Anda di halaman 1dari 12

TUGAS LINGKUNGAN TAMBANG

Oleh : Lutfhi Wahyudi, S.T., M.T.

Anggota Kelompok :
 Yosaftianda Christian Samuel Bate’e F1D117002
 Jihan Sausan F1D117003
 Muhammad Agri Finalta F1D117004
 M. Androe Dewandaru F1D117005
 Ikhwan Thoyib Mukhlis F1D117006
 Indra Wesly Sianipar F1D117009
 Pernandes Saputra F1D117010
 Papang Rizky Faiza F1D117011
 Dewi Rohmaeni F1D117012
 Havisdin F1D117014
 Safrina Aryani Fauziah F1D117015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2020
1
PEDOMAN DAN ATURAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG

PENDAHULUAN

Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan mempertimbangkan


suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum
kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan study kelayakan yang
menyajikan beberapan informasi.

Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi dan
prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi Produksi. Sesungguhnya apabila dipahami secara
benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang berguna bagi berbagai pihak,
khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor atau perbankan.

Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang di
dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar- gambar semata, tetapi
merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan
strategik apakah rencana tambang tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.

Hal lain yang harus dipahami adalah, studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis,
atau membuat prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya, seperti
aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam
mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga
berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu:

a. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan
kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor;
b. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;
c. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan, sehingga
apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi atau
dicarikan jalan keluarnya;
d. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam melakukan
pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan
kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain.

2
HAL-HAL DOKUMEN STUDI KELAYAKAN:

1. Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian


2. Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan,
transportasi,dll
3. Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu
dilindungi, reklamasi lahan, study khusus, perizinan.
4. Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan
petrografi.
5. Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian,
perhitungan jumlah cadangan, dan kadar rata-rata.
6. Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi
7. Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan
8. Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi
9. Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah
buangan, perumahan, dll
10. Karyawan : tenaga kerja dan staff
11. Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga
kontrak jangka panjang, lahan pengganti, dll
12. Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung tidak
langsung dan biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi, peleburan,
dll.
13. Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber daya
alam.
14. Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang
didasarkan pada kisaran COG dan harga.

Tahap perencanaan tambang yaitu :

1) Pengumpulan data, pengolahan data utama dan penunjang

2) Perencanaan tambang

3) Perencanaan penunjang tambang

4) Parameter teknikal yaitu :

a. Penyebaran geologi (stratigrafi, struktur, dll)


b. Mutu bahan galian (sebaran kadar, kadar yang ditambang, COG,
pencampuran)
c. Pembatas geoteknik/geomekanik (kuat tekan, kuat geser, kuat tarik)
d. Pembatas hidrologi, geohidrologi (air tanah, permeabilitas)
e. Pembatas topografi (keterjalan lereng bukit)
f. Pembatas geometri endapan (ketebalan, kedalaman, jarak dan tata ruang)
g. Pembatas cara penambangan dan peralatan yang digunakan
h. Manajemen (proyek, perencanaan, operasi)
i. Teknologi penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan

5) Parameter tata lingkungan :

a. Keadaan awal
b. Keadaan selama penambangan
c. Keadaan pasca penambangan
d. Multiflier effect dari proyek
e. Nilai tambah
f. Manajemen lingkungan

6) Tolak ukur keekonomian :

a. Nilai aset yang dimiliki


b. Tersedianya pasar (jarak,/lokasi, skala operasi, jumlah, spesifikasi mutu,
harga, kurun waktu kontrak, pesaing, dll
c. Titik pulang pokok
d. Harga produk
e. Biaya operasi
f. Biaya investasi
g. Penyiapan dana investasi
h. Badan usaha dan pengurusan
i. Laba dan kemampulabaan
j. Resiko dan ketidakpastian

