Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN NEUROSENSORI

DISUSUN OLEH :

1. AYU AZZAHRA 1814401132

2. TRI YANA APRIYANTI 1814401133

3. DENI KURNIATI 1814401134

4. MELA PRAMESTI 1814401135

5. FADHIA HERYA UTAMI 1814401136

6. FATHUL MUIN AMIR 1814401138

TINGKAT 1 REGULER 3

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN

i
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN NEUROSENSORI ini dengan baik sebagaimana
mestinya.
Makalah ini penulis selesaikan dalam rangka menyusun tugas pembuatan
makalah berdasarkan hasil pengumpulan data dari referensi buku dan observasi
yang dilakukan .
Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, Oleh karena itu
penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Adanya keterbatasan
kemampuan penulis juga semakin menegaskan bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Penulis sangat berharap agar pembaca yang telah membaca makalah ini
dapat memberikan kritik yang membangun, sehingga penulis dapat meningkatkan
hasil penulisan,
Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya
dalam memberikan berbagai informasi tentang Pengantar farmakologi dan peran
perawat. Semoga isi makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Bandar Lampung,11 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.
1.1  Latar Belakang..................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Saraf........................................................ 2
2.2 Fungsi Sistem Saraf.............................................................. 2
2.3 Struktur Sel Saraf................................................................. 3
2.4 Jenis Sel Saraf...................................................................... 6
2.5 Neurotransmitter................................................................... 6
2.6 Synaps.................................................................................. 6
2.7 Impuls Saraf......................................................................... 7
2.8 Pembagian Sistem Saraf....................................................... 8
2.9 Saraf Pusat Manusia............................................................. 8
2.10 Saraf Tepi Manusia.............................................................. 13
2.11 Kelainan pada Sistem Saraf.................................................. 15

BAB III TINJAUAN KASUS


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. R dengan
Gangguan menelan........................................................................ 17

BAB III PENUTUP
3.1   Simpulan .............................................................................. 28

iii
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ.
Suatusistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh.
Dalammelaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau
kerjasamaantara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan
sistem-sistemorgan yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis
(serasi), makadiperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur.
Sistem pengendali itu disebutsebagai sitem koordinasi.Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistemendokrin. Pengaruh
sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusiadikendalikan dan
diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengaturkegiatan alat-alat
tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsangdan
mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf,
danselanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut.
Impulssaraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus Irianto. 2004)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Saraf?
2. Apa saja Fungsi Sistem Saraf?
3. Bagaimana Struktur Sel Saraf?
4. Apa saja Jenis Sel Saraf?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Sistem Saraf
2. Untuk mengetahui Fungsi Sistem Saraf
3. Untuk mengetahui Struktur Sel Saraf

1
4. Untuk mengetahui Jenis Sel Saraf
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkandan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system
tubuh lainnya,karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai systemtubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasidan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami,
belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja
integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong)
serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dante
rintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.

2.2 Fungsi Sistem Saraf


Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem
sarafmempunyai 3 fungsi utama yaitu :
:1Sebagai Alat KomunikasiSebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia
luar, hal ini dilakukan olehalat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit
dan lidah. Denganadanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui
adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2 Sebagai Alat PengendaliSebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh,
sehingga dapat bekerjaserasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh
saraf, semua organtubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang
akurat.

2
3.Sebagai Pusat Pengendali TanggapanSaraf merupakan pusat pengendali atau
reaksi tubuh terhadap perubahan ataureaksi tubuh terhadap perubahan keadaan
sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat
tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.

2.3 Struktur Sel Saraf


Sel saraf terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung

2.3.1 Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.a) Badan sel atau perikarionSuatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron.Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
•nukleus tunggal, nucleolus yang menonjol dan organel lain sepertikompleks golgi
dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentrioldan tidak dapat
bereplikasi.
•Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.
•Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melaluimikro
skop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak. b) DendritPerpanjangan
sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsiuntuk menghantar
impuls ke sel tubuh.c) AksonSuatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih
panjang dari dendrite. Bagianini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron
lain, ke sel lain (sel otot ataukelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal
akson.

