PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Devi Nurhayati
NIM : 1910104203
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Devi Nurhayati
NIM : 1910104203
i
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahamaanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang
berjudul “Analisis Faktor-Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RS PKU
Muhammadiyah Gamping” sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal skripsi di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penulis merasa tidak dapat berbuat banyak tanpa bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2. M. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Fitria Siswi Utami, S.Si.T., MNS selaku Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana
Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4. dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad, M.Kes.,MMR selaku Direktur Utama RS PKU
Muhammadiyah Gamping
5. Nurul Mahmudah, S.ST., M.Keb selaku penguji I
6. Sulistyaningsih, S.KM, MH. Kes selaku pembimbing skripsi dan penguji II
7. Seluruh staf dosen dan karyawan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
8. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu
dalam penyelesaian proposal skripsi ini.
Penyusunan proposal skripsi ini kemungkinan masih ada kesalahan, maka itu
penulis sangat mengharapkan saran, arahan ataupun kritikan yang membangun,
supaya peneliti dapat menyusun skripsi dengan baik. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR SINGKATAN
ACC Accord
AKB Angka Kematian Bayi
ANC Antenatal Care
AOR Adjusted Odd Ratio
BBLR Berat Bayi Lahir Rendah
BLU Badan Layanan Umum
DIY Daerah Istimewa Yogyakarta
IVF In-Vitro
KPD Ketuban Pecah Dini
KPSW Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
OR Odss Ratio
PKU Pembina Kesejahteraan Umat
RS Rumah Sakit
RSUP Rumah Sakit Umum Pusat
QS Al-qur’an Surat
SMC Singaparna Medika Citrautama
SpOG Spesialis Obstetri Dan Ginekologi
UU Undang-Undang
VK Verlos Kamer
WHO World Health Organization
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bertanggung jawab atas sekitar 1 juta kematian pada tahun 2015. Prematuritas,
secara global, adalah penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.
prematur 675.700 dan menjadi peringkat 9 dengan tingkat kelahiran prematur 15,5
per 100 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi.
Bank Dunia (2018) telah melaporkan pada tahun 2018 angka kematian bayi
(AKB) di Indonesia adalah 21/1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut menjadi salah
terutama di Afrika dan Asia selatan, menanggung beban tertinggi dalam hal
jumlah absolut, meskipun angka yang tinggi juga diamati di Amerika Utara.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Vakilian et al., (2015) estimasi prevalensi
1
dibandingkan dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia, prevalensi
2
3
dapat diterima di Iran, tetapi untuk mencapai tingkat yang lebih diinginkan dan
diperlukan. Pemahaman yang lebih baik tentang penyebab kelahiran prematur dan
genap berusia 37 minggu. Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi
prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai
tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan sistem pencernaanya. Sekitar
mempengaruhi angka kematian bayi setiap tahunnya (Pribadi, Mose and Anwar,
2015).
pre-eklamsia, plasenta previa, serta kehamilan dengan ketuban pecah dini: terjadi
idioptik atau ketuban pecah dini, dan karena adanya komplikasi seperti hipertensi
atau kelainan plasenta didapat pada sekitar 20% kasus (Cunningham, 2012).
persalinan prematur, usia hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
dilakukan oleh Anasari and Pantiawati (2016) terdapat hubungan antara usia
dengan persalinan prematur didapatkan hasil p-value 0,004, sehingga usia yang
berisiko mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar mengalami persalinan prematur
dibandingkan usia yang tidak berisiko. Sedangkan dalam penelitian lain Oroh,
Suparman and Tendean, (2015) melakukan penelitian di BLU RSUP Prof. DR. R.
D. Kandou didapatkan jumlah persalinan prematur tertinggi pada usia 21-34 tahun
(50,99%), tidak sesuai dengan teori karena ibu yang berkunjung lebih banyak
plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa dibedakan menjadi 4
lebih banyak ditemukan, yaitu pada usia 35 minggu 974 kasus, 36 minggu 1420
keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada
Kunci (2019) didapatkan hasil dari 183 responden menunjukkan KPD dengan usia
nilai p = 0,009, akan tetapi kejadian KPD dengan usia kehamilan aterm lebih
banyak.
dan eklamisa. Pre-eklampsi berat menurut para ahli kemungkinan hidup bagi janin
yang dilakukan oleh [ CITATION Car19 \l 1033 ] juga menyatakan bahwa berdasarkan
uji statistik chi-square, didapat p-value 0,000 artinya ada hubungan yang
penelitian lain, menurut Romadhon (2016) didapatkan hasil bahwa tidak adanya
berbagai morbiditas yang terjadi pada bayi, terutama dikarenakan sistem organ
menganggap kehamilan adalah hal yang paling diharapkan bagi wanita yang
kehamilan mereka, mereka tidak ingin melahirkan anak prematur yang bisa
berakibat kepada berat bayi lahir rendah dan risiko komplikasi lainnya
(Sulistyaningsih, 2011).
kegawatdaruratan, deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan,
provinsi DIY atau Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum kasus kematian
bayi di DIY fluktuatif dari tahun 2014 – 2017. Tahun 2014 sebesar 405 dan turun
cukup banyak pada tahun 2015 yaitu menjadi 329, turun menjadi 278 pada tahun
2016, namun kembali naik menjadi 313 pada tahun 2017. Penyebab umum
kematian bayi dan neonatal di DIY adalah berat bayi lahir rendah (BBLR), sepsis
dan asfiksia.
data sekunder pada rekam medis, didapatkan jumlah ibu bersalin dengan
persalinan prematur sebanyak 97 orang dari 606 orang ( 16%) ibu bersalin yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
prematur.
prematur.
prematur.
persalinan prematur.
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
Dapat digunakan sebagai masukan bagi bidan, dr. SpOG dan supervisor di
b. Bagi Bidan
risiko persalinan prematur yang dapat digunakan untuk deteksi dini dalam
c. Bagi masyarakat
persalinan prematur.
Materi yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor risiko kejadian
dan plasenta previa, serta kehamilan dengan ketuban pecah dini (Nugroho, 2012).
Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah data ibu bersalin yang mengalami
sejak bulan November 2019 sampai dengan Mei 2020, tabel rancangan time
berdasarkan data AKB (Angka Kematian Bayi) di DIY, didapatkan data bahwa
kasus kematian bayi di Kabupaten Sleman yaitu sebanyak 57 kasus pada tahun
melihat data sekunder pada rekam medis dan bangsal VK didapatkan sebanyak
97 kasus ( 16%) persalinan prematur dari 606 kasus ibu bersalin yang
F. Keaslian Penelitian
4 Carolin (2019) Faktor – Faktor Jenis Penelitian Survei analitik Ibu yang mengalami Teknik sampling untuk
Yang dengan pendekatan case persalinan preterm sebanyak kelompok kasus total
Berhubungan control retrospektif. Jumlah 10,1% dari 297 ibu bersalin. sampling dan
Dengan Kejadian Populasi Semua wanita yang Mayoritas ibu bersalin kelompok kontrol
Persalinan Preterm melahirkan Januari sampai Juni preterm usia beresiko sebesar simple random
Di Rumah Sakit 2017. Teknik Sampling Simple 51,7%, paritas multipara sampling.
Muhammadiyah random sampling. Jumlah sebesar 53,3%, ibu bersalin Perbandingan sampel
Taman Puring Sampel 30 ibu melahirkan KPD lebih banyak terjadi 1:2
Kebayoran Baru preterm dan 30 ibu melahirkan persalinan preterm sebesar
Jakarta Selatan tidak preterm dengan total 60 53,3%, ibu bersalin dengan
Periode Januari - sampel. Teknik analisa tidak Preeklampsi lebih
Juni Tahun 2017 Analisis bivariat menggunakan banyak terjadi persalinan
chi square. preterm sebesar 63,3%. usia
ibu (p=0,000), paritas
(p=0,000), KPD (p=0,000),
Preeklampsi (p=0,000)
Variabel yang mempunyai
hubungan yang signifikan
adalah usia, paritas, KPD,
preeklampsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Teoritis
1. Definisi Persalinan
bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini tercermin dalam firman
Kita telah bisa memahami bahwa kehamilan yang terjadi sebagai salah
satu proses penciptaan manusia merupakan bentuk kebesaran Allah yang telah
Tidak berhenti di situ, Allah juga telah mengatur sedemikian rupa proses
“Dan Allah yang mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibu kamu dalam
keadaan tidak tahu apa-apa, lalu Allah menjadikan untuk kamu
pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran agar kamu bersyukur”
(QS.16:78)
13
Persalinan sendiri dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi
uterus yang teratur dan semakin kuat, menciptakan penipisan dan dilatasi
serviks
14
15
melalui jalan lahir melawan resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang
presentasi, yang pada akhirnya menyebabkan ekspulsi janin dan plasenta dari
sebelum janin genap berusia 37 minggu (Pribadi, Mose and Anwar, 2015).
persalinan terjadi antara usia kehamilan 20-37 minggu atau dengan berat janin
tertinggi dalam hal jumlah absolut, meskipun angka yang tinggi juga diamati di
Amerika Utara.
minggu).
minggu).
16
diperlukan saat lahir. Di seluruh dunia, 11,1% bayi dilahirkan prematur setiap
bayi yang cukup bulan, bayi dengan usia kehamilan <32 minggu, mempunyai
sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan system
kematian dan kesakitan neonatus yang dilahirkan pada usia 34, 35 dan 36
minggu dibandingkan dengan mereka yang lahir aterm antara tahun 1988 dan
persalinan kurang bulan spontan idioptik atau ketuban pecah dini. Komplikasi
seperti hipertensi atau kelainan plasenta didapat pada sekitar 20% kasus.
1) Usia Ibu
persalinan premtur, usia hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
statistik, ibu yang sangat muda (yang berusia kurang dari 18 tahun) atau
prematur yang lebih tinggi. Pada pelahiran anak kedua, ibu yang berusia
15 dan 19 tahun beresiko tiga kali lebih tinggi mengalami pelahiran yang
sangat prematur dan bayi lahir mati dibandingkan ibu yang berusia 20-29
tahun. Angka kematian bayi dan anak kecil yang lahir dari ibu yang
berusia remaja sekitar 60 persen lebih tinggi dibandingkan ibu yang usia
dikaitkan dengan usia wanita yang sudah lanjut karena mereka mungkin
infertilitas.
<20 tahun dan >35 tahun sebesar 51,7% mengalami persalinan prematur.
didapatkan p-value 0,004 yang berarti ada hubungan antara usia dengan
2) Paritas
value 0,001 yang berarti ada hubungan antara paritas dengan persalinan
nilai p-value 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara paritas
2,179 (95% CI: 1,063-4,468) yang artinya ibu hamil dengan paritas 1
1) Plasenta Previa
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa terdiri dari 4
klasifikasi yaitu :
internum.
uteri internum.
(3) Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada tepat pada tepi
uteri internum.
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat
(Nugroho, 2012).
tahun 2016 mengalami plasenta previa. Jenis plasenta previa yang terjadi
value 0,003
pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir
timbulnya solusio plasenta pada hamper 20 persen dan edema paru pada
janin yaitu :
terapi
g) Kematian janin
B. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Usia Ibu
Paritas
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
23
adalah usia ibu, plasenta previa, ketuban pecah dini (KPD), dan pre eklamsia.
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2011). Pada penelitian ini menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi kejadian
yaitu penelitian yang mempelajari hubungan antara kasus dengan paparan tertentu
control. Faktor risiko (paparan) yang berperan dalam kejadian persalinan prematur
24
25
KPD (+)
Retrospektif PREMATUR Data Rekam
Medis Ibu
Tidak KPD (-) Bersalin
Bulan
Januari –
KPD (+) Desember
Retrospektif 2019
TIDAK
PREMATUR
Tidak KPD (-)
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
2. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam peneltian ini adalah usia ibu, plasenta previa,
3. Variabel Perancu
1. Populasi
Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin Semua
dan tercatat dalam data rekam medis rumah sakit. Populasi kasus sebanyak 97
2. Sampel
teknik sampel jenuh dimana semua populasi kasus digunakan sebagai sampel.
antara kelompok kasus dan kelompok kontrol yang optimal berkisar antara 1 :
2 (Murti, 2016).
a. Sampel Kasus
Gamping.
b. Sampel Kontrol
prematur yaitu sebanyak 194 orang. Untuk pendataan data yang sesuai fokus
a) Ibu yang melahirkan dengan usia cukup bulan, kehamilan dengan usia
Gamping.
E. Etika Penelitian
1. Informed Consent
3. Confidentialy (kerahasiaan)
data yang diperlukan dalam penelitian saja yang akan dilaporkan sebagai
penelitian.
4. Prinsip keadilan
Peneliti memberikan perlakuan yang sama terhadap data yang diambil, tidak
6. Beneficence / manfaat
merugikan bagian rekam medis maupun Rumah Sakit saat pengambilan data.
Gamping pada data ibu yang mengalami persalinan prematur (kasus) dan data
Ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (kontrol) dari Januari-Desember 2019.
data, hanya memilih atau memasukkan data yang penting dan benar-benar
diperlukan.
berbentuk angka, bukan symbol karena hanya angka yang dapat diolah
(Sulistyaningsih, 2011).
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Dalam penelitian ini jenis datanya adalah data kategorik yang hanya
f
P= x 100 %
n
Keterangan :
f = Jumlah sampel
n = Jumlah populasi
b. Analisis Bivariate
objek penelitian antara variable bebas dan variable terikat (Ariani, 2014).
( Fij−Eij)2
2
xp =∑ ( Eij )
Keterangan :
Uji statistika yang digunakan adalah uji Chi Square, jenis uji
>20% yang kosong maka dapat digantikan menggunakan fisher extract test
(Ariani, 2014)..
adanya paparan. Dalam desain studi kasus kontrol untuk menilai besarnya
dengan rumus :
a/ ( a+ c ) :c /(a+c )
OR =
b/ ( d +d ) :d /(b +d )
a/c
OR =
d /d
ad
OR =
bc
1. Jika nilai OR = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak
ada pengaruh dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain bukan sebagai
angka 1, berarti faktor yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk
terjadinya efek.
yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif (Nugrahaeni,
2011).
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
ACC.
2. Pelaksanaan
surat di kampus.
Gamping.
Muhammadiyah Gamping.
e. Mengambil data di rekam medis atau bangsal bersalin per hari 20 kasus
dan eksklusi.
3. Pelaporan