Anda di halaman 1dari 5

Otot-otot yang menggerakkan tungkai bawah:

Mm. Quadriceps femoris, yang sekelompok otot yang berada di bagian depan dan sisi
paha (rectus femoris, vastus medius, vastus intermedius dan vastus lateralis). M. Rectus femoris,
berorigo pada os ilium terletak didepan m . vastus intermedius. Otot-otot vastus ini berorigo pada
femur, merupakan otot utama untuk ektensor dari tungkai bawh, misalnya saat menendang bola.
Mm. Hamstring, yaitu sekelompok otot yang berada pada bagian belakang paha (M.
bicepsfemoris, m. Semimembranosus, m. semitendinosus). Otot-otot ini ber-origo pada os
ischium dan ber-insersio pada tibia. Tendonnya yang kuat dapat dirasakan dibelakang sendi lutut.

M. Sartorius, otot yang panjang seperti sabuk yang berawal dari spina iliaca, kemudian
menyilang kearah dalam/medial didepan paha, selanjutnya turun melalui sisi medial sendi lutut.
Fungsinya untuk fleksi tungkai.

Otot-otot yang menggerakkan kaki dan kaki

M. Gastrocnemius, terletak pada bagianbelakang tungkai bawah, dimana otot ini


membentuk bagian besar dari betis, berjalan dari bagian distal femur ke bawah berakhir sebagai
tendon Achilles yang kuat dan melekat pada bagian belakang os calcaneus (tulang tumit). Otot
ini berfungsi sebagai otot plantar fleksor (gerakan kaki kearah telapak kaki/bawah) yang kuat
berperan dalam mendorong tubuh kedepan sewaktu melangkah (jalan atau lari).

M. Tibialis anterior, otot yang panjang membentuk kumparan yang terletak dibagian
depan dari tungkai bawah.Otot ini berawal dari permukaan depan tibia dan melekat pada tulang-
tulang pergelangan kaki dan kaki.

M. Flexor dan extensor digitorum longus, otot yang terletak pada bagian lateral dan
posterior tungkai bawah. Ber-origo pada tibia dan ber-insersio pada jari-jari kaki. Otot-otot ini
berfungsi fleksi dan ekstensi jari-jari kaki, serta membantu gerakan-gerakan lain dari kaki.
PERUBAHAN AKIBAT PROSES PENUAAN

Masa dan kekuatan otot akan berkurang saat umur mulai senja. Beberapa banyak penuaan
ini tergantung dari teraturnya melakukan aktifitas fisik/olahraga. Diet yang buruk juga
mempengaruhi cepatnya penurunan ini. Menurunnya masa dan kekuatan otot karena elemen otot
diganti dengan jaringan ikat dan kadang oleh jaringan lemak, mengakibatkan luruhnya daya
tahan otot. Selain itu juga terjadi perubahan sistem saraf dan sirkulasi dalam otot dapat dipelihara
serta ditingkatkan jika orang lanjut usia melakukan program olahraga yang teratur yang
disesuaikan dengan kemampuan. Olahraga sejak dini dapat membantu merangsang pertumbuhan
dan perkembangan otot. Juga dengan olahraga, membakar glukosa sehingga memecah
memburuknya daya tahan.

Beberapa Kelainan Otot:

Dystrophy otot, yaitu kelainan kelompok otot yang ditunjukkan dengan degenerasi otot,
misalnya atrofi otot, yaitu mengecilnya sel-sel otot akibat lama tidak digunakan.
Foot drop, yaitu kondisi dimana seseorang tidak dapat melakukan dorsofleksi kaki akibat
kelemahan dari otot-otot pergelangan kaki

Myocarditis, yaitu radang dari otot jantung akibat overuse atau akibat parasit

Kram otot, kelainan otot yang disebabkan gangguan keseimbangan kimia atau gangguan aliran
darah. Keadaan ini dapat dialami oleh semua otot.

