Anda di halaman 1dari 28

LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan

Disusun Oleh :

1. Fikri Aria Zulfikar NPM 172170059


2. Hadyan Nurfadillah NPM 172170022
3. Muhammad Adam Mubarroq NPM 172170066
4. Osi Dwi Rositasari NPM 172170019
5. Sri Mulyani NPM 172170064

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kita diberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas kelompok yaitu pembuatan
makalah Landasan Psikologi Pendidikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah SAW, semoga kita senantiasa
mendapatkan Risalah dan syafaatnya di hari yaumil qiyamah kelak, amin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah landasan
pendidikan. Penyusun menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang masih terbatas,
sehingga masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini dan
hasilnya masih dikatakan jauh dari sempurna. Pada kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bimbingan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penyusun dari awal hingga akhir makalah ini.

Tasikmalaya, 16 Oktober 2017

Penyususn
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................


B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
D. Manfaat........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Psikologi Pendidikan..................................................


B. Perkembangan Anak...................................................................
C. Teori Belajar dan Makna Belajar Dalam Pendidikan..................
D. Teori Kepribadian.......................................................................
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas
mata kuliah Landasan Pendidikan dengan pokok bahasan Landasan Psikologis
dalam Pendidikan. Sehubungan dengan pentingnya mengetahui tentang landasan
psikologis dalam pendidikan maka pembahasan yang kami lakukan sangat perlu
untuk dibincangkan. Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga
landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang
pendidikan. Sementara itu keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai
peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk landasan
pendidikan termasuk landasan psikologis dalam pendidikan.
Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek
kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan
dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan,
perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan perbedaan kepribadian secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami perkembangan individu
peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya maupun arah
perkembangannya. Sehingga, psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu
pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.  Psikologi juga
merupakan suatu disiplin ilmu berobjek formal perilaku manusia, yang
berkembang pesat sesuai dengan perkembangan perilaku manusia dalam
berbagai latar.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian landasan psikologis dalam pendidikan?
2.      Bagaimanakah implikasi landasan psikologi dalam pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berkut:
1. Untuk mengetahui definisi landasan Psikologi dalam pendidikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana implikasi landasan psikologi dalam


pendidikan.
D. Manfaat
Manfaat Penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan dan Problematika
Pendidikan
b. Untuk menambah wawasan tentang Landasan Psikologi dan
Implikasinya terhadap pendidikan.
2. Bagi Dosen
Sebagai bahan penilaian untuk tugas Mata Kuliah Landasan dan
Problematika Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Psikologi Pendidikan


Istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche
berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti
ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Dengan
dasar ini maka psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Psikologi (dalam Pidarta 2000) atau ilmu jiwa adalah ilmu yang
mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan
mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi alam sekitar. Karena itu jiwa
atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan
melekat pada manusia itu sendiri.
Dari tata hubungan interdisipliner dengan ilmu sosial lainnya, khususnya
terhadap pendidikan, psikologi pun memberikan landasan, yaitu dalam hal
pembinaan perilaku. Karena pada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan
sasaran utama penyelenggaraan pendidikan.
Whiterington (1982:10) berpendapat bahwa pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu artinya
bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan
menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan
pembelajaran yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-mengajar.
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah
proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari
dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar
mengajar. Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada
setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk
memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya
dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikit, dan
belajar (Tirtarahardja, 2005: 106).
B. Perkembangan Anak
1. Hakikat Perkembangan Anak
a. Aliran Asosiasi Menurut Herbart
Herbart merumuskan teori perkembangan yang disebut dengan
teori asosiasi. Disebut demikian oleh karena Herbart berpendapat bahwa
seluruh proses perkembangan itu diatur dan dikuasai oleh kekuatan
hukum sosial. Herbart berpendapat bahwa terjadinya perkembangan
adalah oleh karena adanya unsur-unsur yang berasosiasi, sehingga
sesuatu yang semula bersifat simple (unsur yang sedikit) makin lama
makin kompleks dan banyak.
Herbart berpendapat demikian karena teorinya, bahwa anak baru
lahir keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat inderanya dapat
menangkap sesuatu yang datang dari luar, maka alat indera itu
mengirimkan gambar, atau tanggapan ke dalam jiwa nya. Makin banyak
tanggapan makin banyak pula tanggapan. Di dalam jiwa, tanggapan-
tanggapan ini berasosiasi sesamanya, dengan kekuatan yang dapat
diukur. Tanggapan yang sejenis berasosiasi dan tidak sejenis tolak
menolak secara mekanis, dan makin lama makin banyak, makin
kompleks. Dan inilah perkembangan itu.
Hakikatnya perkembangan individu anak merupakan proses
asosiasi. Bagian – bagian merupakan unsur utama. Terkaitnya bagian
satu dengan bagian yang lain menjadi keseluruhan karena proses
asosiasi.
b. Aliran Gestalt Menurut Wilhelm Wundt
Teori ini lahir sebagai reaksi terhadap teori Herbart. Mereka
berpendapat proses perkembangan bukan berlangsung dari sesuatu yang
simple ke sesuatu yang kompleks, melainkan berlangsung dari sesuatu
yang bersifat global (menyeluruh tapi samar-samar) ke makin lama
makin dalam keadaan jelas, nampak bagian-bagian dalam keseluruhan
itu. Jadi dari keadaan gestalt ke struktur. Bagian-bagian ini merupakan
kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berfaedah bila ia berada dalam
gestalt tersebut. Ia berada di tempatnya yang spesifik dan akan merusak
Gestalt bila ia dipisahkan.
Seperti halnya sepeda (yang dapat dinaiki), adalah sesuatu
Gestallt dari bagian-bagian yang masing-masing merupakan kesatuan:
setir, roda, rantai, gird an sebagainya. BIla salah satu bagian kesatuan itu
(roda mislanya) dipisahkan, maka rusaklah gestalt sepeda itu (tidak dapat
dinaiki lagi).
Jadi, dengan tegas mereka berpendapat bahwa perkembangan
bukan proses-proses asosiasi melainkan proses differensiasi.
Neo gestalt (Kurt Lewin) menambahkan adanya proses
stratifikasi dalam proses differensiasi. Tegasnya disamping adanya
differensiasi yang berlangsung terus, kelanjutan differensiasi itu pun
berkembang setahap demi setahap Se-strata demi se- strata.
Pada masa bayi, ia mengalami proses differensiasi kemudian naik
ke tahap (strata) masa kanak-kanak. Dalam masa kanak-kanak ini proses
differensiasi berjalan terus, kemudian naik ke strata masa anak.
Demikian seterusnya.
Pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses
diferensiasi. Mula – mula anak merasa satu dengan dunia disekitarnya,
kemudian perlahan- lahan terjadi proses pembedaan.
c. Aliran Sosialis Menurut James Mark Baldwin
Teori ini berpendapat bahwa proses perkembangan itu adalah
proses sosialisasi dari sifat individualistis. Dalam hal ini Baldwin
terkenal dengan teori : Circulair Reaction. Ia berpendapat bahwa
perkembangan sebagai proses sosialisasi, adalah dalam bentuk imitasi
yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan seleksi
berlangsung atas dasar hukum efek (law of effect) . Tingkah laku pribadi
seseorang adalah hasil dari peniruan (imitasi).
Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri, sedang adaptasi
adalah peniruan terhadap orang lain. Oleh efeknya sendiri tingkah laku
itu dipertahankan. Selanjutnya oleh efeknya sendiri tingkah laku itu
dapat ditingkatkan faedah dan prestasinya. Dalam hal yang demikian
inilah terkandung daya kreasi, sehingga manusia mampu menggunakan
hasil peniruan itu sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Teori ini
mendapat dukungan dari W. Stern
Menurut aliran sosialis perkembanan anak meryoakan proses
sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung sejak anak lahir.
2. Hukum-hukum Perkembangan Anak
 Perkembangan adalah kualitatif.
 Perkembangan sangat dipengaruhi oleh genetik dan hasil belajar.
 Usia mempengaruhi perkembangan.
 Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang
berbedabeda.
 Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap perkembangan
individu Mengikuti pola umum yang sama.
 Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
 Perkembangan yang lambat dapat dipercepatPerkembangan meliputi
proses individuasi dan integrasi.
3. Faktor-faktor Perkembangan Anak
a. Aliran Nativisme Menurut Arthur Schopenhauer
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh
besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini
bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filsof Jerman.
Menurut aliran ini perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini
disebut “pesimisme pedagogis”. Faktor – faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak : Genetika.
Sebagai contoh: jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-
anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Jadi pembawaan
dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan
kehidupan anak-anaknya.
b. Aliran Empiris Menurut John Lock
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan
tokoh utamanya John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah
”The School of British Empiricism”(aliran empirisme Inggris). Namun
aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat,
sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama ”enviromentalisme”
(aliran lingkungan) dan psikologi bernama”enviromental Psychology”
(psikologi lingkungan) yang masih relatif baru.
Doktrin empirisme yang amat masyhur adalah “tabula rasa”,
sebuah istilah Latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong
(blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting
pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan
manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap
tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisme
menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong,
tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang
anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya.
Memang sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh
besar terhadap proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal
ini lingkungan keluarga (bukan bakat bawaan dari keluarga) dan
lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi
rendahnya mutu perilaku dan masa depan seorang siswa. Faktor – faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak : Lingkungan
c. Aliran Konvergensi Menurut William stern
Aliran ini merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan
aliran nativisme. Aliran ini menggambarkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis
William Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut”personalisme”, sebuah
pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplindisplin
ilmu yang berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang
menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang
mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai
kepribadian manusia.
Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia, Stern dan para hali yang mengikutinya tidak hanya berpegang
pada lingkungan/pengalaman juga tidak berpegang pada pembawaan
saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu,
faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman.
Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor bakat
pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai
dengan harapan.
Para penganut aliran ini berkeyakinan bahwa baik faktor bawaan
maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa
depan seseorang. Jadi, seorang siswa yang lahir dari keluarga santri atau
kiyai, umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila dididik di
lingkungan pendidikan keagamaan.
Hasil proses perkembangan seorang siswa tak dapat dijelaskan
hanya dengan menyebutkan pembawaan dan lingkungan. Artinya.
Keberhasilan seorang siswa bukan karena pembawaan dan lingkungan
saja, karena siswa tersebut tidak hanya dikembangkan oleh pembawaan
dan lingkungannya tetapi juga oleh diri siswa itu sendiri. Setiap orang,
termasuk siswa tersebut, memiliki potensi self-direction dan self
discipline yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti
atau menolak sesuatu (aturan atau stimulus) lingkungan tertentu yang
hendak mengembangkan dirinya. Alhasil, siswa itu sendiri memiliki
potensi psikologis tersendiri untuk mengembangkan bakat dan
pembawaannya dalam konteks lingkungan tertentu. Faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak : Genetika dan Lingkungan.
4. Fase-fase Perkembangan Anak
a. Tingkat sensormotik (0 – 2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan
persepsinya yang sederhana.  Ciri pokok perkembangannya berdasarkan
tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.  Kemampuan yang
dimiliki antara lain :
1. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek
di sekitarnya.
2. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
3. Suka memperhatikan sesuat lebih lama.
4. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
5. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah
tempatnya.
b. Tingkat praopersional (2-7 tahun)
Perkembangan yang paling penting di tahap ini ialah penggunaan
bahasa. Kanak-kanak yang berada di tahap ini mula menggunakan
simbol di dalam permainan, contohnya mengandaikan buku sebagai
kereta apabila ditolak di atas lantai. Namun begitu, dari segi kualiti,
pemikiran kanak-kanak masih lagi di tahap yang rendah berbanding
dengan orang dewasa. Contohnya, pemikiran kanak-kanak adalah
egosentrik di mana, di dunia ini, keseluruhannya dilihat hanya dari m
perspektif mereka sahaja. proses perkembangan kognitif kanak-kanak
menjadi lebih sempurna menerusi tiga kebolehan asas yang berlaku iaitu
1. Perkembangan kebolehan mental kanak-kanak untuk melakukan
tingkah laku yang ketara seperti kebolehan mengira.
2. Melalui latihan yang diulang-ulang, rangkaian tingkah laku yang
dikukuhkan dan digeneralisasikan sehingga menjadi skema tingkah
laku yang stabil.
3. Hal-hal umum yang betul-betul difahami oleh individu bagi
mewujudkan sesuatu pengukuhan tingkah laku.
Operasi yang berlaku mesti berasaskan pada tiga fenomena
mental yang penting iaitu pengamatan, ingatan dan bayangan.
Pengamatan merupakan suatu proses di mana kanak-kanak memberikan
sepenuh perhatian terhadap sesuatu yang dilihat. Sementara, ingatan pula
ialah satu proses pembinaan, pengumpulan dan pengambilan kembali
memori mengenai peristiwa lalu. Manakala, bayangan merupakan satu
proses yang menyebabkan sensasi yang statik, selalunya pandangan dan
pendengaran yang dikumpulkan di bahagian mental.
c. Tingkat operasional konkrit (7-11 tahun)
Anak pada usia 7 tahun akan memasuki tahap operasional
konkret, dimana anak sudah mampu berpikir rasional, seperti penalaran
untuk menyelesaikan suatu masalah yang konkret (aktual). Namun,
bagaimanapun juga dalam kemampuan berpikir mereka masih terbatas
pada situasi nyata.
Pada tahap operasional konkret ini, anak memiliki kemajuan
kognitif atau pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan anak
pada tahap pra-operasional dalam hal hubungan spasial, kategorisasi,
penalaran, dan konversi.
Hubungan spasial. Pada tahap operasional konkret ini, anak
sudah mampu mengingat rute atau penanda jalan dengan baik dan dapat
menghitung jarak antara satu tempat ke tempat lain dengan baik juga
tanpa mengukur terlebih dahulu.
Kategorisasi. Suatu kemampuan untuk mengategorisasikan
sesuatu sehingga dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan
logika anak. Kategorisasi disini meliputi beberapa keahlian yang rumit,
seperti rangkaian urutan, pengambilan kesimpulan secara lengkap, dan
inklusi kelas (keahlian untuk melihat hubungan antara suatu keseluruhan
dengan bagiannya).
Penalaran. Penalaran disini dapat dikategorikan menjadi 2
kategori, yaitu penalaran induktif dan deduktif. Menurut Piaget, anak
pada tahap operasional konkret hanya menggunakan penalaran induktif
saja. Yang dimaksud dengan penalaran induktif adalah tipe pemahaman
logika yang dimulai dari observasi objek atau peristiwa untuk
menyimpulkan keseluruhan dari objek yang telah diobservasi tersebut.
Penalaran induktif ini masih bersifat sementara karena masih ada
kesempatan untuk munculnya informasi baru yang tidak mendukung
kesimpulan tersebut.
Konservasi. Pada tahap operasional konkret, anak mampu
menyimpulkan sesuatu tanpa melihat, mengukur ataupun menimbang
objeknya secara langsung.
d. Tingkat operasional formal (12 tahun keatas)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir
“kemungkinan”. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini
kondisi berpikir anak sudah dapat :
1. Bekerja secara efektif dan sistematis.
2. Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua
kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat
merumuskan beberapa kemungkinan.
3. Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam
proporsional tentang C1, C2 dan R misalnya.
4. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada
tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai
formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi
berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa
banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah melampaui,
belum dapat melakukan formal operation. Proses belajar yang dialami
seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan
proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap
preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka yang sudah
berada pada tahap operasional konkret, bahkan dengan mereka yang
sudah berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin
tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur
dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami
tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam
merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan
tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan
ada maknanya bagi siswa.
Tahap Operasional Formal Adapun ciri-ciri perkembangan
intelektual tahap operasional formal adalah sebagai berikut :
 Peserta didik umumnya berada pada kisaran usia 11 14 tahun.
 Peserta didik dengan tahapan perkembangan intelektual operasional
formal mempunyai kemampuan dalam mengkoordinasi 2 jenis
kemampuan kognitif.
 Contoh dari kemampuan mengkoordinasi 2 jenis kemampuan kognitif
ini misalnya kapasitas dalam membuat rumusan hipotetik dan
penggunaan prinsip-prinsip yang bersifat abstrak.
5. Implikasi Bagi Pelaksanaan Pendidikan
a. Prinsip Kesatuan Organis
Pelajaran-pelajaran yang diberikan harus berhubungan satu
dengan yang lain, adanya kurikulum yang terintegrasi dengan baik.
b. Tempo Dan Irama
Proses pembelajaran harus menghargai keunikan masing-masing
peserta didik.
c. Tiap – tiap Individu Mengikuti Pola Perkembangan Yang Umum
Proses pendidikan dapat diberikan secara klasikal Penggunaan
alat peraga pendidikan bisa digunakan dalam rentang waktu yang relatif
lama (tidak selalu ganti).
d. Konvergensi/Interaksi
Pendidik harus memberikan lingkungan pendidikan yang
bervariasi sehingga potensi anak dapat teroptimalisasi dengan baik.
e. Kematangan
Proses pendidikan harus disesuaikan dengan kematangan peserta
didik.
f. Setiap Hasrat Perkembangan Terdapat Hasrat Untuk Mempertahankan
Diri dan Mengembangkan Diri
Hasrat untuk memenuhi kebutuhan Makan, minum, istirahat, dll.
Adanya keinginan untuk bereksplorasi, begerak dan bermain
g. Fungsi Psikis Tidak Timbul Secara Berturut – Turut, Tetapi Secara
Bersamaan
Proses pendidikan hendaknya memperhatikan keterlibatan
beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran.
h. Perkembangan Mengikuti Proses Diferensiasi Dan Integrasi
Proses pembelajaran harus memperhatikan diferensiasi dan
integrasi.
i. Pertumbuhan dan Perkembangan Membutuhkan Suatu Asuhan atau
Bimbingan Yang Dilakukan Dengan Sadar
Para pendidik harus menyadari secara baik bahwa apa yang
diberikan kepada para peserta didik itu baik dan sesuai dengan tahapan
perkembangannya yang sudah dirancang secara terencana.
C. Teori Belajar Dan Makna Belajar Dalam Pendidikan
1. Pengertian Belajar
Ada beberapa pengertian tentang belajar,antara lain sebagai berikut:
a) Belajar lebih banyak berkaitan dengan (melibatkan) proses dan
fungasi psikis.
b) Belajr adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
c) Belajar adalah perubahan tingkah laku.
Ciri dari hasil belajar adalah adanya perubahan perilaku pada siri
individu. Seorang dikatakan telah belajar apabila ia dapat melakukan
sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebalumnya.
2. Teori-Teori Belajar
a. Teori Belajar Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini otak manusia terdiri dari bagian-bagian atau
daya-daya, seperti : Kognisi, emosi, konasi atau kognitif, afektif dan
psikomotor.
b. Teori Belajar Asosiasi
Menurut teori ini manusia sesungguhnya memiliki kesan-
kesan,tanggapan-tanggapan atau response (R), dan munculnya response
ini di sebabkan adanya rangsangan atau stimulus (S).
Menurut teori ini mendidik dan mengajar harus di usahakan
dengan memberikan stimulus-stimulus, misalnya materi atau bahan
belajar harus dapat merangasang anak,agar dapat belajar dengan baik.
c. Teori Belajar Organisme Gestalt
Teori ini memandang bahwa keseluruhan merupakan hal yang
utama. Keseluruhan adalah suatu kesatuan yang bermakna.
Perinsip-perinsip belajar menurut teori Gestalt adalah:
1) Belajar berdasarkan keseluruhan.
2) Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian.
3) Anak yang belajar merupakan keseluruhan.
4) Belajar memerlukan pemahaman (insght).
5) Belajar berdasarka pengalaman.
6) Belajar adalah suatu proses perkembangan.
7) Belajar adalah proses yang dinamis dan terus-menerus.
8) Belajar dan lebih berhasil bila di hubungakan dengan minat dan tujuan
anak.
3. Makna Belajar Menurut Pandangan Para Ahli
Berikikut ini kita dapat mengkaji pula tentang makna belajar menurut
pandangan psikologi kognitif, Behaviorisme, dan Humanisme.
a. Pandangan Psikologi Kognitif (Tokohnya : Jean Piaget)
Pandangan psikologi kogniitif hampir sama dengan teori belajar
ilmu jiwa daya, bahwa belajar merupakan proses mental dimana
informasi-informasi yang di peroleh anak dip roses melalui pola pikir.
b. Pandangan Behaviorisme (Tokohnya : B.F.Skinner)
Pandangan Behaviorisme hampir sama dengan teori belajar
asosiasi, bahwa belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang
dapat di amati dan periubahan itu lebih ditentukan oleh lingkungan.
c. Pandangan Humanisme(Tokohnya : Carl R. Rogers)
Pandangan humanism hampir sama dengan teori belajar
organisme gestalt, bahwa belajar harus melibatkan intelektual dan emosi
anak.
4. Guru Dan Model-Model Mengajar
Membahas teori-teori belajar yang berkaitan dengan subjek didik yang
belajar, tentunya tidak terlepas datri tugas atau guru bsebagai pendidik yang
mengajar.
Tugas Guru dalam mengajarkan anak belajar harus pula
mempertimbangkan berbagai strategi atau model-model mengajar yang
berkaitan erat dengan materi atau bahan yang diajarkannya.
Joyce, dkk (1992:1-2,391-392) secara lengkap menjelaskan bahwa setiap
model mengajar dapat dipandang sebagai model belajar,yaitu suatu usaha
atau cara membantu siswa dalam memperluas pola pendekatan terhadap
permasalahan sekarang maupun permasalahan masa depan mereka.
Model-model sosial (the social models) bergantung kepada sinergi yang
disebabkan oleh interaksi darinpola pikir dan pribadi-pribadi yang heterogen.
Dengan mempertimbangkan model-model mengajar, guru dapat
menghindarkan dua kesalahan, yaitu:
1) Menganggap bahwa hanya model mengajar tertentu dianggap paling baik
dan mesti di terapkan untuk mencapai hasil belajar yang baik.
2) Menganggap bahwa setiap subjek didik memiliki pola belajar byang
tetap (a fixed style of learning) yang tidak dapat berubah atau
berkembang.
D. Teori Kepribadian
Teori kepribadian ialah sebuah pikiran yang sistematis mengenai
manusia sebagai individu. Teori ini lahir karena adanya keutuhan manusia
untuk mengenal individu manusia lainnya lebih mendalam.
Teori kepribadian mencoba melihat manusia sebagai satu subyek total
dengan aspek-aspeknya yang khas. Misalnya,bila seorang pendidik berminat
untuk menyelidiki perkembangan anak didiknya sebagai individu yang akan
dibimbing, maka ia akan memperhatikan sofat anak yang individual dan
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dikembangkan pada diri anak didiknya.
1. Arti Kepribadian
Kepribadian atau personality berasal dari bahasa Latin personare yang
berarti mengeluarkan suara atau menembus. Istilah ini digunakan untuk
menunjukan suara dari pecakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng
(masker) atau kedok yang dipakainya.
Pada hakekatnya, setiap manusia sepanjang hidupnya akan selalu
memakai semacam “kedok”. Dengan kata lain manusia itu pada satu satuan
tertentu akan berbuat secara khusus yang berbeda dengan sikap-sikap dan
kebiasaan-kebiasaannya.
Menurut C.G Jung, persona itu merupakan kedok bagi manusia
sepanjang hayatnya.Kepribadian itu secara langsung berrhubungan dengan
kapasitas psikis seseorang berkaitan pula dengan nilai-nilai etis/kesusilaan
dan tujuan hidup.
2. Definisi Kepribadian
Kepribadian mengandung pengertian yang sangat kompleks.Para ahli
psikologi berbeda-beda dalam memahami dan merumuskan tentang
kepribadian. Di antara pengertian itu adalah sebagai berikut:
a. Kepribadian itu meurpakan refleksi terhadap orang lain.
b. Kepribadian itu adalah seseorang berpikir tentang dirinya.
c. Kepribadian itu merupakan mata rantai dari cirri khas seseorang.
d. Kepribadian itu merupakan cirri khas dan karakteroistik yang mendalm
dari seseorang.
e. Kepribadian itu merupakan usaaha individu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan,esensi diri seseorang,dan gambaran kenyataan
tentang seseorang.
Definisi Kepribadian Menurut Para Ahli:
GORDON W. ALLPORT
Personality is the dynamic organization within the individual of those
psychophysical system sthat determine his unique adjustments to his
anvironment.
(Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya sari
sistem psikofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri
yang unik siftanya terhadap lingkungannya).
MAY
Personality is social stimulus value to others. (Kepribadian merupakan
perangsang atau stimulus social bagi orang lain.
MORTON PRINCE
Personality is the sum-total of all the biological innate
disposition,impulses,tendencies,appetites,instincts of the individual,and the
dispositions and tendencies acquired by experience.
(Kepribadian adalah jumlah total dari semua disposisi pembawaan,
impuls-impuls, kecenderungan-kecenderungan, selera-selera, nafsu-nafsu,
insting-insting individu , dan disposisi-disposisi dan tendensi-tendensi yang
diperoleh melalui pengalaman.
H.C WRAPEN
Personality is the entire mental organization of a human being at any
stage of his development. It embraces every phase of human character,
intellect, temperament, skill, morality, and every attitude that has been built
up in the courseof one’s life.
(Kepribadian adalah segenap organisasi mental dari manusia pada semua
tingkat dari perkembangannya. Ini mencakup setiap fase dari karakter,
intelek, temperamen, keterampilan, moralitas dan segenap sikap manusia,
yang telah terbentuk sepanjang hidupnya).
PRESSCOTT LECKY
Personality is a unified scheme of experience, an organization of value
that are consistent with one another.
(Kepribadian adalah kesatuan skema dari pengalaman, merupakan
organisasi nilai yang sesuai cocok satu sama lainnya).
R. LINTON
Personality is the organized of pshychological processes and states
pertaining to the individual.
(Kepribadian merupakan kumpulan dari proses-proses dan keadaan-
keadaan/ kondisi-kondisi psikologis yang bersangkutan dengan individu).
3. Teori
Teori adalah hipotesis (jawaban sementara) yang belum terbukti atau
spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti. Apabila teori
itu terbukti benar, maka menjadi fakta. Terori-teori teidak selalu benar,
pandangan-pandangan umum menyatakan bahwa suatu teori akan menjadi
benar atau factual jika data yang mendukungnya telah dikumpulkan dan data
ini terbukti benar.
4. Aspek-aspek Kepribadian
Telah dikatakan bahwa kepribadian itu mengandung pengertian yang
kompleks.
 Sifat-sifat kepribadian ( personality traits), yaitu sifat-sifat yang ada pada
individu anatara lainseperti : penakut, pemarah, suka bergaul, peramah,
suka menyendiri, sombong, dsb.
 Intelegensi. Intelegensi atau kecerdasan juga merupakan aspek
kepribadian yang penting.
 Pernyataan diri dan cara menerima kesan ( Appearance and
Imperession). Termasuk ke dalam aspek ini antara lain ialah : kejujuran,
berterus terang, menyelimuti diri, pendendam, tidak dapat menyimpan
rahasia, mudah melupakan kesan-kesan dan lain-lain.
 Kesehatan. Kesehatan jasmani atau bagaimana kondisi fisik sangat erat
hubungannya dengan kepribadian seseorang.
 Bentuk tubuh. Termasuk besarnya, beratnya, dan tingginya. Bentuk
tubuh seseorang berhubungan erat dengan appearance-nya, meskipun
mungkiin dua orang yang berbentuk tubuh sama berbeda dalam
appearance-nya.
 Sikapnya terhadap orang lain. sikap seseorang terhadap orang lain tidak
terlepas dari sikap orang itu terhadap dirinya sendiri.
 Pengetahuan. Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki
seseorang, dan jenis pengetahuan apa yang lebih dikuasainya, semua itu
turut menentukan kepribadiannya.
 Keterampilan (skills). Keterampilan seseorang dalam mengerjakan
sesuatu, sangat memepengaruhi bagaimana cara orang itu bereaksi
terhadap situasi-situasi tertentu.
 Nilai-nilai (values). Bagaimana pandangan dan keyakinan seseorang
terhadap nilai-nilai atau ide-ide turut pula menentukan kepribadiannya.
 Penguasaan dan kuat-lemahnya perasaan. Ada orang yang pandai
menguasai perasaan yang timbul dalam dirinya, juga ada yang tidak. Ada
orang yang pemarah dan ada pula yang sabar.
 Peranan (roles). Yang dimaksud dengan peranan disini ialah kedudukan
atau posisi seseorang di dalam masyarakat dimana ia hidup.
 The self (diri). The self merupakan aspek kepribadian yang sangat
penting. The self adalah “individu sebagaimana diketahui dan dirasakan
oleh individu itu sendiri”. Ia terdirii dari self-picture, yaitu aspek-aspek
yang disadari dari pandangan individutentang dirinya sendiri yang tidak
disadari.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Dalam uraian yang lalu telah dikatakan bahwa kepribadian itu
berkembang dan mengalami perubahan-perubahan.
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian itu
dapat dibagi sebagai berikut :
a. Factor biologis
Factor biologis yaitu factor yang berhubungan dengan keadaan
jasmani, atau sering pula disebut factor fisiologis.
b. Factor sosial
Yang dimaksud factor sosial di sini ialah masyarakat, yakni
manusia. Manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu
yang bersangkutan.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak
sejak kecil sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi
anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena :
1. Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-tama
2. Pengaruh yang diterima anak itu masih terbatas jumlah dan luasnya.
3. Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus-menerus
siang dan malam.
4. Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat
intim dan bernada emosional.
c. Factor kebudayaan
Kita mengetahui bahwa kebudayaan itu tumbuh dan berkembang
didalam masyarakat. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian, antara lain
ialah :
1. Nilai-nilai (values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang
dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam
kebudayaan itu. Nilai-nilai hidup yang berlaku dalam masyarakat
sangat erat hubungannya dengan kepercayaan, agama, adat-istiadat,
kebiasaan dan tradisi yang dianut oleh masyarakat itu.
2. Adat dan Tradisi
Di setiap daerah terdapat adat dan tradisi yang berlainan. dalam
hal perkawinan, bagaimana cara-cara melamar, cara
menentukan/memilih hari pernikahan, upacara-upacara pesta
mempertemukan pengantin, dan sebagainya, hampir setiap daerah
mempunyai ciri khas masing-masing.
3. Pengetahuan dan Keterampilan
Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap
dan tindakannya.
4. Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di
atas, bahasa merupakan juga salah satu faktor yang turut menentukan
cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Pepatah yang mengatakan
seperti: “bahasa mencermikan kepribadian bangsa”, mungkin banyak
mengandung kebenaran yang dapat kita terima.
5. Milik kebendaan (material possessions)
Milik yang berupa benda-benda yang dipunyai serta
dipergunakan oleh manusia, termasuk juga ke dalam kebudayaan.
Makin maju kebudayaan suatu masyarakat/ bangsa, makin maju dan
modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi kepergunakan bagi
keperluan hidupnya. Dari uraian di atas, jelaslah kiranya betapa erat
hubungan antara kebudayaan dan kepribadian; bahwa pengaruh
kebudayaan terhadap kepribadian sangat besar. Atau sebaliknya,
kepribadian seseorang tidak dapat diukur atau dinilai tanpa
menyelidiki latar belakang kebudayaannya.
6. Ciri-ciri khusus dan keunggulan serta kelemahan teori kepribadian
a. Ciri-ciri khusus teori kepribadian
1) Sifat kajian teori kepribadian mempunyai kekhususan
tertentu disbanding teori-teori lainnya. Misalnya dalam hal
riset (lapangan penelitiannya).
2) Teori kepribadian menggunakan data klinis.
3) Teori kepribadian lebih memprioritaskan masalah-masalah
kehidupan sehari-hari klien.
b. Keunggulan dan kelemahan teori kepribadian
Teori kepribadian sesungguhnya masih jauh dari sempurna,
disamping itu sulit dibedakan antara teori dan pengalaman
sehingga perlu pangkajian ulang. Meskipun demikian teori ini
memiliki sisi lebih spesifik yaitu menyangkut aspek-aspek
kepribadian dan memnberi konstribusi pada teori-teori psikologi
lainnya.
MELANKOLIS – Si Sempurna
Kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah. ingat dengan lirik lagu
ini? lagunya Andra and The Backbone dengan judul sempurna. Pas banget
dengan sifat manusia yang akan kita bahas sekarang yaitu Melankolis si
Sempurnaaaaa. ada 4 sifat manusia selain melankolis, korelis, sanguis dan
plegmatis nanti satu persatu akan dibahas deh.
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole.
Dimana orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian
yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut,
dan kaku.
Menganggap segala sesuatu amat penting. Di segala tempat mereka
menemukan alasan untuk merasa khawatir dan yang pertama-tama mereka
perhatikan dari sesuatu keadaan ialah kesulitan-kesulitannya. Ini dilakukannya
tidak atas dasar pertimbangan keakhlakan melainkan karena pergaulan dengan
orang lain membuat ia khawatir, berprasangka, dan sibuk berpikir. Justru karena
sebab inilah rasa bahagia menjauhinya.
Melankolis, kalau nemu temen orangnya pemikir, sensitif, romantis,
teratur, bisa dipastikan 99.99 persen dia tipe orang melankolis. Si melankolis
mempunyai rasa empati yang tinggi, tak jarang kalau ada temen yang ada
masalah dialah orang pertama yang merasakanya bahkan menjadi pendengar
yang baik. selain berempati, melankolis juga romantis banget, jagi bikin puisi.
Si melankolis ternyata punya bakat perfeksionis harus sempurnaaa. saya
juga kadang kalau ada yang kurang misalkan dalam tulisan ini bakalan
mengeditnya hingga ratusan kali (lebay, maklum lah melankolis :D ). Dia juga
tipe pemikir . Orang bertipe ini cenderung mempunyai rasa seni yang tinggi,
suka akan gambar, grafik dll, cukup berbakat menjadi seorang seniman entah
musik atau pelukis.
Mereka juga kadang suka sekali namanya berkorban, bahkan
mengorbankan diri mereka sendiri demi orang lain, tidak suka menonjolkan diri
a.k.a low profile lebih memilih bekerja dibalik layar, sepertinya nggak mau
terkenal.
Oke, sudah cukup membanggakan diri sebagai melankolis. sekarang kita
bahas sisi jeleknya, hehehehe. Tipe melankolis orangnya super sensitif, bahkan
anda tiup rasanya kayak ditabok. Mereka suka yang namanya menyendiri,
kadang juga terjebak di masalalu dengan ratusan kisah sedih sambil meratapi
nasip dan suka membesar besarkan masalah, mengapa aku begini.
Melankolis umumnya tertutup, kalau ada masalah biasanya diumpetin,
kalaupun dibagi, pastilah dibagi dengan orang yang paling diapercaya entah
keluarga ataupun teman. Mereka juga kadang suka meremehkan diri mereka
sendiri, padahal apa yang dikerjakannya mungkin lebih bagus dengan orang lain,
istilahnya rumput tetangga lebih hijau dan juga takut kegagalan intinya pikiranya
negatip mulu nggak ada motivasi. Idealis, kalau dirasa sesuatu tidak sesuai
kehendaknya mereka kadang suka ngedumel.
KELEBIHAN :
 Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
 Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
 Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
 Sensitif
 Mau mengorbankan diri dan idealis
 Standar tinggi dan perfeksionis
 Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
 Hemat
 Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu
kreatif)
 Kalau sudah mulai, dituntaskan.
 Berteman dengan hati-hati.
 Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
 Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
 Sangat memperhatikan orang lain

KELEMAHAN :

 Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)


 Mengingat yang negatif & pendendam
 Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
 Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
 Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
 Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
 Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
 Hidup berdasarkan definisi
 Sulit bersosialisasi
 Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
 Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
 Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
 Memerlukan persetujuan

FREGMATIS – Si Pecinta damai

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana
orang yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas
seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin,
santai dan sabar.

Tidak adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara tidak


langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena pengaruh. Orang
seperti ini lambat jadi hangat tapi jika sudah hangat dapat bertahan hangat lebih
lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan bukan atas dasar dorongan naluri.
Temperamennya yang cerah dapat menggantikan ketidakhadiran kecerdikan dan
kebijakan di dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain
dan biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-sasaran
yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan memberi jalan pada
orang lain.

Sekarang kita bahas si cinta damai dulu deh, agak sulit sih menjelaskan
sifat yang bukan sifat sendiri, gpp lah nggak ada salahnya dicoba. kaum
plegmatis umumnya menghindari konflik a.k.a netral, bagi mereka Perdamaian
itu nomer 1, perdamaian perdamaian, perdamaian peeerdamaian.

Mereka juga baik hati, pribadinya tenang rendah hati dan juga penyabar,
terlihat kalem. kalau digabung sama sifat diatas, keknya kerjaan yang cocok jadi
diplomat aja deh. banyak dari tipe Plegmatis mempunyai daya humor yang
tinggi, menyenangkan untuk diajak gaul.

Nah, kalau tadi dalam si melankolis cenderung memilih sendiri, si


plegmatis mereka tipe pendegar, jadi kalau misalkan ada orang yang berbicara
anda memperhatikan seorang teman asik mendengarkan dialah si plegmatis. so,
mau curhat, pilihlah orang dengan sifat plegmatis.

Oke, sekarang buruknya nih, orang plegmatis orang simple, nggak mau
melibatkan diri dalam konflik bahkan konflik di dirinya sendiri alias pengen
mudahnya kalau ada yang mudah ngapain dipersulit? Kalau disuruh mengambil
keputusan sering kali ditunda tunda, jadi punya temen plegmatis keknya harus
dicambukin biar jalan, apalagi sifat nggak bersemangat dan malesnya yang
nggak ketulungan.
Selain males, suka menunda nunda dan ambil enaknya ternyata mereka
juga kikir, sedikit egois dan penakut.

KELEBIHAN :

 Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh


 Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
 Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
 Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
 Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
 Penengah masalah yg baik
 Cenderung berusaha menemukan cara termudah
 Baik di bawah tekanan
 Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
 Rasa humor yg tajam
 Senang melihat dan mengawasi
 Berbelaskasihan dan peduli
 Mudah diajak rukun dan damai

KELEMAHAN :

 Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru


 Takut dan khawatir
 Menghindari konflik dan tanggung jawab
 Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
 Terlalu pemalu dan pendiam
 Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
 Kurang berorientasi pada tujuan
 Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
 Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
 Tidak senang didesak-desak
 Menunda-nunda / menggantungkan masalah
SANGUITIS – Si Superstar
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana
orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas
seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang,
mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.
Selalu periang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang
dihadapi amat penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali sesaat
kemudian. Ia ingin menepati janji-janjinya tapi gagal melaksanakan
keinginannya itu sebab ia tidak cukup berminat untuk menolong orang lain. Ia
adalah seorang penghutang yang jelek yang terus menerus minta waktu untuk
membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul, periang.
Kita bahas si superstar nih, orang dengan tipe sanguis terkenal dengan
banyak omongnya, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta
mengusasai pembicaraan. sanguis memiliki hasrat untuk bersenang senang yang
tinggi, mereka suka akan ketenaran, perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari
orang lain.
Tipe sanguis juga memiliki rasa optimistis yang tinggi, humoris dan
mudah bergaul, emosi mereka juga seperti Plegmatis yaitu cepat berubah, sesaat
mereka bisa terlihat bahagia namun beberapa saat kemudian menangis bombay.
mereka juga senang mengutarakan joke sehingga membuat orang orang
disekitarnya senang.
Negatifnya, orang tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit
berkonsentrasi dan tidak teratur. mereka dapat stres jika terjebak dalam situasi
yang mana hidupnya terasa tidak menyenangkan karna orang sanguis takut
untuk tidak populer. so, jadi kalau misalkan dalam sebuah kelompok ada orang
yang banyak omong, dialah si Superstar.
KELEBIHAN :
Suka bicara
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
Antusias dan ekspresif
Ceria dan penuh rasa ingin tahu
Hidup di masa sekarang
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
Berhati tulus dan kekanak-kanakan
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
Umumnya hebat di permukaan
Mudah berteman dan menyukai orang lain
Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
Menyenangkan dan dicemburui orang lain
Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang
membosankan
Menyukai hal-hal yang spontan
KELEMAHAN :
 Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
 Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
 Susah untuk diam
 Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka
nge-Gank)
 Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
 RKP (Rentang Konsentrasi Pendek)
 Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja
antusias)
 Mudah berubah-ubah
 Susah datang tepat waktu jam kantor
 Prioritas kegiatan kacau
 Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan
dengan tuntas
 Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah
masalahnya
 Egoistis
 Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
 Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save
money”

KORELIS – Si Kuat

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana
orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas
seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar,
optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.

Berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula


jadi tenang jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah. Ia orang yang sibuk
tapi tidak menyukai berada tepat di tengah-tengah kesibukan usaha sebab ia
tidak tabah. Ia memilih untuk memberikan perintah-perintah tapi tidak mau
diganggu dengan pelaksanaan dari perintah-perintah yang diberikannya itu. Ia
menyukai jika dipuji di depan umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan dan
formalitas, ia penuh dengan kebanggaan dan cinta diri sendiri. Ia kikir, sopan
tetapi dengan upacara, ia sakit hati luar biasa jika orang lain menolak untuk ikut
dalam kepura-puraannya.

Masuk ke bagian terakhir nih, kita bahas si kuat, orang tipe ini biasanya
suka mengatur dan memerintah orang, dia nggak mau ada orang berdiam diri
saja sementara dia sibuk kerja/beraktivitas. orang korelis suka akan tantangan,
sang suka berpetualang, mereka juga tegas. tak heran banyak dari usahanya yang
sukses karna memang sifatnya yang juga pantang menyerah dan juga mengalah.

Sisi negatifnya, mereka orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat
karna memang sifat keproduktivitasnya yang tinggi. mereka juga gampang
sekali marah, dan suka berprilaku kasar. jadi kalau nemu temen kerjanya uring
uringan, suka berkata kasar dan gampang marah, dialah Koleris.

Mereka juga suka akan kontoversi dan pertengkaran, bertolak belakang


dengan dengan plegmatis yang cinta damai. sifat mereka juga kurang
bersimpatin dengan sesama suka memanipulasi orang lain dan memperalat orang
lain dan juga kalau salah, susah banget meminta maaf.

Orang koleris sedikit mirip dengan sanguis mereka gampang bergaul dan
optimistis. mereka juga bisa berkomunikasi dengn baik dan terbuka dengan
orang lain, hmm tipe orang seperti ini cocok sebagai pemimpin

KELEBIHAN :

o Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif


o Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
o Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
o Bebas dan mandiri
o Berani menghadapi tantangan dan masalah
o “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari
hari ini”
o Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
o Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
o Membuat dan menentukan tujuan
o Terdorong oleh tantangan dan tantangan
o Tidak begitu perlu teman
o Mau memimpin dan mengorganisasi
o Biasanya benar dan punya visi ke depan
o Unggul dalam keadaan darurat
KELEMAHAN :
 Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
 Senang memerintah
 Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
 Menyukai kontroversi dan pertengkaran
 Terlalu kaku dan kuat/ keras
 Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
 Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
 Sering membuat keputusan tergesa-gesa
 Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang
lain
 Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
 Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
 Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
 Mungkin selalu benar tetapi tidak popular

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Psikologi (dalam Pidarta 2000) atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari
jiwa manusia.Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani
yang dapat dipengaruhi alam sekitar .Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan
inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat pada manusia itu
sendiri.
Dari tata hubungan interdisipliner dengan ilmu sosial lainnya, khususnya
terhadap pendidikan, psikologi pun memberikan landasan, yaitu dalam hal
pembinaan perilaku. Karena pada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan
sasaran utama penyelenggaraan pendidikan.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr. Siti Partini Suardiman, dkk, prinsip-prinsip perkembangan,


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Yulia%20Ayriza,
%20M.Si.%20Ph.%20D/B.3%20Bab%20III-Prinsip-Prinsip
%20Perkembangan.pdf
Ika Budi Maryatun, M.Pd
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PERKEMBANGAN
%20ANAK.pdf
Agus Ariadi, dkk
https://www.scribd.com/doc/89124591/PPD-2-FAKTOR-FAKTOR-
YANG-MEMPENGARUHI-PERKEMBANGAN-MENURUT-KONSEPSI-
ALIRAN-NATIVISME-EMPIRISME-DAN-KONVERGENSI

Anda mungkin juga menyukai