2.3.2 Klasifikasi Neuron

Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya,neuron diklasifikasi


menjadi :
•Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor padaorgan
indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf Pusat).

3
•Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) keefektor /
otot
•Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) Neuron
ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikaninformasi ke
interneuron lain.Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :
• Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satucabang
sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer
yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan neuron-
neuronsensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis).
•Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis
ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata dan
dalam telingadalam.
•Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis neuronini
merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf sentral (sel sarafmotoris
pada cornu anterior dan lateralis medulla spinalis, sel-sel ganglionotonom).
 
2.3.3 Sel Pendukung ( sel Neuroglia dan sel Schwann )

•Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel yang secara


keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pusat pada otak
dan medulla spinalis.
•Sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluarsistem
saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron
dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang
berhasildiindentifikasi yaitu:
A) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah
prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedi
kel
atau “kaki vascular”.Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang
halus. Bagian ini juga membentuk dinding perintang antara alirankapiler darah
dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran zat diantarakeduanya. Dengan

4
kata lain, membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai
untuk konduksi impuls dan transmisi sinaptik. 
B) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prose
susnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang bertanggung jawa
b menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel inimempunyai lapisan
dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atausepanjang sel saraf sehingga
terbentuk selubung myelin.
C) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan
dipercayamemiliki peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf
pusatdan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi
D) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga
serebraldan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi
systemventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari
Plexus Coroideus ventrikel otak.

2.3.4 Selaput Myelin

Merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang


menyelimutiakson. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan
terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus ranvier.
Myelin ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di
sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan dengan
cara “meloncat” dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung myelin. Cara
transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.Tanpa selubung mielin, impuls
akan bergerak seperti gelombang. Namun, impulsakan bergerak melompat ketika
melewati selubung mielin dengan kecepatan 120meter/detik. Selubung mielin
meningkatkan hambatan listrik. Dengan demikian,mielinasi membantu mencegah
impuls yang merupakan gelombang elektromagnetikkeluar meninggalkan akson.

Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di serabut saraf
dapatterlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin
disana.Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang

5
mengelilingiserabut saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut
mulai kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya
menjadi tidak mampu sama sekali.

2.4 Jenis Sel Saraf


A. Unipolar Neuron
B. Biopolar Neuron
C. Interneuron
D. Pyramidal CellE. Motor Neuron

2.5 Neurotransmitter
Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan
dalamgelembung sinaptik pada ujung akson, Zat kimia ini dilepaskan dari ujung
aksonterminal dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.
Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuronmelepas
kan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitassel
neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat menyalurkan
impuls.Diketahui terdapat 30 macam neurotransmitter, diantaranya adalah
Norephinephrin,Acetylcholin, Dopamin, Serotonin, Asam Gama-Aminobutirat
(GABA) dan Glisin.

2.6 Synaps
Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuronlain
atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat
dimanasuatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor.
Ruangantara satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik
(Synapticcleft). Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut
neuron prasinaptik dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron 
postsinaptik.

6
Sinaps sangat rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :
1.AlkalosisDiatas PH normal 7,4 meningkatkan eksitabilitas neuronal. Pada PH
7,8 konvulsidapat terjadi karena neuron sangat mudah tereksitasi sehingga
memicu outputsecara spontan.
2.AsidosisDibawah PH normal 7,4 mengakibatkan penurunan yang sangat besar
padaoutput neuronal. Penurunan 7,0 akan mengakibatkan koma.
3.AnoksiaAtau biasa yang disebut deprivasi oksigen, mengakibatkan
penurunaneksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa detik.
4.Obat-obatanDapat meningkatkan atau menurunkan eksitabilitas neuronal.
oKafein menurunkan ambang untuk mentransmisi dan mempermudahaliran
impuls.
oAnestetik local (missal novokalin dan prokain) yang membekukan suatuarea
dapat meningkatkan ambang membrane untuk eksitasi ujung saraf.
oAnastetik umum menurunkan aktivasi neuronal di seluruh tubuh.

