Anda di halaman 1dari 4

Bacterial Genetics, Metabolism, And Structure

Gen, metabolisme, dan struktur merupakan kunci menuju keberlangsungan


hidup mikroba. Untuk menunjang kebutuhan hidupnya, diperlukan energi agar
dapat mensintesis bahan yang digunakan dalam proses metabolisme. Pengetahuan
tentang karakteristik genetik, metabolisme, dan struktur mikroorganisme
memberikan dasar untuk memahami hampir setiap aspek mikrobiologi diagnostik,
termasuk:
 Mekanisme saat mikroorganisme menyebabkan penyakit.
 Mengembangkan dan menerapkan teknik optimal untuk deteksi,
penanaman, identifikasi, dan karakterisasi mikroba.
 Memahami aksi dan resistensi antimikroba.
 Mengembangkan dan mengimplementasikan tes untuk deteksi
resistensi antimikroba.
 Merancang strategi untuk terapi dan kontrol penyakit.
Genetika Bakteri
Genetika, proses keturunan dan variasi adalah titik awal dari semua jalur
seluler, fungsi, dan struktur berasal. Kemampuan mikroorganisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, adaptasi, berkembang biak dan
menyebabkan penyakit ditentukan oleh komposisi genetik organisme. Tiga aspek
utama genetika mikroba yang memerlukan diskusi meliputi:
• Struktur dan organisasi materi genetik.
• Replikasi dan ekspresi informasi genetik.
• Mekanisme di mana informasi genetik berada diubah dan ditukar di antara
bakteri
Nucleotide structuer and sequence
DNA terdiri dari gula deoksiribosa yang dihubungkan oleh ikatan
fosfodiester. Basa yang secara kovalen terkait dengan masing-masing gula
deoksiribosa adalah kunci kode genetik dalam molekul DNA. Keempat basa
tersebut yaitu dua purin, adenin (A) dan guanin (G), dan dua pirimidin, sitosin (C)
dan timin (T). Dalam RNA, urasil menggantikan timin. Gula gabungan, fosfat,
dan basa membentuk satu unit yang disebut sebagai nukleotida (adenosin trifosfat
[ATP], guanin trifosfat [GTP], sitosin trifosfat [CTP], dan timin trifosfat [TTP]).
DNA dan RNA adalah polimer nukleotida (misal rantai atau untaian), dan urutan
basa di sepanjang untai DNA atau RNA dikenal sebagai urutan basa. Urutan ini
memberikan informasi yang mengkode protein yang akan disintesis oleh sel
mikroba; artinya, urutannya adalah kode genetik.

DNA molecular structure


Molekul DNA utuh terdiri dari dua polimer nukleotida. Setiap untai
memiliki 5 '(prima) fosfat dan terminal hidroksil 3 ’(prima).
DNA memiliki struktur yang unik sering disebut sebagai "tangga
bengkok" atau heliks ganda. Selain itu, pasangan basa khusus untuk replikasi dan
ekspresi kode genetik yang konsisten. Di berbeda dengan DNA, yang membawa
kode genetik, RNA jarang ada sebagai molekul beruntai ganda. Tiga tipe utama
RNA (messenger RNA [mRNA], transfer RNA [tRNA], dan RNA ribosom
[rRNA]) memainkan peran kunci dalam gen ekspres
Genes And Genetic Code
Gen merupakan sekuen DNA yang mengkodekan protein atau RNA.
Ribuan gen pada satu individu dapat menyandikan pesan untuk memproduksi satu
atau lebih protein dan RNA. Kumpulan dari gen yang terdapat di dalam sel
disebut dengan genom.
Chromosomes.
Kromsom adalah struktur berupa benang yang membawa informasi genetik.
Kumpulan gen dalam kromosom diatur secara linear dan tersimpan dalam area
khusus disebut lokus. Jumlah kromosom tiap sel sangatlah bervariasi tiap spesies
makhluk hidup, misalnya 23 pasang dalam sel manusia dan bakteri hanya
memiliki kromosom tunggal tidak berpasangan. Gen yang berpasangan dalam
kromosom disebut alel. Tubuh kromosom sendiri terdiri dari benang-benang
kromatin yang disusun oleh DNA dan RNA. Kromosom bakteri terletak pada
sitoplasma karena bakteri tidak memiliki membran inti. Kromosom dalam bakteri
mengandung gen penting untuk kelangsungan hidupnya dan berbentuk double
helix. Gen dalam kromosom dapat dipadatkan untuk diekspresikan dan direplikasi,
melepaskan serta relaksasi molekul yang dibutuhkan.
Nonchromosomal elements of the genome
DNA Non-Kromosom disebut juga plasmid yang merupakan materi
genetic yang menentukan sifat- sifat seperti pathogen, fertilis, dan sifat kekebalan
terhadap suatu antibiotik. Jadi plasmid merupakan DNA bakteri yang terpisah dari
kromosom bakteri. Plasmid dapat bereplikasi sendiri dan mengandung berbeagai
gen. Plasmid mulai digunakan sebagai vektor untuk mengklonkan gen tidak lama
setelah David Jackson, Robert Simon, dan Paul Berg berhasil membuat molekul
DNA rekombinan itu pada tahun 1972. Dalam hal ini, plasmid digunakan sebagai
pembawa fragmen DNA asing (plasmid dikombinasikan dengan DNA asing).
Plasmid rekombinan yang pertama kali berhasil bereplikasi di dalam sel bakteri
adalah plasmid pSC101 yang telah dikonstruksi oleh Stanley Cohen dan Herbert
Boyer (SC=Stanley Cohen). Salah satu contoh plasmid yang telah lama digunakan
sebagai vektor untuk mengklon gen adalah plasmid pBR322. Plasmid pBR322 ini
mengandung gen penyandi resistensi terhadap ampisilin dan tetrasiklin.
Adanya gen resistensi terhadap antibiotik yang didalamnya mengandung
situs enzim restriksi akan memberikan kemudahan dalam menyeleksi plasmid
rekombinan atau memudahkan dalam menyeleksi klon bakteri yang telah
membawa plasmid rekombinan. Akan lebih memudahkan lagi dengan adanya
enzim yang hanya memotong pada bagian gen resistensi terhadap antibiotik.
Misalnya, enzim PstI yang hanya akan memotong pBR322 pada bagian gen
resistensi terhadap ampisilin (gen ApR). Dari beberapa perangkat diatas (enzim
restriksi, enzim DNA ligase, dan plasmid), telah memungkinkan bagi kita untuk
mengklonkan gen atau fragmen DNA.

Anda mungkin juga menyukai