Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOSTATISTIKA

DISUSUN OLEH :

Disusun oleh :
1. Titik Puspitasari (1703061)
2. Arinda Fiska Loviani (1703007)
3. Fenny Widya Putri (1703019)
4. Heraditya Mahardhika 1703023)
5. Jarwadi (1703029)
6. Risky Anggun T (1703053)
7. Viera Cairunisa (1703063)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
SKALA DATA

Menurut Nursalam,2016
a. Skala Nominal
Skala nominal yaitu data yang ditetapkan atas dasar proses penggolongan. Data tersebut
hanya mempunyai sifat membedakan.
Contoh :
a) Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
b) Warna kulit : kuning, coklat, hitam
c) Usia : bayi, anak, remaja, dewasa, lansia.
b. Skala Ordinal
Skala ordinal yaitu data yang disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu. Pada
pengukuran ini, peneliti tidak hanya mengategorikan pada persamaan, tapi bisa
menyatakan lebih besar dari atau lebih kecil dari.
Contoh :
a) Misalnya dalam pengetahuan klien tentang diet pada kasus diabetes militus
0=jelek; 1=cukup; 2=baik; 3=sangat baik. Score yang sering digunakan untuk
mempermudah dalam mengategorikan peringkat dalam penelitian biasanya dituliskan
dalam presentase misalnya, pengetahuan: baik=76-100%; cukup=56-75%; dan kurang
≤ 56%.
b) Pendidikan SD, SMP, SMA, PT
c. Skala Interval
Skala interval yaitu data dihasilkan dari pengukuran yang bersifat kontinu dan dalam
pengukuran itu diaasumsikan terdapat pengukuran yang sama. Pada data interval dapat
memberikan nilai interval antara ukuran kelas. Dalam pengukuran ini tiap anggota dalam
kelas mempunyai persamaan nilai interval, demikian juga terkandung nilai lebih besar
atau lebih kecil dari.
Contoh :
a) Misal, pengukuran suhu badan dapat membentuk variabel interval jika tiga buah
objek A, B, dan C berturut-turut memberikan variabel suhu dengan skala interval
360C-370C; 37,10-380C; 38,10-390C dan seterusnya.
b) Pengukuran z-score
d. Skala Rasio
Skala rasio yaitu hampir sama dengan interval, yang membedakannya adalah bahwa skala
pengukuran rasio mempunyai nilai 0 mutlak sedangkan interval tidak. Pada pengukuran
ini nilai 0 mutlak di pergunakan dan menandakan adanya atau tidak adanya variabel yang
sedang diukur. Angka-angka ini dipergunakan untuk menyatakan jarak dari aslinya.
Contoh :
a) Berat badan
b) Umur
c) Kadar glukosa darah kuasa
d) Kadar oksigen

Menurut Sugiono 2014

1. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok oranangenag fenomena sosial . dalam peneliian, fenomena sosial ini telah
dietapkan secara sepesifik oleh peneliti , yang selanjutnya disebut sebagai fariabel
penelitian dengan sekala likert maka varibeair yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun aitem aitem instrument yang dapat berupa peryatan atau peryataan atau
pertanyaan . jawaban setiap aitem instrument yang menggunakan sekala likert
mempunyai gradasi yang sangan positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata
kata antara lain :
1) a. Sangat setuju, b. Setuju. c. Ragu ragu, d. Tidak setuju, e. Sangat tidak setuju
2) a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-kadang, d. Tidak Pernah
3) a. Sangat Posistif, b. Posistif, c. Negatif, d. Sangat Negatif
4) a. Sangat Baik, b. Baik, c. Tidak Baik, d. Sangat Tidak Baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberikan skor, misalnya :

1) Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5


2) Setuju/sering/positif diberi skor 4
3) Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4) Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2
5) Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1

Instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda.

a. Contoh bentuk checklist


Berikan jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
member tanda (√) pada kolom yang tersedia.

No Pertanyaan Jawaban
SS ST RG TS STS
1. Sekolah ini akan menggunakan √
teknologi informasi dalam
pelayanan administrasi dan
akademik

SS : Sangat setuju diberi skor 5


ST : Setuju diberi skor 4
RG : Ragu-ragu diberi skor 3
TS : Tidak setuju diberi skor 2
STS : Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Contoh pilihan ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda,
dengan cara member tanda lingkaran pada nomer jawaban yang tersedia.
Kurikulum baru itu akan segera diterapkan dilembaga pendidikan anda ?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu atau netral
d. Setuju
e. Sangat setuju

Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakan pada tempat yang
berbeda-beda. Untuk jawaban diatas “Sangat tidak setuju” diletakan pada jawaban
nomer pertama. Untuk item selanjutnya jawaban “Sangat tidak setuju” dapat
dilletakan pada jawaban nomer terakhir.

Dalam penyusunan instrument untuk variabel tertentu, sebaiknya butir-butir


pertanyaanya dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral atau negatif, sehingga
responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Contoh :

1) Saya setuju dengan ujian nasional untuk mengukur kompetensi lulusan


sekolah di Indonesia (positif).
2) Ujian nasional banyak diterapkan di Negara-negara maju (netral).
3) Saya tidak setuju dengan ujian nasional untuk mengukur kompetensi
lulusan sekolah di Indonesia (negatif).
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-
tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada
skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak
setuju” maka pada dalam skala guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak
setuju”. peneliian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Contoh :
1) Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat kepala sekolah disini ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2) Pernahkah pemilik sekolah melakukan pemeriksaan diruang kelas anda ?
a. Tidak pernah
b. Pernah

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat
dalam bentuk checklist. Jawaban dapa dibua skor tertinggi satu dan terendah nol.
Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju di beri skor 0. Analisa
yang dilakukan seprti pada skala Likert.