2.7 Impuls Saraf


Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akanmenyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebutadalah sebagai
berikut.

2.7.1 Gerak Sadar


Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja
ataudisadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan
yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

2.7.2 Gerak Refleks


Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impulsyang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dantidak
melewati otak..Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
•Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

7
•Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masukke
mata.
•Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
•Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
•Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.

2.7.3 Perambatan Impuls Saraf


1.Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf
dengankecepatan dan amplitude yang tetap
2.Arus listrik local menyebar ke area membran yang berdekatan. Hal
inimenyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan
gelombangdepolarisasi menjalar di sepanjang saraf.
3.Dengan cara ini, sinyal atau impuls saraf, ditransmisi dari satu sisi ke
delamsistem saraf sisi yang lain.

2.8 Pembagian Sistem Saraf

Pembagian Sistem SarafSistem saraf dibagi dua yakni :


1) Saraf Pusat berupa Otak dan Medulla Spinalis.
2) Saraf Tepi

2.9 Saraf Pusat Manusia


Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi
padatubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang
menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah Otak dan sumsum tulang
belakang.
Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh
tulangtengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi
oleh suatumembran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut
dinamakanmeninges.Membrane meninges terdiri atas tiga bagian, yaitu:

8
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf
pusat.Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah. 
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah
diantara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut Cairan
Serebrospinal.

2.9.1 Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat
totalotak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4
kilogram danmempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak
dilakukan pada bagian
bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak
tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada
didalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak
lekukannya.Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan
yang berarah keatas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang
sarafkranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus.
Otakmanusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan
otak belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak verte
brataterbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang
berfungsidalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan,
dan otakdepan berfungsi dalam penciuman (Campbell,et at 2006: 578)
a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
•Otak besarMerupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari
volume
seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam pene

9
rjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagiantubuh
lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer ), yaitu belahanotak
kiri dan otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuhyang
berbeda.besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisferotak
kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagiankiri,
serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan denganseni atau
kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagiankanan serta
bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat
jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan
corpus callosum.
•TalamusMengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak
besar.Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua
sinyalsentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan
memperbesarsinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju
bagian otakyang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
•HipotalamusMengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam
hormon.Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa
lapar, rasahaus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai pusat
kecanduankarena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan
kecanduan, sepertiamphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus, terdapat
kumpulan selneuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis ini
menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian
permukaan otak besarterdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon.
Pada bagiandiensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan
hormon,seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian
telensefalonmerupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap
informasiyang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
a). Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara. 
b). Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.

10
c). Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan
dengan pengenalan posisi tubuh.
d). Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan
perencanaan kegiatan manusia.

b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalamsinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil
pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar(cerebrum). Pada
otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengaturgerak bola
mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter
yangmengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang
akanmengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah
banyakmenghasilkan neurotransmitter dopamin.

c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata,
dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi g
erakanotot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem geraksehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada
saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainn
ya,seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang
menjagakeseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian
kanan tubuhyang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui
jaringan sarafyang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang
menghubungkanantara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan
medula oblongata.Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan,
denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan,
dan batuk. Batas antaramedula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas.
Oleh karena itu, medulaoblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.

11
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur
sistemsirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam
pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia 
masih dapathidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal.
Hal tersebutdikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini
umum
terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak 
tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebu
t batangotak (brainstem).

