Anda di halaman 1dari 12

Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

Faktor Lingkungan, Perilaku dan Penyakit Malaria


Sutarto, Eka Cania B
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria. Secara teoritis dan beberapa
penelitian bahwa, faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik merupakan
determinan yang berhubungan erat dengan risiko penduduk terserang malaria. Sumber penyakit
malaria berasal dari kondisi lingkungan yang cocok bagi kehidupan nyamuk Anopheles, sehingga
populasi nyamuk meningkat maka risiko terserang malaria semakin besar. Sektor pelayanan
kesehatan juga menjadi penting, karena mempunyai peran untuk mengatasi masalah dengan
segera dalam jangka waktu yang pendek. Kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tipe perilaku
yang ada di masyarakat, sehingga menjadi sangat penting dalam pengendalian malaria.

Environmental Factors, Behavior and Malaria Disease

Abstract
Many factors are related to the incidence of malaria. Theoretically and several studies that,
environmental factors, behavior, health and genetic services is a determinant that is closely related
to the risk of malaria infected population. The source of malaria disease comes from environmental
conditions suitable for Anopheles mosquito life, so the mosquito population increases the risk of
malaria is greater. The healthcare sector is also important, because it has a role to deal with the
problem immediately in the short term. Both of these are strongly influenced by the type of
behavior that exists in the community, so that it becomes very important in the control of malaria.

Keywords: Malaria

Korespondensi: Sutarto, alamat Jl. Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung, HP 08127270605, e-mail
sutartoabbastayeb11@gmail.com

Pendahuluan Di Indonesia malaria merupakan salah


Penyakit malaria adalah penyakit satu penyakit menular yang masih menjadi
menular yang dapat menurunkan masalah kesehatan masyarakat yang utama.
produktifitas dan menyebabkan kerugian Penyakit malaria sangat berpengaruh pada
ekonomi serta berkontribusi besar terhadap angka kesakitan dan kematian bayi, anak
angka kematian bayi, anak dan orang dewasa. balita dan ibu melahirkan, selain itu malaria
Infeksi malaria selama kehamilan dapat juga secara langsung menurunkan
menyebabkan abortus dan berat bayi lahir produktivitas kerja. Penyakit malaria
rendah.1 merupakan salah satu prioritas
Sekitar 2,3 milyar atau 41% penduduk pemberantasan penyakit menular yang
dunia berisiko terkena penyakit malaria. menjadi bagian integral pembangunan bidang
Setiap tahun, diperkirakan jumlah kasus kesehatan.3
malaria 300-500 juta dengan kematian 1,5-2,7 Malaria merupakan penyakit menular,
juta jiwa. Malaria dinyatakan sebagai masalah yang disebarkan lewat gigitan nyamuk
kesehatan masyarakat yang utama pada 9 Anopheles dan dapat menyerang semua
negara Asia Tenggara yang meliputi Myanmar, kelompok umur. Lebih dari separuh
Kampuchea, Indonesia, Laos, Malaysia, penduduk dunia bermukim di daerah-
Philiphines, Singapore, Thailand dan Vietnam. daerah endemis malaria. Di negara
Dilaporkan jumlah pasien rawat jalan malaria berkembang, termasuk Indonesia penyakit
meningkat dari 3,2 juta (tahun 2001) sampai malaria telah menimbulkan kerugian,
8,4 juta (tahun 2006), dengan kematian dari misalnya menimbulkan banyak korban,
100.504-258.548 orang dan tersebar sangat biaya perawatan medis dan kehilangan
luas pada 109 negara endemis.2 pekerjaan.4

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017| 173


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

Kasus malaria dan KLB (Kejadiaan Luar Pengertian Penyakit Malaria


Biasa) di beberapa daerah, memperlihatkan Sejarah
kecenderungan semakin meningkat. Malaria tercatat lebih dari 4.000 tahun
Sementara, pemantauan dan analisa data yang lalu. Dalam bahasa Italia, malaria berarti
malaria di semua jenjang masih terlihat ”udara buruk", karena dahulu malaria banyak
lemah. Hal tersebut terlihat pada kasus yang terdapat di daerah rawa yang mengeluarkan
terjadi di daerah yang jauh dari pusat bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama
pelayanan kesehatan. Dengan demikian, lain, yaitu demam roma, demam rawa, demam
tindakan yang dilakukan sering tidak tropik, demam pantai, demam charges,
memberikan hasil yang optimal.3 demam kura dan paludisme. Dalam sejarah
Penyakit malaria, secara epidemiologi kuno (2.700 SM – 340 M) malaria telah
merupakan penyakit menular yang bersifat dikenal di Cina, Yunani, dan Roma.7, 8
lokal spesifik. Sebagian daerah di Propinsi Sejak parasit malaria ditemukan pada
Lampung merupakan daerah endemis malaria manusia oleh Charles Louis Alphonse Laveran,
yang berpotensi mengalami peningkatan 1880 (ahli Bedah Angkatan Perang Perancis),
frekuensi penyakit malaria. Banyak daerah patogenetik dan patologi malaria berkembang
pedesaan terdiri dari rawa, genangan air mengikuti perkembangan teknik histologi,
payau dan tambak-tambak ikan, persawahan histokimia dan mikroskop elektron.
dan perkebunan yang tidak terurus. Selanjutnya peneliti Italia (Giovanni Batista
Sejak tahun 1960-an, telah ditemukan dan Raimondo Filetti, 1890) memperkenalkan
resistensi nyamuk Anopheles terhadap dua nama plasmodium yaitu P. falciparum dan
insektisida DDT dan dieldrin di beberapa P. Vivax.3,7
daerah di Indonesia. Resistensi pada species Malaria diduga berasal dari Afrika,
anopheles ini juga ditemukan di Provinsi dengan ditemukan fosil nyamuk yang telah
Lampung pada tahun 1963.5 berumur 3 juta tahun. Penyebaran malaria
Kondisi yang dihadapi dalam mengikuti migrasi ke wilayah di sepanjang
penanggulangan penyakit malaria semakin pantai Mediteria, Mesopotamia, Jazirah India
kompleks, akibat pengobatan penderita dan Asia Tenggara. Kemungkinan P.vivax dan
malaria yang tidak teratur dan tidak tuntas. P. malariae menyebar dari Asia Tenggara ke
Hal tersebut akan berdampak buruk terhadap Amerika melalui pelayanan lintas pasifik
penderita, antara lain kecenderungan migrasi manusia. Selanjutnya P. falciparum
resistensi obat, seperti Plasmodium tersebar setelah era Columbus, melalui
falciparum terhadap chloroquine terjadi sejak perbudakan oleh para penakluk Spanyol yang
tahun 1973 di Indonesia (Kalimantan Timur) membawa orang Afrika ke Amerika Tengah.9
dan tahun 1990 telah meluas ke seluruh Laporan tentang malaria di Indonesia
provinsi di Indonesia. Dan dilaporkan pula pertama dibuat oleh dokter-dokter militer
telah terjadi resistensi plasmodium terhadap pada abad ke-19. Selanjutnya, kejadian wabah
Sulfadoksin-Pirimethamin di beberapa malaria dilaporkan di Cirebon pada tahun
3
daerah. Resistensi vektor terhadap insektisida 1852–1854. Studi malaria yang lebih lengkap
dan resistensi plasmodium terhadap dilakukan pada permulaan abad ke-20,
antimalaria serta AMI yang tinggi dapat khususnya penyakit malaria pada pekerja
menghambat laju perkembangan perkebunan di Sumatera Utara. Sebelum
pembangunan, terutama sektor sumber daya tahun 1952, Jakarta dan sekitarnya, kota-kota
manusia. di pantai utara jawa dan beberapa daerah
Penyakit malaria dipengaruhi oleh 4 perkebunan serta persawahan di Jawa Barat
faktor utama, yaitu lingkungan, perilaku, merupakan daerah endemis malaria. Pada
pelayanan kesehatan dan keturunan. tahap awal pemberantasan malaria (1919-
Komponen tersebut perlu diamati untuk 1927) dilaksanakan perbaikan sanitasi
memperoleh gambaran yang komprehensif, lingkungan, untuk mengurangi perindukan
sehingga dapat menetapkan metode nyamuk Anopheles serta pengobatan dengan
pengendalian yang tepat. Kejadian malaria kina. Setelah perang dunia II, dilakukan uji
sangat dipengaruhi karakteristik lokal, yaitu coba penyemprotan DDT di rumah-rumah,
ekologi manusia dan nyamuk serta kegiatan dengan hasil yang cukup memuaskan.2
pembangunan dan proses kegiatan ekonomi.6