3. Semantic Defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk sematic defferensial dikembangkan oleh
Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “
sangat positifnya “ terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “ sangat negatif “
terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai
oleh seseorang.
Contoh : mohon diberi nilai gaya kepemimpinan Kepala Sekolah

Bersahabat 5 3 2 1 Tidak Bersahabat


4
Tepat janji 5 4 2 2 1 Lupa janji
3
Bersaudara 4 3 2 1 Memusuhi
5
Memberi pujian 5 4 3 2 Mencela
5
Mempercayai 5 4 2 1 Mendominasi
3
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif sampai dengan
negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai.
4. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah di kemukakan, data yang
diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan
rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah –
tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden
tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi
menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang sudah disediakan. Oleh karena itu
ratingscale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk
mengukur presepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur
status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-
lain.
Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah harus dapat
mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item
instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu
belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka
2.
Contoh 1:
Seberapa baik ruang kelas disekolah ini A?
Berilah jawaban dengan angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itu kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat kurang baik

Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya

1. Penataan meja murid dan guru sehingga komunikasi lancar 4 3 2 1

2. Pencahayaan alam tiap ruangan 3 2 1


4

3. Pencahayaan buatan/listrik tiap ruang sesuai dengan kebutuhan4 2 1


3
Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket dan diberikan kepada 30 responden,
maka sebelim dianalisis, data dapat ditabulasikan seperti pada tabel 6.1 di bawah ini.
Nomor Jawaban responden untuk item nomor : Jumlah
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 3 3 4 3 2 1 2 3 4 29
2 3 4 4 1 3 4 4 3 2 1 29
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 28
Jumlah 78

Jumlah skor kriterium ( bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4x10x30 = 1200.
Untuk ini skor tertinggi tiap butir = 4, jumlah butir = 10 dan jumlah responden = 30.

JURNAL
PENELITIAN

A. PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI IBU


MENYUSUI

Metode :

Desain yang digunakan quasi experiment, dengan rancangan penelitian one group
design pretest-postest. Populasi penelitian ibu yang sedang menyusui ASI ekslusif tinggal di
Desa Merbuh Singorojo Kendal sebanyak 30 responden, teknik sampling yang digunakan
total sampel/sampling jenuh. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden kemudian
melakukan pijat oksitosin kepada ibu menyusui satu kali setiap hari selama 14 hari berturut-
turut, kemudian memberikan kuesioner untuk menilai perubahan produksi ASI. Analisa data
univariat yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan tendensi sentral, sedangkan analisa
bivariat mengunakan uji wilcoxon.

Skala Pengukuran :

Alat yang digunakan untuk penelitian adalah kuesioner tentang karakteristik ibu meliputi

a. nomor responden : menggunakan skala


b. Usia : menggunakan skala rasio
c. Pendidikan : menggunakan skala ordinal
d. Pekerjaan : menggunakan skala ordinal
e. jenis persalinan : menggunakan skala nominal
f. kuesioner tentang produksi ASI meliputi: frekuensi lama tidur bayi sehari,
frekuensi BAK bayi sehari, frekuensi BAB bayi sehari, frekuensi bayi menyusui selama
24 jam, urin bayi berwarna kuning pucat : menggunakan skala ordinal

Variabel :

a. Variabel dependent (terikat) : pijat oksitosin


b. Variabel independent (bebas) : produksi ASI ibu menyusui

B. HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA


PUTRI

Metode :

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (Smith, 2015; Best & Kahn, 2016) dan
korelasio-nal (Bordens & Abbott, 2002; Miller, 2017) dengan sampel sebanyak 77 remaja putri.
Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive stratified random sampling (Cochran, 2007;
Shields & Twycross, 2008).

Skala Pengukuran :

Instrumen penelitian menggunakan Zila & Ifdil Kepercayaan Diri Inventori (ZI-KDI)
dengan α 0,89 reliabilitas item dan Zila & Ifdil Body Images Inventory (ZI-BII) dengan α 0,90.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif (Scott, 2017) dan
analisis korelasional (Moser & Kalton, 2017) dengan bantuan SPSS versi 20. Skala pengukuran
kepercayaan diri menggunakan kategorik ordinal.

Variabel :

a. Variabel dependent (terikat) : Body Image


b. Variabel independent (bebas) : Kepercayaan diri

C. PENGARUH TERAPI RELAKSASI ZIKIR T ERHADAP PENURUNAN


TINGKAT KECEMASAN P ADA PENDERITA DISPEPSIA

Metode :

Rancangan penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen merupakan


penelitian eksperimen yang dilakukan tanpa randominasi, namun masih menggunakan kelompok
kontrol.

Skala Pengukuran :

Penelitian ini menggunakan model perancangan prates dan pascates dengan


menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan sampe l yang ditetapkan
secara non random (non randomized p re test posttes with control design ) (Hadi, 2000). Skala
pengukuran kecemasan menggunakan kategorik ordinal.

Variabel :

a. Variabel dependent (terikat) : Terapi Relaksasi zikir


b. Variabel independent (bebas) : Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Penderita
Dispeksia
Daftar Pustaka

1. Tiur, Dkk. (2017). PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI


ASI IBU MENYUSUI. Jurnal Keperawatan. 9(1). 1-6.
2. Ifdil, Dkk. (2017). Hubungan Body Image Dengan Kepercayaan Diri Remaja
Putri. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling. 2(3). 1-7.
3. Citra, Dkk. (2016). PENGARUH TERAPI RELAKSASI ZIKIR T ERHADAP
PENURUNAN TINGKAT. Jurnal Intervensi Psikologi. 8(2). 1-17.
4. KECEMASAN P ADA PENDERITA DISPEPSIA

Anda mungkin juga menyukai