2.9.2 Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)


Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan
darisistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi
olehtengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh
ruas-ruastulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal
leher, hingga keselangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera
ditempat tertentu,maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa
menyebabkankelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak
bawah (kaki).
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem
saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla spinalis ini,
merupakan kumpulan sistem saraf dari dan keotak. Secara rinci, ruas-ruas tulang
belakang yangmelindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai berikut:
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis
yang terdiridari 7 pasang dari segmen servikal ,12 pasang dari
segmen thorakal , 5 pasang darisegmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis
dan1 pasang dari segmen koxigeus. 
•Vertebra Servikalis
(ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentukdaerah tengkuk. 
•Vertebra Torakalis

12
(ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah danmembentuk bagian belakang
torax atau dada.
•Vertebra Lumbalis
(ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah danmembentuk daerah lumbal atau
pinggang.
 •Vertebra Sakralis
(ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah danmembentuk os sakrum
(tulang kelangkang).
•Vertebra koksigeus
(ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah danmembentuk tulang koksigeus
(tulang tungging)

2.10 Saraf Tepi Manusia


Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf
sumsumtulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak
sedangkanserabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang
belakang.
Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hi
dung,mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf
sensorik danmotorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf
pusat. Sistemsaraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu
sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita.
KetikaAnda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang
mengkoordinirnya. Saraf inimene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, dan meneruskan impuls darisistem saraf pusat ke semua otot kerangka
tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari
otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluardari sumsum tulang belakang 31
pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri

13
atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut,
antara lain sebagai berikut.:
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini
merupakansarafsensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf
tersebutmerupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahamitentang jenis-jenis saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di
bawahkehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,
perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. 
Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak.
Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan.
Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom
seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung,
melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf
otonom ini dibedakan menjadi dua.
•Saraf SimpatikSaraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini
terutamauntuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambatkerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak
jantung,memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat,antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat
ereksi, danmenghambat kontraksi kantung seni.
•Sistem Saraf ParasimpatikSaraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika
dibandingkan dengansaraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara
lain menghambat
detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja 
alat 

14
 pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
carakerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan keadaan yang normal. 

 pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena


carakerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan keadaan yang
normal.Gambar 2.15 Saraf Simpatik dan Parasimpatik

2.11 Kelainan pada Sistem Saraf.


a. Stroke
Stroke adalah kematian sel-sel otak disertai fungsinya karena
terganggunyaaliran darah di otak. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh tekanan
darahtinggi yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak. Selain
itu,atheroskeosis juga dapat menyebabkan penyumabatan pembuluh darah diotak.
Gejala penyakit ini bervariasi bergantung pada hebatnya stoke dandaerah otak
yang terkena, misalnya pusing-pusing, sulit bicara, tidak melihat, pingsan, lumpuh
sebelah, bahkan kematian
b.Tumor Otak
Penyakit ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan liar dari sel-sel
saraf,maupun jaringan penyokongnya. Adanya pertumbuhan tersebut
mengakibatkan berbagai gangguan, mulai dari pusing-pusing, kesulitan berjalan,
kehilangan memori/ingatan, sampai kematian.

c.Ayan (Epilepsi)
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kejang-kejang yang tidak
terkendali.Penderita epilepsy tidak diperkenankan berada di dekat lokasi
yang berbahaya, seperti tepian sungai, sumur, dan telaga. Bila berada di lokasiters
ebut dan mengalami kekambuhan, dikawatirkan akan tenggelam karenatidak
mampu mengendalikan gerakan tubuhnya. Belum ada sebab yang jelasmengapa
penyakit ini bis timbul, namun melihat gejala kejang tersebut,diduga ada
gangguan pada otak daerah motorik yang mengatur gerakan tubuh.

15
d.Multiple Sclerosis
Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin
yangmengelilingi serabut saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu
orangtersebut mulai kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-otonya
danakhirnya tidak mampu sama sekali.

e.Meningitis
Infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya.
 

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.R DENGAN

GANGGUAN MENELAN

DI RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO

Tanggal pengkajian : 19 maret 2019 No. Register : 00.58.72.81

Jam pengkajian :09.00 wib Tanggal MRS :16 Maret


2019

Ruang/kelas : E1

IDENTITAS

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Gol. Darah :-
Alamat : Lingkungan IV, Bukit Kemuning.