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 174


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

Definisi Serangan demam yang pertama


Malaria adalah penyakit yang didahului dengan masa inkubasi yang
disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus bervariasi pada kisaran 9-30 hari tergantung
plasmodium, yang hidup dan berkembang biak dari spesies parasit, paling pendek pada P.
dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini falciparum dan paling panjang pada P.
secara alamiah ditularkan melalui gigitan malariae. Masa inkubasi ini dipengaruhi oleh
nyamuk Anopheles betina.8 Orang yang intensitas infeksi dan pengobatan yang
menderita malaria secara khas mengalami pernah didapat sebelumnya serta tingkat
demam tinggi, rasa dingin, dan influensa. imunitas penderita. Selain itu, masa inkubasi
Empat macam parasit malaria yang dapat dipengaruhi juga oleh cara penularan. Cara
menginfeksi manusia adalah : P. falciparum, P. penularan malaria dibedakan dengan cara
vivax, P. ovale, dan P. malariae. Jenis alamiah atau non alamiah.11
plasmodium yang ditemukan di Indonesia Contoh penularan non alamiah adalah
adalah P. falciparum dan P.vivax, sedangkan P. penularan melalui transfusi darah dengan
malariae ditemukan di beberapa provinsi, masa inkubasi yang ditentukan oleh jumlah
antara lain Lampung, Nusa Tenggara Timur, parasit yang masuk bersama darah dan
dan Papua. P. ovale juga pernah ditemukan di tingkat imunitas penerima darah. Secara
Nusa Tenggara Timur dan Papua. Infeksi P. umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi
falciparum, jika tidak segera dirawat, dapat bagi P. falciparum adalah 10 hari setelah
menyebabkan kematian.10, 11 transfusi, P. vivax setelah 16 hari dan P.
Gejala Malaria malariae setelah 40 hari atau lebih.11
Gejala penyakit malaria dipengaruhi Masa inkubasi pada penularan secara
oleh daya tahan tubuh penderita serta jenis alamiah, untuk masing-masing spesies parasit
dan jumlah plasmodium malaria yang adalah P. falciparum (12 hari), P. vivax dan P.
menginfeksi. Biasanya penderita malaria ovale (13-17 hari), serta P. malariae (28-30
menunjukkan satu atau lebih gejala-gejala hari). Beberapa strain P. vivax mempunyai
sebagai berikut : demam, dingin, berkeringat, masa inkubasi yang jauh lebih panjang,
sakit kepala, muntah, badan nyeri, dan rasa mencapai 6 bulan. Strain ini terutama dijumpai
tidak enak badan. Dari daerah yang jarang di Eropa Utara dan Rusia. Nama yang
ditemukan penyakit malaria, gejala-gejala ini diusulkan untuk strain ini adalah P. vivax
sering dikaitkan dengan penyakit influensa, hibemans.11
dingin, atau infeksi/peradangan umum yang Perjalanan Penyakit Malaria
lain, terutama jika tidak mencurigai infeksi Perjalanan penyakit malaria selalu
malaria. Sebaliknya, penduduk yang berasal dihubungkan dengan siklus hidup plasmodium
dari daerah endemis malaria, sering mengenal malaria yang terdiri dari dua fase, meliputi
gejala-gejala malaria tanpa fase aseksual (di dalam tubuh manusia) dan
mengkonfirmasikan diagnosa. Gejala yang fase seksual (di dalam tubuh nyamuk
terlihat secara fsik meliputi suhu tinggi, Anopheles). Fase aseksual diawali dari
berkeringat, badan lemah, dan limpa nyamuk Anopheles yang infektif
membesar.11, 8 mengeluarkan sporozoit, yang selanjutnya
Penderita malaria dengan P. falciparum, masuk ke dalam peredaran darah manusia.
memperlihatkan tambahan gejala berupa Dalam waktu 30 menit, sporozoit masuk ke
penyakit kuning lembut, pembengkakan hati, dalam sel-sel parenkim hati, kemudian
dan frekuensi nafas yang meningkat. membelah diri secara aseksual, dan berubah
Penderita P. falciparum lebih berat dan lebih menjadi sizon di dalam hati. Setelah sizon
akut daripada penderita yang terinfeksi matang bersama sel hati yang terinfeksi,
dengan jenis plasmodium lain. Gejala yang pecah dan mengeluarkan merozoit sebanyak
disebabkan oleh P. malariae dan P. ovale 5.000–30.000, tergantung pada jenis spesies
merupakan gejala yang paling ringan. dan selanjutnya segera masuk ke dalam sel-sel
Gambaran khas penyakit ini adalah demam darah darah. Dalam sel darah merah,
periodik, pembesaran limpa dan anemia. merozoit-merozoit berubah menjadi tropozoit
Diagnosa malaria ditentukan oleh keberadaan muda kemudian menjadi tropozoit dewasa.
plasmodium pada slide darah yang diperiksa Selanjutnya membelah diri menjadi merozoit-
di bawah mikroskop.8, 11 merozoit di dalam sel darah merah, sehingga

