Anda di halaman 1dari 6

AFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2. Tujuan...............................................................................................................................1
1.3. Ruang Lingkup..................................................................................................................1
1.4. Batasan Operasional..........................................................................................................1
1.5. Landasan Hukum..............................................................................................................2

BAB II. Standar Ketenagaan....................................................................................................3


2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia...................................................................................3
2.2. Distribusi Ketenagaan.......................................................................................................3
BAB III. Standar Fasilitas........................................................................................................4
3.1. Denah Ruang.....................................................................................................................4
3.2. Standar Fasilitas................................................................................................................4
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan............................................................................................5
4.1. Tugas Komite Medik.........................................................................................................5
4.2. Hubungan Komite Medik Dengan Pengelola Rumah Sakit.............................................6
4.3. Sub Komite Kredensial.....................................................................................................6
4.4. Sub Komite Mutu Profesi.................................................................................................10
4.5. Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi............................................................................14
BAB V. Logistik.......................................................................................................................19
BAB VI. Pengendalian Mutu...................................................................................................20
BAB IX. Penutup.....................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam pengelolaan suatu sarana kesehatan (rumah sakit) seorang Direktur beserta jajaran
manajemen, dokter maupun tim medis lainnya akan membuat suatu keputusan dalam
penyelenggaraan rumah sakit tersebut dan dalam penatalaksanaan pasien sebagai individu atau
kelompok. Keputusan tersebut akan mempunyai dampak terhadap pasien itu sendiri dan
lingkungannya (keluarga dan masyarakat) serta lingkungan rumah sakit.
Pengambilan keputusan sangat penting dan secara langsung akan mempengaruhi sistem
penyelenggaraan sarana kesehatan maupun penatalaksanaan pasien secara individu dan ataupun
kelompok. Adapun pengambilan keputusan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Gambar 1).

Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Selama ini banyak para pengambil keputusan hanya berdasarkan pada kombinasi faktor yang
mempertimbangkan sumber (resources) dan nilai atau harapan dari konsumen atau populasi.
Teknik ini dikenal sebagai ‘Opinian-based decision making’ (posisi A dalam Gambar 1).
Sangat sedikit yang memadukannya dengan menggunakan hasil penelitian deskriptif maupun
analitik (untuk pasien maupun populasi), sehingga jerih payah dan biaya yang dikeluarkan untuk
penelitian tersebut mubazir dan tidak tampak manfaatnya kepada masyarakat pengguna jasa
kesehatan. Justru yang diharapkan adalah posisi B yang mengkombinasikan ketiga faktor
tersebut (Evidence-based decision making- EBDM).
Evidence-based decision making tersebut adalah cara pendekatan untuk mengambil keputusan
dalam penatalaksanaan pasien (dan atau penyelenggaraan pelayanan kesehatan) secara eksplisit
dan sistematis berdasarkan bukti penelitian terakhir yang sahih (valid) dan bermanfaat. Profesi
medis dikenal dengan nama evidence-based medicine, sedangkan pihak manajerial disebut
evidence-based healthcare, dan pembuat kebijakan dikenal sebagai evidence-based health policy
dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud bermanfaat (usefullness) adalah ketepatan memanfaatkan berbagai
sumber informasi yang relevan dalam penulusuran bukti atau eviden yang sahih dan mutakhir
dalam waktu yang relatif singkat untuk menegakkan diagnosis dan skrining, menentukan
prognosis dan memberikan terapi dalam penatalaksanaan pasien sebagai individu maupun
kelompok serta penyelenggaraan layanan kesehatan. Keterpaduan teknik pengambilan keputusan
berdasarkan evidence- based tersebut sesuai strata dan situasi kondisi rumah sakit, serta nilai
norma-norma yang berlaku (profesi dan masyarakat) dikenal sebagai penapisan teknologi
kesehatan (health technology assessment).

1.2 TUJUAN
1. Latar Belakang :
Rumah Sakit memerlukan Penilaian Teknologi Kesehatan (PTK)/ Health Technology
Assessment (HTA) yang mencakup suatu proses rangkuman multidisiplin yang dilakukan secara
sistematik, transparan, tidak bias dan mendalam ditinjau dari berbagai sudut (kedokteran, sosial,
ekonomi dan etika) terhadap teknologi kesehatan yang digunakan ditempat layanan kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya.

2. Tujuan :
a. Menilai/mengkaji/menelaah teknologi kesehatan (dalam hal ini masih sebatas alat
kesehatan) dari segi keamanan, efikasi, dan efektifitasnya.
b. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan oleh teknologi yang diminta, dimana
sumber daya tersebut harus dapat di dapatkan dengan mudah oleh anggota masyarakat
yang membutuhkan.
c. Mengevaluasi biaya dan konsekuensi dari penyediaan teknologi kesehatan tersebut.

3. Ruang Lingkup :
Ruang lingkup PTK/HTA yang termasuk bidang kajian meliputi : Permintaan alat baru dan
Pembuatan Guideline. Sedangkan yang tidak termasuk bidang kajian meliputi : Pengantian alat
yang rusak, Studi kelayakan pembangunan gedung, Sudah pernah di analisis dan Pengantian alat
lama.

4. Batasan Operasional :
Semua usulan teknologi kesehatan baik alat kedokteran maupun Guideline baru yang masih
memerlukan pertimbangan untuk diterapkan/digunakan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
5. Referensi :
UU RI. Nomor : 36 Tahun 2009; UU RI. Nomor : 44 Tahun 2009; UU RI. Nomor : 25 Tahun
2009; UU RI. Nomor : 39 Tahun 1995; UU RI. Nomor : 18 Tahun 2002; PP. Nomor : 39 Tahun
1995; Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor : 1179 A/Menkes SK/X/1999; Keputusan
Menteri Kesehatan RI. Nomor : HK.02.02/MENKES/422/2016 tanggal 9 Agustus 2016; ISO
9001 : 2008
Pasal 5.4; 6.3; 7.3 dan 7.4.1
.

1.3 RUANG LINGKUP

1.4 BATASAN OPERASIONAL

1.5 LANDASAN HUKUM .

1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.


2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit
Medis.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan
Praktik Dokter dan Dokter Gigi.
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medik RS.
9. Peraturan Menteri Kesehatan No 5025/MENKES/PER/IV/2011 tentang Registrasi dan
Perijinan Praktek.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai