Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian Ibu Hamil

Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi
(bertemunya sel telur dan sel sperma) sampai lahirnya janin/ jabang bayi.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (HPHT).

Umur kehamilan terbagi dalam 3 trimester, yaitu :

a. Trimester I : Umur kehamilan 0-12 minggu


b. Trimester II : Umur kehamilan 13-28 minggu
c. Trimester III : Umur kehamilan 29-40 minggu

2. Pengertian Gizi Seimbang

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat


gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi seimbang di Indonesia divisualisasikan
dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) yang sesuai dengan budaya
Indonesia. TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan
dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut
usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan
(hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).

13 Pesan umum Gizi Seimbang, yaitu:

a. Makan aneka ragam makanan


b. Makan makanan yang memenuhi kebutuhan energy
c. Makan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy
d. Batasi lemak seperempat dari kecukupan energy
e. Gunakan garam beryodium
f. Makan makanan sumber zat besi
g. Beri ASI pada bayi sampai umur enam bulan
h. Biasakan makan pagi
i. Minum air bersih, aman dan cukup jumlahnya
j. Beraktifitas fisik dan olah raga secara teratur
k. Hindari minum minuman beralkohol
l. Makan makanan yang aman bagi kesehatan
m. Baca label pada makanan kemasan.

Sementara itu untuk ibu hamil ada tambahan 4 pesan khusus, yaitu :

a. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan;


b. Batasi mengkonsumsi garam;
c. Minum air putih yang banyak dan
d. Batasi minum kopi.

TGS (Tumpeng Gizi Seimbang) terdiri dari beberapa potongan tumpeng,


yaitu:

a. 1 potongan besar: golongan makanan karbohidrat,


b. 2 potongan sedang dan 2 potongan kecil yang merupakan golongan sayuran
dan buah,
c. 2 potongan kecil diatasnya yang merupakan golongan protein hewani dan
nabati, dan 1 potongan terkecil di puncak yaitu gula, garam, dan minyak yang
dikonsumsi seperlunya.
d. Potongan TGS juga dilapisi dengan air putih yang idealnya dikonsumsi 2 liter
atau 8 gelas sehari.
e. Luasnya potongan TGS ini menunjukkan porsi konsumsi setiap orang per
hari. Karbohidrat dikonsumsi 3 - 8 porsi, sayuran 3 - 5 porsi sedikit lebih
besar dari buah, buah 2-3 porsi, serta protein hewani dan nabati 2 - 3 porsi.
f. Konsumsi ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam. Kombinasi
makanan per harinya perlu dilakukan.
g. Dibagian bawah TGS terdapat 4 pilar gizi seimbang yang lain, yaitu:
keanekaragaman makanan, pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga
kebersihan dan pantau berat badan.
Prinsip gizi seimbang dinilai akan sangat efektif bila dilakukan mulai ibu
hamil hingga anak yang dilahirkannya berumur 2 tahun. Masa ini termasuk masa
kritis yang sangat menentukan kualitas hidup manusia yang akan datang, sehingga
sering disebut masa kehamilan adalah periode window of opportunity.
Kekurangan gizi pada ibu hamil, akan berdampak pada kekurangan gizi terhadap
bayi yang dilahirkannya, dan berlanjut pada anak yang kurang gizi, lambat
berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika dewasa kegemukan dan
beresiko terkena penyakit degeneratif.

3. Pengertian Gizi untuk Ibu Hamil

Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan lebih banyak karena harus


memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan janin/bayinya. Meskipun ibu hamil membutuhkan zat gizi yang
lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, tetapi konsumsi
pangannya tetap beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh
ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya. Selama
hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan
untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang
mengandung bayinya. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat
gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada
didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari
simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga
beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan
vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan.

Sehubungan dengan hal itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik
dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun
jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini
dapat disebabkan karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi
untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat
diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingkan dengan sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi
yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

4. Kebutuhan Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil

Menurut Huliana (2001) peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu hamil sebesar
15 %, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah,
plasenta, air ketuban dan pertumbuhan rahim. Makanan yang dikonsumsi ibu
hamil dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40 %, sedangkan untuk
memenuhi kebutuhan ibu sebesar 60 %. Peningkatan kebutuhan makanan bergizi
ini tentu juga akan berdampak pada kenaikan berat badan si Ibu, biasanya
kenaikan berat badan sebelum hamil dan mendekati persalinan berkisar antara
12-15 kilogram.

Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan


dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda-beda. Pada trimester pertama, saat
kehamilan mencapai usia 1 - 3 bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap
awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih
lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil. Pada
tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat
gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan
persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil
mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan
makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi
kecil, dan frekuensi pemberian yang sering.

Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai


tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu
mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi,
misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta.
Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu
mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan
pembentuk ASI saat menyusui nanti.
Sedangkan pada tahap trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 - 9
bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan
janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi
yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya. Dengan kondisi semacam itu, pola
konsumsi ibu hamil mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan
sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian,
jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mie, minyak, mentega; sumber zat
pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan,
dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin
dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga
unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara
proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging,
ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.

Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui mengindikasikan bahwa
konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena
itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi
pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh
ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.

Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis
makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan
kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya,
seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh
ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu
tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak
terdapat di dalam sayuran dan buahbuahan.
Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik
sebelum hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi
maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat
hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal
ini dapat disebabkan karena asupan makanannyaselama kehamilan tidak
mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini
dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingakan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat
gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu menyusui harus bergizi seimbang
agar memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu
yang dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi dapat
dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitamin B, oleh karena
itu harus didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari.

Selama kehamilan membutuhkan penambahan zat-zat gizi sebagai berikut :

a. Kalori

Banyaknya kalori yang dibutuhkan selama kehamilan hingga melahirkan


sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari. Kebutuhan
kalori tiap trimester sbb:

- Trimester I, kebutuhan kalori meningkat secara minimalis.


- Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu yang
meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara dan
lemak.
- Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan janin
dan plasenta.
b. Protein

Ibu hamil membutuhkan sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih
banyak dari kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati
maupun hewani. Sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur,
susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan. Protein
digunakan untuk:

- Pembentukan jaringan baru, baik plasenta dan janin.


- Pertumbuhan dan diferensiasi sel.
- Pembentukan cadangan darah.
- Persiapan masa menyusui.
c. Lemak

Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama


dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan
untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan
ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan tirmester III.

d. Karbohidrat

Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan


untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat
yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta.
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan
asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.

e. Asam Folat

Asam Folat dibutuhkan untuk membangun sel dan sistem syaraf janin. Saat
trimester pertama janin akan membutuhkan 400 mikrogram asam folat per hari.
Dan apabila tidak terpenuhi, akan membuat perkembangan janin tidak sempurna
(anenchephaly (tanpa batok kepala), bibir sumbing dan menderita spina bifida /
kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung. Kandungan asam folat bisa
diperoleh dari buah-buahan, beras merah, kacang-kacangan dan beragam sayuran
hijau.

f. Kalsium

Berfungsi untuk pembentukan gigi dan tulang janin di dalam kandungan dan
mencegah osteoporosis pada ibu hamil. Sumber zat kalsium diantaranya adalah
susu dan produk olahan susu lainnya.
g. Zat Besi

Pada ibu hamil berfungsi untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin)
dan mengurangi resiko anemia pada ibu hamil. Zat besi yang dibutuhkan ibu
hamil setelah usia kehamilan 20 minggu sebanyak 30 mg per harinya, dan dapat
diperoleh pada hati, ikan atau daging.

h. Vitamin

Vitamin khususnya vitamin A, C, dan D. Vitamin A berfungsi untuk


memaksimalkan pertumbuhan, imunitas memelihara fungsi mata, pertumbuhan
tulang, kulit. Vitamin C berguna untuk menyerap zat besi, kesehatan gusi dan
gigi, melindungi jaringan dari organ tubuh dari berbagai kerusakan dan
memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak
mengandung antioksidan. Asupan vitamin selama hamil juga perlu dilengkapi
untuk mendukung kesehatan ibu hamil dan bayi di kandungannya. Tetapi tetap
saja saat masa kehamilan diperlukan semua asupan vitamin agar mendukung
perkembangan janin.

Adapun vitamin yang diperlukan di masa kehamilan meliputi:

a. Vitamin A, untuk kesehatan kulit dan mata, serta pertumbuhan tulang.


Vitamin ini bisa diperoleh dari wortel, sayuran hijau, dan umbi-umbian
b. Vitamin C, untuk kesehatan gigi, gusi, tulang, serta membantu penyerapan zat
besi. Vitamin ini bisa diperoleh dari buah jeruk, brokoli, tomat
c. Vitamin B6, untuk pembentukan sel darah merah serta untuk efektivitas
manfaat protein, lemak, dan karbohidrat. Vitamin ini bisa didapat dari sereal,
biji-bijian utuh seperti gandum, dan buah pisang
d. Vitamin B12, untuk pembentukan sel darah merah dan menjaga kesehatan
sistem saraf. Vitamin ini bisa diperoleh dari daging, ikan, dan susu
e. Vitamin D, untuk kesehatan tulang dan gigi, serta membantu penyerapan
kalsium. Vitamin ini bisa diperoleh dari jamur susu, sereal, dan roti

5. Tips Memenuhi Gizi Ibu Hamil


Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil, Anda bisa melakukan
beberapa langkah sederhana berikut ini:

a. Ketahui dan penuhi kebutuhan kalori Anda setiap harinya


b. Makan pagi setiap hari. Jika Anda tidak nafsu makan karena mual, perut
perih, atau morning sickness, cobalah makan sedikit-sedikit tapi lebih sering.
c. Konsumsilah makanan yang bergizi
d. Makanlah makanan berserat tinggi dan perbanyak asupan cairan dari air putih
atau jus buah, serta rajin berolahraga untuk mencegah konstipasi. Konstipasi
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut yang bisa membuat Anda
tidak nafsu makan.
e. Hindari makanan pedas dan berlemak, terlebih jika Anda menderita penyakit
maag.
f. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, kafein, minuman bersoda, dan
ikan dengan kandungan merkuri tinggi.
g. Hindari mengonsumsi banyak makanan cepat saji atau junk food yang tinggi
kalori, lemak, dan gula.

Asupan nutrisi merupakan hal yang sangat penting dalam kehamilan. Jika
kebutuhan gizi ibu hamil tidak tercukupi, maka berat badan ibu dan janin akan
susah bertambah. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan
ibu maupun janin.

Oleh karena itu, gizi ibu hamil harus selalu diperhatikan. Dokter biasanya
akan memberikan beberapa suplemen untuk membantu Anda memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral. Namun, Anda juga harus memenuhi kebutuhan
gizi dari makanan yang Anda konsumsi sehari-hari.

6. Masalah yang Berhubungan Dengan Gizi Pada Ibu Hamil

Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan. Berat badan yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang
normal. Kenaikan berat badan ibu hamil meliputi beberapa unsusr/bagian.
Sebagian memuat unsur anak, sebagian lagi memuat unsur ibu. Kenaikan berat
badan ibu kemungkinan terasa sudah cukup, tetapi kenaikan itu lebih banyak
menambah berat badan ibu dibanding untuk menambah berat anak. Kenaikan
berat badan ibu belum tentu menghasilkan anak yang besar, demikian juga
sebaliknya. Penambahan berat badan ibu harus dinilai. Penambahan berat badan
ibu hamil sudah lebih dari 12,5 kg tetapi anak yang dikandungnya kecil maka
berat badan masih harus ditambah. Berat badan calon ibu saat mulai kehamilan
adalah 45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg sebaiknya berat badan dinaikkan lebih
dulu hingga mencapai 45 kg sebelum hamil dan sebaliknya.

Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil
kurang (underweight) atau lebih (overweihgt) dari normal akan membuat
kehamilan menjadi beresiko (low risk). Berat badan ibu yang kurang akan
beresiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu akan terganggu perkembangan dan
kecerdasannya, selain kesehatan fisiknya yang juga kurang bagus. Berat badan ibu
berlebih atau sangat cepat juga beresiko mengalami perdarahan atau bisa jadi
merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau
diabetes.

Mula-mula overweight, lalu tensi naik, bengkak kaki, ginjal bermasalah,


akhirnya keracunan kehamilan. Hal tersebut akan beresiko menghambat
penyempitan pembuluh darah. Apabila penyempitan pembuluh darah menghebat
akan berakibat fatal bagi janin. Berat badan ibu yang berlebihan juga dapat
mempengaruhi proses persalinan. Jadi berat badan ideal akan mempermudah
berjalannya kelahiran tanpa komplikasi. Kalaupun ada hanya sedikit (low risk),
nifas juga akan segera usai. Berat badan yang ideal selama hamil akan segera
kembali bentuk tubuh ke berat semula setelah melahirkan.

7. Tanda dan Gejala Kurangnya Nutrisi Pada Ibu Hamil


a. Kelelahan dan kekurangan energy
b. Pusing
c. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan
untuk melawan infeksi)
d. Kulit Kering
e. Gusi bengkak dan berdarah
f. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
g. Berat badan kurang
h. Pertumbuhan yang lambat
i. Kelemahan pada otot
j. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh. (Arisman, 2013)

8. Pengaruh Keadaan Gizi terhadap Proses Kehamilan

Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi status gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil
akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin antara lain sebagai
berikut:

a. Terhadap IbuGizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan dan berat badan ibu
tidak bertambah secara normal serta terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap PersalinanPengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap JaninKekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR).

Anda mungkin juga menyukai