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 175


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

sel darah merah terinfeksi. Sizon-sizon dalam lahir berupa demam, iritabilitas (mudah
sel darah merah yang pecah secara berulang, terangsang sehingga sering menangis/rewel),
berhubungan dengan munculnya gejala-gejala pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak
malaria, ditandai dengan demam dan mau makan/minum, serta kuning pada kulit
menggigil secara periodik. Setelah proses dan selaput lendir.8
siklus sizogoni dalam darah berulang, Malaria transfusi adalah infeksi malaria
beberapa merozoit tidak lagi menjadi sizon, yang ditularkan melalui transfusi darah dari
tetapi berubah menjadi gametosit dalam sel donor yang terinfeksi malaria, pemakaian
darah merah.9 jarum suntik bersama-sama pada pecandu
Fase seksual dimulai dari gametosit narkoba/melalui transplantasi organ. Parasit
yang matang dihisap oleh nyamuk Anopheles, malaria dapat hidup selama 7 hari dalam
di dalam lambung nyamuk terjadi proses darah donor. Biasanya, masa inkubasi malaria
ekflagelasi gametosit jantan. Selanjutnya transfusi lebih singkat dibandingkan infeksi
pembuahan terjadi di dalam tubuh nyamuk malaria secara alamiah.8
ketika gametosit jantan dan betina bertemu Klasifikasi malaria berdasarkan
dan menghasilkan zigot, kemudian berubah serangan demam, dapat dibedakan dalam
menjadi ookinet, dan bergerak aktif tiga stadium klasik malaria, yaitu stadium
menembus mukosa lambung. Ookinet dingin (cold stage), stadium ini diawali
berubah menjadi kista ookista, kemudian dengan demam menggigil, perasaan yang
menghasilkan puluhan ribu sporozoit dalam sangat dingin, dan gigi gemeretak, biasanya
waktu beberapa jam saja sporozoit akan penderita menutupi tubuhnya dengan pakaian
menumpuk ke dalam kelenjar ludah nyamuk. atau selimut yang tebal. Nadi cepat tetapi
Sporozoit ini bersifat infektif bagi manusia.9 lemah, bibir dan jari pucat/kebiru-biruan,
Klasifikasi kulit kering dan pucat. Penderita sering
Penyakit malaria dapat diklasifikasikan muntah dan pada anak-anak sering terjadi
berdasarkan jenis plasmodium, cara kejang. Stadium ini berlangsung antara
penularan, dan serangan demam. Jenis 15menit-1jam bersamaan dengan
plasmodium meliputi penyakit malaria tropika meningkatnya suhu tubuh. Stadium demam
yang disebabkan oleh P. falciparum, malaria (hot stage), setelah merasa kedinginan,
tertiana yang disebabkan oleh P. vivax, pada stadium ini penderita merasa
malaria quartana yang disebabkan oleh P. kepanasan, muka merah, kulit kering dan
malariae dan malaria ovale yang disebabkan terasa sangat panas, seperti terbakar, sakit
oleh P. ovale. Seorang penderita dapat kepala dan enek serta sering kali terjadi
dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium, muntah, denyut nadi menjadi kuat lagi.
yang sering disebut sebagai infeksi campuran. Biasanya penderita merasa sangat haus dan
Biasanya, penderita paling banyak dihinggapi suhu tubuh dapat meningkat sampai dengan
2 (dua) jenis plasmodium.8 410C atau lebih, stadium ini berlangsung
Penyakit malaria juga dapat dibedakan antara 2-4 jam. Stadium berkeringat
berdasarkan cara penularannya, yaitu alamiah (sweating stage), pada stadium ini
dan non alamiah. Penularan alamiah adalah penderita berkeringat banyak sekali. Suhu
penularan melalui gigitan nyamuk anopheles menurun dengan cepat, kadang-kadang
yang mengandung parasit malaria sampai di bawah suhu normal. Penderita
(plasmodium). Sedangkan penularan non biasanya dapat tidur nyenyak dan pada saat
alamiah penyakit malaria dari satu orang ke bangun dari tidur, pendeita merasa lemah
orang lainnya melalui kongenital (malaria tetapi tidak ada gejala lain. Stadium ini
bawaan) dan transfusi darah (malaria berlangsung antara 2-4 jam.10
mekanik). Malaria kongenital adalah malaria Ketiga serangan demam tersebut
pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya ditemukan pada penderita yang berasal dari
menderita malaria. Penularan terjadi karena daerah non endemis, yang mendapatkan
kelainan pada sawar plasenta (selaput yang penularan dari daerah endemis atau yang
melindungi plasenta) sehingga tidak ada pertama kali menderita penyakit malaria.
penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya.
Selain melalui plasenta, penularan juga dapat
melalui tali pusat. Gejala pada bayi yang baru

