna yang merupakan teman sdku dulu. Aku kembali bertemu dengan
orang-orang baru. Di kamar itu ada Mutia, Uum, dan Livia. Mutia adalah teman satu kelas denganku.
Malam itu kami memulai perkenalan. Pembina asrama putri bernama Dila Oktavia. Ustadzah Dila
merupakan mahasiswi IAIN Batusangkar Jurusan Pendidikan Agama Islam. Ustadzah Dila sudah
berpengalaman tinggal di asrama selama 8 tahun.

Tidak terasa sudah 4 bulan aku di asrama. Beberapa hari yang lalu ustadzah memberi tahu akan
ada seleksi bagi pembina asrama. Ustadzah juga ikut dalam seleksi itu. Namun tampa diduga ustadzah
tidak lulus dalam seleksi tersebut. Kami sangat sedih mendengar kabar itu. Malam minggunya kami
berencana pergi mandi air panas di daerah Padang ganting untuk menikmati hari-hari terakhir bersama
ustadzah Dila.

Beberapa hari setelah itu pembina pengganti pun datang. Namanya ustadzah Ira Mulyani. Dia
juga mahasiswi IAIN Batusangkar Jurusan pendidikan Agama Islam. Malam pertama bersama ustadzah
Ira kami melakukan perkenalan. Hari-hari di asrama berjalan menyenangkan.

Aku harap kehidupanku berjalan dengan lancar, belajar dengan sungguh-sungguh dan lebih rajin
lagi serta berharap impianku dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai