Anggota Kelompok :
Yosaftianda Christian Samuel Bate’e F1D117002
Jihan Sausan F1D117003
Muhammad Agri Finalta F1D117004
M. Androe Dewandaru F1D117005
Ikhwan Thoyib Mukhlis F1D117006
Indra Wesly Sianipar F1D117009
Pernandes Saputra F1D117010
Papang Rizky Faiza F1D117011
Dewi Rohmaeni F1D117012
Havisdin F1D117014
Safrina Aryani Fauziah F1D117015
PENDAHULUAN
Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi dan
prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi Produksi. Sesungguhnya apabila dipahami secara
benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang berguna bagi berbagai pihak,
khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor atau perbankan.
Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang di
dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar- gambar semata, tetapi
merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan
strategik apakah rencana tambang tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Hal lain yang harus dipahami adalah, studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis,
atau membuat prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya, seperti
aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam
mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga
berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu:
a. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan
kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor;
b. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;
c. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan, sehingga
apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi atau
dicarikan jalan keluarnya;
d. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam melakukan
pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan
kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain.
2
HAL-HAL DOKUMEN STUDI KELAYAKAN:
2) Perencanaan tambang
a. Keadaan awal
b. Keadaan selama penambangan
c. Keadaan pasca penambangan
d. Multiflier effect dari proyek
e. Nilai tambah
f. Manajemen lingkungan
a. Lokasi,
b. Geometri ultimate (batas penggalian, batas penimbunan,
bentuk)
c. Urutan penambangan/penimbunan
d. Rencana produksi keseluruhan (jumlah, mutu, nisbah kupas, jadwal, umur
tambang)
e. Rencana bagan alir
f. Rencana tata letak
g. Rencana interior tambang
h. Rencana alat
i. Rencana jalan angkut
j. Rencana penirisan
9) Rencana Investasi :
Pasal 40
1) Paling lambat pada akhir masa tahap eksplorasi, atau pada setiap saat,
pemegang IUP Eksplorasi dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan
pada sebagian atau seluruh WIUP nya setelah menyampaikan dan disetujuinya
laporan eksplorasi lengkap, laporan RKAB dan RKTTL tahap studi kelayakan
oleh pemberi izin.
2) RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :
a. Kegiatan yang eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang
diperoleh.
b. Realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.
c. Rencana kegiatan pada studi kelayakan, meliputi eksplorasi detail untuk
meningkatkan status sumberdaya dan cadangan, studi geoteknik, geohidrologi,
sampling, analisa contoh, pemboran detail, evaluasi sumberdaya dan cadangan,
pengambilan contoh tanah, studi dan atau percobaan pengolahan, studi
kelayakan, studi amdal
d. Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan;
Pasal 41
Pasal 42
1) Pemegang IUP Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi
kelayakan pada sebagian/seluruh WIUP nya, atau
dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir
masa berlakunya IUP Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan studi
kelayakan dan laporan studi AMDAL, Laporan Rencana Reklamasi, Laporan
Rencana Penutupan tambang, untuk dipresentasikan dan mendapat persetujuan
dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya atau
instansi yang berwenang,
2) Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 43 3) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada
pemerintah provinsi.
Pasal 50
b) hasil pengamatan dan informasi yang terinci mengenai lokasi untuk kegiatan
operasi produksi yang termasuk dalam pengusahaan berikut penyiapan peta-
peta dan gambar-gambar yang berhubungan dengan mengenai lokasi-lokasi
tersebut;
e) hasil penyelidikan tentang lokasi dan rancang bangun lapangan terbang dan
termasuk fasilitas pelabuhan dan pendaratan, apabila dianggap perlu;
g) hasil studi tentang kebutuhan tenaga kerja dimeudian hari untuk pengusahaan
dengan memperkirakan jenis dan lamanya pelatihan yang diperlukan untuk
menjamin penggantian tenaga kerja asing oleh tenaga kerja Indonesia dana
penggunaan tenaga kerja setempat semaksimal mungkin sejalan dengan
operasi yang aman dan efisien dari pengusahaan;
h) hasil studi dampak fisik mengenai pengaruh yang akan timbul terhadap
lingkungan hidup sebagai akibat kegiatan pengusahaan, studi tersebut akan
dilakukan dengan berkonsultasi dengan konsultan independen yang memenuhi
persyaratan;
i) hasil penyelidikan tentang jumlah dan jenis usaha setempat yang mungkin
diperlukan untuk melayani kebutuhan pengusahaan dan pemukiman tetap yang
mungkin berkembang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya
kegiatan operasi produksi;
n) hasil penyelidikan tentang fasilitas penyediaan air yang sesuai untuk keperluan
usaha pertambangan, industri, dan pemukiman tetap; dan
o) hasil studi AMDAL atau UKL-UPL yang telah disetujui oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
q) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada dinas
teknis pemerintah provinsi yang membidangi pertambangan mineral dan
batubara.