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 176


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

Epidemiologi Malaria Determinan Penyakit Malaria


Distribusi Menurut Hendrick. L. Blum, ada 4 faktor
Penyebaran malaria terjadi di wilayah yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
yang terbentang luas dari belahan bumi utara Interaksi berbagai faktor tersebut akan
sampai selatan, antara 640 lintang utara mempengaruhi status kesehatan seseorang
sampai 320 lintang selatan. Penyebaran maupun komunitas tertentu. Misalnya
malaria dapat terjadi di wilayah dengan perilaku manusia yang baik dapat
ketinggian yang sangat bervariasi, dari 400 memberikan pengaruh yang positif terhadap
meter di bawah permukaan laut dan 2.600 di perubahan lingkungan fisik. Selain itu dengan
atas permukaan laut. P. vivax mempunyai adanya pelayanan kesehatan dari petugas
wilayah penyebaran yang paling luas, dari kesehatan dapat memberikan perubahan
wilayah beriklim dingin, subtropis, sampai perilaku seseorang/masyarakat untuk datang
wilayah beriklim tropis. P. falciparum jarang berobat ke puskesmas.
ditemukan di daerah yang beriklim dingin, Lingkungan
tetapi paling sering ditemukan di wilayah Lingkungan adalah lingkungan tempat
beriklim tropis. Wilayah penyebaran P. tinggal manusia dan nyamuk. Faktor
malariae mirip dengan penyebaran P. lingkungan berpengaruh besar terhadap
falciparum, tetapi P. malariae jarang kejadian malaria di suatu daerah, karena bila
ditemukan, dengan distribusi yang sporadis. kondisi lingkungan sesuai dengan tempat
Spesies plasmodium yang paling sering perindukan, maka nyamuk akan
ditemukan di Indonesia secara umum adalah berkembangbiak dengan cepat.14
P. falciparum dan P. Vivax.12, 10 Tingkat penularan malaria dipengaruhi
Penyakit Malaria sangat dipengaruhi beberapa faktor biologi dan iklim, yang
oleh faktor iklim seperti temperatur, menyebabkan fluktuasi pada lama dan
kelembaban, dan curah hujan. Malaria intensitas penularan malaria pada tahun yang
tersebar di daerah-daerah subtropis dan sama atau di antara tahun yang berbeda.
tropis, karena di daerah tersebut sangat cocok Nyamuk Anopheles yang berperan sebagai
untuk hidup dan berkembang biak nyamuk vektor malaria harus mempunyai kebiasaan
Anopheles serta plasmodium dalam menggigit manusia dan hidup yang cukup
melengkapi siklus hidupnya di dalam tubuh lama. Keadaan ini diperlukan oleh parasit
nyamuk. Temperatur adalah unsur yang malaria untuk menyelesaikan siklus hidupnya
penting, karena temperatur di bawah 20°C sampai menghasilkan bentuk yang infektif
(68°F), P. falciparum tidak bisa melengkapi (menular), dan kemudian mengigit manusia
siklus hidupnya di dalam tubuh nyamuk kembali. Suhu lingkungan sangat berpengaruh
anopheles, dan sehingga nyamuk anopheles terhadap kecepatan perkembangbiakan
tidak dapat menularkan penyakit malaria.11 plasmodium dalam tubuh nyamuk. Hal ini
Daerah endemis malaria tidak temukan di menjadi bukti, penyebab intensitas penularan
negara yang mempunyai iklim dingin dan malaria paling tinggi menjelang musim
subtropis. Transmisi malaria yang tinggi penghujan berkaitan dengan peningkatan
ditemukan di daerah pinggiran hutan Amerika populasi nyamuk.9
Selatan (Brasil), Asia Tenggara (Thailand dan Faktor lingkungan yang mempengaruhi
Indonesia) dan di seluruh sub sahara Afrika.13 morbiditas malaria, dapat dikelompokkan ke
Nyamuk Anopheles yang hidup di dalam 2 jenis yaitu lingkungan fisik dan
dunia sekitar 400 species, tetapi yang dapat lingkungan biologik.
menjadi vektor penyakit malaria hanya 60 Lingkungan Fisik
spesies. Di Indonesia ditemukan sekitar 80 Lingkungan fisik meliputi keberadaan
spesies nyamuk Anopheles, tetapi hanya 24 tempat perindukan nyamuk Anopheles. Pada
spesies yang berperan sebagai vektor malaria. umumnya tempat perindukan nyamuk berupa
Di pulau Jawa - Bali, Anopheles sundaicus dan genangan air (seperti lagun, aliran sungai,
Anopheles aconitus merupakan vektor malaria rawa, empang, dan tambak). Di tempat ini
yang utama dan Anopheles subpictus dan sering ditemukan jentik vektor atau tersangka
Anopheles maculates sebagai vektor malaria vektor, sehingga pada periode tertentu
sekunder.2 menunjukan kepadatan yang tinggi.
Keberadaan perindukan nyamuk ini akan

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 177


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

berpengaruh terhadap kejadian malaria bila rawa-rawa berisiko terkena penyakit malaria
jarak dengan pemukiman penduduk sangat sebesar 4,503 kali.6
dekat. Jarak ini dikaitkan dengan jarak terbang Demikian pula penelitian di salah satu
nyamuk Anopheles maksimal 2 km. kecamatan di Kota Bandar Lampung,
Lingkungan fisik memegang peranan sebagai keberadaan tempat perindukan di sekitar
tempat hidup nyamuk vektor berupa tempat rumah dengan kejadian malaria dengan nilai
perindukan alami (rawa, lagun, genangan air p-value=0,000 & OR=3,77 (95% CI: 1,98-7,21),
di hutan dan lain-lain) dan buatan manusia artinya orang berisiko menderita malaria
(sawah, kolam ikan, tambak ikan/udang, parit sebesar 3,77 kali bila jarak rumah dengan
pengairan, genangan air hujan).2,12 tempat perindukan nyamuk <2 km. Demikian
Berdasarkan lama air menggenang, pula semakin banyak tempat perindukan
tempat perindukan nyamuk dapat dibagi nyamuk di sekitar rumah yang berjarak <2 km,
menjadi tempat perindukan yang permanen maka semakin meningkat pula risiko orang
(rawa, sawah, mata air, dan kolam) dan untuk tertular penyakit malaria.16
tempat perindukan yang temporer (muara Lingkungan Biologik
sungai yang tertutup pasir di pantai, lagun, Lingkungan biologi merupakan
genangan air payau, cekungan air di dasar lingkungan flora dan fauna, seperti tumbuhan
sungai sewaktu kemarau, dan sawah tadah bakau, lumut dan ganggang dapat
hujan).10 mempengaruhi kehidupan larva nyamuk.
Perubahan lahan terhadap penyakit Adanya tumbuh-tumbuhan dapat melindungi
malaria di Thailand Utara berdampak penting larva dari sinar matahari maupun serangan
pada kesehatan manusia dan dari mahluk hidup lain. Populasi nyamuk di
perkembangbiakanan nyamuk. Perubahan suatu daerah ditentukan juga oleh adanya
lahan dapat mempengaruhi tempat berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan
15
perindukan dan distribusi vektor. kepala timah, ikan gabus, ikan nila dan ikan
Berkaitan dengan faktor lingkungan mujair. Adanya ternak besar seperti sapi dan
fisik, penduduk yang bertempat tinggal di kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan
sekitar tempat perindukan nyamuk berisiko nyamuk pada manusia, apabila kandang
2,31 kali untuk terserang malaria daripada hewan tersebut terletak dekat dengan rumah
penduduk yang tempat tinggal di sekitarnya tinggal.17
tidak ada tempat perindukan nyamuk, dengan Dalam hidupnya, nyamuk Anopheles
p-value=0,000; OR=2,32; CI-95% : 1,401-3,23. mengalami siklus hidup. Host penular malaria
Orang yang tinggal di sekitarnya terdapat hanya nyamuk Anopheles betina. Nyamuk
lubang galian pasir berisiko 3,18 kali untuk Anopheles betina menghisap darah manusia
terserang malaria dibandingkan orang yang di untuk pertumbuhan telurnya. Nyamuk
sekitar tempat tinggalnya tidak ada lubang Anopheles mengalami metamorfosa
galian pasir, dengan nilai p-value=0,000 dan sempurna mulai dari telur, jentik,
OR=3,18 dengan CI-95% : 1,798-5,637. Dari kepompong/pupa hingga nyamuk dewasa.
hasil uji multivariat diperoleh nilai p-value Jentik dan pupa hidup di air sedangkan
=0,000 dan OR meningkat menjadi 5,260 nyamuk dewasa hidup di darat/udara.
dengan CI (2,663-10,389) artinya setelah Nyamuk dewasa akan meletakkan telurnya di
dikontrol dengan variabel-variabel lain lubang permukaan air, ±100-300 butir sekali bertelur.
tempat galian pasir berisiko terkena penyakit Setelah 1-2 hari telur menetas menjadi jentik,
malaria sebesar 5,260 kali. Kemudian kemudian jentik menjadi kepompong. Waktu
penelitian ini juga menjelaskan bahwa orang yang diperlukan untuk menjadi kepompong
yang berada di sekitar tempat tinggalnya adalah sekitar 8-10 hari. Kepompong
terdapat rawa-rawa/belukar berisiko 3,242 merupakan stadium istirahat dan tidak
kali untuk terserang malaria daripada orang makan, dan pada stadium ini terjadi proses
yang di sekitar tempat tinggalnya tidak pembentukan alat-alat tubuh nyamuk. Tahap
terdapat rawa-rawa/belukar (p value = 0,001 ini memerlukan waktu 1-2 hari.17
dan OR 3,242). Dari hasil uji multivariat Nyamuk yang baru keluar setelah
diperoleh nilai p value = 0.000 dan OR = 4,503 bersentuhan dengan udara, akan terbang
artinya setelah dikontrol dengan variabel lain untuk mencari makan berupa cairan
tumbuhan di sekitarnya dan nyamuk betina

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 178


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

akan menghisap darah untuk kebutuhan terjadi siklus aseksual plasmodium dan
pertumbuhan telur. Umur nyamuk jantan nyamuk sebagai host definitive, karena di
cenderung lebih pendek yaitu kira-kira 1 (satu) dalam tubuh nyamuk terjadi siklus seksual
minggu, sedangkan nyamuk betina lebih plasmodium. Pada prinsipnya setiap orang
panjang yaitu sekitar 1-2 bulan. Nyamuk dapat terinfeksi plasmodium, karena tubuh
betina mengalami masa kawin satu kali manusia merupakan tempat berkembangbiak
seumur hidup dan biasanya terjadi 24-48 jam plasmodium. Ada beberapa faktor intrinsik
setelah keluar dari telurnya.17 yang dapat mempengaruhi kerentanan
Berkaitan dengan lingkungan biologi, manusia terhadap plasmodium. Faktor-faktor
nyamuk Anopheles juga perlu diketahui tersebut meliputi usia, jenis kelamin, ras,
tentang sifat menghisap darah untuk sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat
berkembang biak. Perilaku nyamuk Anopheles penyakit sebelumnya, perilaku, keturunan,
sangat menentukan untuk proses penularan status gizi dan tingkat imunitas.10
malaria. Ringkasnya, beberapa perilaku Perilaku manusia yang berhubungan
nyamuk yang penting berdasarkan tempat dengan penyakit malaria dapat dijelaskan
hinggap atau istirahat terdapat 2 tipe, yaitu berdasarkan cara hidup. Cara hidup manusia
Eksofilik (nyamuk lebih suka hinggap dan berpengaruh terhadap penularan penyakit
istirahat di luar rumah) dan Endofilik (nyamuk malaria, sebagai contoh bahwa kebiasaan
lebih suka hinggap dan istirahat di dalam tidak memakai anti nyamuk waktu tidur dan
rumah). Berdasarkan tempat mengigit senang begadang, akan lebih cepat terinfeksi
terdapat 2 tipe, yaitu Eksofagik (nyamuk lebih malaria. Seperti yang telah dilakukan di
suka menggigit di luar rumah) dan Endofagik Kabupaten Donggala tentang faktor perilaku
(nyamuk lebih suka menggigit di dalam penggunaan anti nyamuk yang berhubungan
rumah). Berdasarkan objek yang digigit, dengan kejadian malaria yaitu orang yang
terdapat 2 tipe, yaitu antropofilik (nyamuk tidak memakai anti nyamuk berisiko 2,166 kali
lebih suka menggigit manusia) dan zoofilik daripada orang yang memakai anti nyamuk (p-
(nyamuk lebih suka menggigit hewan).10 value<0,05) dan tindakan keluarga untuk
Penelitian di Kabupaten Belitung, melindungi anggota dari gigitan nyamuk
bahwa kebiasaan tidak memelihara ternak dengan hasil OR = 2,316.20
besar berisiko terkena malaria 2,12 kali Penelitian tentang penggunaan
daripada orang yang memelihara ternak besar kelambu berinsektisida untuk mencegah
dengan p-value = 0,002; OR = 2,12; CI-95% : kejadian malaria pada ibu hamil, dipengaruhi
1,305-3,455. Kebiasaan keluarga beternak oleh faktor mahalnya harga kelambu
hewan besar, seperti sapi dan kerbau, akan berinsektisida dan persepsi masyarakat
melindungi keluarganya dari gigitan nyamuk.18 bahwa, insektisida berbahaya bagi ibu hamil.
Disamping itu, rumah yang mempunyai Faktor lain yang dapat menurunkan cakupan
halaman luas dan kebun yang tidak terawat di pemakaian kelambu pada ibu hamil, adalah
sekitarnya adalah kondisi sangat cocok untuk perilaku suami yang tidak berminat memakai
tempat tinggal atau istirahat nyamuk. Nyamuk kelambu.21
umumnya beristirahat di bawah batang Beberapa penelitian yang membuktikan
pisang, di bawah rumput-rumputan yang bahwa, pemakaian kelambu secara teratur
lembab dan teduh.10 pada waktu tidur malam hari dapat
Sejalan dengan hasil penelitian tersebut mengurangi kejadian malaria. Penelitian yang
di atas, Friaraiyatini menegaskan bahwa telah dilakukan di Afrika bahwa, penggunaan
vegetasi di sekitar rumah penduduk kelambu berinsektisida merupakan salah satu
berhubungan erat terhadap kejadian malaria cara terbaik untuk melindungi anak anak dari
(p-value<0,01). Adanya vegetasi di sekitar penyakit malaria. Karena distribusi kelambu
rumah merupakan tempat yang paling baik yang lambat menyebabkan hampir 90 juta
sebagai tempat beristirahat bagi nyamuk pada anak umur di bawah 5 tahun belum
siang hari.19 menggunakan kelambu. Diperkirakan dengan
peningkatkan distribusi kelambu tahun 2000–
Faktor Perilaku 2007 dari 1,8%-18,5%, tetapi masih terdapat
Status manusia sebagai host 89,6 juta anak yang belum terlindungi dari
intermediate, karena dalam tubuh manusia risiko terserang P. falciparum.1

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 179


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

Selanjutnya pengamatan malaria di repellent). Penduduk yang mempunyai


Tanzania bahwa, produksi kelambu kebiasaan menghindari kontak dengan gigitan
berinsektisida dapat mencegah malaria dan nyamuk tentu relatif lebih kecil berisiko
dapat mengurangi angka kematian anak menderita malaria.
sebanyak 40%, selanjutnya lebih dari 20% Hasil penelitian di Kabupaten Belitung
rumah tangga di Tanzania sekarang ini telah menunjukkan bahwa, orang yang mempunyai
menggunakan kelambu berinsektisida.22 kebiasaan tidak memakai obat anti nyamuk
Evaluasi pelaksanaan program berisiko terkena malaria sebesar 2,91 kali
kelambunisasi di Kenya dilaporkan bahwa dibanding dengan orang yang mempunyai
kelambu berinsektisida mengurangi berat kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk.18
lahir rendah dan prematur. Studi ini Hasil penelitian di Kabupaten Donggala,
menunjukkan bahwa wanita-wanita hamil menunjukkan bahwa mereka yang tidak
yang dilindungi dengan kelambu menggunakan anti nyamuk berisiko terkena
berinsektisida di tempat tidur setiap malam, malaria 2,17 kali dibanding dengan orang yang
kira-kira 25% lebih sedikit bayi yang dilahirkan menggunakan anti nyamuk.20
secara prematur dibanding wanita-wanita Hasil penelitian di Kabupaten Belitung
yang tidak dilindungi kelambu bahwa, orang yang mempunyai kebiasaan
berinsektisida.23 tidak menggunakan kawat kasa nyamuk
Demikian juga yang telah dilakukan di berisiko terkena malaria sebesar 4,15 kali
Kabupaten Belitung, bahwa orang yang daripada orang yang mempunyai kebiasaan
mempunyai kebiasaan tidur tidak memakai menggunakan kasa nyamuk.18 dan penelitian
kelambu akan terserang malaria 1,93 kali lebih di salah satu Kecamatan Kota Bandar Lampung
besar dibandingkan dengan orang yang bahwa, ada hubungan yang bermakna antara
mempunyai kebiasaan tidur memakai kelambu pemasangan kassa pada ventilasi di rumah
(p-value = 0,017 & OR = 1,93, CI-95% 1,117- dengan kejadian malaria (p-value = 0,000 dan
3,332). Hal senada pula dilakukan penelitian di OR = 5,689; CI-95%: 2,702-11,979). Hal itu
salah satu Kecamatan Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa orang tidak memasang
bahwa, ada hubungan yang bermakna antara kassa pada ventilasi berisiko menderita sakit
kelompok orang menggunakan kelambu malaria sebesar 5,689 kali dibandingkan dengan
sewaktu tidur dengan kejadian malaria orang yang memasang kassa.16 Penelitian di
dengan nilai p-value = 0,000.16,18 Selanjutnya Kabupaten Donggala memperlihatkan bahwa,
penelitian di Kabupaten Donggala bahwa, orang yang tinggal di rumah yang tidak
orang yang selama tidur tidak menggunakan terlindung dari nyamuk berisiko terkena malaria
kelambu poles berisiko terkena malaria 2,91 2,32 kali dibandingkan dengan yang tinggal di
kali dibandingkan dengan yang menggunakan rumah yang terlindung.20 Penelitian tentang
kelambu poles.20 kebiasaan keluar malam terhadap kejadian
Satu tinjauan literatur yang telah malaria telah dilakukan di Kota Bandar
dilakukan untuk mengevaluasi malaria yang Lampung, bahwa ada hubungan yang
berhubungan dengan lingkungan di 6 (enam) bermakna antara aktifitas di luar rumah pada
daerah di Indonesia, bahwa lingkungan fisik malam hari dengan kejadian malaria dengan
yang penting terhadap malaria adalah curah nilai p-velue = 0,001; OR = 2,562 dan CI-95 % :
hujan, tempat perindukan, tempat istirahat 1,428-4,598. Hal itu memperlihatkan bahwa,
nyamuk, jarak dari tempat tinggal manusia dan orang yang beraktifitas di luar rumah pada
ketinggian dari permukaan air laut. Meskipun malam hari akan menderita sakit malaria
secara statistik kurang bermakna, kondisi sebesar 2,562 kali dibandingkan dengan orang
perumahan penting untuk diamati. Sedangkan yang tidak beraktifitas di luar rumah pada
faktor sosial-ekonomi yang berdampak penting malam hari.16
terhadap penyakit malaria adalah pendapatan, Status sosial-ekonomi masyarakat
pendidikan, penggunaan kelambu dan aktivitas berhubungan erat dengan status gizi keluarga.
keluar malam.27 Orang yang bertempat tinggal di daerah
Kebiasaan menghindari gigitan nyamuk endemis malaria dengan status gizi keluarga
selain menggunakan kelambu waktu tidur, juga yang tidak baik akan mempengaruhi jumlah
dengan memasang kawat kasa serta memakai penduduk yang terinfeksi malaria.
obat anti nyamuk (mosquito coil atau Penggunaan kelambu dan konstruksi dinding

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 180


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

juga sangat dipengaruhi oleh status berinsektisida. Pemberantasan jentik


sosial ekonomi keluarga, sehingga mereka dilakukan dengan cara membunuh jentik
yang tidak menggunakan kelambu dan nyamuk melalui kegiatan larvaciding dan
kontruksi dinding rumahnya yang buruk menghilangkan atau mengurangi tempat
menjadi kondisi yang cocok untuk istirahat perindukan nyamuk.
nyamuk, sehingga status sosial ekonomi Penemuan dan Pengobatan Penderita
keluarga berhubungan signifikan dengan Malaria
24
penyakit malaria. Penemuan penderita malaria dilakukan
Imunitas masyarakat yang tinggal di secara aktif maupun pasif pada semua orang
daerah endemis malaria mempunyai imunitas yang berkunjung ke unit pelayanan
alami yang didapat dari infeksi nyamuk laboratorium pada puskesmas atau
Anopheles. Imunitas sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan lain. Diagnosis
lama tinggal seseorang di daerah endemis penderita malaria dilakukan dengan cara
malaria. Setiap orang dapat terserang pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan
penyakit malaria. Perbedaan prevalensi tipis untuk menentukan keberadaan, spesies,
menurut umur dan jenis kelamin sebenarnya stadium serta kepadatan plasmodium.
berhubungan dengan perbedaan derajat Dewasa ini pemeriksaan malaria dapat
kekebalan, yang disebabkan dari variasi dilakukan dengan menggunakan Rapid
keterpaparan gigitan nyamuk Anopheles. Bayi Diagnostic Test (RDT). Mekanisme kerja tes
di daerah endemis malaria mendapat ini berdasarkan deteksi antigen parasit
perlindungan antibody maternal yang malaria dengan mengunakan metode
diperoleh secara transplasental. Beberapa imunokromatografi, sehingga tes ini sangat
penelitian menunjukkan bahwa perempuan bermanfaat pada unit gawat darurat, daerah
mempunyai respon imun yang lebih kuat terpencil yang tidak tersedia laboratorium
daripda laki-laki, namun kehamilan berisiko bahkan dapat digunakan pada saat terjadi
terserang penyakit malaria. Malaria pada KLB.
wanita yang sedang hamil mempunyai Dalam rangka pengendalian malaria,
dampak yang buruk terhadap kesehatan ibu kebijakan Kementerian Kesehatan RI pada
dan anak.2 pengobatan malaria adalah menggunakan
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Malaria metode pengobatan radikal yang telah
Penyakit malaria disebarkan melalui dikonfirmasi baik diagnosa laboratorium
tiga komponen yang saling terkait, yaitu host, maupun diagnosa dengan RDT, yang bertujuan
agent dan environment. Komponen ini untuk mendapatkan kesembuhan klinis dan
merupakan rantai penularan penyakit parasitologik serta memutuskan mata rantai
malaria, sehingga upaya pencegahan dan penularan.25
pengendalian malaria melalui pemutusan Pengobatan Malaria Falciparum tanpa
mata rantai penularan tersebut menjadi komplikasi
sangat efektif. Garis Pertama : Artesunat, Amodiakuin dan
Pemberantasan Vektor Primakuin tablet. Pemakaian artesunat dan
Upaya pemberantasan vektor amodiakuin bertujuan untuk membunuh
dilakukan dengan cara membunuh nyamuk parasit stadium aseksual, sedangkan
dewasa, melalui kegiatan penyemprotan primakuin bertujuan untuk membunuh
rumah dan pemasangan kelambu gametosit yang berada di dalam darah.
Tabel 4
Pengobatan Lini Pertama pada Malaria falciparum
Jumlah tablet per hari menurut umur dalam tahun
Hari Obat
0 – 2 bl 2 – 11 bl 1 – 4 5–9 10 – 14 ≥ 15
1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiaquine ¼ ½ 1 2 3 4
Primaquine - - ¾ 1½ 2 2-3
2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiaquine ¼ ½ 1 2 3 4
3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiaquine ¼ ½ 1 2 3 4
Sumber : Departemen Kesehatan, 2008

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017| 181


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

Tabel 5
Pengobatan dengan obat lini kedua untuk Malaria Falciparum
Jumlah tablet per hari berdasarkan golongan umur
Hari Nama Obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10–14 > 15
Kina bulan
*) bulan
*) tahun
3x½ tahun
3x1 tahun
3 x 1½ tahun
3x2
1 Doksisiklin - - - - 2 x 1 **) 2 x 1 ***)
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2–3
Kina *) *) 3x½ 3x1 3 x 1½ 3 x (2-3)
2-7
Doksisiklin - - - - 2 x 1 **) 2 x 1 ***)
Sumber : Deprtemen Kesehatan, 2008.

Table 6
Pengobatan dengan obat garis kedua untuk Malaria Falciparum
Jumlah tablet per hari berdasarkan golongan umur
Hari Nama Obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10–14 > 15
Kina bulan
*) bulan
*) tahun
3x½ tahun
3x1 tahun
3 x 1½ tahun
3 x (2-3)
1 Tetrasiklin - - - - 2 x 1 **) 4 x 1****)
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2–3
Kina *) *) 3x½ 3x1 3 x 1½ 3 x (2-3)
2-7
Tetrasiklin - - - - *) 4 x 1****)
Sumber : Deprtemen Kesehatan, 2008 .

Upaya Pencegahan kelambu sering dilakukan oleh masyarakat


Pencegahan terhadap plasmodium sendiri dan dijadikan satu intervensi utama
dengan cara pengobatan kemoprofilaksis yang dalam program pengendalikan malaria.26
ditujukan pada orang yang bepergian ke Upaya Pengelolaan Lingkungan (Source
daerah endemis malaria dalam jangka waktu Reduction)
yang tidak lama, tetapi bila untuk waktu yang Pengelolaan lingkungan mencakup
lama dianjurkan menggunakan personal kegiatan modifikasi dan manipulasi
protection (memakai kelambu, repellent, lingkungan atau interaksinya dengan
kawat kassa dan lain-lain). Untuk menghindari manusia, yang bertujuan untuk mencegah,
terjadinya resistensi obat terhadap P. membatasi perkembangbiakan vektor dan
falciparum, doksisiklin menjadi pilihan untuk mengurangi kontak nyamuk dengan manusia.
kemoprofilaksis, dengan dosis 2 mg/kgbb/hari Modifikasi lingkungan merupakan suatu
selama 4-6 minggu.25 upaya pengelolaan lingkungan yaitu meliputi
Pencegahan terhadap nyamuk perubahan fisik bersifat permanen terhadap
Anopheles dengan cara pencegahan air dan tanaman, yang bertujuan untuk
sederhana yang dapat dilakukan oleh semua mencegah, menghilangkan atau mengurangi
lapisan masyarakat. Menghindari atau habitat vektor tanpa mengganggu kualitas
mengurangi gigitan nyamuk malaria, yaitu lingkungan bagi kehidupan manusia. Kegiatan
antara lain dengan cara tidur di dalam ini dapat berupa pembuatan drainase dan
kelambu, menghindari kegiatan di luar rumah penimbunan genangan tempat perindukan,
pada malam hari, mengolesi badan dengan perubahan salinitas, pengaturan permukaan
anti gigitan nyamuk (repellent atau obat air waduk, pembersihan tanaman,
nyamuk bakar), memasang kasa pada ventilasi peneduhan dan pengeringan rawa.10
dan mendekatkan kandang ternak besar dari Kesimpulan
rumah dengan jarak 200 meter. Dari hasil penelusuran kepustakaan,
Membersihkan tempat sarang nyamuk, yaitu banyak faktor yang berhubungan dengan
membersihkan semak atau pohon rindang di kejadian malaria. Secara teoritis dan
sekitar rumah, melipat kain-kain yang beberapa penelitian bahwa, faktor
bergantungan dan mengusahakan rumah tidak lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
gelap serta mengalirkan/menimbun genangan dan genetik merupakan determinan yang
air di sekitar rumah10. Intervensi pemakaian berhubungan erat dengan risiko penduduk

