Report
Similarity Found: 19%
Saat ini, paradigma bahwa orang dianggap cerdas apabila pandai dalam
matematika, logika, linguistik/bahasa, dan ilmu pasti lainnya, dan dapat diukur
secara cepat dengan menggunakan tes IQ dari versi lebih canggih. Saat ini,
strategi pembelajaran aktif yang memperhatikan perbedaan kemampuan
masing-masing anak didik, mulai diperhatikan. Sistem pendidikan, baik
pendidikan formal maupun non formal berupaya untuk menghargai kemampuan
dan potensi anak didik. Ini dapat dilihat dengan lahirnya berbagai metode
pembelajaran yang memanusiakan manusia dengan tujuan utama meningkatkan
kecerdasan anak (Pangastuti 2013). Kecerdasan anak dapat dioptimalkan apabila
otak kanan dan otak kiri berfungsi secara seimbang.
Salah satu metode yang ditawarkan untuk membuat fungsi kedua belahan otak
seimbang adalah dengan mengaktifkan otak tengah. Metode aktivasi otak
tengah ini dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan anak bahkan
menjadikannya genius (Andhika 2010). Kemampuan dasar yang dapat dilakukan
setelah otak tengah diaktivasi antara lain anak dapat melihat kartu, berjalan, naik
sepeda, membaca, dan mewarnai dengan mata tertutup (Sangkanparan 2010).
Jika otak tengahnya lebih rajin dilatih, akan mampu membaca dokumen dalam
keadaan tertutup, kemampuan prediksi atau memperkirakan apa yang akan
terjadi beberapa saat kemudian.
Dan ini merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki anak yang otak tengahnya
telah aktif (Pangastuti 2013). Secara umum, otak (cerebrum) terdiri dari dua
belahan yaitu: hemisfer kanan dan hemisfer kiri yang dihubungkan dengan
corpus callosum (Pinel, 2009; Kalat, 2010). Otak merupakan organ maha rumit
yang memiliki banyak bagian dan fungsi yang spesifik dan berbeda-beda. Secara
garis besar, otak dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum),
otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem).
Bagian-bagian tersebut masih dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Ruang
antar bagian dibatasi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sementara bagian
luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak
(Pinel 2009). PEMBAHASAN Otak tengah atau otak intuitif. Otak intuitif adalah
kelanjutan dari otak rasional melalui kreatif. Artinya, intuitif akan muncul jika
telah melewati sebuah proses “kelelahan” rasionalitas dan “kejenuhan” kreatifitas.
Sehingga intuitif merupakan akhir dari perjalanan pemikiran logis dan Kreatif
(Pasiak 2002).
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap (Winkel
1996).Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan optimal, diperlukan
proses belajar yang efektif. Menurut Sudjana (2005) prestasi belajar dapat
diartikan sebagai tujuan penilaian untuk mengetahui keberhasilan dari proses
pendidikan dan pengakaran di sekolah, dengan ditandai dengan adanya
perubahan.
Hal ini dapat dilihat dari apa yang dihasilkan siswa dari pertanyaan atau
persoalan tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga dapat dikatakan bahwa,
siswa dapat disebut sebagai siswa yang berprestasi di sekolahnnya baik apabila
terjadi perubahan dalam dirinya dan ketika dia diberi soal oleh gurunya, maka ia
dapat dengan mudah menjawab soal-soal tersebut. (Sukmawati dan Wahyuni
2012). Aktivasi otak tengah untuk meningkatkan kecerdasan otak anak sejak dini
menstimulasi penulis untuk mengkaji lebih dalam melalui observasi bebas,
analisis riset terdahulu dan kajian pustaka yang relevan (Pangastuti 2013).
Munculnya istilah otak tengah ini di Indonesia tergolong relatif baru setelah otak
kanan dan otak kiri. Namun di Jepang teori tentang otak tengah telah
berkembangan lebih dari 40 tahun yang lalu. Dalam dunia kedokteran otak
tengah atau mecencephalon adalah bagian otak yang terletak diantara bagian
otak depan dan bagian otak belakang, terdiri dari tektum dan cerebral peduncle.
Otak tengah berperan penting dalam memanfaatkan keseluruhan otak manusia.
Akan tetapi kondisi otak tengah tiap individu tidak sama. Ada orang yang karena
latihan dan memiliki pengetahuan yang cukup dapat mempertahankan otak
tengahnya untuk tetap “berfungsi” secara maksimal.
Metode pengaktifan otak tengah saat ini menjadi sangat diminati dan menjadi
buruan para orang tua demi menciptakan anak yang unggul dan pintar secara
instan. Tetapi perilaku para orang tua harus cermat dan terus memperoleh
informasi dan wawasan yang lebih tentang hal itu. Berbagai klaim yang
mengatakan kehebatan pengaktifan otak tengah tersebut ternyata saat ini masih
banyak diragukan secara ilmiah. Karena, belum terbukti secara penelitian dan
penalaran manfaatnya tidak sesuai dengan metode pengetahuan biologis dan
ilmiah. Saat ini aktivasi otak tengah belum dapat menjamin keamanannya karena
prosenya yang rahasia.
Selain itu, metode aktivasi otak tengah hingga saat ini belum banyak dibahas
dalam jurnal ilmiah yang diakui secara internasional. Sehingga saat ini aktivasi
otak tengah masih banyak belum diakui secara internasional dalam membuat
anak-anak mengalami peningkatan kecerdasan. Keadaan ini mengundang
kontroversi dikalangan masyarakat, oleh sebagian masyarakat awam hal ini
dianggap magis, namun para praktisi aktivasi otak tengah menjelaskan bahwa hal
ini bukan magis atau berbau supranatural namun dapat dilakukan secara ilmiah
karena banyak menggunakan gelombang alpha otak, jadi bukan menggunakan
sihir atau sejenisnya (Husein 2010). Sumber Pustaka : Andhika R. 2010.
Superbrain: Aktivasi Otak Tengah. Jakarta: Puspa Populer. Husein S. 2010. Tips
dan Trik Mengaktifkan Otak Tengah.
INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
6% - https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/download/90/88
1% - https://setowicaksono8.wordpress.com/category/psikologi-softskill-
semester-3/
1% - https://dahsyatotaktengah.blogspot.com/
2% - https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/11538/8604
<1% - https://es.scribd.com/document/246003474/Praktikum-Anatomi-Hewan
1% - https://jurnal-music.blogspot.com/feeds/posts/default
2% - https://upi-luthfiahmad.blogspot.com/2012/03/makalah-teori-belajar-
kognitif.html
1% - https://rudibudidarma.blogspot.com/2015/10/pola-belajar-yang-baik-dan-
efektif.html
1% - https://aryjanoe10.blogspot.com/2010/04/hubungan-perkembangan-
kognitif-afektif.html
4% - https://buahjenius.blogspot.com/2014/04/mengungkap-misteri-dan-
kontroversi-otak.html
1% - https://jaixray.blogspot.com/2013_02_24_archive.html