Anda di halaman 1dari 5

Plagiarism Checker X Originality

Report
Similarity Found: 19%

Date: Jumat, Februari 21, 2020


Statistics: 231 words Plagiarized / 1247 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional
Improvement.
------------------------------------------------------------------------------------------
-

Nama : Taufik Setiawan NIM : E351194031 Mata Kuliah : Metodologi Penelitian


TEORI AKTIVASI OTAK TENGAH PENDAHULUAN Saat ini Pendidikan mempunyai
peranan penting dalam pembangunan manusia Indonesia. Oleh karenanya
pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan dari berbagai ilmu pengetahuan,
karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kecerdasan suatu
bangsa (Suryani 2018). Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti
kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,
memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar (Makmun 2003).

Saat ini, paradigma bahwa orang dianggap cerdas apabila pandai dalam
matematika, logika, linguistik/bahasa, dan ilmu pasti lainnya, dan dapat diukur
secara cepat dengan menggunakan tes IQ dari versi lebih canggih. Saat ini,
strategi pembelajaran aktif yang memperhatikan perbedaan kemampuan
masing-masing anak didik, mulai diperhatikan. Sistem pendidikan, baik
pendidikan formal maupun non formal berupaya untuk menghargai kemampuan
dan potensi anak didik. Ini dapat dilihat dengan lahirnya berbagai metode
pembelajaran yang memanusiakan manusia dengan tujuan utama meningkatkan
kecerdasan anak (Pangastuti 2013). Kecerdasan anak dapat dioptimalkan apabila
otak kanan dan otak kiri berfungsi secara seimbang.

Salah satu metode yang ditawarkan untuk membuat fungsi kedua belahan otak
seimbang adalah dengan mengaktifkan otak tengah. Metode aktivasi otak
tengah ini dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan anak bahkan
menjadikannya genius (Andhika 2010). Kemampuan dasar yang dapat dilakukan
setelah otak tengah diaktivasi antara lain anak dapat melihat kartu, berjalan, naik
sepeda, membaca, dan mewarnai dengan mata tertutup (Sangkanparan 2010).
Jika otak tengahnya lebih rajin dilatih, akan mampu membaca dokumen dalam
keadaan tertutup, kemampuan prediksi atau memperkirakan apa yang akan
terjadi beberapa saat kemudian.

Dan ini merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki anak yang otak tengahnya
telah aktif (Pangastuti 2013). Secara umum, otak (cerebrum) terdiri dari dua
belahan yaitu: hemisfer kanan dan hemisfer kiri yang dihubungkan dengan
corpus callosum (Pinel, 2009; Kalat, 2010). Otak merupakan organ maha rumit
yang memiliki banyak bagian dan fungsi yang spesifik dan berbeda-beda. Secara
garis besar, otak dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum),
otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem).

Bagian-bagian tersebut masih dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Ruang
antar bagian dibatasi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sementara bagian
luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak
(Pinel 2009). PEMBAHASAN Otak tengah atau otak intuitif. Otak intuitif adalah
kelanjutan dari otak rasional melalui kreatif. Artinya, intuitif akan muncul jika
telah melewati sebuah proses “kelelahan” rasionalitas dan “kejenuhan” kreatifitas.
Sehingga intuitif merupakan akhir dari perjalanan pemikiran logis dan Kreatif
(Pasiak 2002).

Pangastuti (2013) menyimpulkan otak tengah dipandang penting untuk diaktivasi


karena mampu menyeimbangkan fungsi kerja belahan otak kanan dan otak kiri,
meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menstabilkan kecerdasan emosi dan
multiple intelligence lainnya. Signifikansi metode aktivasi otak tengah dalam
mengembangkan kecerdasan matematis logis dan kecerdasan interpersonal anak
usia dini adalah lebih memacu dan meningkatkan kemampuan anak dalam hal
matematika dan sains mereka lebih mencintai kedua materi tersebut, dalam
kecerdasan interpersonal mereka lebih mempunyai kepekaan sosial, stabilitas
emosi, dan mempunyai kemampuan empati yang makin tinggi.

Bagi manusia, otak tengah berfungsi sebagai lapisan penghujung, masuk ke


bawah hingga keotak depan (forebrain/tempat pengaturan sebagai fungsi yang
lebih tinggi) dan menghubungkannya dengan batang otak. Bagian ini berfungsi
untuk mengendalikan gerakan, menghubungkan bagian otak yang lebih tinggi
dengan neuron motoric dan bertidak pula sebagai penghujung bagi saraf yang
tidak menjalar naik pada tulang belakang namun langsung menuju otak; gerakan
bola mata adalah salah satu contohnya. Otak tengah terdiri atas beberapa bagian
diantaranya thalamus, hypothalamus, hippocampus, basal ganglia, pineal body,
corpus callosum dan cerebellum (Hamruni 2009).

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap (Winkel
1996).Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan optimal, diperlukan
proses belajar yang efektif. Menurut Sudjana (2005) prestasi belajar dapat
diartikan sebagai tujuan penilaian untuk mengetahui keberhasilan dari proses
pendidikan dan pengakaran di sekolah, dengan ditandai dengan adanya
perubahan.

Hal ini dapat dilihat dari apa yang dihasilkan siswa dari pertanyaan atau
persoalan tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga dapat dikatakan bahwa,
siswa dapat disebut sebagai siswa yang berprestasi di sekolahnnya baik apabila
terjadi perubahan dalam dirinya dan ketika dia diberi soal oleh gurunya, maka ia
dapat dengan mudah menjawab soal-soal tersebut. (Sukmawati dan Wahyuni
2012). Aktivasi otak tengah untuk meningkatkan kecerdasan otak anak sejak dini
menstimulasi penulis untuk mengkaji lebih dalam melalui observasi bebas,
analisis riset terdahulu dan kajian pustaka yang relevan (Pangastuti 2013).

