Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No.

3 Desember 2015

KEPERCAYAAN PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN ONLINE SHOPPING DAN


DAMPAKNYA TERHADAP MINAT BELI ULANG
NOORLAILY FITDIARINI
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga)

ABSTRAK
E-commerce hanya merupakan salah satu dari teknologi internet untuk menyediakan fasilitas dalam pertukaran
informasi. E-commerce tersebut terbagi atas dua segmen yaitu business to business ecommerce (perdagangan
antar pelaku usaha) dan business to consumer e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha dengan
pelanggan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan teknologi internet terhadap
tingkat kepercayaan pembeli pada online shopping, pengaruh mutu perusahaan terhadap tingkat kepercayaan
pembeli pada online shopping dan pengaruh mutu Web Site terhadap tingkat kepercayaan pembeli pada online
shopping; dengan menggunakan regresi linear sederhana dan metode Ordinary Least Square (OLS) didapatkan
hasil bahwa dalam menjalankan online shopping, kepercayaan pembeli / pelanggan merupakan faktor yang
dominan agar online shopping dapat berjalan. Pengetahuan Teknologi Internet, Mutu perusahaan, mutu web
site merupakan faktor - faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan pembeli untuk melakukan online
shopping bahkan melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk; dan Kepercayaan pembeli yang tinggi
tidak menyebabkan persepsi resiko transaksi semakin rendah, pembeli tetap berhati-hati dalam melakukan
pembelian ulang.
Kata Kunci : pengetahuan teknologi internet, kepercayaan, mutu perusahaan dan mutu Web Site

ABSTRACT
E-commerce is only one of me-Internet technology to provide for facilities in the exchange of information. E-
commerce is divided into two segments, namely business to business e-commerce (trading among businesses)
and business to consumer e-commerce (trading between businesses with customers). This study aims to
determine the effect of internet technology knowledge to the level of trust the buyer on online shopping,
influence the quality of the company to the buyer at the confidence level of online shopping and influence the
quality of the Web Site to the level of trust the buyer on online shopping; using simple linear regression and
method of Ordinary Least Square (OLS) showed that in doing online shopping, all confidence in the buyer /
customer is the dominant factor that online shopping can run. Knowledge of Internet technologies, the
company's Quality, quality web site is a factor - a factor that can increase confidence all buyers to make online
shopping even make repeat purchases of a product; Confidence high and buyers who do not cause the lower
perception of risk transactions, buyers remained cautious in making repeat purchases.
Keywords: knowledge of Internet technology, the trust, the company's quality and the quality of Web Site

- 256 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

PENDAHULUAN
Latar Belakang pelanggan dapat percaya dan tidak merasa ragu dalam
Pada era milenium ketiga, teknologi akan memegang melakukan online shopping (Constantinides, 2002)
peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Bagi pelanggan online, melakukan trasaksi dengan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
vendor secara online akan mempertimbangkan
modern ini akan berdampak pada perubahan kinerja
ketidakpastian dan resiko jika dibandingkan dengan
manusia. Salah satu produk inovasi teknologi
transaksi jual beli secara tradisional. Pembeli diberi-
telekomunikasi yang paling popular saat ini adalah
kan kesempatan yang sedikit untuk mengetahui
interconection networking (internet) yang merupakan
kualitas barang dan melakukan pengujian terhadap
suatu koneksi antar jaringan komputer. Penggunaan
produk yang diinginkan melalui media Web yang
internet pada saat ini telah memasuki berbagai
disediakan oleh vendor. Ketika pelanggan melakukan
segmen kegiatan manusia, baik dalam sektor politik,
pembelian dari website vendor yang tidak dikenal,
sosial, budaya, maupun ekonomi dan bisnis.
mereka tidak dapat mengetahui kualitas barang dan
Menurut Kotler (2000), transaksi bisnis pada masa jasa yang ditawarkan. Penelitian terdahulu (Doney,
yang akan datang, diprediksi akan berpindah dari Cannon dan Mullen (2003); Eden (1988) ; Kim,
market place menuju ke market space. Dalam bidang Silvasailam, Rao (2004)) menunjukan bahwa
perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan kepercayaan adalah faktor yang sangat signifikan
sebagai media untuk aktivitas bisnis terutama karena dalam menjelaskan proses online shopping. Faktor –
kontribusinya terhadap efisiensi. Aktivitas pertuka- faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan
ran informasi melalui media internet ini populer pembeli terhadap online shopping antara lain,
disebut dengan electronic commerce (e-commerce). pengetahuan pembeli akan teknologi, web site yang
E-commerce hanya merupakan salah satu dari tekno- mutunya baik, dan mutu perusahaan yang baik.
logi internet untuk menyediakan fasilitas dalam Pengetahuan teknologi disini lebih diartikan sebagai
pertukaran informasi. Banyak sekali keuntungan sejauh mana seseorang percaya terhadap dirinya
yang didapat dari penggunaan internet, antara lain bahwa dirinya dapat melaksanakan tugas atau
pengurangan biaya, peningkatan teknologi, keun- melakukan sesuatu hal yang spesifik. Young dan Dan
tungan dalam persaingan, kecepatan komunikasi, (2005) menjelaskan bahwa Pengetahuan Teknologi
kontrol terhadap pelayanan pelanggan yang semakin Internet sangat berpengaruh terhadap hasil yang
meningkat (Bocij et all 1999). diharapkan pengguna dalam bertransaksi melalui
Web Site. Sedangkan dalam penelitian Bramall,
E-commerce tersebut terbagi atas dua segmen yaitu Schoefer dan McKechnie (2004), Mutu Perusahaan
business to business ecommerce (perdagangan antar sering diguna-kan oleh pelanggan sebagai indikasi
pelaku usaha) dan business to consumer e-commerce sejauh mana perusahaan atau web vendor dapat
(perdagangan antar pelaku usaha dengan pelanggan). dipercaya oleh para pelanggan dan seberapa jauh
Online Shopping sekarang ini muncul sebagai aplikasi perhatian perusahaan terhadap para pelanggan.
populer dalam e-commerce, digunakan oleh beberapa Begitu juga dengan Mutu dari suatu Web Site dalam
jenis bisnis dengan tujuan yang berbeda (Cheung, perusahaan yang bergerak di bidang online trading
1998), dan sebagai alat pertukaran informasi (Hong, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputu-
1999). Penggunaan aplikasi online shopping san pelanggan. Mengidentifikasikan dan mengklasifi-
pembelian dapat dilakukan tanpa terbatas oleh tempat. kasikan faktor-faktor website sangat perlu dilakukan
Seseorang yang berada di salah satu negara dapat termasuk pelaku-pelaku yang mungkin memberikan
melakukan pembelian barang yang berada di negara hasil dalam interaksi secara virtual. Klasifikasi ini
lain dengan mudah. Dalam online shopping, informasi dapat membantu para pemasar untuk mengenali dan
yang diberikan kepada penjual dapat mempengaruhi lebih memahami potensi dari alat-alat online
tingkah laku pelanggan dalam mengambil keputusan shopping yang akan digunakan. Menurut Wingfield
yang akan diambilnya (Kotler, 2003). Para pemasar (2002), menampilkan web site secara profesional
online (online marketer) dapat mempengaruhi kepu- mengindikasikan bahwa perusahaan retailer berkom-
tusan pelanggan dengan melibatkan cara tradi-sional peten dalam menjalankan operasionalnya. Tampilan
dalam pemasaran tetapi yang paling penting adalah web site yang profesional memberikan pelanggan
memberikan testimonial kepada pelanggan online rasa nyaman, maka dengan begitu pelanggan dapat
shopping mengenai pengalaman perusahaan dalam lebih percaya dan nyaman dalam melakukan
menjalankan online shopping karena hanya dengan pembelian. (Chen and Dhillon, 2003).
melihat bukti – bukti baik yang diberikan perusahaan,

