Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA


TERHADAP BAHAYA PENGGUNAAN KRIM
PENCERAH WAJAH DESA PITUE KEC.
MA’RANG KAB. PANGKEP
NAMA : FITRI RAMADHANI

NIM : PO713251171067

PEMBIMBING I : Drs. H. TAHIR AHMAD, M. Kes.,Apt


PEMBIMBING II : RATNASARI DEWI, S.Si., M.Kes

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kulit yang bersih dan tampak indah sangat besar pengaruhnya bagi
kecantikan seorang wanita. Oleh sebab itu, segala usaha dilakukan untuk
mempertahankan kulit yang cantik. Adapun usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kulit yang cantik yaitu di mulai dari luar misalnya
dengan memakai kosmetik (Takasihaeng. J, 2005).
Kebutuhan setiap orang akan kosmetik berbeda-beda dan bisa
dipastikan setiap harinya banyak yang menggunakan produk kosmetik.
Penggunaan kosmetik ini di mulai dari produk-produk kosmetik
tradisional hingga kosmetik modern karena kosmetik telah dipercaya
sebagai alat pemercantik. (Azhara dkk, 2011).
Jenis-jenis kosmetik modern terus mengalami perkembangan,
mulai dari kosmetik untuk badan, seperti sabun, parfum, bedak dan
sebagainya, hingga kosmetik untuk wajah, seperti krim pemutih, lipstik,
eye shadow, dan lain-lain. Namun, seiring perkembangan zaman dan
semakin banyaknya produk-produk kosmetik yang beredar di pasaran,
diperlukan ketelitian serta kejelian dalam memilih kosmetik itu sendiri.

1
Dewasa ini, banyak unsur-unsur atau zat-zat kimia berbahaya yang
digunakan dalam produk kosmetik tanpa terkecuali produk krim pencerah
wajah. Krim pencerah wajah merupakan salah satu kosmetik yang
digemari dikalangan masyarakat. Mengingat banyaknya iklan produk krim
pemutih di televisi, belum lagi di media cetak memang sangat
menggiurkan. Apapun rela mereka lakukan untuk tampil lebih cantik
dengan kulit wajah yang putih bersih. Bahkan bagi mereka harga bukanlah
suatu masalah. Tetapi tanpa mereka sadari banyak efek yang ditimbulkan
oleh produk Krim pencerah wajah yang mengandung zat-zat kimia
berbahaya.

Pada umumnya produk Krim pencerah wajah biasanya


memberikan hasil yang memuaskan pada awal pemakaian seperti kulit
wajah lebih cepat bereaksi dan wajah tampak lebih putih, adapun efek
sampingnya itu baru akan terjadi setelah beberapa kali pemakaian atau
pemakaiannya dihentikan. Efek samping yang muncul misalnya gatal-
gatal, kulit wajah akan menjadi rusak/terkelupas, kulit kembali menjadi
hitam, munculnya flek-flek hitam, ketergantungan, kanker kulit, kulit
kembali menjadi hitam, dan munculnya flek-flek hitam dan sebagainya.

Desa pitue merupakan salah satu desa dari 10 desa/keluahan di


wilayah Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan,
dengan luas ± 565 ha dan berjarak ± 17 km dari pusat pemerintahan.
Seperti kebanyakan desa yang berada di pesisir pantai dengan bentang
alam yang datar dan memiliki ketinggian dua meter di atas permukaan
laut, mata pencaharian sebagian besar warga Desa Pitue adalah petani
tambak, nelayan dan budidaya rumput laut. Sebagian lainnya bekerja
sebagai pengawai, sektor jasa, peternak dan pedagang. Jumlah penduduk
desa ini 3.016 jiwa terdiri dari laki-laki 1.409 jiwa dan perempuan 1.607
jiwa dan terbagi dalam 4 dusun yakni Dusun Pitue, Sabange, Gusunge dan
Jennae.

2
Kesadaran penggunaan Krim pencerah wajah tidak lepas dari
informasi dan pengetahuan, hal ini dikarenakan pengetahuan merupakan
faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, maka dari itu penulis
hendak mengetahui kualitas tingkat pengetahuan remaja terhadap bahaya
penggunaan Krim pencerah wajah di Desa Pitue Ke. Ma’rang Kab.
Pangkep.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat pengetahuan remaja terhadap bahaya
penggunaan Krim pencerah wajah di Desa Pitue Kec. Ma'rang Kab.
Pangkep?
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja terhadap bahaya
penggunaan Krim pencerah wajah di Desa Pitue Kec. Ma'rang Kab.
Pangkep.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Bagi peneliti dapat menambah wawasan, memperkaya ilmu
pengetahuan peneliti mengenai penggunaan Krim pencerah wajah
yang ada di Desa Pitue Ke. Ma’rang Kab. Pangkep dan sebagai
referensi data bagi peneliti selanjutnya
2. Bagi remaja
Bagi remaja, memberikan wawasan dan menambah ilmu pengetahuan
remaja mengenai penggunaan Krim pencerah wajah

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN


1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
2. Tingkat Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :
a. Tahu
Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat
sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Paham
Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain,
misalnya mengelompokkan dan membedakan.
e. Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.

4
f. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
3. Menurut Notoatmodjo (2003) dan Widianti (2007), pengetahuan
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat
memperluas pengetahuan seseorang.
b. Tingkat pendidikan, orang yang berpendidikan secara umum lebih
tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang
yang berpendidikan lebih rendah.
c. Keyakinan biasanya diperoleh secara turun-temurun, baik
keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu.
d. Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang diantaranya yaitu majalah, radio, koran,
televisi, buku, dan lain-lain.
e. Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan
cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih
baik.
f. Sosial budaya, kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam
keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap
seseorang terhadap sesuatu.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan


memberikan seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek
pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian
dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi
nilai satu dan jika salah diberi nilai nol. Penilaian dilakukan
dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor

5
yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya
berupa presentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:
N= (Sp/Sm) x 100% Keterangan: N = Nilai pengetahuan Sp = Skor
yang didapat Sm = Skor tertinggi maksimum (Notoatmodjo, 2003)

B. REMAJA
1. Definisi remaja
Remaja merupakan periode pertumbuhan manusia dan
perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum
dewasa, dari usia 10-19 tahun. Periode ini adalah salah satu transisi
penting dalam kehidupan yang ditandai dengan kecepatan yang luar
biasa dalam pertumbuhan dan perkembangan (WHO, 2014).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Depkes, 2014).
2. Perilaku pemakaian kosmetik oleh remaja
Menurut Notoatmodjo (2012). seorang ahli psikologi, merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas. Dilihat dari bentuk respon
terhadap stimulus.
C. KOSMETIK
1. Definisi kosmetik
Kata kosmetik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kosmesis” yang
mengartikan bahwa memperindah atau “kosmeo” untuk mengatur
(Tranggono, 2007).
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
tahun 2011, kosmetik adalah setiap bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia

6
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau
gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan,
mewangikan, dan mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1176/MENKES/PER/VIII/2010, kosmetik adalah bahan atau sediaan
yang dimasuksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau
gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan mewangikan,
mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM, 2012).
Sedangkan menurut Food, Drug dan Cosmetic (FDC) Amerika
mendefinisikan kosmetik sebagai (Shai, dkk, 2009):
a. Bahan–bahan yang digunakan dengan cara digosok, ditaburi atau
di semprot pada tubuh manusia atau bagian–bagian tubuh manusia
yang berfungsi untuk mencuci, mempercantik, menambah daya
tarik atau mengubah penampilan.
b. Bahan–bahan yang digunakan adalah berbagai macam tidak
termasuk sabun.

Setiap kosmetik yang beredar wajib memenuhi standar dan/atau


persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (BPOM, 2012).

Kosmetik sudah menjadi keperluan sehari-hari bagi sebagian besar


manusia baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari bayi hingga
lanjut usia bahkan hingga saat meninggalkan dunia ini. Berbagai
macam produk kosmetik beredar di pasaran ditujukan untuk keperluan
yang berbeda-beda (Tranggono, 2007).

2. Klasifikasi kosmetik menurut (Shai dkk, 2009) berdasarkan fungsinya,


kosmetika diklasifikasikan menjadi:

7
a. Memperbaiki penampilan dan kecantikan. Tujuannya yaitu
memperbaiki penampilan dengan menekankan pada bagian muka
atau tubuh yang terlihat lebih baik supaya penglihatan orang-orang
terfokus pada bagian tersebut. Pada saat yang bersamaan kosmetik
dibuat untuk menyamarkan bagian yang kurang menarik dan
memperbaiki lesi kulit, jika dibutuhkan. Adapun yang dimaksud
yaitu makeup, pewarna rambut, cat kuku dan sebagainya.
b. Perawatan kulit Kosmetik digunakan untuk mencapai dan
mempertahankan kehalusan dan kelenturan kulit. Adapun bahan
yang dimaksud adalah pelembab dan pencuci muka.
c. Pelindung kulit. Tujuannya adalah melindungi kulit dari matahari,
debu, kotoran dan lain– lain. Adapun yang dimaksud yaitu sediaan
sunscreen memiliki efek pelindung dari sinar matahari, Pelembab
juga memiliki efek agar kulit tidak cepat kering dan sabun yang
mengandung bahan–bahan antibakteri dapat melindungi kulit dari
bakteri.
D. KRIM PENCERAH WAJAH
1. Definisi Krim pencerah wajah
Menurut Farmakope Indonesia krim adalah bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional
telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak
atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan
untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam–asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam
air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
penggunaan kosmetik dan estetika (Depkes RI, 1995).
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental
mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk
pemakaian luar yang terdiri dari dua tipe krim, yaitu: krim tipe air

8
minyak (A/M) dan krim minyak air (M/A), yang dimana untuk
membuatnya digunakan zat pengemulsi yang umumnya berupa
surfaktan–surfaktan anionik, kationik dan nonionik (Anief, 2007).
Krim pencerah wajah adalah campuran bahan kimia yang bertujuan
untuk memancarkan noda hitam pada kulit. Dalam jangka waktu yang
lama krim pemutih tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi
hiperpigmentasi pada kulit.
Krim pencerah wajah merupakan kumpulan dari berbagai macam
zat yang dicampur menjadi krim dan kemudian di pasarkan untuk
menarik para konsumen demi kelangsungan keuntungan, produsen
pembuat krim pemutih wajah dan berbagi informasi bahwa ada suatu
krim yang dapat mengubah kulit wajah yang semula hitam berubah
menjadi putih berseri (Rossa, 2011).

Melanin adalah pigmen warna coklat yang berfungsi untuk


melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Setiap kali kulit terpapar
sinar matahari, tubuh akan secara otomatis memproduksi melanin
untuk melindungi kulit. Itulah sebabnya kenapa setiap kali terjemur
sinar matahari kulit anda akan menjadi gelap. Karena semakin banyak
kandungan pigmen melanin diproduksi oleh tubuh, maka kulit akan
semakin gelap.

Zat kimia yang digunakan dalam pemutih wajah dan kulit bekerja
dengan cara menekan produksi melanin dalam tubuh sehingga kulit
akan menjadi lebih putih. Akan tetapi, resikonya kulit anda akan
menjadi sangat rentan terhadap sinar matahari karena kekurangan
melanin. Dan jika kulit tidak terlindungi melanin dalam jangka waktu
panjang, sinar ultraviolet sangat beresiko menyebabkan kanker kulit.

9
3. Kandungan Krim pencerah wajah berbahaya

Ada beberapa bahan berbahaya yang biasanya terkandung dalam


krim pemutih wajah dan kulit. Beberapa diantaranya sudah dilarang
penggunaannya, sementara sebahagian lainnya harus dalam
pengawasan dokter. Berikut beberapa bahan berbahaya yang
terkandung dalam Krim pencerah wajah dan kulit :

a. Merkuri
Merkuri termasuk salah satu zat berbahaya yang terkandung
dalam krim pemutih wajah dan kulit. Merkuri merupakan cairan
logam perak atau lebih dikenal dengan sebutan air raksa.
Merkuri bekerja dengan cara merangsang enzim trikinase dan
menghambat tirosin sehingga tubuh tidak memproduksi melanin.
Dampaknya kulit akan menjadi putih dan mulus pada awalnya.
Akan tetapi lama-kelamaan merkuri akan mengendap dibawah
kulit dan akan menyebabkan pigmentasi kulit dengan efek yang
permanen.
Efeknya akan terlihat setelah beberapa tahun kedepan dimana
kulit akan berubah warna menjadi biru kehitaman dan sangat
rentan terserang kanker. Merkuri juga dapat mengakibatkan
kemandulan, keguguran, kerusakan saraf dan ginjal. Adapun ciri-
ciri kandungan merkuri pada krim pemutih wajah
1. Merkuri memiliki aroma logam yang khas dan sangat
menyengat. Untuk menghindari hal ini produsen biasanya
mencampurkan krim pemutih wajah dengan parfum atau bibit
pewangi yang mencolok.
2. Krim pencerah wajah yang mengandung merkuri memiliki
tekstur yang lengket. Namun ada juga sebahagian produsen
yang mencampurkannya dengan bedak atau bedak dingin agar
sedikit encer.

10
3. Krim pencerah wajah yang mengandung merkuri pada
umumnya memiliki warna kuning atau krem yang mencolok
dan mengkilat seperti mutiara. Ini disebabkan karena pihak
produsen mencampurkannya dengan bahan pewarna textil agar
terlihat lebih menarik.
4. Krim pencerah wajah berbahaya yang mengandung merkuri
akan terasa gatal dan panas dikulit.
5. Pada saat awal pemakaian, Krim pencerah wajah yang
mengandung merkuri pada umumnya akan menyebabkan
iritasi dan pengelupasan pada kulit wajah. Tidak hanya itu,
kulit wajah juga akan menjadi kemerahan saat terpapar sinar
matahari.
6. Krim pencerah wajah yang mengandung merkuri akan
menjadikan kulit wajah putih pucat dalam waktu singkat.
Selain itu, kulit wajah juga akan terlihat kencang dan tipis.
7. Krim pencerah wajah yang mengandung merkuri akan
menyebabkan jerawat tidak tumbuh diwajah. Ini pertanda tidak
normal sebab kulit wajah tidak lagi mengandung melanin dan
protein.
8. Saat pemakaian Krim pencerah wajah yang mengandung
merkuri dihentikan, wajah akan kembali ke warna aslinya
dengan cepat serta akan muncul jerawat kecil yang
menyebabkan gatal.
b. Hidrokinon
Hidrokinon adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menghilangkan hyperpigmentasi pada kulit. Kemampuannya untuk
memutihkan wajah dengan menghambat produksi melanin
menjadikannya banyak digunakan untuk produk krim pemutih
wajah. Tidak hanya itu, hidrokinon juga mampu menghilangkan
flek hitam diwajah, bekas jerawat dan bekas luka diwajah.

11
Penggunaan hidrokinon dalam dosis yang tinggi dan dalam
jangka waktu lama sangat berbahaya. Biasanya efek samping
penggunaannya akan terlihat setelah pemakaian selama 6 bulan.
Resiko terparah penggunaan zat ini dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, kelainan fungsi hati, kanker darah dan dapat mengaktifkan
sel-sel kanker dalam tubuh.
Jika digunakan secara berlebihan, hidrokinon dapat memicu
pemutihan kulit yang tidak sesuai dengan keinginan dan tidak
normal. Selain itu, kulit juga akan menjadi sangat sensitif terhadap
sinar matahari. Adapun ciri-ciri kandungan hidrokinon dalam krim
pemutih wajah
1. Pencerah wajah yang mengandung hidrokinon biasanya terasa
panas dan gatal saat dipakai.
2. Hidrokinon yang terkandung dalam Krim pencerah wajah akan
memberikan aroma yang menyengat dan terasa sangat khas.
3. Berbeda dengan merkuri, hidrokinon sangat mudah larut dalam
air, sehingga untuk Krim pencerah wajah yang berbahan dasar
air agak sulit dibedakan dari teksturnya.
4. Krim pencerah wajah yang mengandung hidrokinon akan
menjadikan wajah putih terang dan terlihat tidak alami dalam
waktu yang singkat.
5. Pada awal pemakaian, Krim pencerah wajah yang mengandung
zat hidrokinon akan menjadikan kulit wajah terkelupas dan
berwarna kemerahan.
6. Apabila pemakaian Krim pencerah wajah dihentikan, maka
kulit wajah akan kembali ke warna semula dalam waktu
singkat.
3. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menghindarkan diri dari dampak buruk Krim pencerah wajah
berbahan berbahaya:

12
a. Pastikan kosmetik yang akan Anda beli terdaftar dalam daftar
kosmetik yang teregistrasi BPOM.
b. Produk kosmetik yang teregistrasi wajib mencantumkan nomor
izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi tidak wajib
mencantumkan nomor notifikasi, tapi wajib mencantumkan
nama dan alamat produsen pada label.
c. Selalu baca label bahan kandungan pada setiap kemasan
produk pemutih kulit, termasuk cara dan dosis penggunaan,
komposisi, serta tanggal kedaluarsa.
d. Meski dampak penggunaan produk tertentu baru akan terasa
dalam jangka panjang, namun tidak ada salahnya bagi Anda
untuk melakukan uji kepekaan kosmetik dengan cara berikut
ini:
1. Oleskan produk ke plester
2. Tempelkan plester selama 24 jam pada bagian dalam
lengan bawah
3. Jaga agar plester tidak terkena air
4. Lepaskan plester dan periksa apakah produk tersebut
bereaksi pada permukaan kulit Anda

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian desktiptif menggunakan
intrumen kuesioner yang dibagikan kepada responden, yang bertujuan
untuk mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan Tingkat
pengetahuan bahaya remaja terhadap penggunaan Krim pencerah wajah di
Desa Pitue Kec. Ma’rang Kab. Pangkep
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Pitue Kec. Ma’rang Kab.
Pangkep pada bulan februari-juni 2020.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah remaja yang
menggunakan Krim pencerah wajah yang berada di lingkungan Desa
pitue Kec. Ma’rang Kab. Pangkep.
2. Sampel
Metode atau teknik yang dilakukan pada pengambilan sampel
yaitu menggunakan metode Purposive Sampling adalah metode yang
menggunakan kriteria khusus, adapun kriterianya yaitu :
a. Remaja berusia 15-18 tahun
b. Pernah menggunakan Krim pencerah wajah
c. Bersedia menjadi responden
d. Bersedia mengisi kuesioner

Sampel dihitung menggunakan rumus Slovin dengan tingkat


kesalahan 10%. (Sevilla, C,G,dkk,2007) adapun rumusnya yaitu :

N
Rumus Slovin n= 2
1+ N (e)

14
Keterangan : n = Sampel

N = Populasi

e = Tingkat kesalahan

N
n=
1+ N ( e )2

273
n= 2
1+273 ( 0,1 )

273
n=
3,73

n = 73,1 di bulatkan menjadi 73 remaja


D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner kepada remaja yang menggunakan krim pemutih di Desa Pitue
Kec. Ma’rang Kab. Pangkep, dengan menggunakan pertanyaan yang
memiliki 2 opsi jawaban yaitu Ya atau Tidak. Hasil jawaban yang
diperoleh dari kuesioner kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
dipresentasikan.
E. PENYAJIAN DATA
1. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel dan
dipresentasikan
2. Data yang diperoleh diolah menggunakan skala Guttman
Skor untuk jawaban positif/mengetahui tentang krim pemutih = 1
Skor untuk jawaban negatif/tidak mengetahui krim pemutih = 0
jumlah skor rata−rata
Presentase Skor = ˣ 100%
skor ideal
Skor ideal = jumlah responden kemudian dipresentasikan berdasarkan
jawaban yang benar.
a. < 50 % : Pengetahuan Rendah

15
b.  50 % : Pengetahuan tinggi

F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Krim pencerah wajah merupakan kumpulan dari berbagai macam zat
yang dicampur menjadi krim dan kemudian di pasarkan untuk
menarik para konsumen demi kelangsungan keuntungan, produsen
pembuat krim pemutih wajah dan berbagi informasi bahwa ada suatu
krim yang dapat mengubah kulit wajah yang semula hitam berubah
menjadi putih berseri
2. Remaja merupakan periode pertumbuhan manusia dan perkembangan
yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yang
memiliki rentang usia dari umur 15-18 tahun.
3. Desa Pitue Kec. Ma’ranag Kab. Pangkep merupakan tempat di
adakan penelitian ini.

16
Lampiran I Alur Penelitian

Surat Pengantar izin penelitian dari jurusan

Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.

Kantor Desa Pitue Kec. Ma’rang Kab.

Pangkep

Membagikan kuesioner pada Remaja yang ada

di Desa Pitue Kec. Ma’rang Kab. Pangkep

Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data

berdasarkan tingkat pengetahuan Remaja

terhadap bahaya penggunaan krim pencerah

wajah

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

17
Lampiran II Kuesioner

“TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP BAHAYA


PENGGUNAAN KRIM PENCERAH WAJAH DI DESA PITUE KEC.
MA’RANG KAB. PANGKEP”

Sebelumnya saya sangat mengucapkan banyak terima kasih atas


partisipasi anda dalam meluangkan waktu menjawab kuesioner ini, sebagai
syarat dari penyelesaian Karya Tulis Ilmiah saya. Karena itu apapun
hasilnya, tidak akan mempengaruhi reputasi anda.

A. PETUNJUK
1. Baca dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur sesuai dengan
kenyataan.
2. Jawaban yang kami peroleh semata mata demi kepentingan bersama
dan dirahasiakan.
B. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :
Tingkat pendidikan :
C. PERTANYAAN
Beri tanda check list () pada jawaban Ya jika anda anggap benar
dan beri tanda Silang (x) pada jawaban Tidak jika anda anggap salah
dibawah ini?

NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1. Apakah anda pernah menggunakan kosmetik
jenis krim pencerah wajah?
2. Apakah anda mengetahui apa itu kosmetik?
3. Apakah anda mengetahui apa itu Krim
pencerah wajah?
4. Apakah anda membaca cara penggunaan Krim

18
pencerah wajah sebelum menggunakannya?
5. Pernahkah anda membaca kandungan bahan
yang terdapat dalam Krim pencerah wajah?
6. Apakah anda mengetahui bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh Krim pencerah wajah yang
mengandung bahan berbahaya?
7. Apakah anda mengetahui bahan berbahaya
yang dikandung oleh Krim pencerah wajah?
8. Apakah anda pernah mengalami kelainan kulit
selama menggunakan Krim pencerah wajah?
9. Apakah anda langsung menghentikan
penggunaan Krim pencerah wajah tersebut jika
terjadi efek yang tidak diingingkan?
10. Apakah Krim pencerah wajah setelah
digunakan dalam jangka waktu yang cukup
lama dapat menjadikan warna kulit menjadi
putih selamanya
11. Jika kulit anda sudah tampak putih seperti yang
diingingkan, apakah anda masih melanjutkan
penggunaan Krim pencerah wajah tersebut?

19
DAFTAR PUSTAKA

Anief. 2007. Farmasetika. Gajah Mada. University Press : Yogyakarta


Azhara dkk. 2011. Waspada bahaya kosmetik. Flashbook, Jakarta
BPOM. 2012. Bahan berbahaya dalam kosmetik. Jakarta
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Ke IV. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat Dan Makanan: Jakarta

Depkes. 2014 situasi kesehatan reproduksi remaja. Pusdatin : ISSN 2442-7659


(1) : 2
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi kesehatan teori dan perilaku kesehatan. Rineka


Cipta, Jakarta

Rossa, 2011, Pengertian Krim pencerah wajah


http://rossaoca.blogspot.co.id/2011/03/pengertiaan-krim-pemutih-
wajah.html [diakses pada tanggal 31 januari 2020]

Shai, dkk. 2009. Handbook Of Cosmetic Skin Care, Infoma Healthcare, USA

Takasihaeng, j., 2005 “Hidup Sehat Bagi Wanita”, Penerbit Harian Kompas,
Jakarta

Tranggono, 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta

Widianti. 2007. Remaja dan permasalahan : Bahaya Merokok, Penyimpangan


Seks Pada Remaja dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman
Keras/Narkoba. Bandung : Refika Aditama

World Health Organization (WHO) 2014. Commision on Ending Childhood


Obestity. Geneva,, World Health Organization, Departemen of
Noncommunacable disease surveillance

20

Anda mungkin juga menyukai