7) Rancangan tolak ukur ultimate (penggalian, penimbunan) :

a. Lokasi,
b. Geometri ultimate (batas penggalian, batas penimbunan,
bentuk)
c. Urutan penambangan/penimbunan
d. Rencana produksi keseluruhan (jumlah, mutu, nisbah kupas, jadwal, umur
tambang)
e. Rencana bagan alir
f. Rencana tata letak
g. Rencana interior tambang
h. Rencana alat
i. Rencana jalan angkut
j. Rencana penirisan

8) Rancangan Tambang Sektoral :

a. Geometri tambang sektoral/tiap blok 5 tahunan (batas, bentuk, dll)


b. Cadangan tertambang sektoral
c. Urutan penggalian/penimbunan sektoral
d. Rencana produksi (jumlah, mutu, nisbah kupas, jadwal)

9) Rencana Investasi :

a. Telaah kelayakan secara tekno-enviro-ekonomi (kelayakan


usaha dari tambang tersebut)
b. Mencari sumber dana investasi
I. Modal sendiri
II. Modal pinjaman
III. Bank, dalam perbankan dikenal istilah 3R dan 5C dalam
pemberian pinjaman kredit
 Return (bunga pinjaman)
 Repayment capacity (kemampuan pengembalian)
 Risk bearing ability (faktor resiko)
 Character, capacity, capital, collateral & condition (5C)

IV. Pasar modal

10) Rencana Pemasaran :

a. Jumlah, berkaitan dengan : kemampuan produksi dari tambang,


kemampuan pengangkutan dari prasarana angkutan ke pelabuhan
b. Mutu, berkaitan dengan : konsumen/jenis pemanfaatan seperti semen,
PLTU, teknologi yang sanggup mengubah produk yang dihasilkan, produk
tunggal, produk olahan, dll.
c. Jangka waktu, meliputi : kontrak jangka panjang (5 - 10 tahun), kontrak
jangka menengah (2 - 4 tahun) dan kontrak jangka pendek (6 - 12 bulan)
d. Lokasi, berkaitan dengan : jarak, cara mengangkut dan sebaran, biaya
angkutan
e. Harga, meliputi : harga promosi, harga bersaing, harga jangka panjang,
jangka pendek, harga berkaitan dengan laba, jadi harga harus lebih besar
daripada biaya (biaya investasi + biaya operasi)
f. Pesaing dan kebersaingan
g. Peraturan yang berlaku

PERATURAN MENGENAI STUDI KELAYAKAN TAMBANG

Studi kelayakan tambang diatur dalam:

1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007


TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI Bagian Keempat Pasal 15 Ayat 1
sampai 4
1) Pemegang IUP dapat melakukan Studi Kelayakan setelah menyelesaikan
Eksplorasi dan menyampaikan laporan Eksplorasi rinci kepada Menteri,
gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
2) Dalam hal Eksplorasi dilakukan oleh Menteri, Badan Usaha dapat langsung
melakukan studi kelayakan setelah mendapatkan IUP.
3) Badan Usaha wajib melakukan Studi Kelayakan sesuai dengan kaidah teknik
pertambangan yang baik dan benar serta standar Studi Kelayakan Panas Bumi.
4) Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi studi:
i. penentuan cadangan layak tambang di seluruh Wilayah Kerja;
ii. penerapan teknologi yang tepat untuk Eksploitasi dan
penangkapan uap dari sumur produksi;
iii. lokasi sumur produksi;
iv. rancangan sumur produksi dan injeksi;
v. rancangan pemipaan sumur produksi;
vi. perencanaan kapasitas produksi jangka pendek dan jangka panjang;
vii. sistim pembangkit tenaga listrik dan/atau sistim pemanfaatan langsung;
viii. upaya konservasi dan kesinambungan sumber daya Panas Bumi;
a. rencana keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan
lingkungan dan teknis pertambangan Panas Bumi; dan
b. rencana pasca tambang sementara.
2. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR
TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN Paragraf 3 Pasal 40
sampai Pasal 43

Pasal 40

1) Paling lambat pada akhir masa tahap eksplorasi, atau pada setiap saat,
pemegang IUP Eksplorasi dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan
pada sebagian atau seluruh WIUP nya setelah menyampaikan dan disetujuinya
laporan eksplorasi lengkap, laporan RKAB dan RKTTL tahap studi kelayakan
oleh pemberi izin.
2) RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :
a. Kegiatan yang eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang
diperoleh.
b. Realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.
c. Rencana kegiatan pada studi kelayakan, meliputi eksplorasi detail untuk
meningkatkan status sumberdaya dan cadangan, studi geoteknik, geohidrologi,
sampling, analisa contoh, pemboran detail, evaluasi sumberdaya dan cadangan,
pengambilan contoh tanah, studi dan atau percobaan pengolahan, studi
kelayakan, studi amdal
d. Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan;

Pasal 41

1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya


melakukan evaluasi terhadap Laporan Eksplorasi Lengkap, laporan RKAB dan
RKTTL sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (2) dan (3), dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan.
2) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
laporan tidak ada tanggapan atas Laporan Eksplorasi Lengkap, RKAB dan
RKTTL sebagaimana dimaksud ayat (1), oleh pemberi izin, maka laporan
tersebut dianggap memadai dan pemegang IUP dapat melanjutkan kegiatan ke
tahap studi kelayakan.

Pasal 42
1) Pemegang IUP Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi
kelayakan pada sebagian/seluruh WIUP nya, atau
dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir
masa berlakunya IUP Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan studi
kelayakan dan laporan studi AMDAL, Laporan Rencana Reklamasi, Laporan
Rencana Penutupan tambang, untuk dipresentasikan dan mendapat persetujuan
dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya atau
instansi yang berwenang,
2) Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 43 3) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada
pemerintah provinsi.

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus menerbitkan


surat persetujuan hasil evaluasi Laporan Studi Kelayakan, AMDAL, Rencana Reklamasi,
Rencana Penutupan Tambang, yang disampaikan pemegang IUP Eksplorasi dalam jangka
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak laporan dinyatakan lengkap dan benar.

3. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR


TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA Paragraf 3 Pasal 50
sampai Pasal 52

Pasal 50

1) Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak berakhirnya tahap kegiatan


eksplorasi, atau pada setiap saat, pemegang IUP/IUPK Eksplorasi mineral
logam atau batubara dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan pada
sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya setelah menyampaikan dan
disetujuinya laporan eksplorasi lengkap dan laporan RKAB tahap studi
kelayakan oleh pemberi izin.
2) Kegiatan tahap studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi antara lain: in fill drilling, pembuatan terowongan eksplorasi, uji
metalurgi dan/atau pengolahan, studi geotekenik, geohidrologi, studi
kelayakan, studi AMDAL uji penambangan dan
Pasal 51
peralatan tambang, perhitungan cadangan dan perencanaan
tambang.
3) RKAB studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :
a. kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang diperoleh;
b. realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan;
c. rencana kegiatan pada tahap studi kelayakan;
d. rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan; dan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan.

1) Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan


studi kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK- nya, atau dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir masa
berlakunya IUP/IUPK Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan studi
kelayakan termasuk laporan studi AMDAL, untuk dipresentasikan dan
mendapat persetujuan dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya atau instansi yang berwenang.
2) Laporan kegiatan studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup antara lain informasi mengenai:

a) hasil penyelidikan geologi yang mendalam dan pembuktian endapan- endapan


bijih dalam WIUP/WIUPK termasuk cadangan-cadangan bijih atau batubara
yang terukur, terunjuk, dan terkira sepanjang diperlukan bagi kelayakan
ekonomis daripada pengusahaan untuk dipertimbangkan dan pengujian-
pengujian serta pengambilan contoh endapan-endapan yang bernilai tersebut
sesuai dengan rencana kerja yang telah disetujui;

b) hasil pengamatan dan informasi yang terinci mengenai lokasi untuk kegiatan
operasi produksi yang termasuk dalam pengusahaan berikut penyiapan peta-
peta dan gambar-gambar yang berhubungan dengan mengenai lokasi-lokasi
tersebut;