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017| 182


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

terserang malaria. Sumber penyakit malaria 9. Sutrisna, P. Malaria secara ringkas, Penerbit
berasal dari kondisi lingkungan yang cocok buku kedokteran, Jakarta; 2004.
bagi kehidupan nyamuk Anopheles, sehingga 10.Departemen Kesehatan RI. 2003, Modul
populasi nyamuk meningkat maka risiko epidemiologi malaria, Direktorat Jenderal
terserang malaria semakin besar. Sektor Pemberantasan Penyakit Menular dan
pelayanan kesehatan juga menjadi penting, Penyehatan Lingkungan Pemukiman,
karena mempunyai peran untuk mengatasi Departemen Kesehatan RI, Jakarta; 2003.
masalah dengan segera dalam jangka waktu 11.Centers for Diseases Control and
yang pendek. Kedua hal tersebut sangat Prevention. 2006, Disease, content source :
dipengaruhi oleh tipe perilaku yang ada di Division of parasitic diseases national
masyarakat, sehingga menjadi sangat penting center for zoonotic, vector-borne, and
dalam pengendalian malaria. enteric diseases (ZVED), Page last modified :
September 21, 2006, http://www.cdc.gov
12.Pribadi W. Malaria, Balai Penerbit Fakultas
Daftar Pustaka Kedokteran-Universitas Indonesia, Jakarta;
1. WHO. Malaria in the south-east asia region, 1994
New Delhi; 1997. 13.Chin J. Manual pemberantasan penyakit
2. Harijanto P. Malaria : Epidemiologi, menular, CV. Infomedia, Jakarta; 2006.
patologis, manifestasi klinik & penanganan, 14.Setya, Faulah, et al. Prevalensi malaria pada
Penerbit EGC, Jakarta Harijanto; 2000. anak-anak di beberapa sekolah dasar
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kecamatan Padang Cermin Lampung
surveilans malaria, Ditjen PP dan PL, Dit. Selatan, Majalah Kesehatan Masyarakat
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Indonesia; 1997.
Jakarta; 2006. 15.Sophie O. Impact of land-use change on
4. Imran A. Faktor yang berhubungan dengan dengue and malaria in Northern Thailand,
perilaku masyarakat dalam upaya EcoHealth Journal Consortium
pemberantasan Penyakit Malaria di Kota (www.cdc.gov/)
sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 16.Marsa F. Hubungan tempat perindukan
tahun 2003, [Thesis] Program Pascasarjana nyamuk dengan kejadian malaria di
FKM Universitas Indonesia Program Studi Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Depok; 2003. Lampung Tahun 2002, [Thesis] Program
5. Gandahusada S. Fight againts malaria in Pascasarjana FKM Universitas Indonesia
indonesia, The National Institute Of Health Program Studi Epidemiologi Komunitas,
Research and Develepment, Ministry of Depok
Health Republic of Indonesia; 1990. 17.Departemen Kesehatan RI. Epidemiologi
6. Fardiani. Faktor Lingkungan yang penyakit malaria,, Direktorat Jenderal
berhubungan dengan kejadian malaria di Pemberantasan Penyakit Menular dan
Kecamatan Nongso Kota Batam, [Thesis] Penyehatan Lingkungan Pemukiman,
Program Pascasarjana FKM Universitas Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1999.
Indonesia Program Studi Ilmu Kesehatan 18.Suwandi, S. Faktor-faktor yang
Masyarakat, Depok; 2003 berhubungan dengan kejadian malaria di
7. Centers for Diseases Control and puskesmas membalong, puskesmas
Prevention. The history of malaria, an gantung dan puskesmas manggar,
ancient disease, Departemen of Health and kabupaten belitung, Tahun 2000, [Thesis]
Human Service, Program Pascasarjana FKM Universitas
Content source : Division of Parasitic Indonesia Program Studi Epidemiologi
Diseases National Center for Zoonotic, Komunitas, Depok; 2000.
Vector-Borne, and Enteric Diseases (ZVED), 19.Friaraiyatini. Et al. Pengaruh lingkungan
Page last modified : April 23, 2004. [diakses dan perilaku masyarakat terhadap kejadian
pada tanggal 17 Februari 2017. malaria di Kabupaten Barito Selatan, Jurnal
http://www.cdc.gov. Kesehatan Lingkungan, 2006;2(2).
8. Prabowo A. Malaria mencegah dan
mengatasinya, Puspa Swara, Anggota IKAPI,
Cetakan II; 2007.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 183


Sutarto | Faktor Lingkungan - Perilaku dan Penyakit Malaria

20.Sulistiyo. Hubungan antara penggunaan the African Region, WHO Regional Office for
kelambu poles dengan kejadian malaria di Africa, 2004. AFR/MAL/04/01.
kecamatan kulawi kabupaten Donggala 24.Somi et. al. Use of proxy measures in
Sulawesi Tengah Tahun 2001, [Thesis] estimating socioeconomic inequalities in
Program Pascasarjana FKM Universitas malaria prevalence; 2007. Dari
Indonesia Program Studi Ilmu Kesehatan http://pt.wkhealth.com/pt/re/ppv/abstract.
Masyarakat, Depok; 2001 00060771-200803000-).
21.Mbonye, Antthony K, et. Al. Abstrak : 25.Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan
Preventing malaria in pregnancy: a study of tahun 2007, Pusat Data dan Informasi,
perceptions and policy implications in Jakarta; 2008.
Mukono district, Uganda, Health Policy and 26.Centers for Diseases Control and
Planning. 2006;21(1):17-26. Tersedia dari Prevention. Malaria control in endemic
http://pt.wkhealth.com/pt/re/ppv/abstract. countries, Content source : Division of
22.Centers for Diseases Control and Parasitic Diseases National Center for
Prevention; Fighting malaria in tanzania, Zoonotic, Vector-Borne, and Enteric
content source : division of parasitic Diseases (ZVED), Page last modified :
diseases national center for zoonotic, January 8, 2009, http://www.cdc.gov.
vector-borne, and enteric diseases (zved), 27.Pat Dale, et. Al. Abstrak : malaria in
Page last modified : Juli 26, 2005, indonesia: a summary of recent research
http://www.cdc.gov into its environmental relationships, faculty
23.WHO. A Strategic framework for malaria of environmental sciences, Nathan Campus,
prevention and control during pregnancy in Griffith University, Queensland, Australia;
2005.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017| 184

Anda mungkin juga menyukai