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. E
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

17
Alamat : Lingkungan IV, Bukit Kemuning.
Hubungan Dengan Klien : Istri

KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama Saat MRS
Klien datang ke RSUD DR.A DADI TJOKRODIPO pada tanggal 16
maret 2019 pukul 17.00 diantar keluarganya dengan keluhan sulit
menelan sejak 3hari. Pasien tidak dapat makan atau minum, pasien
mengatakan tenggorokannya berasa kering serta terdapat benjolan pada
leher dn pasien mengalami demam, saat infeksi datang suhu badan 38,3ºC.

2. Keluhan utama saat pengkajian


Klien mengatakan sulit menelan makanan atau minuman.

DIAGNOSA MEDIS
SNH(STORE NON HEMORAGIK)

RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke RSUD DR.A DADI TJOKRODIPO pada tanggal 16
maret 2019 pukul 17.00 diantar keluarganya dengan keluhan sulit
menelan sejak 3hari. Pasien tidak dapat makan atau minum, pasien
mengatakan tenggorokannya berasa kering serta terdapat benjolan pada
leher dan pasien mengalami demam, saat datang suhu badan 38,3ºC.
keluarga pasien mengungkapkan pasien sudah tidak makan seama 3hari
dan pada rabu 13 maret 2019 pasien mengatakan sakit pada tenggorokan
seperti (pancingan) kemudian kamis 14 maret 2019 periksa ke puskesmas
kemudian pada hari jumat 15 maret 2019 pasien mengeluarkan dahak dan
pada sabtu 16 maret 2019 pasien saat diraba bagian lehernya seperti ada
yang pecah kemudian pasien keluar dahak darah dan malam selasanya
pasien dibawa ke RS.

18
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan pernah dirawat dn operasi di RS dengan diagnose
medis hernia. Pasien juga mengatakan tidak memiliki alergi dengan
apapun misalnya obat ataupun makanan
.
3. Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah mengalami
penyakit menular.

RIWAYAT POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN KLIEN


1. Pola aktivitas sehari-hari

ADL SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Pola pemenuhan kebutuhan Pasien menggatakan makan Pasien mengatakan lapar


nutrisi dan cairan 3x dalam sehari sebanyak tetapi nafsu makan
1porsi. klien tidak ada berkurang karena pasien
pantangan atau alergi tidak dapat menelan
terhadap makanan apapun. makanan yang masuk
Klien minum 3-8 gelas sehingga pasien hanya
sehari. makan sedikit.
Eliminasi BAB dan BAK Pasien mengatakan BAB Pasien mengatakan belum
teratur dan lancer 1x sehari. BAB di RS. Pasien BAK 4-
Warna veses kuning dan 5x sehari (1000ml/hari)
berbentuk padat lunak. BAK pasien mengatakan urine
pasien 6-7x (1500ml/hari) kuning bau khas urine serta
dengan warna urine kuning tidak bercampur darah.
jernih dan berbau khas
urine.
Pola istirahat tidur Pasien mengatakan tidur Pasien mengatakan tidak
kurang lebih 8jam sehari bisa tidur terlelap pada
sebelum tidur pasien berdoa malam hari karena sakit

19
dulu dan tidak pernah pada tenggorokannya dan
minum obat tidur. mengeluarkan dahak.
Pola kebersihan diri Pasien mengatakan mandi Pasien mengatakan ia
(personal hygiene) 1-2 kali sehari dan mandi 1x sehari selama di
menggosok gigi serta selalu rawat di rumah sakit, tidak
berganti pakaian. menggosok gigi, dan
berganti pakaian hanya
sekali per hari.
Aktivitas lainnya Pasien biasanya melakukan Pasien mengatakan hanya
aktivitas dasar seperti bisa tidur di tempat tidur
makan minum toileting dengan keadaan
berpakaian dengan mandiri tenggorokan sakit.
tidak menggunakan alat
bantu.