- 257 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

Tingkat kepercayaan pembeli juga berpengaruh 4. Apakah terdapat pengaruh mutu produk terhadap
terhadap persepsi resiko transaksi. Young dan Dan persepsi resiko pada online shopping?
(2005) melakukan pengujian terhadap variable 5. Apakah terdapat pengaruh tingkat kepercayaan
tingkat kepercayaan pelanggan (trust) dan tingkat pembeli terhadap tingkat anggapan akan resiko
anggapan akan resiko (perceived risk). Semakin dalam bertransaksi pada online shopping?
tinggi tingkat kepercayaan pelanggan maka tingkat
anggapan akan resiko akan dapat dikurangi. Persepsi 6. Apakah terdapat pengaruh tingkat anggapan akan
resiko (perceive risk) dinilai sebagai tingkat persepsi resiko dalam bertransaksi terhadap minat beli
pelanggan akan hasil negatif yang didapat dari tran- ulang pelanggan online shopping?
saksi secara online (Featherman dan Pavlou, 2002).
Kathryn dan Mary (2002) menyatakan bahwa per- Landasan Teori
sepsi resiko menghadirkan penilaian individu Pengetahuan Teknologi Internet
terhadap kemungkinan yang berhubungan atas hasil
positif maupun negatif dari suatu transaksi atau Internet merupakan teknologi yang cukup kom-
situasi. Selain tingkat kepercayaan pembeli yang plek. Penggunaan aplikasi internet membutuh-
dapat mempengaruhi persepsi resiko transaksi, mutu kan pelatihan dan pembelajaran (Compeau and
produk juga berpengaruh terhadap persepsi resiko Higgins, 1995a; Davis et all, 1989). Dengan
transaksi. Meningkatkan kualitas berarti meningkat- pembelajaran dan pelati-han mengenai aplikasi
kan satu atau lebih dari 8 dimensi kualitas. Menye- internet, pengguna dapat mengerti tentang apa
diakan kuliatas yang lebih tinggi dari pesaing berarti yang diharapkan nantinya. Pembelajaran tersebut
mengalahkan pesaing paling tidak satu dari delapan antara lain seperti bagaimana agar dapat
dimensi yang ada lebih unggul walaupun produk terhubung dengan internet, pencarian informasi
memiliki performance yang sama. Tingkat persepsi dalam internet, pertukaran informasi melalui
resiko memiliki pengaruh terhadap tingkat keper- internet, dan sebagainya. Pengetahuan Teknologi
cayaan pembeli. Young dan Dan (2005) melakukan Internet sangat berpengaruh terhadap hasil yang
pengujian terhadap variabel tingkat kepercayaan diharapkan pengguna dalam bertransaksi melalui
pelanggan (trust) dan tingkat anggapan akan resiko Web Site.
(perceived risk). Semakin tinggi tingkat keperca- Hasil yang diharapkan (outcome expectations)
yaan pelanggan maka tingkat anggapan akan resiko dapat memperkirakan sebuah tingkah laku yang
akan dapat dikurangi. Tingkat kepercayaan pelang- akan menghasilkan sesuatu (Oliver & Shapiro,
gan merupakan hal yang lebih dahulu diperhatikan 1993), tetapi tergantung atas sebaik apa tingkah
dalam kaitannya dengan transaksi pembelian secara laku yang dapat mereka lakukan (Bandura,
online. Resiko memiliki dampak terhadap sikap dan 1977). Oliver dan Shapiro (1993) menyatakan
tingkah laku seseorang dalam melakukan transaksi bahwa semakin kuat Pengetahuan Teknologi
dengan pihak lain. Tingkat resiko adalah faktor yang yang dimiliki seseorang (pembeli), semakin
penting dalam membentuk sikap pelanggan dan besar kepercayaan pengguna dan kemungkinan
tingkah laku dalam segala macam transaksi bisnis. dalam memperoleh hasil yang diinginkan dalam
Tingkat resiko yang tinggi akan membuat pelanggan penggunaan teknologi digital. Dalam konteks ini
tidak nyaman dalam menggunakan e-commerce Penguasaan Teknologi Internet berhubungan
bahkan melakukan transaksi pembelian ulang. secara positif terhadap hasil dari penggunaan
internet, seperti belanja secara online (Online
Rumusan Masalah Shoping).
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemuka-
kan, maka permasalahan yang dikaji dalam peneli- Online Shop atau yang lazim disebut Toko Online
tian ini adalah sebagai berikut: merupakan sarana berjualan produk yang cocok
sekali digunakan di Indonesia. Letak geografis
1. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan teknologi
Indonesia yang kepulauan, memungkinkan kita
internet terhadap tingkat kepercayaan pembeli
untuk membeli barang tanpa perlu datang
pada online shopping?
ketempat penjual. Toko online adalah tempat
2. Apakah terdapat pengaruh mutu perusahaan memajang barang dagangan di internet. Saat ini
terhadap tingkat kepercayaan pembeli pada toko online berkembang pesat karena semakin
online shopping? banyak orang yang menggunakan internet untuk
3. Apakah terdapat pengaruh mutu Web Site membeli dan menjual barang ataupun jasa. Salah
terhadap tingkat kepercayaan pembeli pada satu manfaat Toko Online adalah pembeli tidak
online shopping? perlu datang ke toko. Dengan toko online target

- 258 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

pasar produk menjadi lebih luas, tidak hanya di perusahaan) yang dapat digunakan sebagai
wilayah penjual berada tetapi juga di seluruh penghubung antara perusahaan dan pelanggan
dunia dan penjual tidak perlu mempunyai toko onlinenya (Constantnides, 2002).
untuk mengelar dagangan.
Tamimi et al (2003) mendefinisikan pengalaman
Compeau and Higgins (1995) menyatakan bahwa dalam berbelanja secara online (online shopping
pengetahuan teknologi internet mempengaruhi experience) sebagai proses yang menggambarkan
kepercayaan dan harapan akan hasil yang diper- kesuksesan perusahaan dari suatu transaksi yang
oleh dengan penggunaan komputer untuk bekerja dilakukan secara online. Dengan mempertim-
dan menggunakan komputer secara pribadi. bangkan bahwa pelanggan online bukan merupa-
Dengan memiliki pengetahuan tentang teknologi kan pelanggan biasa, melainkan pelanggan yang
internet, kepercayaan pelanggan akan meningkat mengerti mengenai IT (Information Technology)
dan dapat dapat dengan leluasa dalam menggu- (Cho and Park, 2001), pengalaman belanja secara
nakan aplikasi internet (Hsu, Chiu, Fu (2004). online merupakan persoalan yang komplek
dibanding dengan pengalaman berbelanja yang
Mutu Perusahaan sebenarnya (secara tradisional).
Mutu Perusahaan dapat diartikan sebagai kesan
total yang diberikan pelanggan terhadap Mutu Perusahaan meliputi tiga hal, antara lain
perusahaan online itu sendiri (Watchfire reputasi perusahaan, besar kecilnya market share
Whitepaper Series, 2000) yang didapatkan dari suatu perusahaan, dan keberadaan perusahan
hasil pengamatan pelanggan terhadap alat-alat secara fisik. Faktor – faktor ini dapat digunakan
marketing yang diberikan oleh perusahaan. Alat- oleh pelanggan untuk melihat keseriusan dan
alat marketing yang digunakan dalam Web Site perhatian perusahaan terhadap pelanggan-
mencakup elemen-elemen seperti mencari, pelanggannya. Dengan melihat dari faktor
menjelajah, menemukan, memilih, membanding- reputasi perusahaan, pelanggan dapat melihat
kan dan mengevaluasi informasi yang berhu- kejujuran perusahaan dan perhatian perusahaan
bungan dan melakukan transaksi dengan perusa- terhadap pelanggan-pelanggannya (Doney dan
haan itu sendiri. Kesan total dan aksi yang dilaku- Canon, 1997). Dengan memiliki reputasi yang
kan oleh pelanggan dipengaruhi oleh bentuk, positif, perusahaan dapat dilihat dalam menye-
peristiwa, emosi, suasana, dan elemen lain selama diakan kemantapan atas kemampuan, integritas
berinteraksi dengan Web Site yang diberikan oleh dan nilai-nilai yang dapat digunakan untuk
perusahaan sebagai sarana interaksi virtual antara meningkatkan kerpercayaan, khususnya pada
pelanggan dengan perusahaan. saat pertama kali melakukan transaksi (McKnight
et al, 1998).
Faktor-faktor internal dan faktor-faktor external
yang tidak terkontrol dari perusahaan dapat mem- Besar kecilnya market share suatu perusahaan
pengaruhi pelanggan dalam pengambilan keputu- dapat dilihat dari sebuah indikasi yang menya-
san, dengan cara memberikan masukan-masukan takan perusahaan memiliki pelanggan dengan
yang berarti bagi pelanggan sebelum pelanggan jumlah besar. (Doney dan Cannon, 1997). Perusa-
mengambil keputusan akhir (Kotler, 2003). Para haan yang besar dapat dianggap memiliki keahlian
pemasar online dapat mempengaruhi proses dan sumber daya untuk memberikan pelayanan
pengambilan keputusan para pelanggan online secara teknis. Lebih lanjut, pelanggan akan secara
dengan melibatkan alat-alat pemasaran tradisional rasional menentukan bahwa perusahaan besar
tetapi sebagian besar dengan menciptakan dan dengan ketentuan-ketentuan tadi dapat mempe-
memberitahukan mutu dari perusahaan melalui ngaruhi perilaku pelanggan untuk lebih memper-
Web Site seperti kombinasi dari fungsi-fungsi cayai perusahaan besar daripada perusahaan kecil.
yang dapat digunakan, informasi, emosi, produk (Chen and Dhillon, 2003). Perusahaan yang telah
dan jasa yang ditawarkan, dengan kata lain para melakukan pengembangan ke dalam e-commerce
pemasar harus dapat memberikan pengertian sering dilihat keberadaan perusahaannya secara
kepada pelanggan mengenai 4P (product, price, fisiknya. Dengan melihat fisik perusahan yang
promotion, place) seperti dalam pasar tradisional telah ada pelanggan akan lebih percaya daripada
dalam Web Site. Media yang dipakai untuk perusahaanyang tidak memiliki perusahaan secara
memberitahukan mutu Web Site ke pelanggan fisik atau nyata. (Abdelmessis et al, 2001).
adalah dengan bentuk Web Site perusahaan itu Walaupun demikian terdapat perusahaan yang
sendiri (faktor-faktor yang ada dalam Web Site keberadaannya hanya ada secara online, reputasi

- 259 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

perusahan secara fisik tidak terlihat, kita dapat 1). Kualitas meliputi usaha memenuhi atau
lihat dari kesuksesan yang diraih oleh melebihi harapan pelanggan
Amazon.com. Namun demikian itu hanya satu di 2). Kualitas mencakup produk, jasa, manusia,
antara sekian banyak perusahaan yang bersaing proses dan lingkungan, dan
dalam sistem e-commerce.
3). Kualitas merupakan kondisi yang selalu be-
Mutu Produk rubah (misalnya apa yang dianggap berkualitas
Konsep kualitas terus mengalami perubahan saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas
sepan-jang sejarah, dan sampai sekarang tetap pada masa mendatang).
menjadi perhatian baik bagi para ilmuwan maupun
Stephen Uselac (dalam Tjiptono dan Diana, 1995)
para praktisi dalam bidang manajemen. Begitu
mengatakan bahwa kualitas bukan hanya menca-
pentingnya kualitas pernah digambarkan sebagai
kup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses,
satu-satunya kekuatan terpenting yang membawa
lingkungan dan manusia. Berkenaan dengan itu,
pertumbuhan ekonomi perusahaan ke pasar
Goetsch dan Davis 1994, memberikan definisi
internasional (Feigenbaum, 1982). Menurut
kualitas yang paling lengkap cakupannya yaitu:
Cortada (1996), setidaknya ada 3 hal yang menye-
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
babkan perusahaan mengarah ke penekanan
berhubungan dengan produk, jasa manusia,
kualitas produk, dalam bersaing di pasar yaitu
proses dan lingkungan yang memenuhi atau mele-
sejak perang dunia ke-2, teknologi telah memung-
bihi harapan. Harapan pelanggan dapat dideskrip-
kinkan sedikit orang untuk menghasilkan suatu
sikan oleh beberapa atribut atau oleh apa yang
produk berkualitas tinggi dan dengan harga
biasa dijadikan petunjuk bagi dimensi kualitas.
bersaing, kemudian yang kedua adalah kemajuan
pesat dalam bidang telekomunikasi dan transpor- Persepsi Resiko Transaksi
tasi telah memungkinkan pemindahan data dan Resiko memiliki dampak terhadap sikap dan
produk ke manapun dengan sangat cepat, dan yang tingkah laku seseorang dalam melakukan
ketiga adalah hambatan-hambatan melakukan transaksi dengan pihak lain. Tingkat resiko adalah
perdagangan ke seluruh dunia telah berkurang, faktor yang penting dalam membentuk sikap
sehingga memungkinkan untuk menjalankan pelanggan dan tingkah laku dalam segala macam
bisnis di manapun dan kapanpun. Terdapat transaksi bisnis. Tingkat resiko yang tinggi akan
beberapa definisi tentang kualitas, namun semua membuat pelanggan tidak nyaman dalam
definisi sepakat bahwa kualitas ditentukan oleh menggunakan online shopping bahkan melakukan
pelanggan. transaksi jual beli.
Istilah kualitas makin membutuhkan pengertian Anggapan resiko (perceive risk) dinilai sebagai
atau perangkat proses yang bersifat menyeluruh tingkat anggapan pelanggan akan hasil negatif
dalam organisasi agar istilah tersebut dapat yang didapat dari transaksi secara online
diimplementasikan. Kualitas telah didefinisikan (Featherman dan Pavlou, 2002). Kathryn dan
dalam berbagai istilah, misalnya kualitas sebagai Mary (2002) menyatakan bahwa anggapan resiko
exellence (Kitto, 1995; Pirsig 1974; 373), value menghadirkan penilaian individu terhadap
(bbott, 1955), conformance to spesifications kemungkinan yang berhubungan atas hasil positif
(Gilmore, 1974; Levitt, 1972), conformance to maupun negatif dari suatu transaksi atau situasi.
requirements (Crosby, 1990), fitness for use Walaupun begitu resiko adalah sebuah bentuk
(juran, 1992), loss avoidance (Taguchi, 1989), dan multidimensional, dua tipe resiko di kategorikan
meeting and/or exceeding customers' expectations dalam kontek internet shopping yaitu kategori
(Gronroos, 1983; Parasuraman, Zeithhaml dan resiko produk dan resiko keuangan (A. Bhatnagar;
Berry, 1985), continuous improvement (Deming S. Misra; dan HR. Rao, 2000). Anggapan resiko
dalam Cortada, 1996) dan masih banyak lagi berhu-bungan secara negatif terhadap kerelaan
definisi-definisi lainnya yang dikemukakan oleh untuk membeli suatu produk dalam online
para pakar kualitas. shopping (S.L Jarvenpaa dan N. Tractinsky, 1999).
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas Kepercayaan Pelanggan
yang diterima secara universal, dari definisi-
definisi yang ada terdapat beberapa persamaan, Bagi pelanggan online, melakukan trasaksi dengan
yaitu elemen-elemen sebagai berikut (Tjiptono vendor secara online akan mempertimbangkan
dan Diana, 1995) yaitu ketidakpastian dan resiko jika dibandingkan

- 260 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

dengan transaksi jual beli secara tradisional. memiliki faktor resiko yang spesifik sesuai
Pembeli diberikan kesempatan yang sedikit untuk dengan transaksi itu sendiri, termasuk kehilangan
mengetahui kualitas barang dan melakukan pengu- secara finansial, ketidakpastian akan informasi,
jian terhadap produk yang diinginkan melalui komplesitas dan asimetri (Kimmery and
media Web yang disediakan oleh vendor. Ketika McCord (2002). Tingkat anggapan akan resiko
pelanggan melakukan pembelian dari web site yang melekat dalam sebuah perubahan diimbangi
vendor yang tidak dikenal, pelanggan tidak dapat oleh tingkat kepercayaan. Fukuyama (1995) dan
mengetahui kualitas barang dan jasa yang di Morgan dan Hunt (1994) menunjukan bahwa
tawarkan apakah masuk akal dan dapat diandalkan kepercayaan dapat mengurangi anggapan akan
atau tidak. Grabner-Krauter (2002) mengklasifi- resiko dalam bertransaksi.
kasikan ketidakpastian didalam e-commerce:
ketidakpastian sistem, dimana disebabkan oleh Minat Beli Ulang
masalah sekuritas dan teknis dalam sistem, dan Minat membeli merupakan dorongan pelanggan
ketidakpastian transaksi yang mana dijelaskan untuk melakukan pembelian atau dorongan yang
oleh informasi yang tidak berhubungan mengenai dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
proses transaksi tersebut. pembelian ulang. Minat beli yang terdapat pada
diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku
Penelitian terdahulu (Doney, Cannon dan dipengaruhi oleh sikap maupun variabel lainnya.
Mullen (2003); Eden (1988) ; Kim, Silvasailam,
Rao (2004)) menunjukan bahwa kepercayaan Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
adalah faktor yang sangat signifikan dalam variabel minat ini adalah:
menjelaskan proses transaksi di e-commerce. 1. Minat dianggap sebagai penangkap atau
Dalam mencari bukti kepercayaan atas barang perantara faktor-faktor motivasional yang
dan jasa yang di tawarkan, kepercayaan meme- mempunyai dampak pada suatu perilaku.
gang kunci dalam proses pembelian dengan 2. Minat menunjukkan seberapa kuat seseorang
pelanggan. Kepercayaan adalah salah satu faktor berani mencoba.
yang mempengaruhi seberapa tingkat anggapan
akan resiko dan penilaian yang dilakukan oleh 3. Minat juga menunjukkan seberapa banyak
pelanggan. Kathryn dan Mary (2002) menyaran- upaya yang direncanakan seseorang untuk
kan bahwa anggapan resiko yang berhubungan dilakukan.
dengan ecommerce adalah sebuah fungsi atas 4. Minat adalah paling dekat berhubungan
kepercayaan antara pembeli dan penjual. Tingkat dengan perilaku selanjutnya. Oleh karena itu
resiko yang tidak dapat dipisahkan dalam e- dapat disimpulkan biasanya minat itu
commerce diseimbangkan oleh tingkat keperca- merupakan mediator pengaruh berbagai
yaan yang dibangun oleh perusahaan. Sebagai faktor motivasional yang berdampak pada
hasilnya, fungsi kepercayaan menurunkan perilaku secara spesifik, seperti dalam Theory
persepsi akan resiko yang akan didapat. Schurr of planned behavior yang dikemukakan oleh
dan Ozanne (1985), mendefenisikan keperca- Ajzen (1987, 1988) dan Madden. Ellen dan
yaan sebagai kepercayaan akan janji yang Ajzen (1992) mengemukakan adanya tiga
diberikan perusahaan dan usaha pemenuhan janji determinan minat yang bersifat independen
tersebut dalam melakukan hubungan dengan secara konseptual, yaitu:
pelanggan. Mayer et al (1995), mendefinisikan 1. Sikap terhadap perilaku yang menunjukkan
kepercayaan sebagai kesediaan perusahaan untuk tingkatan dimana seseorang mempunyai
melayani kebutuhan yang diharapkan pelanggan. evaluasi yang baik atau yang kurang baik
Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan mengacu tentang perilaku tertentu.
pada keyakinan pelanggan bahwa janji yang
diberikan perusahaan kepada pelanggan dapat 2. Nama subyektif sebagai faktor sosial
dipercaya dan memberikan aksi yang saling menunjukkan tekanan sosial yang dirasa-
menguntungkan mengacu kepada perusahaan. kan untuk melakukan atau tidak melakukan
Menurut Following Coleman (1990), anggapan tindakan.
akan resiko dapat diperhatikan sebagai penak- 3. Kontrol keperilakuan yang dirasakan
siran individu atas kemungkinan-kemungkinan (perceived behavioral control), variabel
positif dan negatif yang mungkin muncul dalam yang tidak terdapat dalam theory of
suatu transaksi atau situasi. Beberapa transaksi reasoned action, menunjukkan mudahnya

- 261 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

atau sulitnya melakukan tindakan dan Hipotesis dan Model Analisis


dianggap sebagai cerminan pengalaman
Hipotesis
masa lalu disamping halangan atau hamba-
tan yang terantisipasi. Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori
yang diajukan, maka hipotesis dalam penelitian ini
Selain adanya minat untuk membeli ulang, adalah :
kebanyakan pelanggan juga berusaha mengurangi
resiko seminimal mungkin dalam pembelian 1. Pengetahuan teknologi internet memiliki penga-
produk. Resiko yang tinggi akan memiliki konse- ruh positif terhadap tingkat kepercayaan pembeli
kuensi negatif yang tinggi pula terhadap perilaku pada online shopping.
pembelian. Pelanggan akan memilih produk 2. Mutu perusahaan memiliki pengaruh positif
alternatif lainnya apabila resiko yang dirasakan terhadap tingkat kepercayaan pembeli pada online
semakin tinggi dalam pembelian produk. shopping.
Pelanggan cenderung merencanakan pembelian 3. Mutu Web Site memiliki pengaruh positif
produk yang telah dikenal secara umum daripada terhadap tingkat kepercayaan pembeli pada online
produk baru (Erdem, 1998; Campbell dan shopping.
Goodstein, 2001). 4. Mutu produk memiliki pengaruh negatif terhadap
Penelitian Sebelumnya persepsi resikonya pada online shopping.
Bramall, Schoefer dan McKechnie (2004) mela- 5. Tingkat kepercayaan pembeli memiliki pengaruh
kukan penelitian mengenai ketentuan – ketentuan negatif terhadap tingkat anggapan akan resiko
dan konsekuensi pelanggan terhadap e-retailing. dalam bertransaksi pada online shopping.
Pada penelitian tersebut, Mutu Perusahaan sering 6. Tingkat anggapan akan resiko dalam bertransaksi
digunakan oleh pelanggan sebagai indikasi sejauh memiliki pengaruh negatif terhadap minat beli
mana perusahaan atau web vendor dapat diper- ulang pelanggan online shopping.
caya oleh para pelanggan dan seberapa jauh perha-
tian perusahaan terhadap para pelanggan. Model Analisis
TKP = α + β1 PTI + β2 MP + β3 MW
Young dan Dan (2005) melakukan pengujian PRT = α + β4 MPr + β5 TKP
terhadap variabel tingkat kepercayaan pelanggan
MBU = α + β6 PRT
(trust) dan tingkat anggapan akan resiko
(perceived risk). Semakin tinggi tingkat keperca- Keterangan:
yaan pelanggan maka tingkat anggapan akan TKP = Tingkat Kepercayaan Pembeli
resiko akan dapat dikurangi. Tingkat kepercayaan PTI = Pengetahuan Teknologi Internet
pelanggan merupakan hal yang lebih dahulu MP = Mutu Perusahaan
MW = Mutu Website
diperhatikan dalam kaitannya dengan transaksi Mpr = Mutu Produk
pembelian secara online. PRT = Persepsi Resiko Transaksi
MBU = Minat Beli Ulang
Hong – Youl Ha (2002) melakukan penelitian
mengenai ketentuan – ketentuan dan konsekuensi Kerangka Berfikir
pelanggan terhadap e-retailing. Pada penelitian
tersebut terdapat variabel Tingkat anggapan
terhadap resiko (perceived risk). Resiko memiliki
dampak terhadap sikap dan tingkah laku seseorang
dalam melakukan transaksi dengan pihak lain.
Tingkat resiko adalah faktor yang penting dalam
membentuk sikap pelanggan dan tingkah laku
dalam segala macam transaksi bisnis. Tingkat
resiko yang tinggi akan membuat pelanggan tidak
nyaman dalam menggunakan e-commerce bahkan
melakukan pembelian ulang.

- 262 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian 6. Persepsi Resiko Transaksi didefinisikan sebagai
Penelitian ini merupakan jenis pendekatan kuanti- resiko financial, resiko psychology, dan resiko
tatif, yaitu penelitian yang berfokus pada metode produk.
yang mengidentifikasi permasalahan dengan cara 7. Minat Beli Ulang didefinisikan sebagai minat
membangun hipotesis berdasarkan suatu struktur atau beli dengan jumlah yang sama, minat beli dengan
kerangka teori dan kemudian melakukan pengujian menambah jumlah pembelian, dan minat beli
hipotesis tersebut secara empiris dan menghasilkan dengan qualitas yang sama.
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.
Jenis dan Sumber Data
Identifikasi Variabel Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: adalah data subyek (selfreport data), yaitu jenis data
1. Variabel Dependen, yaitu penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman
a. Tingkat Kepercayaan Pembeli atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok
b. Persepsi Resiko Transaksi orang yang menjadi subyek penelitian/responden
c. Minat Beli Ulang (Indriantoro dan Supomo, 1999). Sedangkan yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
2. Variabel Independen, yaitu sumber data primer , yaitu (Indriantono dan Supomo,
a. Penguasaan Teknologi Internet 1999): Data primer merupakan data yang langsung
b. Mutu Perusahaan dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus
c. Mutu Web Site dan berhubungan langsung dengan permasalahan
d. Mutu Produk yang diteliti. Data primer yang diperlukan dalam
e. Tingkat Kepercayaan Pembeli penelitian ini diperoleh dari jawaban para responden
f. Persepsi Resiko Transaksi mengenai daftar pertanyaan atau kuisioner yang
Terdapat beberapa varibel yang selain menjadi diberikan kepada para pengguna online shopping
variabel dependen, juga merupakan variabel (pernah bertransaksi secara online).
independen, yaitu: Prosedur Penentuan Sampel
a. Tingkat Kepercayaan Pembeli
Populasi
b. Persepsi Resiko Transaksi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan
Definisi Operasional Variabel kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan
1. Penguasaan Teknologi Internet didefinisikan (Nazir, 1993). Populasi penelitian yang akan
sebagai penguasaan konsumen terhadap diambil yaitu konsumen yang pernah melakukan
teknologi internet, pengalaman konsumen dalam online shopping
menggunakan internet untuk bertransaksi dan Sampel
pengalaman melakukan pembelian secara online. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
2. Mutu Perusahaan didefinisikan sebagai reputasi karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
perusahaan online shopping, popularitas produk (Sugiyono, 2002). Sample dikumpulkan secara
yang ditawarkan oleh online shopping serta online, yaitu responden yang bersedia mengisi
keberadaaan mutu fisik saat produk diterima kuisioner yang telah disebarkan melalui google
pembeli online shopping. form.
3. Mutu Web Site didefinisikan sebagai security Prosedur Pengumpulan Data
bertransaksi pada online shopping, kemudahan
penggunaan web site, dan profesional design web Kuisioner (Angket)
site. Kuisioner diberikan kepada responden secara
4. Mutu Produk didefinisikan sebagai Serviceability, secara online melalui google form. Metode
Reliability, Conformance online shopping. pengumpulan data primer yang dipakai adalah
melakukan penyebaran kuisioner. Pada penelitian
5. Tingkat Kepercayaan Pembeli didefinisikan ini, pertanyaan dikirimkan kepada seluruh
sebagai Integrity, Credibility, Competence online responden yang dengan kriteria yang sudah
shopping. ditentukan (pernah melakukan online shopping),

