Anda di halaman 1dari 19

DIETETIKA LANJUT

GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DAN


GAGAL GINJAL AKUT (GGA)

OLEH :
A.A. LELY KEMALADEWI
P07131217039
DIV A GIZI

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2019
Kata Pengantar
“Om Swastyastu”

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa
pertolongan dari-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Gagal Ginjal Kronik dan
Gagal Ginjal Akut” yang disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Fakmakologi yang telah membimbing dan
memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen mata kuliah maupun teman-teman atau pembaca
makalah ini dapat lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.
Sekian dan terima kasih

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, Agustus 2019


Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1. Pengertian GGA dan GGK...................................................................................................6
2.2. Patofisiologi GGA dan GGK................................................................................................8
2.3. Asuhan Gizi GGA.................................................................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Dalam
manusia dewasa, ukuran ginjal sekitar 11 sentimeter panjangnya. Ginjal menerima darah dari
sepasang arteri renalis, dan darah keluar lewat vena renalis. Setiap ginjal berhubungan dengan
ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung kemih. Sebagai bagian dari sistem urin,
ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan airdalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi.

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal


ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal adalah sepasang organ
saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai
kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk
memberi tempat untuk hati. Ginjal kanan juga biasanya lebih kecil daripada ginjal kiri. Ginjal
kanan terletak langsung di bawah diafragma dan di belakang hati. Ginjal kiri terletak di bawah
diafragma dan di belakang limpa. Di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua
lapisan lemak

 lemak perirenal, terletak di antara fascia renal (jaringan penunjang fibrosa tebal) dan
kapsul ginjal

 lemak pararenal yang berada di atas fascia renal.

Bagian atas ginjal kanan berbatasan dengan hati, dan ginjal kiri berbatasan dengan limpa. Karena
itu, kedua ginjal bergerak turun ketika bernafas.

Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di
tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus dimana arteri renalis masuk dan vena relias dan
ureter keluar. Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada

4
tidaknya ginjal pada sisi lain. Pada lelaki dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang
sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau
kurang lebih 0,4% dari berat badan. [1] Di wanita dewasa, berat ginjal sekitar 115 - 155 gram.
Volume rata-rata ginjal adalah 146 cm3 di kiri dan 134 cm3 di kanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Gagal Ginjal Akut (GGA) dan Gagal Ginjal Kronis (GGK) ?
2. Bagaimana patofisiologis dari penyakit Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronis ?
3. Bagaimana asuhan gizi untuk penderita GGA dan GGK ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Gagal Ginjal Akut (GGA) dan Gagal Ginjal Kronis
(GGK)
2. Untuk mengetahui patofisiologis dari penyakit Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal
Kronis
3. Untuk mengetahui asuhan gizi untuk penderita GGA dan GGK

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian GGA dan GGK
a. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi ketika ginjal seseorang rusak
secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba
tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa memicu bertumpuknya limbah
tersebut. Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius lainnya, dan
umumnya diderita oleh orang tua atau pasien perawatan intensif di rumah sakit. Ginjal dapat
mengalami kondisi gagal ginjal akut secara cepat, hanya dalam beberapa jam saja. Jika tidak
ditangani dengan segera, gagal ginjal akut bisa membahayakan nyawa penderitanya Beberapa
gejala gagal ginjal akut yang umumnya muncul adalah:

 Berkurangnya produksi urine.  Penumpukan cairan dalam tubuh


(edema), yang dapat menyebabkan
 Mual dan muntah.
pembengkakan pada tungkai atau
 Nafsu makan berkurang. kaki.
 Bau napas menjadi tidak sedap.  Penurunan kesadaran.
 Sesak.  Dehidrasi.
 Tingginya tekanan darah.  Kejang.
 Mudah lelah.  Tremor.

 Nyeri pada punggung, di bawah


tulang rusuk (flank pain).

Pada fase awal, gagal ginjal akut biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun,
penyakit ini bisa memburuk dengan cepat dan tiba-tiba penderita mengalami beberapa gejala di
atas.

