Anda di halaman 1dari 2

Panduan Jadi Agent Property

Panduan Serta Informasi Untuk Belajar Jadi Agent Property


Wednesday, October 21, 2015
Mengenal Istilah GSB, GSJ Dan KETINGGIAN
BANGUNAN
Ketika kita akan membangun sebuah gedung atau rumah, yang pertama kali kita urus adalah masalah
perizinan, seperti IMB. Selain mengurus IMB, kita perlu tahu juga seputar aturan-aturan mengenai
bangunan. Ketentuan ini sebenarnya sudah diatur oleh pemerintah. Aturan ini biasa disebut dengan
Peraturan Bangunan Setempat (PBS), yang setiap daerah mempunyai peraturan tersendiri.

GSB ( Garis Sempadan Bangunan )

Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah suatu aturan oleh pemerintah daerah setempat yang
mengatur batasan lahan yang boleh dan tidak boleh dibangun. Bangunan yang akan didirikan tidak
boleh melampaui batasan garis ini. Misalnya saja, rumah anda memiliki GSB 3 meter, artinya anda
hanya diperbolehkan membangun sampai batas 3 meter tepi jalan raya.

GSB ini berfungsi untuk menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang pada akhirnya
menciptakan rumah sehat. Karena rumah akan memiliki halaman yang memadai sehingga penetrasi
udara kedalam rumah akan lebih optimal. Selain itu, dengan adanya jarak rumah anda dengan jalan
di depannya, privasi anda tentunya akan lebih terjaga.

Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan terhadap pinggir
ruas jalan. Kita dilarang keras membangun melebihi batas GSB yang sudah ditentukan. Besarnya GSB
ini tergantung dari besar jalan yang ada di depannya. Jalan yang lebar tentu saja mempuyai jarak GSB
yang lebih besar dibandingkan jalan yang mempunyai lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini
rumusnya adalah setengah lebar jalan, apabila lebar jalan adalah 10 meter, maka GSB-nya adalah 5
meter, artinya jarak terluar yang diijinkan bangunan berdiri adalah 5 meter dari pinggir jalan. Untuk
lebih pastinya, pihak dinas tata kota akan memberikan advis planning penentuan GSB dalam
pengurusan KRK.

Dalam sebuah perencanaan yang ideal, sebaiknya ketentuan GSB ini dipatuhi...Karena pihak Tata
Kota telah mempertimbangkan aspek ke depan terkait pelebaran jalan, pertamanan, pejalan kaki, dll.
Sehingga pelanggaran GSB tidak dapat ditolerir oleh pihak P2B, pengembang atau kontraktor yang
membangun melebihi GSB akan dibongkar.
Garis Sempadan Samping/Belakang Bangunan (GSpS/GSpB), yaitu sempadan yang membatasi jarak
terdekat bangunan terhadap garis batas samping atau belakang kapling, dihitung dari garis batas
kapling terhadap batas terluar samping atau belakang bangunan yang berfungsi sebagai
ruang, untuk pertimbangan faktor keselamatan antar bangunan. Secara umum GSB adalah garis
imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan terhadap ruas jalan. Kita dilarang keras
membangun melebihi batas GSB yang sudah ditentukan. Besarnya GSB ini tergantung dari besar jalan
yang ada di depannya. Jalan yang lebar tentu saja mempuyai jarak GSB yang lebih besar
dibandingkan jalan yang mempunyai lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini adalah 5 m.

Di dalam area GSB ini kita tidak dapat membangun sesuatu yang bersifat struktural, seperti
penambahan ruangan untuk usaha yang kiri kanannya diberi dinding bata yang tinggi dan pintu
masuknya tepat berada di tepi jalan. Contoh lain yang sering ditemui di lapangan adalah memberi
atap beton di atas carport, bahkan ada juga yang mendirikan lantai dua di atas carport, aji mumpung ,
katanya, carportnya sudah dicor. Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Carport dapat saja ditutup.
Penutupnya bisa saja dari kayu atau policarbonat dengan rangka besi holo. Atau yang lebih hijau
dengan memadukan dengan tanaman rambat. Semua itu masih bisa di tolerir di dalam area GSB.

GSJ (Garis Sempadan Jalan)

Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis batas pekarangan terdepan. GSJ merupakan batas
terdepan pagar halaman yang boleh didirikab. Oleh karena itu biasanya di muka GSJ terdapat jalur
untuk instalasi air, listrik, gas, serta saluran-saluran pembuangan. Pada GSJ tidak boleh didirikab
bangunan rumah, terkecuali jika GSJ berimpit dengan garis sempadan bangunan (GSB). Ketentuan
mengenai GSJ biasanya sudah terdapat dalam dokumen rencana tata ruang setempat (bisa
menghubungi dinas tata kota atau Bappeda. GSJ bertujuan untuk mengatur lingkungan hunian
memiliki visual yang baik, selain juga mengatur jarak pandang yang cukup antara lalu lintas di jalan
dengan bangunan yang ada disekitarnya.
 
Garis Sempadan Jalan (GSJ) hampir mirip dengan GSB, tetapi GSJ lebih ditujukan untuk tersedianya
lahan bagi perluasan jalan di masa endatang. Misalnya di dekat lahan anda ada GSJ tertulis 1,5 meter,
artinya 1,5 meter dari tepi jalan kearah halaman anda sudah ditetapkan sebagai lahan untuk rencana
pelebaran jalan. Bila suatu saat ada pekerjaan pelebaran jalan, lahan anda selebar 1,5 meter akan
"terambil".

Ketinggian Bangunan.

Ketinggian Bangunan adalah berapa lantai yang diijinkan di area tersebut yang dapat dibangun.
Ketinggian banguan ini sebenarnya hanya untuk menciptakan skyline lingkungan yang diharapkan.
Yang sering terjadi di lapangan adalah ketinggian bangunan melebihi dari yang ditentukan. Misalnya
area tersebut adalah area perumahan dengan ketinggian rata-rata 2 lantai, karena tanahnya kecil
sementara ruangan yang diperlukan banyak, maka rumahnya mencapai 4 lantai seperti halnya ruko-
ruko. Itu yang tidak boleh. Skyline lingkungan tidak terbentuk. Bisa dibayangkan ada bangunan tinggi
di antara bangunan rendah. Atau sebaliknya, di area cluster untuk rumah-rumah yang besar dengan
ketinggian rata-rata 2 lnatai ada bangunan kecil dengan ketinggian 1 lantai. Apa yang terjadi? Tentu
saja suasana lingkungan yang diharapkan tidak tercipta semestinya.

Anda mungkin juga menyukai