c) hasil studi kelayakan teknis dan ekonomis mengenai penambangan,


pengangkutan, pemuatan dan pengapalan bijih/batubara, konsentrat-konsentrat
dan hasil dalam bentuk lain dari
WIUP/WIUPK, termasuk penyelidikan teknis tentang kemungkinan lokasi
pelabuhan, jalan-jalan penghubung dari tambang ke pelabuhan sungai dan cara
pengangkutan lain yang cocok;

d) hasil penyelidikan tentang setiap kemungkinan pengaruh pengangkutan


dengan menggunakan tongkang atau kapal;

e) hasil penyelidikan tentang lokasi dan rancang bangun lapangan terbang dan
termasuk fasilitas pelabuhan dan pendaratan, apabila dianggap perlu;

f) penyelidikan dan perencanaan bagi pengembangan suatu yang berhubungan


dengan kemungkinan tetap yang sesuai, termasuk rancang bangun fasilitas
perumahan dan fasilitas sosial, kebudayaan dan kemasyarakatan sejauh
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mungkin
berkembang akibat kegiatan-kegiatan perusahaan dalam waktu 5 (lima) tahun
setelah dimulainya periode operasi;

g) hasil studi tentang kebutuhan tenaga kerja dimeudian hari untuk pengusahaan
dengan memperkirakan jenis dan lamanya pelatihan yang diperlukan untuk
menjamin penggantian tenaga kerja asing oleh tenaga kerja Indonesia dana
penggunaan tenaga kerja setempat semaksimal mungkin sejalan dengan
operasi yang aman dan efisien dari pengusahaan;

h) hasil studi dampak fisik mengenai pengaruh yang akan timbul terhadap
lingkungan hidup sebagai akibat kegiatan pengusahaan, studi tersebut akan
dilakukan dengan berkonsultasi dengan konsultan independen yang memenuhi
persyaratan;

i) hasil penyelidikan tentang jumlah dan jenis usaha setempat yang mungkin
diperlukan untuk melayani kebutuhan pengusahaan dan pemukiman tetap yang
mungkin berkembang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya
kegiatan operasi produksi;

j) penelitian metalurgi dan pemasaran untuk menentukan kemampuan hasil


perolehan mineral dan penjualannya serta kontrak penjualannya;

k) penelitian pemasaran untuk menentukan kemampuan hasil perolehan batubara


dan kemungkinan penjualan batubara yang telah ditingkatkan mutunya serta
persyaratan kontrak yang sesuai terhadap produk yang dapa dijual;
l) hasil penyelidikan pendahuluan tentang kelayakan mendirikan fasilitas
pengolahan dan pemurnian, yang cukup untuk memperkirakan modal dan
biaya operasi serta kemungkinan sumber tenaga listrik yang diperlukan
dikemudian hari;

m) hasil analisa keuangan yang menyeluruh, berdasrakan kriteria yang tepat


untuk suatu usaha pertambangan, atas aliran kas (cash flow) yang prospek dan
tingkat pengembalian (rate of return) dari pengusahaan;

n) hasil penyelidikan tentang fasilitas penyediaan air yang sesuai untuk keperluan
usaha pertambangan, industri, dan pemukiman tetap; dan

o) hasil studi AMDAL atau UKL-UPL yang telah disetujui oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Pasal 52 p) Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) harus dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
dinas teknis pemerintah provinsi, dan dinas teknis pemerintah kabupaten/kota
yang membidangi pertambangan mineral dan batubara.

q) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada dinas
teknis pemerintah provinsi yang membidangi pertambangan mineral dan
batubara.

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus menerbitkan


surat persetujuan hasil evaluasi Laporan kegiatan Studi Kelayakan termasuk AMDAL/UKL-
UPL yang disampaikan pemegang IUP Eksplorasi dalam jangka waktu paling lama 14
(empat belas) hari kerja sejak laporan dinyatakan lengkap dan benar.
4. LAMPIRAN XIII b KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL 3 November 2000 Tentang
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN, EKSPLOITASI DAN
PRODUKSI.

Anda mungkin juga menyukai