6
b. Gagal Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun secara
bertahap. Gagal ginjal kronis disebut juga sebagai kerusakan ginjal, dapat berupa kelainan
jaringan, komposisi darah dan urine atau tes pencitraan ginjal, yang dialami lebih dari tiga bulan.
Gagal ginjal kronis apabila tidak ditangai dapat menjadi gagal ginjal akhir (ESRD) yakni setelah
terjadi penumpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa membahayakan tubuh jika
tanpa dilakukan penyaringan buatan (dialisis/cucidarah) atau transplantasi ginjal. GGK
umumnya tidak menimbulkan gejala sehingga membuat pengidap penyakit ini biasanya tidak
menyadari gejalanya. GGK stadium lanjut umumnya mengalami gejala: sesak napas, mual,
kelelahan, mengalami pembengkakan pergelangan kaki, kaki, atau tangan karena terjadi
penumpukan cairan pada sirkulasi tubuh, sesak napas, serta munculnya darah dalam urine.
Gejala Gagal Ginjal Kronis yaitu :

 Lebih sering ingin buang air kecil,  Tekanan darah yang sulit
terutama di malam hari. dikendalikan.

 Kulit gatal.  Penumpukan cairan yang


mengakibatkan pembengkakan pada
 Adanya darah atau protein dalam
pergelangan kaki, kaki, atau tangan.
urine yang dideteksi saat tes urine.
 Nyeri pada dada, akibat cairan
 Kram otot dan kejang otot.
menumpuk di sekitar jantung.

 Kehilangan berat badan.


 Sesak napas.

 Kehilangan nafsu makan.


 Mual dan muntah.

 Cegukan.
 Gangguan tidur.

 Kelelahan atau merasa lemah.


 Disfungsi ereksi pada pria.

 Menurunnya ketajaman mental.

7
Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum
dibuang melalui cairan urine. Ginjal juga memiliki berbagai fungsi lain yang tidak
kalah penting, yaitu:

 Mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sehingga membantu jantung dan
otot agar bekerja dengan baik.

 Membantu mengatur tekanan darah.

 Memproduksi zat sejenis vitamin D yang menjaga kesehatan tulang.

 Memproduksi hormon glikoprotein disebut erythropoietin yang membantu


merangsang produksi sel-sel darah merah.

Beberapa kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menjadi beberapa
penyebab gagal ginjal kronis. Dalam jangka panjang, kondisi-kondisi ini
menyebabkan kerusakan pada ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.

2.2. Patofisiologi GGA dan GGK

a. Gagal Ginjal Akut

Terdapat tiga kategori ARF (Acute Renal Failure) atau gagal ginjal akut,
yaitu prerenal, renal dan postrenal dengan mekanisme patofisiologi berbeda.

1) Prerenal

Prerenal ditandai dengan berkurangnya pasokan darah ke ginjal.


Penyebab umumnya yaitu terjadinya penurunan volume intravaskular
karena kondisi seperti perdarahan, dehidrasi, atau hilangnya cairan
gastrointestinal. Kondisi 4 berkurangnya curah jantung misalnya gagal
jantung kongestif atau infark miokard dan hipotensi juga dapat
mengurangi aliran darah ginjal yang mengakibatkan penurunan perfusi
glomerulus dan prerenal ARF (Stamatakis, 2008). Penurunan aliran darah
ginjal ringan sampai sedang mengakibatkan tekanan intraglomerular yang

8
disebabkan oleh pelebaran arteriola aferen (arteri yang memasok darah ke
glomerulus), penyempitan arteriola eferen (arteri yang membawa darah
dari glomerulus), dan redistribusi aliran darah ginjal ke medula ginjal.
Fungsional ARF terjadi ketika mekanisme adaptif terganggu dan hal
tersebut sering disebabkan oleh obat-obatan, antara lain: NSAID (Non
Steroid Anti Inflammatory Drug) merusak dilasi mediator prostaglandin
dari arteriola aferen. ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) menghambat angiotensin II
dimediasi oleh penyempitan arteriola eferen. Siklosporin dan takrolimus
terutama dalam dosis tinggi merupakan vasokonstriktor ginjal yang poten.
Semua agen tersebut dapat mengurangi tekanan intraglomerular dengan
penurunan GFR (Glomerular Filtration Rate) (Stamatakis, 2008).