Munculnya istilah otak tengah ini di Indonesia tergolong relatif baru setelah otak
kanan dan otak kiri. Namun di Jepang teori tentang otak tengah telah
berkembangan lebih dari 40 tahun yang lalu. Dalam dunia kedokteran otak
tengah atau mecencephalon adalah bagian otak yang terletak diantara bagian
otak depan dan bagian otak belakang, terdiri dari tektum dan cerebral peduncle.
Otak tengah berperan penting dalam memanfaatkan keseluruhan otak manusia.
Akan tetapi kondisi otak tengah tiap individu tidak sama. Ada orang yang karena
latihan dan memiliki pengetahuan yang cukup dapat mempertahankan otak
tengahnya untuk tetap “berfungsi” secara maksimal.

Akan tetapi, banyak orang yang karena pengaruh tekanan, kesedihan,


kemarahan, dan masalah emosi lainnya menyebabkan otak tengah mereka
“tertidur sehingga tidak berfungsi maksimal. Hal inilah yang mendasari
dilakukannya aktivasi otak tengah dengan tujuan untuk “membangunkannya”
dari “tidurnya” (Andhika 2010). Aktivasi otak tengah adalah suatu fenomenal
dalam dunia pendidikan anak. Fenomenal ini mengundang rasa keingintahuan,
kegelisahan, dan penasaran. Aktivasi otak tengah bukanlah kegiatan yang
dilakukan tanpa sebuah resiko.

Metode pengaktifan otak tengah saat ini menjadi sangat diminati dan menjadi
buruan para orang tua demi menciptakan anak yang unggul dan pintar secara
instan. Tetapi perilaku para orang tua harus cermat dan terus memperoleh
informasi dan wawasan yang lebih tentang hal itu. Berbagai klaim yang
mengatakan kehebatan pengaktifan otak tengah tersebut ternyata saat ini masih
banyak diragukan secara ilmiah. Karena, belum terbukti secara penelitian dan
penalaran manfaatnya tidak sesuai dengan metode pengetahuan biologis dan
ilmiah. Saat ini aktivasi otak tengah belum dapat menjamin keamanannya karena
prosenya yang rahasia.

Selain itu, metode aktivasi otak tengah hingga saat ini belum banyak dibahas
dalam jurnal ilmiah yang diakui secara internasional. Sehingga saat ini aktivasi
otak tengah masih banyak belum diakui secara internasional dalam membuat
anak-anak mengalami peningkatan kecerdasan. Keadaan ini mengundang
kontroversi dikalangan masyarakat, oleh sebagian masyarakat awam hal ini
dianggap magis, namun para praktisi aktivasi otak tengah menjelaskan bahwa hal
ini bukan magis atau berbau supranatural namun dapat dilakukan secara ilmiah
karena banyak menggunakan gelombang alpha otak, jadi bukan menggunakan
sihir atau sejenisnya (Husein 2010). Sumber Pustaka : Andhika R. 2010.
Superbrain: Aktivasi Otak Tengah. Jakarta: Puspa Populer. Husein S. 2010. Tips
dan Trik Mengaktifkan Otak Tengah.

Yogyakarta: Second Hope. Pangastuti R dan Al-Ikhwana 2013. Signifikansi aktivasi


midbrain terhadap kecerdasan logic mathematic dan interpersonal pada anak
usia dini. Jurnal Manajemen Pendidikan. 8(2): 172–182. Sangkanparan H. 2010.
Dahsyatnya Otak Tengah:Jadikan Anak Anda Cerdas Saat Ini Juga Jakarta:
Visimedia. Pinel, J. P. J. (2009). Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kalat, J.
W. (2010). Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika. Supradewi R. 2010. Otak ,
musik, dan proses belajar. Buletin Psikologi. 18(2): 58–68. Sukmawati D, Wahyuni
H. 2012. Pengaruh pelatihan aktivasi otak tengah terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa. Jurnal Penelitian Psikologi. 3(1): 329-340. Sujiono YN. 2009.

Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.


Hamnmi. 2009. Global Learning (mengembangkan potensi otak dan indra dalan
pembelajaran). Mukaddimah. 15(26). Pasiak T. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ
Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-Quran dan Neurosains Mutakhir.
Jakarta: Mizan. Makmun, Syamsuddin A. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
Rosda Karya Remaja. Suryani AN, Haryono M. 2018. Improvement of the Logical
Intelligence Through Media Kolak (Collage Numbers) Based on Local Wisdom in
Early Childhood. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 2(2): 255 – 261.

INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
6% - https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/download/90/88
1% - https://setowicaksono8.wordpress.com/category/psikologi-softskill-
semester-3/
1% - https://dahsyatotaktengah.blogspot.com/
2% - https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/11538/8604
<1% - https://es.scribd.com/document/246003474/Praktikum-Anatomi-Hewan
1% - https://jurnal-music.blogspot.com/feeds/posts/default
2% - https://upi-luthfiahmad.blogspot.com/2012/03/makalah-teori-belajar-
kognitif.html
1% - https://rudibudidarma.blogspot.com/2015/10/pola-belajar-yang-baik-dan-
efektif.html
1% - https://aryjanoe10.blogspot.com/2010/04/hubungan-perkembangan-
kognitif-afektif.html
4% - https://buahjenius.blogspot.com/2014/04/mengungkap-misteri-dan-
kontroversi-otak.html
1% - https://jaixray.blogspot.com/2013_02_24_archive.html

Anda mungkin juga menyukai