- 263 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

karena dengan kriteria tersebut pertanyaan dalam dahulu untuk menguji model yang diperoleh
kuisioner yang diberikan dapat dijawab dengan memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased
baik. Estimation) atau tidak.
Dalam penelitian ini, data diukur dari persepsi a. Uji Normalitas
responden atas pertanyaan atau pernyataan yang Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah
diajukan. Untuk penentuan nilai atas persepsi residual data terdistribusi secara normal atau
responden dibentuk sebuah kuisioner mengenai tidak. Model regresi yang baik adalah residual
variabel Pengetahuan Teknologi Internet, mutu data yang terdistribusi normal. Cara yang
perusahaan, mutu web site, mutu produk, Tingkat dilakukan adalah dengan melihat penyebaran
Kepercayaan Pelanggan, tingkat anggapan akan titik – titik pada sumbu diagonal grafik. Jika
resiko (perceive risk), dan minat beli. Setiap residual data menyebar disekitas garis diago-
responden diminta pendapatnya mengenai perta- nal dan mengikuti arah garis diagonal atau
nyaan atau pernyataan. Skala yang dipakai adalah grafik histogramnya, maka menunjukkna pola
skala linkert, yaitu skala digunakan untuk distribusi normal (Gujarati, 2003)
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
b. Uji Multikolinearitas
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2002). Jawaban diberi nilai 1 sampai Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
dengan 10. ukuran skala ini digunakan mengingat apakah model regresi ditemukan adanya
responden adalah orang Indonesia yang kurang korelasi antara variabel bebas. Model regresi
mengenal peniliaian lima atau 7 angka dan familier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
dengan skala penilaian sepuluh angka, seperti diantara variabel bebas. Akibat adanya
pemberian nilai anak sekolah. Pembuatan skala multikolinearitas bagi model regresi adalah
pengukuran ini mengacu pada Ledder Scale bahwa kesalahan standar estimasi akan
(Zikmund, 1994). Tanggapan yang paling positif cenderung meningkat dengan bertambahnya
(maksimal) diberi nilai paling besar dan tanggapan variabel independen, tingkat signifikansi yang
paling negatif (minimal) diberi nilai paling kecil. digunakan untuk menolah hipotesis nol akan
semakin besar dan probabilitas menerima
Studi Pustaka hipotesis yang salah juga akan semakin besar.
Kegiatan mengumpulkan bahan-bahan yang Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinea-
berhubungan dengan penelitian yang diperoleh ritas dalam model regresi ada beberapa cara
dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu, literatur- yaitu: pertama, melihat nilai R² yang dihasil-
literatur serta sumber-sumber lain yang dapat kan oleh suatu estimasi model regresi empiris
dijadikan bahan masukan untuk dapat mendukung sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-
penelitian ini. variabel independen banyak yang tidak signifi-
kan mempengaruhi variabel dependen. Kedua,
Teknik Analisis menganalisis matrik korelasi variabel-variabel
Teknik analisis yang sering digunakan dalam peneli- bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi
tian ini adalah : yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90),
1. Melalukan pengumpulan data melalui penyeba- maka hal ini merupakan indikasi adanya multi-
ran kuisioner secara online kolinearitas. Ketiga, multikolinearitas dapat
juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya,
2. Lakukan uji asumsi klasik dengan model regresi VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tole-
linear sederhana dan metode Ordinary Least rance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
Square (OLS). Analisis regresi dilakukan dengan tinggi, maka menunjukkan adanya kolinearitas
level of significants sebesar 95% atau α = 5% yang tinggi. Multikolinearitas terjadi bila nilai
yang digunakan untuk menguji pengaruh PER VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang
terhadap return saham. Ordinary Least Square dari 0.1 (Setyadharma, 2010)
(OLS) digunakan untuk mengestimasi intercept
dan slope untuk meminimalisasi sum square c. Uji Heteroskedastisitas
error. OLS memiliki asumsi nilai rata – rata Uji heterokedastisitas bertujuan untuk meng-
kesalahan adalah nol, homoskedastisitas, tidak uji apakah dalam model regresi terjadi ketidak-
berkorelasi dengan yang lain dan terdistribusi samaan variance dari residual suatu pengama-
secara normal. Pada saat melakukan analisis tan yang lain. Jika variance dari residual satu
regresi maka dilakukan uji asumsi klasik terlebih pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda,

- 264 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

maka disebut heterokedastis, sebaliknya jika Barulah melakukan uji regresi linear dengan
tetap disebut homokesdastisitas. Model yang langkah berikut:
baik adalah yang homokesdatisitas. a. Merumuskan hipotesis statistik sebagai
Menurut Imam Ghozali (2001) cara untuk berikut:
mendeteksi ada atau tidaknya heterokesda- H01 : β11 ≤ 0 artinya tidak terdapat
tisitas adalah dengan melihat grafik plot antara
pengaruh positif pengetahuan
nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
teknologi internet terhadap tingkat
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
kepercayaan pembeli pada online
ada atau tidaknya heterokesdatisitas dapat
shopping
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatter plot antara H11 : β11 > 0 artinya terdapat pengaruh
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah positif pengetahuan teknologi
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah internet terhadap tingkat keperca-
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang yaan pembeli pada online shopping.
telah distandarisasi. H02 : β2 ≤ 0 artinya tidak terdapat
d. Uji Autokorelasi pengaruh positif mutu perusahaan
terhadap tingkat kepercayaan pem-
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
beli pada online shopping
apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada H12 : β2 > 0 artinya terdapat pengaruh
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 positif mutu perusahaan terhadap
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka tingkat kepercayaan pembeli pada
dinamakan ada problem autokelasi. Autokore- online shopping.
lasi muncul karena observasi yang beruntun H03 : β3 ≤ 0 artinya tidak terdapat penga-
sepanjang waktu, berkaitas satu sama lain. ruh positif mutu website terhadap
masalah ini timbul karena residual (kesalahan tingkat kepercayaan pembeli pada
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke online shopping
observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan
H13 : β3 > 0 artinya terdapat pengaruh
pada data runtut waktu atau time series karena
positif mutu website terhadap tingkat
“gangguan” pada seseorang atau kelompok
kepercayaan pembeli pada online
yang sama pada pada periode berikutnya. Pada
shopping.
data crossection (silang waktu), masalah
autokorelasi relatif jarang terhadap “gangguan” H04 : β4 ≥ 0 artinya tidak terdapat penga-
pada observasi yang berbeda berasal dari ruh negatif mutu produk terhadap
individu atau kelompok berbeda. Model regresi persepsi resikonya pada online
yang baik adalah regresi yang bebas dari shopping.
autokorelasi. H14 : β4 < 0 artinya terdapat pengaruh
Uji autokorelasi yang digunakan dalam negatif mutu produk terhadap
penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW persepsi resikonya pada online
test). Uji ini hanya digunakan untuk korelasi shopping.
tingkat satu (first order autocorrelation) dan H05 : β5 ≥ 0 artinya tidak terdapat penga-
mensyaratkan adanya intercept (Konstanta) ruh negatif tingkat kepercayaan
dalam model regresi dan tidak ada variabel pembeli terhadap tingkat anggapan
lain diantara variabel bebas. akan resiko dalam bertransaksi pada
Dasar yang digunakan untuk pengambilan online shopping.
keputusan secara umum menurut Clave H15 : β5 < 0 artinya terdapat pengaruh
(2001) adalah: negatif tingkat kepercayaan pembeli
1. Angka D-W kurang dari -2 berarti ada terhadap tingkat anggapan akan
autokorelasi positif resiko dalam bertransaksi pada
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti online shopping.
tidak ada autokorelasi H06 : β6 ≥ 0 artinya tidak terdapat penga-
3. Angka D-W lebih dari +2 berarti ada ruh negatif tingkat Tingkat anggapan
autokorelasi negatif akan resiko dalam bertransaksi

