Anda di halaman 1dari 3

Etiologi Nyeri Buah Zakar

Nyeri buah zakar atau nyeri pada testis dapat berasal dari nyeri visceral yang
merupakan akibat dari rangsangan mekanik (regangan, spasme) ataupun rangsangan kimiawi
(inflamasi, iskemik). Penyebab nyeri buah zakar dapat dijelaskan sebagai berikut :1

1. Trauma pada skrotum pembungkus testis


2. Infeksi pada testis ataupun struktur di sekitarnya
3. Mobilisasi yang berlebihan (perubahan suhu yang ekstrem seperti berenang, rasa takut,
batuk, over exercise seperti olahraga berlebihan, dan sebagainya)
4. Kelainan konenital (ex : Bell Clapper Anomaly)

Patomekanisme Nyeri Buah Zakar

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nyeri buah zakar memiliki berbagai macam
penyebab, kami akan membahas mekanismenya satu persatu:

1. Mobilisasi berlebihan
Mobilisasi berlebihan seperti perubahan suhu ekstrem (berenang), olahraga (sepak
bola) dan sebagainya bisa menyebabkan pergerakan (rotasi) berlebihan pada testis dan
struktur sekitarnya. Secara anatomi, testis digantung oleh funiculus spermaticus dan
terbungkus di dalam skrotum. Jika ada pergerakan yang berlebihan pada testis, funiculus
spermaticus bisa ikut berotasi. Jika funiculus permaticus berotasi, dapat menyebabkan
oklusi pada pembuluh darah sehingga menyebabkan iskemik. Terjaidnya oklusi
pembuluh darah pada testis menimbulkan mekanisme Ischemic Reperfusion Injury (IRI).
Ischemic Reperfusion Injury pada testis menyebabkan disfungsi seluler dengan
menginisiasi terjadinya apoptosis dan nekrosis jaringan testis yang ditandai dengan
serbukan sel radang. Mekanisme ini merupakan respon tubuh untuk restorasi aliran darah
setelah terjadinya iskemik. Namun, dengan adanya respon ini justru meningkatkan
produksi dari zat-zat toxic pada sirkulasi darah di jaringan testis. Kerusakan yang terjadi
pada testis juga turut memicu peningkatan produksi dari radikal bebas salah satunya
Reactive Oxygen Species (ROS). Peningkatan ROS ini diinduksi oleh adanya kerusakan
pada endotel. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler.
Peningkatan kadar K+ ektraseluler akan menyebabkan depolarisasi nosiseptor, sedangkan
protein pada beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga

1
Basuki B. Purnomo. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto. 2011
menyebabkan peradangan/inflamasi. Selain itu jika terjadi oklusi pembuluh darah maka
akan terjadi iskemik yang menyebabkan akumulasi K+ ekstraseluler dan H+ yang
selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Perangsangan nosiseptor akan mengirimkan impuls
ke cortex cerebri melalui serabut saraf afferent dan dipersepsikan sebagai nyeri.2,3
2. Infeksi
Infeksi patogen seperti Eschericia coli, Proteus, dan sebagainya dapat masuk ke
dalam traktus urinarius melalui urethra. Infeksi ini bersifat ascending yaitu menyebar
dari bawah ke atas, dari uretra menuju ke testis. Selain itu, infeksi dapat berasal dari
refluks urin ke duktus ejakulatorius yang masuk ke epididimis atau infeksi melalui
hematogen dan limfogen. Infeksi tersebut dapat menginduksi proses inflamasi. Respon
tubuh dengan mengeluarkan mediator-mediator radang seperti histamin, PGE 2,
leukotrien, bradikinin dan sebagainya. Mediator radang ini akan menyebabkan sensitisasi
nosiseptor yang akan di transmisikan ke cortex cerebri melalui serabut saraf afferent dan
dipersepsikan sebagai nyeri oleh tubuh. Selain itu, mediator radang dapat memicu
terjadinya edema yang menyebabkan peregangan pada kapsul pembungkus testis.
Peregangan ini dapat menyebabkan nyeri.1,2,3
3. Trauma
Trauma langsung seperti terkena bola, atau Straddle injury, dapat secara langsung
mengenai testis yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan dapat
menyebabkan pengeluaran bradikinin dari pembuluh darah yang cedera, sehingga
meningkatkan stimulus nyeri.2
4. Kelainan kongenital
Salah satu kelainan anatomi seperti Bell Clapper Anomaly dapat memudahkan
terjadinya pergerakan kantung testis. Pada anomali tersebut, tunika vaginalis yang
seharusnya mengelilingi sebagian dari testis pada permukaan anterior dan lateral testis,
pada kelaianan ini tunika mengelilingi seluruh permukaan testis sehingga mencegah
insersi epididimis ke dinding skrotum. Keadaan ini menyebabkan testis dan epididimis
dengan mudah bergerak di kantung tunika vaginalis. Pergerakan testis secara mendadak
ini dapat memicum peregangan pembungkus testis sehingga menyebabkan nyeri visceral
akibat rangsangan mekanik.1

2
Silbernagl, S. In: Silbernagl, S., Lang, F. editor. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC. 2006
3
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 2012

Anda mungkin juga menyukai