PERISTIWA REFLEKS, GERAKAN DAN POSTUR TUBUH

Tugas utama otot skeletal (otot rangka) yaitu untuk mempertahankan tubuh agar dapat
tegak dan bergerak. Gerakan otot rangka dimulai dari impuls dari susunan saraf pusat (ssp),
sinyal diteruskan oleh neuron motoric somatik. Begitu sinyal sampai di ujung saraf,
acethylcholine dilepaskan ke dalam sinaps di “neuromuscular junction” (ujung saraf yang
berhubungan dengan otot). Acetylcholine terikat pada “acetylcholine receptor” di “motor end
plate” yang selanjutnya ion Na dan K dikeluarkan untuk merangsang otot.

Tubuh memiliki banyak otot. Gerakan otot-otot ini harus terkoodinasi agar orang dapat bergerak
sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu gerakan tubuh melibatkan interaksi dan koordinasi
dari beberapa otot walaupun fungsinya saling tidak terkait langsung. Sebagai contoh bila tubuh
dan otot-otot punggung serta tungkai dan lengan agar gerakan terjadi sesuai keinginan untuk
mencapai barang yang diinginkan dan tubuh tidak jatuh kedepan.

Jadi otot-otot skeletal mengirim sinyal ke SSP dimana informasi ini digabungkan menjadi
satu, baru kemudian SSP memberi perintah ke otot-otot yang dilibatkan untuk memulai gerakan.

Basal Ganglia

Fungsi utama dari basal ganglia yaitu sebagai pemberi perintah mulai dan berhenti
gerakan. Kerusakan daerah ini menyebabkan:

1. Ajinetic-rigit syndrome, yaitu gangguan gerakan akibat meningkatnya tonus otot, misalnya
penyakit Parkinson (diderita sekitar 1% dari orang tua berumur lebih dari 50 tahun).
2. Diskinesia, gangguan dari gerakan otot-otot tidak sadar, misalnya “chorea” otot penggerak
utama (agonis) menggerakkan sendi kearah yang diinginkan dibantu oleh otot penggerak utama
(agonis) menggerakkan sendi kearah yang diinginkan dibantu oleh otot sinergis. Sedangkan aksi
otot antagonis berlawanan dengan otot agonis. Gerak otot refleksi, mengecilkan sudut sendi,
sedang gerak menjauhi garis tengah tubuh dan aduksi mendekati.

Otot-otot axial menggerakkan batang tubuh (penting untuk sikap tubuh), sedang otot-otot
proksimal menggerakkan bahu dan pinggul (penting untuk gerak/lenggang tubuh), otot-otot
distal menggerakkan ekstremitas termasuk jari-jari (penting untuk gerak terampil).

Cerebellum

Fungsi cerebelum (otak kecil) mengatur posture dan gerakan serta berpengaruh pada
tonus otot, gerakan mata dan keseimbangan. Cerebelum mengatur informasi proprioseptif pada
otot dan posisi sendi saat gerakan yang diperintahkan oleh area control motoric cerebellum
dibagi dalam beberapa lobus. Tiap-tiap lobus mempunyai peran sendiri-sendiri:

1. Archicerebellum (vestibulocerebellum), yaitu lobus flocculonodular. Tugas lobus ini mengatur


keseimbangan dan gerakan otot mata (vestibule-ocular reflex)

2. Paleocerebellum (spinocerebellum), terdiri dari vermis dari lobus anterior, pyramis, uvula dan
paraflocculus lobus posterior. Tugasnya mengontrol otot-otot tubuh proksimal dan otot-otot axial

3. Cerebrocerebellum, terdiri dari hemisfer lateral. Tugasnya sebagai perencana gerak,


mengontrol otot-otot tubuh distal.

Kontrol Gerakan Tingkat Medula Spinalis

Gerak tidak sadar didasari pada reflex yang melibatkan organ penginderaan dan otot
(efektor).

Refleks spinal

Gerak reflex yaitu gerakan cepat sebagai respons terhadap beberapa rangsang spinal.
Neuron motoric menerima input dari indera perifer dalam otot (muscle spindle dan golgi tendon),
sendi dan kulit (sentuhan/raba, suhu, tekanan dan nyeri). Sebagai contoh bila seseorang terinjak
sesuatu yang tajam, otot fleksor tungkai atas segera kontaksi untuk mengangkat tungkai bawah
(fleksi) menghindar dari obyek tajam tadi.

DAFUS:

Sarpini, Rusbandi. 2016. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis Edisi Revisi.
In Media: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai