DISUSUN OLEH :
1. CHINTYA RAHMI 6. YOLLA ARAHMAH
2. DEBBY ERISKA 7. NURUL FEBRI AGUSTIA
3. YULLY GUSTIA NINGSIH 8. MHD. AZLAND FIKRY
4. RETNO KARTIKA SARI 9. AGUNG WILLYANTO
5. SUCI RAMDHANI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayahnya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah “HIV /
AIDS PADA ANAK” yang diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN HIV / AIDS .
Pada kesempataan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
turut adil dalam penyusunan makalah ini hingga pada batas waktu yang telah ditentukan
.
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran para
pembaca untuk kesepurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…..i
DAFTAR ISI………....………………………………………………………..………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...………………………………………………………….....….3
B. Tujuan………...……………………….………………………..........................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian .........................……………………...………..................………….4
B. Etiologi .....................................….......…………….………..................…....…4
C. Patofisiologi….....…………….....…….........................................................…..4
D. Manifestasi Klinik.......……………………………..…………......................….6
E. Penatalaksanaan Klinik………..................................……….........................….6
A. Pengkajian........……………………………………………..……………....….. 7
B. Pemeriksaan Fisik ................................................................................................8
C. Pemeriksaan Laboratorium...................................................................................10
D. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................10
E. Rencana Tindakan Keperawatan ........................................................................ 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………...….........22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immunoDeficiency Virus / AcquiredImmune
DeficiencySyndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang
dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun kemudian ( 1989 ),
AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia,
AIIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang
berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab
kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman pada
tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika
makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan 1995
maupun pada anak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan
Maret 1993 terdapat 4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus
AlIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak
dengan AlIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak –
anak tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang,
lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIIDS.
Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya
adalah anak usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta
orang terutama di negara terbelakang atau berkembang, dengan angka transmisi sebesar
ini maka dari 37,8 juta orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1
juta anak- anak dibawah 15 tahun.
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan mempelajari tentang AlIDS
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada anak yang menderita
AIDS.
3
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
1. Acquiredimmunodeficiencysyndrom (AIDS)
Suatu gejala penyakit yang menunjukkanKelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh
atau gejala penyakit infeksi tertentu / keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat
menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV. Sedang
Human ImunoDeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia yang kemudian mengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah
putih yang menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang disebut
dengan T4 atau sel T penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam
kelompok retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat dikatakan mempunyai kemampuan
mengopi cetak materi genetika sendiri didalam materi genetik sel - sel yang ditumpanginya
dan melalui proses ini HIV dapat mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997 )
2. AIDS adalah salah satu penyakit retrovirusepidemic menular, yang disebabkan
oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler,
dan mengenai kelompok resiko tertentu, termasuk pria homoseksual, atau biseksual,
penyalahgunaan obat intra vena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya,
hubungan seksual dan individu yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN 2002 )
3. AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan kelainan ringan
dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan
berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan
malignitas yang jarang terjadi. (Centre forDiseaseControlandPrevention)
B. ETIOLOGI
Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
• Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
• Pemakaian obat oleh ibunya
• Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
• Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
(DEPKES 1997)
C. PATOFISIOLOGI
Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan sumber
kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan memasuki sel T4,
virus memaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menurun,
sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri,
jamur atau parasit). Hal ini menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV /
4
AIDS. Selain menyerang limfosit T4, virus AIIDS juga memasuki sel tubuh yang lain,
organ yang sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh
selaput pembungkus yang sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan
susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa
inkubasi dan virus ini berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai
11 tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun.
CARA PENULARAN
HIV menular dengan beberapa cara yaitu :
1. Hubungan seksual dengan penderita AIDS
Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat pelindung dengan penderita
HIV. Air mani, cairan vagina dan darah dapat mengenai selaput lendir sehinggga
HIV yang ada dalam cairan tersebut masuk kedalam cairan darah. Selain itu juga
melalui lesi mikro pada di dinding alat tersebut yang terjadi saat hubungan
seksual.
2. Darah dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk kedalam pembuluh darah
dan menyebar keseluruh tubuh
3. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril.
Alat pemeriksa kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina
atau mani yang terinveksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa disterilkan
dulu.
4. Alat-alat untuk menoreh kulit
Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.
5. Menggunakan jarum suntik yang bergantian
Jarum suntik pada fasilitas kesehatan, pengguna narkoba sangat berpotensi
terjangkit HIV.
(CORWIN 2001)
5
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala mayor :
Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
Penurunan berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala utama ).
Gejala minor:
Batuk kronis selama 1 bulan
Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candidaalbican
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
Munculnya herpes zosters berulang
Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh
(DEPKES 1997)
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Belum ada penyembuhan untuk AIIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti,
nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di
lingkungan perawatan yang kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim
pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi virus
atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan ini adalah:
didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat , replikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu
megubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak
berisiko, mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup
sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang
sehat, hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien bagaimana
menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan kemungkinan isolasi dari
masyarakat.
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatal
sekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
Demam dan diare yang berkepanjangan
Tachipnae
Batuk
Sesak nafas
Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
Diare lebih dan satu bulan
Demam lebih dan satu bulan
Mulut dan faring dijumpai bercak putih
Limfadenopati yang menyeluruh
Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
Batuk yang menetap (> 1 bulan )
Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang
terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit
keluarga dapat dimungkinkan :
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV/ AIDS atau penyalahgunaan obat
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failuretothrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
7
Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
Adanya cottonwoolspot ( bercak katun wol ) pada retina
Retinitis sitomegalovirus
Khoroiditistoksoplasma
Perivaskulitis pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata.
Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple
2. Pemeriksaan Mulut
Adanya stomatitis gangrenosa
Peridontitis
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi
biru dan sering pada platum (Bates Barbara 1998)
3. Pemeriksaan Telinga
Adanya otitis media
Adanya nyeri
Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
Sesak nafas
Tachipnea
Hipoksia Nyeri dada
Nafas pendek waktu istirahat
Gagal nafas
8
Berat badan menurun
Anoreksia
Nyeri pada saat menelan
Kesulitan menelan
Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
Faringitis
Kandidiasis esofagus
Kandidiasis mulut
Selaput lendir kering
Hepatomegali
Mual dan muntah
Kolitis akibat dan diare kronis
Pembesaran limfa
9
Delirium
Meningitis
Keterlambatan perkembangan
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya anemia,
leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS
normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan
terinfeksi HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV.
Tes ini meliputi tes Elisa,Lateks,Agglutination,danwesternblot. Penilaian elisa dan
latexmenunjukan orang terinfeksi HIV atau tidak, apabila dikatakan positif harus
dibuktikan dengan tes westernblot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24 (dengan
polymerasechainreaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody ( biasanya
digunakan pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV /
AIDS antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifankoping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
10
1. Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi, peningkatan
kecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi )
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status nutrisi,
penyakit kronis lain
3. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan
indikator terjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor
terjadinya neutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan
secara umum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga dan pengunjung memutus
rantai penularan
6. Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien
7.Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral, antijamur
8. Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
11
d. Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e. Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
c) Rencana tindakan keperawatan
1. Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
a) Tujuan :
Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
b) Kriteria hasil
1. mukosa mulut lembab
2. tidak ada lesi
3. kebersihan mulut cukup
4. anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan mulut
c) Rencana Tindakan Keperawatan
12
1. Kaji membran mukosa
2. Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3. Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4. Gunakan sikat gigi yang lembut
5. Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan mulut
6. Kolaborasi pemberian obat profilaksis ( ketokonazol, flukonazol ) selama
pengobatan
7. Gunakan antiseptik oral
8. Check up gigi secara teratur
7. Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan anak yang
kompleks dirumah
a) Tujuan :
13
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit, penularan,
pencegahan dan perawatan
b) Kriteria hasil :
a. Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, proses penyakit
dan kebutuhan home care
b. Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping, dan dosis obat
c. Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagi anak dan
mengetahui bagaimana HIV menular
c) Rencana Tindakan keperawatan
1. Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan kebutuhan home care
2. Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3. Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4. Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara pencegahannya
5. Anjurkan cara hidup normal pada anak
14
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS
KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa
anaknya yang bernama Gunawan ke RS dengan alasan keadaan anaknya semakin hari
tamabah, parah berat badannyamenurun, nafsu makannya berkurang, kurus, demam secara
terus menerus, diare,mual, muntah, kulitnya merah-merah dan luka yang tidak sembuh-
sembuh. Dari data pemeriksaan Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan terkena HIV/AIDS.
Data ini didukung dari tanda-tanda : anoreksia, feses cair, lesi kulit, luka sukar sembuh,
A. PENGKAJIAN
ANALISA KASUS
15
3. DS: terjadi infeksi pada Kurangnya volume
-diare gastrointestinal bisa menimbulkan cairan tubuh
DO: diare
- feses cair
4. DS: system imun tubuh melemah Gangguan integritas
-kulitnya merah-merah menyebabkan tubuh tidak mampu kulit
-luka yang tidak untuk beradaptasi
sembuh-sembuh
DO:
-lesi kulit
- luka sukar sembuh
16
tanda inflamasi. aktual dapat
-Gunakan sarung mencegah supsis
tangan dan shout -Mencegah
selama kontak penularan
langsung yang -Mengidentifikasi
akresi / sekresi proses infeksi dan
-Pantau studi untuk menentukan
laboratorium, JDL metode perawatan
dan periksa kultur / -Menghambat
sensivitas lesi, proses infeksi
darah, urine dan
spuntum
-Berikan antibiotik,
entijamun / agen
antimikroba.
17
untuk anak. perkembanan -Memberikan
-Berikan nistat nutrisi optimal
sesuai indikasi berdasarkan
- Berikan makanan kebutuhan anak
enteral / parenteral setelah pulang
dengan tepat. -Tindakan efektif
untuk infeksi jemu
oral
- Kerusakan
motorik dan adanya
infeksi memerlukan
alternatif teknik
pemberian makanan
untuk memenuhi
kebutuhan diet.
3. Kurangnya Tujuan : Kebutuhan -Kaji tanda-tanda -Indikasi dari
volume cairan volume cairan vital volume cairan
tubuh pada terpenuhi -Catat peningkatan sirkulasi
anak Kriteria Hasil : suhu dan durasi -Meningkatkan
berhubungan -Membran mukosa demam, berikan kebutuhan
dengan adanya lembab kompres hangat metabolisme dan
infeksi -Anak tampak sesuai indikasi diaforesis yang
oportunitis rileks -Kaji turgor, berlebihan
saluran -Turgor kulit baik membran mukosa -Indikator tidak
pencernaan -Tanda-tanda vital dan rasa haus langsung dari status
(diare ) stabil -Kaji intake dan cairan
-Haluaran adekuat. output -Mempertahankan
-Hilangkan makan keseimbangan
yang potensial cairan, mengurangi
menyebabkan diare rasa haus dan
-Berikan cairan / melembabkan
elektrolit melalui membran mukosa
NGT / IV -Mungkin dapat
-Pantau He / Hb mengurangi diare
18
- Berikan obat -Mendukung /
sesuai indikasi memperbesar
seperti anti volume sirkulasi,
ementik, anti diare, terutama jika
anti piretik pemasukan oral tak
adekuat
-Bermanfaat dalam
memperbaiki
kebutuhan cairan
-Mengurangi
insiden muntah,
menurunkan jumlah
keenceran feces dan
membantu
mengurangi
demam.
4. Gangguan Tujuan : Integritas -Kaji tiap hari, catat -Menentukan garis
integritas kulit kulit kembali warna, turgor, dasar perubahan
berhubungan normal sirkulasi dan dan melakukan
dengan defisit Kriteria Hasil : sensori intervensi yang
imunologis, -Tidak ada lagi lesi -Pertahankan tepat
resti : - Permukaan kulit higiene kulit mis : -Mempertahankan
penurunan normal. masase dengan kebersihan karena
tingkat lotion dan krim kulit yang kering
aktivitas, -Autr posisi secara dapat menjadi
perubahan teratur, ganti seprei barier infeksi
sensasi, sesuai kebutuhan -Mengurangi stress
malnutrisi, -Pertahankan sprai pada titik tekanan,
perubahan bersih, kering dan meningkatkan
status tidak berkeringat aliran darah,
metabolisme. -Bersihkan area kejaringan
perianal meningkatkan
-Gunting kuku anak proses
secara teratur penyembuhan
19
-Berikan matras / -Friksi kulit
tempat tidur busa disebabkan kain
- Berikan obat- yang berkerut dan
obatan topikal / basah
sistemik sesuai -Mencegah
indikasi. maserasi yang
disebabkna oleh
diare
-Kuku yang panjang
meningkatkan
resiko kerusakan
dermal
-Menurunkan
istemia jaringan
- Digunakan pada
perawatan lesi kulit
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang
dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemudian (1989), AIDS
sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS
menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang
20
setiap 10 detik, karena itu infeksi HIW dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat
satu jenis agen infeksius.
AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala akibat
melemahnya daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus ini mempunyai
sistem kerja menyerang jenis sel darah putih yang menangkal infeksi. Sehingga pada ornag
yang mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang infeksi atau virus dari luar.
Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara
universal adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya (mother-to-child-
transmision (MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan
melalui 4 strategi, yaitu :
1. Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3. Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan
memberikan dukungan.
4. Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV
DAFTARPUSTAKA
1. https://id. Scribd.com/doc/115711911/Asuhan-Keperawatan-Anak-Dengan-HIV
21