• % kadar air bb (w/w) = berat sampel basah – berat sampel kering X 100
berat sampel basah
• % kadar air bk (w/w) = berat sampel basah – berat sampel kering X 100
berat sampel kering
• Applying range::samples
who are easily degenerative
when heating above 100℃,
such as fruits, vegetables,
syrup, etc.
• Tekanan rendah, suhu 65-
70oC
Convection Oven
• Greatest temperature
variations - because hot
air slowly circulated with
out the aid of fan, air
movement is obstructed
further by pans placed in
the oven
Forced Draft Oven
The least temperature
differential across the interior
(< 1oC). Air is circulated by a
fan that forces air movement
throughout the oven cavity
• Drying period 0.75 – 24 hr,
depending on food sample
and its pretreatment
Microwave Oven
• Weighed samples are
placed in a microwave
oven for a specified time
and power-level and
their dried mass is
weighed.
Moisture Analyzer
• Using a digital balance, the test sample is placed on an
aluminum pan and the constant temperature is applied to the
test sample.
• Instrument automatically weighs and calculates the % of
moisture or solids
Distillation Methods
• Disebut juga distilasi azeotrofik
• Metode Dean-Stark yang diperbaiki oleh Bidwel-
Sterling
• Penentuan jumlah air yang dikeluarkan dari
sampel dengan evaporasi
• Melibatkan distilasi dengan pelarut lain yang
mempunyai titik didih tinggi, yang immiscible
dengan air
• Pelarut dan air menguap, berkondensasi dan
dikumpulkan. Volumenya ditentukan
❖Prinsip :
menguapkan air dengan zat-zat “pembawa”
cairan kimia yang mempunyai td > air, immiscible
dengan air dan mempunyai BJ < BJ air (toluen,
xylen, benzen, tetrakhloretilen, xylol)
Baik untuk sampel dengan kandungan bahan volatil
tinggi dan kadar lemak tinggi (mencegah oksidasi)
Prinsip
Air dlm bahan disuling dg menggunakan pelarut
organik.
BJ air > BJ pelarut organik, shg air ada di lapisan
bawah dan bisa dibaca volumenya
Titik didih air < titik didih pelarut organik
Pelarut organik (toluen, benzena dan xylene) tdk
dapat bercampur dg air
❖ Cara :
▪ Sampel ( 2 – 5 g) ditambah 75 – 100 ml solven.
▪ Panaskan sampai mendidih → menguap
▪ Uap air dan zat kimia diembunkan → tampung
▪ Volume air dapat langsung diketahui
V
Kadar air = x 100 %
W
❖Baik untuk menentukan k.air zat yang kandungan airnya
kecil
❖Oksidasi senyawa lipid dan dekomposisi senyawa gula
dapat dihindari
❖Bahan yang mengandung gula/protein tinggi sering di
asbes (serbuk) → mencegah superheating
❖Untuk memperluas kontak dengan cairan kimia dan
memperlancar destilasi pada bahan → + tanah diatom
Kelemahan
• Alat harus benar-benar bersih
• Memakan waktu lama
• Pelarut berbahaya
Metode Kimia
• Kadar air ditentukan dengan reaksi antara air dan
senyawa kimia tertentu
• Pereaksi kimia ditambahkan ke dalam makanan untuk
bereaksi secara spesifik dengan air untuk
menghasilkan perubahan yang dapat diukur, seperti
massa, volume, tekanan, pH, warna, konduktivitas
• Untuk keakuratan hasil, pereaksi kimia hanya boleh
bereaksi dengan air di dalam sampel bukan dengan
komponen lain dalam matriks sampel
• Metode kimia yang umum digunakan:
• Titrasi Karl Fischer
• Metode produksi gas
• Analisis air dengan metode kimia tidak
menggunakan panas
• Cocok untuk:
• Makanan yang labil terhadap panas (e.g., makanan
dengan kadar gula tinggi) or
• Makanan dengan kandungan komponen volatil tinggi
• Karena sensitifitasnya, metode kimia disarankan
untuk makanan dengan kadar air rendah, seperti
• Sayur atau buah kering
• Ko
• pi
Metode Karl Fisher
• Menggunakan pereaksi Karl fisher yang berisi
iodin, SO2, dan piridin
• Prinsip: Sampel dititrasi dengan iodin dalam
metanol. Dengan adanya air, iodin akan direduksi
oleh SO2. Setelah air habis, iodin tidak akan
bereaksi lagi. Akan terbentuk warna coklat
menandai akhir titrasi
• Warna coklat ini biasanya kurang jelas sehingga
ditambahkan indikator metilen blue. Titrasi akan
berakhir bila timbul warna hijau
Cara titrasi Karl Fischer (1935)
Reaksi :
2H2O + SO2 + I2 → H2SO4 + 2HI