- 265 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

terhadap minat beli ulang pelanggan c. Dengan α = 5% maka untuk menentukan


online shopping. apakah pengaruhnya signifikan atau tidak,
H16 : β6 < 0 artinya terdapat pengaruh dapat dilihat dari hasil signifikansinya
negatif tingkat Tingkat anggapan dengan kriteria sebagai berikut:
akan resiko dalam bertransaksi - Sig ≥ 0,05 maka pengaruhnya tidak
terhadap minat beli ulang pelanggan signifikan
online shopping. - Sig < 0,05 maka pengaruhnya signifikan
b. Menentukan level of significant sebesar
95% atau α = 5%

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Obyek Penelitian rata tingkat penguasaan sedang (nilai mean 6.770).
Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Hal ini juga terlihat pada pengalaman menggunakan
Kuesioner yang telah diisi secara online oleh respon- internet dan pengalaman online shopping, yaitu dari
den kemudian dikompilasi dan diolah menjadi data 1 (paling tidak berpengalaman) sampai dengan 10
penelitian. Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa (paling berpengalaman) dengan rata-rata sedang.
jumlah data pada semua indicator lengkap (X1-X21)
Mutu perusahaan online shop yang pernah dikunjungi
sesuai dengan jumlah responden. Jawaban responden
serta dibeli oleh konsumen dilihat dari segi Reputasi
mempunyai nilai minimal 1 dan maksimal 10 pada
Perusahaan, Popularitas Produk Keberadaaan, Mutu
semua indicator.
Fisik juga bervariasi mulai dari yang sangat tidak
bermutu (nilai minimum 1) sampai yang sangat
Deskripsi Hasil Penelitian
bermutu (nilai maksimum 10) dengan rata-rata antara
Hasil penelitian bahwa pengetahuan teknologi 6 sampai dengan 7 dan standar deviasi antara 2-3.
internet konsumen bermacam-macam dari yang Nilai seperti ini juga terlihat pada hampir semua
tidak menguasai (nilai minimum 2) sampai yang indicator kecuali kemudahan penggunaan website
sangat menguasai (nilai maksimum 10) dengan rata- memiliki nilai minimum 3.
Tabel 1
Deskripsi Variabel
Std.
Variabel Indicator N Minimum Maximum Mean
Deviation
1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan 100 2.00 10.00 6.7700 2.74820
teknologi 100 1.00 10.00 6.7200 2.81080
internet 100 1.00 10.00 6.3600 2.59961
100 1.00 10.00 7.7100 2.48752
Mutu Perusahaan 100 1.00 10.00 6.4500 2.70194
100 1.00 10.00 6.7800 2.48868
100 1.00 10.00 7.3300 2.51482
Mutu Website 100 3.00 10.00 7.2100 2.16163
100 1.00 10.00 6.5200 2.31150
100 1.00 10.00 6.3800 2.33887
Mutu Produk 100 1.00 10.00 6.4600 2.43053
100 1.00 10.00 6.4700 2.51241
100 1.00 10.00 6.7600 2.21619
Tingkat Kepercayaan
100 2.00 10.00 7.1200 2.44239
Pembeli
100 2.00 10.00 6.8600 2.32692
100 1.00 10.00 6.3200 2.61650
Persepsi, Risiko
100 1.00 9.00 5.9000 2.06217
Transaksi
100 1.00 10.00 5.5200 2.26738

- 266 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

1 2 3 4 5 6 7
100 1.00 10.00 5.3800 2.17321
Minat, Beli, Ulang
100 1.00 10.00 5.0600 2.42387
100 1.00 10.00 6.3600 2.86927
Valid N (listwise) 100
Sumber: Lampiran yang diolah

