12
Perawatan pasca
bedah setelah
pembedahan mayor
Julia Munn dan Iain Wilson
Analgesia
Nyeri tidak menyenangkan, tidak perlu, mengganggu oksige-
nasi dan menunda pemulihan. Pasien harus bebas nyeri tanpa
depresi terhadap ventilasi.
Suhu
• Pasien kehilangan panas selama pembedahan mayor dan
mungkin tetap dingin selama beberapa jam kecuali jika
diambil tindakan untuk menghangatkan.
• Hipotermia menyebabkan vasokonstriksi dan menggigil
sehingga pasien merasa tidak nyaman. Di samping itu,
kebutuhan oksigen meningkat, dan pasca-beban jantung
(afterload) meningkat. Viabilitas dari cangkok kulit (free
flaps) akan terancam dengan vasokonstriksi yang disebab-
kan oleh hipotermia, nyeri, atau hipovolemia.
• Tindakan untuk mempertahankan suhu tubuh mencakup
suhu lingkungan yang adekuat, selimut udara hangat,
penghangat cairan untuk darah dan untuk cairan lain jika
dibutuhkan infus cepat.
• Pasien tidak boleh meninggalkan ruang pemulihan
o
sebelum suhu tubuh sentral pulih >36 C.
Imbang cairan
• Setelah bedah mayor pada toraks atau abdomen, ada
kehilangan cairan berlanjut ke dalam ronggta pleura atau
peritoneum.
• Kebutuhan cairan dinilai dengan menggunakan sejumlah
faktor sederhana. Tujuannya adalah:
- CVP 5-8 mmHg (8-10 cmH2O)
- Denyut jantung < 100/menit
- Tekanan darah dalam 20% nilai pra bedah
- Selisih suhu tubuh sentral-perifer < 2 oC
- Jumlah urin > 0,5 ml/kg per jam
• Defisit cairan sebaiknya digantikan dengan NaCl 0,9%.
Taksir kecepatan awal penggantian volume, kemudian nilai
ulang dengan pedoman di atas dan sesuaikan kecepatan
infus. Sekali volume sirkulasi telah dipulihkan, teruskan
infus NaCl 0,9% dan dekstrosa 5% dengan rasio 2:1.
Tambahkan kalium menurut kehilangan dan pengukuran
serial K serum.
46
PERAWATAN PASCA BEDAH
Jumlah urin
• Oliguria lazim dijumpai pada fase dini pasca bedah. Ini
disebabkan efek hormonal dari respon stres. Oliguria
persisten sering berkaitan dengan hipovolemia.
• Jika jumlah urin < 0,5 ml/kg per jam selama lebih dari 2-3
jam ini bisa menunjukkan perfusi ginjal yang jelek. Oliguria
pada pasien yang sebelumnya sudah mengidap
kemunduran fungsi ginjal sebaiknya dikelola dengan
agresif untuk mencegah perburukan fungsi ginjal.
• Untuk fungsi ginjal optimum pasien perlu mendapat cairan
adekuat (dengan menggunakan pedoman CVP di atas)
dan memiliki tekanan darah mendekati normal. Ini
biasanya bisa dicapai dengan perhatian ketat ke imbang
cairan. Tetapi mungkin perlu meningkatkan tekanan darah
dengan inotropik atau vasokonstriktor di HDU/ICU.
• Frusemide (furosemide) tidak boleh diberikan sampai
sasaran ini dicapai. Oliguria persisten setelah bedah
vaskular mayor atau urologi perlu penyelidikan lanjut untuk
menyingkirkan penyebab vaskular atau uropati obstruktif.
• AINS dapat mengurangi jumlah urin untuk sementara
selama beberapa jam setelah pemberian. Obat-obat ini
tidak boleh diberikan pada pasien oliguria, hipotensi, atau
hipovolemia.
Penyelidikan rutin
• Hitung darah lengkap, kreatinin, dan elektrolit: cek pasca
operasi apakah ada pergeseran cairan dalam jumlah besar
di kamar operasi kemudian setiap hari sampai stabil.
• Uji saring pembekuan: pasca bedah dini jika pasien
mendapat transfusi.
• EKG:
- semua pasien setelah bedah vaskular mayor
- semua pasien yang perjalanan intraoperatifnya
telah dikomplikasi oleh hipotensi atau hipoksia
• X-foto toraks:
- untuk mencek posisi CVP dan pipa lain
(endotrakea, drainase toraks, nasogastrik) yang
dipasang di kamar operasi.
- Setelah prosedur toraks
48
PERAWATAN PASCA BEDAH
Pemberian makan
Sudah lama menjadi tradisi bawha pasien tetap puasa setelah
pembedahan abdomen, tetapi makin banyak bukti bahwa
nutrisi enteral dini tidak meningkatkan komplikasi dan bisa
memberikan manfaat untuk mempercepat pemulihan. Lihat
Bab 18.
Tromboprofilaksis
Mulai sebelum pembedahan dan teruskan pada pasca bedah
kecuali jika ada kontraindikasi spesifik. Lihat Bab 13.
Antibiotik profilaktik
Lihat Bab 17.
49