2) Renal

Gagal ginjal intrinsik, disebut juga sebagai intrarenal ARF


disebabkan oleh penyakit yang dapat mempengaruhi integritas tubulus,
pembuluh glomerulus, interstitium, atau darah. ATN (Acute Tubular
Necrosis) merupakan kondisi patofisiologi yang dihasilkan dari obat
(aminoglikosida atau amfoterisin B) atau iskemik terhadap ginjal
(Stamatakis, 2008).

3) Postrenal

Postrenal terjadi karena obstruksi aliran kemih oleh beberapa


sebab, antara lain: hipertrofi prostat jinak, tumor panggul, dan
pengendapan batu ginjal (Stamatakis, 2008).

b. Gagal Ginjal Kronis

Penyakit gagal ginjal kronis ini disebabkan oleh kerusakan ginjal dari
penyebab yang bermacam-macam antara lain pada kista renal yang menyebabkan
penyakit polisistik ginjal. Kerusakan ginjal disebakan karena kehilangan massa
nefron, proteinuria serta hipertensi pada kapiler glomerulus. Tekanan kapiler

9
glomerulus meningkat dimediasi oleh angiotensin II untuk menjaga hiperfiltrasi
dari fungsi nefron. Angiotensin II yang bertindak sebagai vasokonstriktor pada 6
arteriola aferen dan arteriola eferen, namun lebih dominan pada arteriola eferen.
Sehingga dapat menaikkan tekanan kapiler pada glomerulus. Peningkatan tekanan
kapiler glomerulus dapat menyebabkan pori-pori membran glomerulus semakin
luas dan mengubah ukuran barier selektif yang memungkinkan protein disaring
melalui glomerulus. Protein disaring dan diserap pada tubulus ginjal, proses
tersebut mengaktifkan sel-sel tubular yang menghasilkan vasoaktif sitokin dan
inflamasi yang akan menyebabkan kerusakan interstitial pada tubulus ginjal
sehingga nefron akan banyak hilang dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal
(Schonder, 2008)

2.3. Asuhan Gizi GGA


Pak Denis usia 47 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan mual,
muntah, nyeri ulu hati, Suhari-hari dia bekerja sebagai karyawan swasta dengan
aktivitas lebih banyak di lapangan. Pak Denis berpendidikan SMA. Pasien pernah
mengalami kemoterapi 7 kali. Riwayat penyakit sebelumnya gastritis (4bln lalu),
pasien menderita CKD sejak 4 tahun lalu dan tumor buli-buli sejak 1 tahun
lalu.  Diagnosa medis : CKD ecobstruksi uropathy ectumorbuli, nefrilitiasis kanan
dan kiri. Diketahui  BB aktual : 44kg, TB 155 cm, tn D tidak mengetahui berat-
badan sebelumnya, tapi dia merasa celana dan bajunya semakin longgar.

Kebiasaan makan pak Denis  :mie instan tiap hari 2 bungkus, tahu/tempe tiap hari
2 potong, Sayuran 2x per hari, makan nasi 2x per hari, buah yg biasa dimakan
( pisang, mangga, alpuket). Pasien minum minuman berenergi 3x sehari, jarang
minum air putih. Asupan makanan sebelum masuk Rumah Sakit  E 850 kkal, P:
30 gr, L; 15g r, KH : 178 gr. Pasien belum pernah mendapat konseling gizi.
Keadaan fisik :terlihat kurus serta lemak subkutan berkurang. Obat-obatan yang
biasa diminum adalah  :ciprofloxasin, tramadol, ranitidin, kalneks.  Data biokimia
hasil pemeriksaan terakhir

- Hb : 8,9g/dL
- Kreatinin 1,29mg/dL

10
- Ureum 82 gr/dL
- Na 136 mEq/dL
- K 4,1 mEq/dL

 Assesmen Gizi
1. Client History
- Laki-laki, karyawan swasta 47 tahun
- Keluhan  : mual muntah dan nyeri ulu hati
2. Riwayat Penyakit
- Gastritis (4 bulan lalu)
-  CKD (4 tahun lalu)
-  Tumorbuli (1 tahun lalu)
3. Diagnosa Medis
-  CKD ecobstruksi uropathy ectumorbuli
-  Nefritiasis kanan dan kiri
o Riwayatperawatan     : kemoterapi 7x
4. Food History (Asupanmakanharian)
- Mie instan 2x
- Tahu/tempe 2 potong
- Sayur 2x
- Nasi 2x
- Minuman berenergi 3x
- Jarang minum air putih
 Anthropometri

BB  : 44 kg

TB  : 155 cm

IMT: 18.3 (Normal)

11
 Data Biokimia

Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Satuan Keterangan

Hb 8.9 11.5 – 13.5 g/dl Rendah

Kreatinin 1.29 0.1 – 1.4 Mg/dl Normal

Ureum 82 2–4 g/dl Tinggi

Natrium 136 133 – 143 mEq/dl Normal

Kalium 4.1 3.5 – 5.5 mEq/dl Normal

 Fisik – Klinis

Penampilan keseluruhan          : kurus dan hilang lemak subkutan

 Standar Pembanding

Energy (35kcal/BBI)   :  35 x 49.5      = 1732.5 kkal

Protein (0.6 – 0.75 gr/kg BBI)            : 0.7 x 49.5 = 35 gr (8%)

Lemak (25 %)                                     : 48 gr

Karbohidrat (67%)                              : 290 g

Natrium            = 2 gr

Kalium                          = 3 gr

Phosphor         = 468 – 9945 mg

Kalsium            = 468 – 9945 mg

12
 Diagnosa Gizi
Asupan oral in adekuat berkaitan dengan keluhan mual muntah dan
nyeri ulu hati serta penyakit CKD ditandai dengan asupan energy 49%,
karbohidrat 61%, lemak 31% dan penurunan BB (pakaian semakin
longgar)
Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan pemilihan
makanan yang salah ditandai dengan kebiasaan makan mie instan
(2xsehari) dan minuman berenergi (3xsehari)

 Intervensi Gizi
a. Tujuan : memberikan makanan adekuat untuk mempertahankan dan
meningkatkan status gizi, mengurangi keluhan mual muntah dengan
memodofikasi makanan sesuai kemampuan makan pasien, mencegah
keparahan penyakit.
b. Preskripsi Diet
Diet : ginjal      
Bentuk makanan         : biasa dan cair (rute oral)
Frekuensi                     : 3x makanutama dan 3x selingan (makanancair)

Kebutuhan gizi
- Energy       = 1732 kcal
- Protein       = 35 gram
- Lemak       = 48 gram
- Karbo        = 290 gram
- Natrium   = 2 gr
Kalium     = 3 gr
- Phosphor  = 468 – 9945 mg
- Kalsium   = 468 – 9945 mg

13
 Rekomendasi Diet
1.   Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
2.   Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagain harus bernilai
biologik tinggi
3. Lemak cukup, yaitu 20-30 % dari kebutuhan energi total. Diutamakan
lemak tidak jenuh ganda
4. Pembatasan natrium untuk mencegah terjadinya edema
5. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C, dan vitamin D

 Edukasi dan konseling


1. Menjelaskan terapi diet gangguan ginjal kronik yaitu rendah natrium serta
protein
2. Menjelasakan bahan makanan yang  diperbolehkan (semua jenis sumber
karbohidrat, telur, daging, ikan, ayam, susu, lemak tidak jenuh. Serta
vitamin dan buah), serta makanan yang dihindari dan dibatasi (kacang-
kacangan dan hasil olahannya serta lemak jenuh)
3. Menambah pengetahuan klien mengenai makanan dengan gizi seimbang
4. Menjelaskan cara mengatur diet yang baik dan benar
5. Merubah perilaku pola makan klien menjadi sesuai dengan gizi seimbang
6. Menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)

 Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaa
Parameter Evaluasi Target
n

Asupan Mengoptimalkan asupan oral dengan Setiap hari Daya terima


oral minimal 75%

14
meingkat perlahan
hingga 100%

Modifikasi bentuk, jenis, pengolahan dan Keluhan mual,


Keluhan waktu pemberian makan disesuaikan sehingga Setiap hari muntah dan nyeri
mengurangi keluhan ulu hati berkurang

a. Jenis diet = Diet Gagal Ginjal Akut


b. Tujuan Diet
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi
ginjal
2. Menurunkan kadar ureum darah
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan
mempercepat penyembuhan
c. Syarat diet
1. Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg
BB
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg
BB
3. Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, atau
antara 0,5-1,5 kg/BB
4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energy setelah dikurangi
jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak
5. Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria
6. Cairan sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare,
dan urine +500 ml

d. Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

15
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber karbohidrat Nasi, bihun, jagung, kentang, 1.


mie, tepung-tepungan, singkong,
ubi, selai, madu, permen

Sumber protein Telur, ikan, daging, ayam, susu Kacang-kacangan, dan hasil
olahannya, seperti tempe dan
tahu

Sumber Lemak Minyak jagung, minyak kacang Kelapa, santan, minyak kelapa,
tanah, minyak kelapa sawit, margarin dan mentega biasa dan
margarin, dan mentega rendah lemak hewan
garam

Sumber vitamin dan Semua sayuran dan buah, kecuali Sayuran dan buah tinggi kalium
mineral pasien dengan hiperkalemia
dianjurkan yang mengandung
kalium rendah/sedang

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi ketika
ginjal seseorang rusak secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal
ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari
darah yang bisa memicu bertumpuknya limbah tersebut. Biasanya, gagal ginjal
akut terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius lainnya, dan umumnya
diderita oleh orang tua atau pasien perawatan intensif di rumah sakit. Ginjal dapat
mengalami kondisi gagal ginjal akut secara cepat, hanya dalam beberapa jam saja.
Jika tidak ditangani dengan segera, gagal ginjal akut bisa membahayakan nyawa
penderitanya Sedangkan Penyakit ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi
ginjal mulai menurun secara bertahap. Gagal ginjal kronis disebut juga sebagai
kerusakan ginjal, dapat berupa kelainan jaringan, komposisi darah dan urine atau
tes pencitraan ginjal, yang dialami lebih dari tiga bulan. Gagal ginjal kronis
apabila tidak ditangai dapat menjadi gagal ginjal akhir (ESRD) yakni setelah
terjadi penumpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa membahayakan
tubuh jika tanpa dilakukan penyaringan buatan (dialisis/cucidarah) atau
transplantasi ginjal.

Terdapat tiga kategori ARF (Acute Renal Failure) atau gagal ginjal akut,
yaitu prerenal, renal dan postrenal dengan mekanisme patofisiologi berbeda yaitu
prerenal, renal, dan postrenal. Penyakit gagal ginjal kronis ini disebabkan oleh
kerusakan ginjal dari penyebab yang bermacam-macam antara lain pada kista
renal yang menyebabkan penyakit polisistik ginjal. Kerusakan ginjal disebakan
karena kehilangan massa nefron, proteinuria serta hipertensi pada kapiler
glomerulus. Tekanan kapiler glomerulus meningkat dimediasi oleh angiotensin II
untuk menjaga hiperfiltrasi dari fungsi nefron. Angiotensin II yang bertindak
sebagai vasokonstriktor pada 6 arteriola aferen dan arteriola eferen, namun lebih
dominan pada arteriola eferen. Sehingga dapat menaikkan tekanan kapiler pada
glomerulus.

17
3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal

https://docplayer.info/72938572-Makalah-gagal-ginjal-kronis.html

https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal-kronis

https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-akut

19

Anda mungkin juga menyukai