2. Riwayat psikologis
a. Status emosi
Keluarga pasien mengatakan Tn. R adalah sosok yang mandiri, tidak
ingin menyusahkan keluarganya. Keluarga pasien mengatakan setelah
pasien masuk rumah sakkit ia tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.
b. Gaya komunikasi
Pasien tidak menolak saat diajak komunikasi, pasien berkomunikasi
dengan kurang respon dikarenakan ada gangguan pendengaran, pasien
mempunyai kepribadian yang tertutup.
c. Pola pertahanan
Pasien mengatakan untuk mengatasi masalahnya dengan tidur.
d. Kondisi emosi / perasaan klien
Suasana hati hati yang menonjol pada pasien sedih, emosisnya seasuai
dengan ekspresi wajahnya.

3. Riwayat social

20
Pasien dapat berespon dengan siapa saja tetapi interaksinya kurang aktif,
pasien mengatakan mengikuti gotong royong di sekitar lingkungan
rumahnya.

4. Riwayat spiritual
Kebutuhan untuk beribadah tidak terpenuhi, karena memiliki masalah
pada tenggorokan.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Pasien tampak lemas dan merasa kesakitan karena tenggorokan terasa
nyeri, memakai infuse RL ditangan sebelah kiri.

2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 110x/menit
Suhu : 37,8ºc
Respiratory Rate (RR): 20x/menit
TB/BB : 172 cm ; BB : 61 kg

3. Pemeriksaan wajah
a. Mata
Mata pasien bersih dan konjungtiva pucat.
b. Hidung
Tidak ada secret yang keluar dari hidung pasien. Pasien tidak
mengeluh nyeri pada hidung dan fungsi pembauan berfungsi normal.

c. Mulut
Pasien mampu berbicara secara normal membrane mukosa agak kering
dan nafas tidak bau ada banyak dahak yang keluar dari mulut pasien.
d. Telinga

21
Bentuk simetris warna sama dengan warna kulit lain tidak terdapat
lesi.

4. Pemeriksaan Kepala dan Leher


a. Kepala
 Bentuk kepala lonjong
 Tidak ada lesi dan benjolan
 Warna rambut sebagaian putih dan tebal
 Tidak terdapat ketombe

b. Leher
 Bentuk leher simetris
 Terdapat benjolan
5. Pemeriksaan ekstremitas atas
Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan. Warna kulit pucat, turgor kulit
menurun, terpasang infus pada tangan sebelah kiri.
6. Pemeriksaan ekstremitas bawah
Anggota gerak lengkap, kaki terlihat simetris, warna kulit putih pucat,
turgor kulit menurun.

A. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN LABORATORIUM DARAH


LENGKAP
Leukosit : 16,33 10ˆ3/uL
Eritrosit : 4.56ˆ6/uL
Trombosit : 201 10ˆ3/uL
Hemoglobin : 12,9 g/dL
Hematokrit : 38,1 Vol

B. ANALISA ELEKTROLIT
Natrium : 139 mmol/L
Kalium : 32,8 mmol/L

22
Clorida : 104,0 mmol/L

C. HITUNG JENIS
Eosinophil : 1 %
Basophil : 0 %
Batang : 1 %
Segmen : 85%
Limposit : 6%
Monosit: 7%

D. KIMIA KLINIK( FUNGSI HATI)


SGOT : 21 u/L
SGPT: 55 u/L

E. Fungsi Ginjal
Ureum : 47 mg/dl
Creatinin : 1,06 mg/dl

TINDAKAN TERAPI
a Infus RL 30 tetes / menit
b Metrodinazole 30 tetes/ menit

JENIS NAMA OBAT DOSIS RUTE


Infus Metrodinazole 500 mg/24jam(30 tetes/ menit) Inf IV
Injeksi Ceftriaxone 1gram/ 12 jam IV
Injeksi Ranitidine 1gram/ 12jam IV
Injeksi Tramadol 100mg/ 12jam IV
Tablet Paracetamol 500mg/ 8jam Oral

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Ketidak Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan mampuan nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan menelan kebutuhan tubuh.

23
dan minum karena makanan
untuk menelan
sakit dan nyeri
- Pasien mengatakan
saat makanan
masuk sedikit
langsung tersedak
dan mengeluarkan
dahak.
- Pasien mengatakan
lapar dan haus
- Pasien mengatakan
badannya sangat
lemas
DO:
- Berat badan pasien
turun 9kg
- Bunyi peristaltic
20x/menit
- Mukosa bibir
kering
- Pasien terihat
lemas dan gelisah
- HB: 12,9g/dl
- GDS: 344 mg/dl
- TTV:
Nadi : 110x/menit
Suhu : 37,8ºc
TD: 150/90 mmHg
RR: 20x/menit
KU: lemah

24
2 DS: Tersedak Gangguan menelan
- Pasien mengatakan sebelum
tidak dapat tidur menelan
setiap malamnya
- Pasien mengatakan
tidak dapat makan
makanan karena
saat makan
langsung tersedak
- Pasien mengatakan
nyeri dan kering
dan pada bagian
tenggorokan
DO:
- Pasien muntah
seperti dahak
disertai batuk
- Pasien terlihat
lemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kesemtimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
2. Gangguan menelan berhubungan dengan tersedak sebelum menelan

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Ketikdakseimbangan Setelah dilakukan  kaji TTKV
setiap 8jam
nutrisi kurang dari rencana keperawatan
- Kaji keadaan
kebutuhan tubuh 3x24 jam nutrisi
umum
berhubungan dengan seimbang dengan
- Observasi intake

25
ketidakmampuan kriteria nutrisi pasien
menelan makanan. a Pasien dapat - Berikan diit cair
makan tidak - Jelaskan
tersedak pentingnya
b Bunyi nutrisi bagi
peristaltic tubuh
12x/menit - Berikan infus
c Pasien tidak cairan RL 30
lemas lagi dan Tpm kepada
rasa haus dan pasien
lapar tidak - Pantau tetesan
terasa lagi infus tiap 2jam
d BB pasien - Motivasi
naik keluarga untuk
e Mukosa bibir membantu
lembab pasien dalam
f GDS (80-150 memenuhi
mg/dl) kebutuhan
g TTV nutrisi
TD: 120/80 - Letakkan pasien
mmHg pasien
Suhu: 36,4ºc duduk/tegak
R: 16- selama dan
20x/menit setelah makan
N: 60-
80x/menit
Gangguan menelan Setelah dilakukan - Tingkatkan upaya
berhubungan menelan tindakan keperawatan untuk dapat
tersedak selama 3x24jam nutrisi melakukan proses
seimbang dengan menelan yang
kriteria pasien dapat efektif seperti
menunjukkan metode membantu pasien
menelan makanan yang menegakkan
tepat tanpa kepala.

26
menimbulkan
keputusan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dansaling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkandan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.

27
Sel saraf terdiriatas milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia).
Berdasarkan fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan
konektor. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibagi menjadi neuron unipolar,
bipolar dan multipolar.Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan saraf
tepi. Lapisan padasistem saraf yakni :

a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf


pusat.Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah. 

b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.

c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah


diantara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan
serebrospinal.Fungsi dari cairan ini yakni memberikan dukungan mekanik pada
otak dan bekerjaseperti jaket pelindung dari air. Cairan ini mengontrol
eksitabilitas otak denganmengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-
metabolit.Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi
padatubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang
menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang
belakang.Saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum
tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak
sedangkan serabutsaraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang
belakang. Tiap pasangserabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot,
misalnya ke hidung, mata,telinga, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam


RegulasiKontraksi Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USUIrianto, Kus.
2004.

28
Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung :Yrama
Widya Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi
FarmasiSari, Mega. 2004.
Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : FakultasKedokteran
USUSinaga, Erlintan dkk. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA
Unimed

29

Anda mungkin juga menyukai