Analisis Model dan Pengujian Hipotesis Uji hipotesis yang terakhir menunjukkan hasil
Berdasarkan data dari variabel-variabel yang telah bahwa X17 dan X18 sebagai indicator dari PRT
diukur dan telah dilakukan uji asumsi klasik, maka berpengaruh positif terhadap X19 dan X21
perlu dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh sebagai indicator dari MBU . Sedangkan yang
variabel independen terhadap variabel dependen. berpengaruh terhadap X20, hanya X18.
Analisis tersebut menggunakan model regresi dan
diolah dengan menggunakan program SPSS 20 Pembahasan
untuk mengetahui pengaruh variable dependen Pengetahuan Teknologi Internet dan
terhadap variabel independen sesuai dengan Kepercayaan Pembeli
hipotesis penelitian. Berdasarkan pengujian yang
Pengetahuan Teknologi Internet sangat berpenga-
dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
ruh terhadap hasil yang diharapkan pengguna
Pengaruh Pengetahuan Teknologi Internet, dalam bertransaksi melalui Web Site. Hasil
Mutu Perusahaan, dan Mutu Website terhadap penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang yang
Tingkat Kepercayaan Pembeli dikemukakan.
Hasil uji hipotesis untuk melihat pengaruh Jika penguasaan teknologi internet pelanggan
pengetahuan teknologi internet, mutu perusahaan atau pengalamannya menggunakan internet
dan mutu website terhadap integritas online tinggi, maka pelanggan tidak akan ragu dan segan
shopping menunjukkan hasil seperti pada untuk melakukan transaksi pembelian secara
lampiran. online, karena pelanggan memiliki kepercayaan
Pada tabel 1 tampak bahwa X1, X2 sebagai indi- terhadap apa yang akan dilakukannya dengan
cator dari PTI, X4, X6 sebagai indicator dari MP, baik. Sebaliknya, jika pengetahuan teknologi
dan X8, X9 sebagai indicator dari MW berpe- internet pelanggan rendah, membuat pelanggan
ngaruh positif signifikan terhadap X13 sebagai tidak percaya terhadap penggunaan web site
indicator dari TKB. Sedangkan X3, X5, X7 tidak sebagai sarana belanja.
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan Mutu Perusahaan dan Kepercayaan Pembeli
terhadap X13.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
Selanjutnya X1 sebagai indicator dari PTI, X4, dilakukan oleh Bramall, Schoefer dan
X6 sebagai indicator dari MP, X7, X8 sebagai McKechnie (2004) yang melakukan penelitian
indicator dari MW memiliki pengaruh yang mengenai ketentuan – ketentuan dan konsekuensi
positif terhadap X14 sebagai indicator dari TKP. pelanggan terhadap e-retailing dimana didalam-
Sedangkan X2, X3, X5, X9 tidak memiliki nya terdapat variable Mutu Perusahaan. Mutu
pengaruh yang signifikan terhadap X14. Perusahaan sering digunakan oleh pelanggan
sebagai indikasi sejauh mana perusahaan atau
Untuk X12 sebagai indicator dari MPr dan X14 web vendor dapat dipercaya oleh para pelanggan
sebagai indicator dari TKP berpengaruh terhadap dan seberapa jauh perhatian perusahaan terhadap
X16 sebagai indicator dari PRT. X11 dan X12 para pelanggan. Mutu perusahaan dalam peneli-
sebagai indicator dari MPR juga berpengaruh tian ini diwakili oleh reputasi perusahaan dan
positif terhadap X17 sebagai indicator dari PRT, popularitas produk. Konsumen akan percaya
sedangkan X12 sebagai indicator dari MPr dan terhadap online shop jika memiliki reputasi yang
X15 sebagai indicator dari TKP berpengaruh tinggi atau produk yang dijual memiliki
positif terhadap X18 sebagai indicator dari PRT. popularitas.

- 267 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

Mutu Web Site dan Kepercayaan Pembeli cayaan pelanggan maka tingkat anggapan akan
Web Site perusahaan yang bagus tidak hanya resiko akan dapat dikurangi. Tingkat kepercayaan
memberikan informasi mengenai produk yang pelanggan merupakan hal yang lebih dahulu
dibutuhkan oleh pelanggan, tapi juga membantu diperhatikan dalam kaitannya dengan transaksi
pelanggan dengan langkah-langkah yang mudah pembelian secara online.
dalam proses pembeliannya. Infrastruktur peru-
Persepsi Resiko dan Minat Beli Ulang
sahaan e-commerce secara fisik juga sangat
penting. Faktor security dan kemudahan menggu- Persepsi Resiko memiliki dampak terhadap sikap
nakan website untuk transaksi menyebabkan dan tingkah laku seseorang dalam melakukan
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian transaksi dengan pihak lain. Tingkat resiko adalah
secara online, sedangkan design yang professio- faktor yang penitng dalam membentuk sikap
nal menunjukkan integritas online shop tersebut. pelanggan dan tingkah laku dalam segala macam
transaksi bisnis. Tingkat resiko yang tinggi akan
Kepercayaan Pembeli dan Persepsi Resiko membuat pelanggan tidak nyaman dalam
Young dan Dan (2005) melakukan pengujian menggunakan e-commerce bahkan melakukan
terhadap tingkat kepercayaan pelanggan (trust) transaksi jual beli.
dan tingkat anggapan akan resiko (perceived risk).
Disebutkan bahwa semakin tinggi tingkat keper-

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan nantinya berakhir pada pengenalan produk yang
1. Dalam menjalankan online shopping, keperca- dijual.
yaan pembeli / pelanggan merupakan faktor yang 2. Perusahaan harus untuk menjaga kejujuran pada
dominan agar online shopping dapat berjalan. proses pembayaran dengan menjaga informasi
2. Pengetahuan Teknologi Internet, Mutu perusahaan, penting yang diberikan pelanggan serta menjaga
mutu web site merupakan faktor – faktor yang kualitas mutu produk yang telah ada.
dapat meningkatkan kepercayaan pembeli untuk 3. Mutu Web Site dapat ditingkatkan dengan
melakukan online shopping bahkan melakukan menjaga informasi penting yang diberikan oleh
pembelian ulang terhadap suatu produk. pelanggan dengan proses encripsi, mempercepat
3. Kepercayaan pembeli yang tinggi tidak menye- proses operasional web site dengan menambah
babkan persepsi resiko transaksi semakin rendah, bandwidth web site. Proses pembayaran yang
pembeli tetap berhati-hati dalam melakukan disarankan adalah dengan transfer antar rekening.
pembelian ulang. 4. Membuat testimonial dari pelanggan yang telah
mengkonsumi produk atau melakukan pembelian
Saran di online shop tersebut.
1. Perusahaan disarankan untuk mengadakan
workshop seputar internet dengan bekerja sama
dengan perusahaan teknologi informasi yang

- 268 -
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA
Abdelmessis, N, M.Silverstein and P.Stanger (2001),"The Next Chapter in business to consumer e-commerce.
Advantage incumbent',The Boston Consulting Group.
Bhatnagar; S. Misra; dan HR. Rao, (2000),"On Risk, Convenience and Internet Shopping Behavior,
Association for Computing Machinery", Communication of the ACM, 43,11, pp.98-108.
Cho, N and Park, S (2001), "Developments Electronic commerce user- consumer satisfaction index (ECUSI)
for Internet Shopping", Industrial management and data System, Vol.101, no.8, pp.400-406.
Featherman dan Pavlou, (2002), "Predicting E-Service Adoption: A Perceive Risk Facets Perspective",
Eight America Conference on Information System
Hong-Youl Ha (2002), "The Effects of Consumers Risk Perception on Pre-Purchase Information in Online
Auctions", Manchester School of Management, pp.1-22.
Hsu, M.H and Chiu, C.M (2004), "Internet Self Efficacy and electronic service acceptance", Decision Support
System, forthcoming.
Kotler, P (2003), "Marketing Management, 11 th ed", Prentice Hall International Edition, Engelwood Clifft, NJ.
S. Grabner-Krauter (2002),"The Role of Consumers, Thrust in Online Shopping ", Journal of business ethics, 39, ½,
pp.43-51.
Tamimi, N, Rajan, M and Sebatianelli, R (2003),"The State of online Retailing", Internet Research,
Applications and Policy, Vol.13 No.3, pp.146-155.
Wingfield, N (2002), "E-Commerce (special reports): cover story - a questions of trust: online consumers are
buying but warily; here how you can minimize the risk", Wall street journal , 16 September
Young Hoon Kim and Dan J. Kim (2005), "A Study of Online Transaction Self efficacy, Consumers Trust, and
Uncertainty Reduction in Electronic Commerce Transaction", Department of Telecommunication
Michigan State University

- 269 -

Anda mungkin juga menyukai