Anda di halaman 1dari 3

Lahan rawa lebak adalah lahan yang rejim airnya dipengaruhi oleh hujan,

baik yang turun didaerah setempat maupun yang turun didaerah sekitarnya.
Genangan air didaerahlebih dari 6 bulan akibat adanya cekungan. Berdasarkan
kedalamannya rawa lebak terbagi 3 yaitu lebak dangkal, lebak tengahan dan lebak
dalam. Lebak dangkal merupakan lahan yang berpotensi untuk dikembangkan
untuk tanaman pangan, jika dibandingkan dengan lebak tengahan dan lebak
dalam. Pada lahan ini umumnya mempunyai kesuburan tanah yang lebih baik
karena adanya proses tambahan unsur hara dari luapan air sungai yang mambawa
lumpur dari daerah hulu (Alihamsyah dan Arriza, 2006).
Lahan rawa mempunyai peran penting dalam upaya mempertahankan
swasembada beras dan mencapai swasembada pangan lainnya mengingat semakin
berkurangnya lahan subur untuk area pertanian. Kata lebak diambil dari bahasa
jawa yang berarti lembah atau tanah rendah. Rawa lebak secara khusus diartikan
sebagai kawasan rawa dengan bentuk wilayah berupa cekungan dan merupakan
wilayah yang dibatasi oleh satu atau dua tanggul sungai atau antara dataran tinggi
dengan tanggul sungai.
Pada musim hujan genangan air dapat mencapai tinggi antara 4-7 meter,
tetapi pada musim kemarau lahan dalam keadaan kering, kecuali dasar atau
wilayah paling bawah. Pada musim kemarau muka air tanah di lahan rawa lebak
dangkal dapat mencapai kurang dari satu meter sehingga menyerupai lahan
kering. Lahan rawa lebak dipengaruhi oleh iklim tropika basah dengan curah
hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun denga 6-7 bulan basah (bulan basah
adalah bulan yang mempunyai curah hujan bulanan lebih dari 200 mm) atau
antara 3-4 bulan kering (bulan kering adalah bulan yang mempunyai curah hujan
bulanan kurang dari 200 mm).
Sifat fisika tanah dari lahan rawa lebak umumnya tergolong masih mentah,
sebagian melumpur, kandungan lempung tinggi, atau gambut tebal dengan
berbagai taraf kematangan dari mentah sampai matang. Lapisan bawah dapat
berupa lapisan pirit (FeS2) yang berpotensi masam, atau pasir kuarsa yang miskin
hara, sifat kimia, kesuburan dan biologi tanah tergolong sedang sampai sangat
jelek.
 Syarat Tumbuh
Pertumbuhan tanaman padi di tanah lebak dapat berlangsung baik, asalkan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Di musim kemarau, air tanah lebak (rawa) mengalir perlahan-lahan dan
tidak dapat kering
 Diakhir musim kemarau, pada saat lebak kering selama 1-2 bulan, padi
diusahakan mendekati tua, sebab pada saat itu sangat baik untuk proses
kematangan buah padi
 Panen, panen harus selasai pada saat air menggenangi tanah lebak di awal
musim hujan
 Syarat-syarat varietas padi yang di tanam di tanah lebak adalah:
 Varietas berumur pendek (genjah) yaitu 5-5 ½ bulan karena sangat
dipengaruhi oleh kondisi air, walaupun umur padi itu genjah tapi karena
proses metabolism yang lambat maka panen padi lebak akan memakan
waktu yang sangat lama
 Varietas yang peka terhadap lama penyinaran
 Varietas padi unggul baru maupun varietas local
Cara Budidaya Lahan Rawa Lebak:
 Persiapan Tanam
Dalam persemaian padi lebak, hal-hal yang perlu dilaksanakan
yaitu lahan (media pertanaman) harus diperhatikan waktu yang tepat yakni
dengan cara melakukan pengolahan tanah pada awal musim kemarau
(sekitar bulan maret/april). Karena tanah lebak bertekstur lumpur, maka
pengolahan tanahnya berbeda dengan pengolahan tanah padi sawah. Pada
tanah lebak pengolahan tanah tersebut cukup dengan cara membersihkan
tumbuhan liar saja.
 Benih/Varietas
Benih bersertifikat, menggunakan varietas unggul seperti: Inpara 1,
Inpara 2, dan Inpara 3.
 Persemaian
Persemaian di lahan kering, dengan menggemburkan tanah dan
dibuat bedengan, benih ditabur dengan kerapatan 50 g/ M2 , benih
dipersemaian dipupuk dengan dosis 5 g Urea/M2. Benih dapat
dipindahkan ke lahan sawah pada umur 21 sampai 25 hari.
 Pengelolahan Tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan hend traktor, memang
sulit karena masih ada bekas tunggul-tunggul kayu. Tanah dapat diolah
dengan cangkul sambil meratakan petakan, sampai lahan bebas dari
rerumputan, rerumputan dikumpulkan dipinggir petakan dan ditimbun
dengan tanah agar air dari petakan satu kepetakan yang lain tidak bocor.
 Penanaman
Petani dapat menggunakan alat tanam kuku kambing, sistem
pertanaman yang digunakan menggunakan Sistem Legowo 4:1. Sehingga
tanaman setelah ditanam terlihat rapi dan populasi/ha optimal.
 Pemeliharaan
Penyiangan harus dilakukan tergantung kondisi gulma, penyiangan
dilakukan pada umur 21 HST, dan 40 -45 HST. Perinsipnya penyiangan
lahan harus bebas dari gulma dan setelah disiang baru di pupuk, kalau ada
hama dan penyakit dilakukan menggunakan pestisida.
 Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali. Pemupukan pertama 3-6 HST.
Pemupukan kedua pada umur 21 – 28 HST. Pemupukan ketiga pada umur
tanaman 40-45 HST. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP36 dan KCl.
 Panen
Panen dapat dilakukan pada umur 3,5 – 4,5 bulan. Karena
menggunakan varietas umur pendek. Panen menggunakan sabit. Merontok
menggunakan tereser ditempat yang kering.

Anda mungkin juga menyukai