Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi
(bertemunya sel telur dan sel sperma) sampai lahirnya janin/ jabang bayi.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
Sementara itu untuk ibu hamil ada tambahan 4 pesan khusus, yaitu :
Sehubungan dengan hal itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik
dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun
jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini
dapat disebabkan karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi
untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat
diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingkan dengan sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi
yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut Huliana (2001) peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu hamil sebesar
15 %, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah,
plasenta, air ketuban dan pertumbuhan rahim. Makanan yang dikonsumsi ibu
hamil dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40 %, sedangkan untuk
memenuhi kebutuhan ibu sebesar 60 %. Peningkatan kebutuhan makanan bergizi
ini tentu juga akan berdampak pada kenaikan berat badan si Ibu, biasanya
kenaikan berat badan sebelum hamil dan mendekati persalinan berkisar antara
12-15 kilogram.
Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui mengindikasikan bahwa
konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena
itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi
pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh
ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.
Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis
makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan
kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya,
seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh
ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu
tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak
terdapat di dalam sayuran dan buahbuahan.
Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik
sebelum hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi
maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat
hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal
ini dapat disebabkan karena asupan makanannyaselama kehamilan tidak
mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini
dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingakan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat
gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu menyusui harus bergizi seimbang
agar memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu
yang dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi dapat
dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitamin B, oleh karena
itu harus didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari.
a. Kalori
Ibu hamil membutuhkan sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih
banyak dari kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati
maupun hewani. Sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur,
susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan. Protein
digunakan untuk:
d. Karbohidrat
e. Asam Folat
Asam Folat dibutuhkan untuk membangun sel dan sistem syaraf janin. Saat
trimester pertama janin akan membutuhkan 400 mikrogram asam folat per hari.
Dan apabila tidak terpenuhi, akan membuat perkembangan janin tidak sempurna
(anenchephaly (tanpa batok kepala), bibir sumbing dan menderita spina bifida /
kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung. Kandungan asam folat bisa
diperoleh dari buah-buahan, beras merah, kacang-kacangan dan beragam sayuran
hijau.
f. Kalsium
Berfungsi untuk pembentukan gigi dan tulang janin di dalam kandungan dan
mencegah osteoporosis pada ibu hamil. Sumber zat kalsium diantaranya adalah
susu dan produk olahan susu lainnya.
g. Zat Besi
Pada ibu hamil berfungsi untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin)
dan mengurangi resiko anemia pada ibu hamil. Zat besi yang dibutuhkan ibu
hamil setelah usia kehamilan 20 minggu sebanyak 30 mg per harinya, dan dapat
diperoleh pada hati, ikan atau daging.
h. Vitamin
Asupan nutrisi merupakan hal yang sangat penting dalam kehamilan. Jika
kebutuhan gizi ibu hamil tidak tercukupi, maka berat badan ibu dan janin akan
susah bertambah. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan
ibu maupun janin.
Oleh karena itu, gizi ibu hamil harus selalu diperhatikan. Dokter biasanya
akan memberikan beberapa suplemen untuk membantu Anda memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral. Namun, Anda juga harus memenuhi kebutuhan
gizi dari makanan yang Anda konsumsi sehari-hari.
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan. Berat badan yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang
normal. Kenaikan berat badan ibu hamil meliputi beberapa unsusr/bagian.
Sebagian memuat unsur anak, sebagian lagi memuat unsur ibu. Kenaikan berat
badan ibu kemungkinan terasa sudah cukup, tetapi kenaikan itu lebih banyak
menambah berat badan ibu dibanding untuk menambah berat anak. Kenaikan
berat badan ibu belum tentu menghasilkan anak yang besar, demikian juga
sebaliknya. Penambahan berat badan ibu harus dinilai. Penambahan berat badan
ibu hamil sudah lebih dari 12,5 kg tetapi anak yang dikandungnya kecil maka
berat badan masih harus ditambah. Berat badan calon ibu saat mulai kehamilan
adalah 45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg sebaiknya berat badan dinaikkan lebih
dulu hingga mencapai 45 kg sebelum hamil dan sebaliknya.
Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil
kurang (underweight) atau lebih (overweihgt) dari normal akan membuat
kehamilan menjadi beresiko (low risk). Berat badan ibu yang kurang akan
beresiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu akan terganggu perkembangan dan
kecerdasannya, selain kesehatan fisiknya yang juga kurang bagus. Berat badan ibu
berlebih atau sangat cepat juga beresiko mengalami perdarahan atau bisa jadi
merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau
diabetes.
Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi status gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil
akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin antara lain sebagai
berikut:
a. Terhadap IbuGizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan dan berat badan ibu
tidak bertambah secara normal serta terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap PersalinanPengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap JaninKekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR).