Anda di halaman 1dari 19

IZIN USAHA INDUSTRI

Disusun Oleh:
Gadis Wijayanti (13080554031)
Trisye Aulia Utami (138554033)
Zeva Agustiya (138554035)
Lianawati (138554037)
Rizal Iqbal (138554039)
Ema Delima (138554043)
Siti Kamilatul Abidah (13080554045)

Mata Kuliah:
Hukum Bisnis

Dosen:

Universitas Negeri Surabaya (UNESA)


Fakultas Ekonomi (FE)
Program Studi Pendidikan Ekonomi
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah, serta inayahnya
sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya termasuk juga
dengan penulis, hingga penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah Hukum Bisnis
dengan judul “ Izin Usaha Industri”.

Makalah ini berisi mengenai Izin Usaha Industri di Indonesia, yang mana disajikan di dalam
bentuk makalah. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis ,serta
sebagai penambah wawasan baik untuk pembaca dan penyusun.

Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan satu tim yang
sudah membantu serta yang sudah membimbing penulis supaya penulis bsia membuat
karya ilmiah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga jadi sebuah karya ilmiah yang
baik dan benar.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan
mengenai Izin Usaha Industridi Indonesia .Dan tidak lupa pula penulis mohon maaf atas
kekurangan dari makalah yang penulis buat ini. Mohon kritik serta sarannya dan terimakasih.

Surabaya, 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………..………. i


Daftar Isi……………………………………………………………………………..……….ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………..………………….1

Bab II Landasan Teoritis……………………………………….……………………………3


BAB III Pembahasan……………………………………………………………….………. 8
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………….…….. 19

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… iv

ii i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Industri merupakan suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan . Di
Indonesia sendiri ada berbagai macam industri, seperti: industri perdagangan,
pertambangan dan asuransi. Dalam pendirian usaha industri terdapat berbagai persyaratan
dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh pendiri setiap usaha. Seperti hal nya tentang
perizinan usaha. dalam prizinan usaha juga memiliki aturan atau ketentuan yang harus
dipatuhi dan dipenuhi oleh calon pemilik industri tersebut. Izin usaha industri dianggap
penting karena untuk kelangsungan kegiatan usahanya agar dilindungi dan dianggap legal
oleh negara.

Berbicara tentang perizinan usaha industri

1.2 Rumusan Masalah

Di dalam penulisan makalah ini,adapun rumusan masalahnya,yaitu :

1.2.1 Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam Izin Usaha Industri di
Indonesia?

1.2.2 Bagaimana tahapan-tahapan dalam Perizinan Industri di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai :

1.3.1 Pemenuhan kewajiban atas tugaas mata kuliah Hukum Bisnis

1.3.2 Menambah wawasan tentangIzin Usaha Industri.

2
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Landasan Hukum

Dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan


Industri (“PP No. 24/2009”), maka pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia Nomor 05/M-IND/PER/2/2014 tentang Tata Cara Dalam Pemberian Izin
Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri (“Permenperin No. 5/2014”)
untuk mengatur pemberian izin usaha kawasan industri (“IU Kawasan Industri”) dan izin
perluasan kawasan industri (“IP Kawasan Industri”). Berdasarkan Pasal 1 angka (1)
Permenperin No. 5/2014, pengertian dari kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri (“Kawasan Industri”).
Sedangkan, perusahaan kawasan industri (“Perusahaan Kawasan Industri”) adalah
perusahaan yang mengusahakan pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri.

Kewenangan pemberian IU Kawasan Industri dan IP Kawasan Industri berada pada:

►Bupati/Walikota untuk Kawasan Industri yang berlokasi di kabupaten/kota;

►Gubernur untuk Kawasan Industri yang berlokasi di lintas wilayah kabupaten/kota; atau

►Menteri untuk Kawasan Industri yang berlokasi lintas wilayah provinsi dan Kawasan
Industri yang merupakan penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan
modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan perjanjian yang
dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain.

Setiap kegiatan usaha Kawasan Industri wajib memiliki IU Kawasan Industri dan
memenuhi ketentuan dalam pedoman teknis kawasan industri. IU Kawasan Industri berlaku
selama Perusahaan Kawasan Industri yang bersangkutan melakukan kegiatan pengusahaan
Kawasan Industri. IU Kawasan Industri diberikan kepada Perusahaan Kawasan Industri yang
berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia seperti badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah
(BUMD), koperasi, atau badan usaha swasta.
Selain itu, Perusahaan Kawasan Industri wajib menyediakan lahan bagi kegiatan usaha
mikro, kecil dan menengah minimal 2% (dua persen) dari luas kaveling industri. Apabila
dalam waktu 2 (dua) tahun lahan industri tersebut tidak dimanfaatkan sepenuhnya oleh usaha
mikro, kecil dan menengah, dapat digunakan oleh perusahaan industri lainnya sepanjang
lahan untuk perusahaan industri lainnya tersebut sudah tidak tersedia.

Untuk memperoleh IU Kawasan Industri wajib memperoleh persetujuan prinsip sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permohonan persetujuan prinsip, diajukan dengan menggunakan formulir model PMK-I dan
melampirkan dokumen sebagai berikut:

fotokopi akta pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia atau oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi
bagi pemohon yang berstatus koperasi, dan khusus untuk penanaman modal asing
melampirkan persyaratan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kecuali untuk penanaman modal asing;

sketsa rencana lokasi (desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi); dan

surat pernyataan bahwa rencana lokasi terletak dalam kawasan peruntukan industri sesuai
rencana tata ruang wilayah.

Kemudian, Perusahaan Kawasan Industri yang telah memperoleh persetujuan prinsip paling
lama 2 (dua) tahun, wajib telah:

Memiliki izin gangguan;

Memiliki izin lokasi;

Melaksanakan penyediaan/penguasaan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan;

Memiliki izin lingkungan;

Melakukan penyusunan rencana tapak tanah;

Melakukan pematangan tanah;


Melaksanakan perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana penunjang serta
pemasangan instalasi/peralatan yang diperlukan dalam Kawasan Industri;

Memiliki tata tertib kawasan industri; dan

Menyediakan lahan bagi kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah.

IU Kawasan Industri diberikan kepada Perusahaan Kawasan Industri yang telah memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

mengisi formulir permohonan IU Kawasan Industri model PMK-III dan melampirkan data
kemajuan pembangunan Kawasan Industri terakhir dengan menggunakan formulir model
PMK-II;

memenuhi persyaratan sebagaimana dalam Pasal 11 ayat (1);

memenuhi ketentuan pedoman teknis kawasan industri;

sebagian dari Kawasan Industri siap untuk dioperasikan yang sekurang-kurangnya telah
memiliki prasarana dan sarana penunjang yang meliputi jalan masuk ke Kawasan Industri,
jaringan jalan dan saluran air hujan dalam Kawasan Industri, serta instalasi pengolahan air
limbah bagi Kawasan Industri, kantor pengelola; dan

telah dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) lapangan oleh tim penilai kawasan industri
yang menyatakan bahwa kepada perusahaan yang bersangkutan dapat diberikan IU Kawasan
Industri.

IP Kawasan Industri

Setiap Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki IU Kawasan Industri dan telah
beroperasi, serta akan melaksanakan perluasan lahan Kawasan Industri wajib memperoleh IP
Kawasan Industri terlebih dahulu. Namun, perluasan Kawasan Industri yang berlokasi dalam
satu kabupaten/kota tidak memerlukan persetujuan prinsip.

IP Kawasan Industri diberikan apabila Perusahaan Kawasan Industri yang bersangkutan telah
memperoleh IU Kawasan Industri dengan ketentuan:

memiliki izin lingkungan atas Kawasan Industri perluasan;

memiliki izin lokasi perluasan;


lahan yang direncanakan sebagai area perluasan telah dikuasai dan dibuktikan dengan surat
pelepasan hak (SPH) atau sertifikat; dan

berada dalam kawasan peruntukan industri.

Sanksi

Perusahaan Kawasan Industri diberi peringatan tertulis apabila memenuhi salah satu
ketentuan sebagai berikut:

Perusahaan Kawasan Industri melakukan perluasan tanpa memiliki IP Kawasan Industri;

Perusahaan Kawasan Industri tidak menyampaikan data Kawasan Industri 3 (tiga) kali secara
berturut-turut atau dengan sengaja menyampaikan data yang tidak benar;

Perusahaan Kawasan Industri melakukan kegiatan usaha tidak sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam izin yang telah diperolehnya;

Perusahaan Kawasan Industri yang menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran terhadap


lingkungan hidup yang tidak sesuai dengan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL);

tidak memenuhi ketentuan dalam IU Kawasan Industri dan/atau IP Kawasan Industri serta
pedoman teknis pengembangan kawasan industri;

tidak menyelesaikan pembangunan prasarana dan sarana penunjang kawasan industri secara
lengkap.

Peringatan/teguran tertulis diatas diberikan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan


tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan.

Apabila dalam masa peringatan tertulis Perusahaan Kawasan Industri belum/tidak melakukan
perbaikan, maka izin usahanya akan dibekukan. Pembekuan tersebut berlaku selama 6 (enam)
bulan sejak dikeluarkan penetapan pembekuan

Apabila dalam masa pembekuan Perusahaan Kawasan Industri tidak melakukan perbaikan,
IU Kawasan Industri dan IP Kawasan Industri yang bersangkutan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Masalah-masalah yang terjadi dalam perizinan usaha di indonesia

PERSYARATAN

 Mengisi Formulir Permohonan.


 Fotocopy Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) dengan menunjukkan dokumen
aslinya.

 Fotocopy Izin Gangguan/HO dengan menunjukkan dokumen aslinya.

 Upaya Pengelolaan Lingkungan / AMDAL.

 Fotocopy Kartu Tanda Penduduk dengan menunjukkan dokumen aslinya.

 Fotocopy Akte Notaris pengesahan Badan Hukum bagi Perseroan Terbatas (PT) atau
Koperasi dengan menunjukkan dokumen aslinya.

PENETAPAN STRUKTUR GOLONGAN

 Golongan I (Satu) dengan modal Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) sampai
dengan Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)
 Golongan II (Dua) dengan modal Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) lebih.

MASA BERLAKU
Izin Usaha Industri (IUI) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

WAJIB DAFTAR ULANG


Untuk pengawasan dan penyelidikan lain, pengusaha wajib melakukan Daftar Ulang 1 (satu)
tahun sekali terhitung sejak Izin Usaha Industri (IUI) diterbitkan.

IZIN USAHA INDUSTRI DINYATAKAN TIDAK BERLAKU APABILA :

 Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) menghentikan usahanya.


 Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) mengubah / menambah jenis usahanya tanpa
mengajukan perubahan kepada Kepala Daerah.
 Tidak melaksanakan Daftar Ulang.

 Melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

 Persyaratan yang diajukan ternyata palsu / tidak benar.

Prosedur

1. Pemohon mengambil formulir pendaftaran IUI di loket pengambilan formulir untuk


diisi secara lengkap dan benar.
2. Dokumen permohonan IUI dan Lampiran persyaratan di daftarkan di petugas loket
pendaftaran dan pemohon di beri tanda terima pendaftaran.

3. Pemeriksaan / penelitian oleh Tim verifikasi mengenai Kelengkapan kebenaran


dokumen persyaratan IUI.

4. Peninjauan / pemeriksaan lapangan oleh Tim Teknis untuk dituangkan dalam BAP.

5. Diproses melalui Teknologi Informasi.

6. Penandatanganan IUI.

7. Pengambilan.

Syarat - Syarat

Persyaratan yang harus dipenuhi :


Melalui persetujuan prinsip :
1. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Ijin Lokasi.

3. Undang-Undang Gangguan (HO).

4. Amdal / UKL / UPL.

5. Telah selesai membangun pabrik.

6. Akta Pendirian.

7. Model Pi-I.
8. Model Pm-II.

9. Dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan Undang-Undang.

10. Sertifikat tanah / sewa / bukti kepemilikan.

11. SPPL bagi perusahaan yang tidak Amdal / UKL / UPL.

12. Kartu Tanda Penduduk (Direktur).

13. Akta Pendirian Perusahaan.

14. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Tanpa persetujuan prinsip :


1. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Ijin Lokasi.

3. Undang-Undang Gangguan (HO).

4. Amdal / UKL / UPL.

5. Telah selesai membangun pabrik.

6. Akta Pendirian.

7. Keterangan dari pengelola kawasan.

8. Dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan Undang-Undang.

9. Akta Pendirian Perusahaan.

10. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13 TAHUN 1995

TENTANG

IZIN USAHA INDUSTRI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

bahwa dalam rangka mendorong terciptanya iklim usaha yang lebih baik di bidang industri,
dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap ketentuan Izin Usaha Industri.

Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun
1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan,
Pembinaan Dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3330).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG IZIN USAHA


INDUSTRI

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Industri, Kelompok Industri, Jenis Industri, Bidang Usaha Industri dan Perusahaan
Industri adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1984;
2. Perluasan Perusahaan Industri yang selanjutnya disebut Perluasan adalah penambahan
kapasitas produksi melebihi kapasitas produksi yang telah diizinkan;
3. Menteri adalah Menteri Perindustrian atau Menteri lainnya yang mempunyai
kewenangan pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986.

BAB II

IZIN USAHA INDUSTRI

Pasal 2

(1) Setiap pendirian Perusahaan Industri wajib memperoleh Izin Usaha Industri.
(2) Perusahaan Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berbentuk perorangan,
perusahaan persekutuan atau badan hukum yang berkedudukan di Indonesia.

Pasal 3
(1) Jenis Industri tertentu dalam Kelompok Industri Kecil, dikecualikan dari kewajiban
untuk memperoleh Izin Usaha Industri.
(2) Jenis Industri tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib didaftarkan.
(3) Terhadap jenis industri tertentu sebagaimana dimaksud ayat (2) diberikan Tanda Daftar
Industri dan dapat diberlakukan sebagai izin.
(4) Jenis Industri tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri
setelah berkonsultasi dengan Menteri terkait.

Pasal 4

(1) Untuk memperoleh Izin Usaha Industri diperlukan tahap Persetujuan Prinsip.
(2) Izin Usaha Industri diberikan kepada Perusahaan Industri yang telah memenuhi semua
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan telah selesai membangun pabrik dan
sarana produksi.
(3) Izin Usaha Industri dapat diberikan langsung pada saat permintaan izin, apabila
Perusahaan Industri memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Perusahaan Industri berlokasi di Kawasan Industri yang telah memiliki izin; atau
b. Jenis dan komoditi yang proses produksinya tidak merusak ataupun
membahayakan lingkungan serta tidak menggunakan sumber daya alam secara
berlebihan;
c. Jenis dan komoditi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan oleh
Menteri.
(4) Jenis dan komoditi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan oleh
Menteri.

Pasal 5
(1) Perusahaan Industri yang melakukan perluasan melebihi 30% dari kapasitas produksi
yang telah diizinkan, diwajibkan memperoleh Izin Perluasan.
(2) Untuk memperoleh Izin Perluasan, perusahaan industri sebagaimana dimaksud Pasal 4
ayat (2) wajib menyampaikan rencana perluasan industri dan memenuhi persyaratan
lingkungan hidup.
(3) Untuk memperoleh Izin Perluasan, perusahaan industri sebagaimana dimaksud Pasal 4
ayat (3) wajib menyampaikan rencana perluasan industri.

Pasal 7

(1) Izin Usaha Industri diberikan kepada Perusahaan Industri yang kegiatan usaha
industrinya berlokasi di lahan peruntukan Industri.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dikecualikan bagi Perusahaan
Industri yang akan didirikan di luar lahan peruntukan industri berdasarkan atas
pertimbangan lokasi sumber bahan mentah.

BAB III

PENCABUTAN

Pasal 10

Izin Usaha Industri dapat dicabut dalam hal:


1. Perusahaan Industri yang melakukan perluasan tanpa memiliki Izin Perluasan.
2. Perusahaan Industri yang melakukan pemindahan lokasi usaha industri tanpa
persetujuan tertulis dari Menteri.
3. Perusahaan Industri yang menimbulkan kerusakan dan pencemaran akibat kegiatan
usaha industri terhadap lingkungan hidup melampaui batas baku mutu lingkungan.
4. Perusahaan Industri yang melakukan kegiatan usaha industri tidak sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam izin yang diperolehnya.
5. Perusahaan industri yang tidak menyampaikan informasi industri atau dengan sengaja
menyampaikan informasi industri yang tidak benar.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perusahaan Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha /perusahaan yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan
atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan ( informasi) administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertangggung jawab atas usaha
tersebut.tetapi usaha industri tidak akan berdiri dan berjalan dengan lancar apabila tidak
punya izin untuk mendirikan usaha industri tersebut,maka dengan inilah kami menyusun
makalah tentang IZIN USAHA INDUSTRI agar semua orang tau bahwa perizinan sangat
dibutuhkan utuk kenyamanan dan keamanan bersama apalagi industri yang dibangun
membutuhkan banyak karyawan atau tenaga kerja.maka dari itu pemerntah b
Membuat undang-undang yangb dikhususkan untuk para para pemilik usaha industri yang
akan mendirikan industrinya untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan yang telah
ditetapkan pemerintah.

4.2 SARAN
Walaupun pemerintah telah menetapka undang-undang,ketentuan perizinan usaha
industri dan persyaratan yang berbeda disetiap daerah,pemerintah harus tetaap mengantisipasi
kelegalan suatu industri.dengan memperketat lagii perizinan yang sudah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://kpmptsp.metrokota.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=187&Itemid=214

http://bppt.semarangkota.go.id/perijinan/?MainPage=DetailList&ID=12
uasan-kawasan-industri/#sthash.661Ms1oR.dpuf

http://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/06/05/tata-cara-terbaru-dalam-pemberian-
izin-usaha-kawasan-industri-dan-izin-perl

Anda mungkin juga menyukai