Anda di halaman 1dari 8

Lampiran 2

LEMBAR KEGIATAN PESERTA


DIDIK (LKPD)

TITRASI ASAM BASA

Kelompok : ________________________________
Anggota : 1. ________________________________
2. ________________________________
3. ________________________________
4. ________________________________

5. ________________________________
A. Tujuan
Pembelajara
n

Melalui LKPD ini, peserta didik diharapkan dapat:

Menganalisis cara melakukan titrasi asam-basa, dapat


melalui media video untuk menentukan titik ekivalen , titik
ahir titrasi asam basa,dan memilih indikator yang tepat
serta menentukan konsentrasi analit atau zat yang dititrasi.
M Merancang dan melaukan percobaan titrasi asam basa
Menyimpulkan hasil analisis data percobaan titrasi asam-
basa

B. Petunjuk Kerja
1. Bacalah materi terkait Titrasi Asam Basa di
buku-buku kimia SMA dan dari internet
sebelum mengerjakan LKPD
2. Bacalah dan pahamilah prosedur praktikum
percobaan titrasi asam basa yang terrdapat
di LKPD
3. Lakukanlah percobaan sesuai prosedur yang
adda
4. Catat hasilpengamatan pada table yang
tersedia
5. Diskusikanlah setiap pertanyaan yang ada
pada LKPD bersama kelompok.
6. Perwakilan kelompok akan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
yaitu tentang titrasi asam basa berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan sedangkan
kelompok lain memperhatikan presentasi
yang disampaikan dan memberikan
tanggapan jika jawaban berbeda
7. Kumpulkanlah hasil kerja kelompok kepada
guru.
C. Uraian
Wacana
Materi
Prasyarat
Pada label yang tertera pada botol cuka makan, umumnya
terdapat informasi kadar cuka tersebut. Misalkan, pada suatu
botol cuka tertulis 25% asam cuka, lalu bagaimana cara kita
memastikan kebenaran dari kadar tersebut? Nah, Penentuan
kadar asam cuka dapat tersebut dapat dilakukan dengan
prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi.

Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang


digunakan adalah titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah
penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam
yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu
larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan
didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan
hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam
dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik
ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna
dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan
tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna
disebut titik akhir titrasi.

Wacana Utama
Reaksi penetralan asam-basa dapat digunakan untuk
menentukan kadar (konsentrasi) berbagai jenis larutan, khususnya
yang terkait dengan reaksi asam-basa. Kadar larutanasam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui
kadarnya.Demikian pula sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan
dengan mengunakan larutanasam yang diketahui kadarnya. Proses
penentuan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam-basa.
Titrasi dilakukan untuk menetapkan molaritas suatu larutan
dengan menggunakanlarutan lain yang telah diketahui molaritasnya.
Larutan peniter itu kita sebut larutan standar. Ketepatan (akurasi) dari
konsentrasi larutan yang dititer, salah satunyabergantung pada
kepastian molaritas dari larutan peniter. Jika molaritas larutan
penitertidak pasti, maka molaritas larutan yang dititer pastilah tidak
akurat.
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan
sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis
sebagai berikut:

Molasam = Molbasa
Nasam . Masam =Vbasa . Nbasa
(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa

Keterangan:
N     = Normalitas
M    = Kemolaran
V     = Volume (mL atau L)
n     = Jumlah ion H+(pada asam) atau OH- (pada basa)
Pada percobaan ini, kita akan menentukan molaritas HCl
dengan larutan NaOH 0,1M. Untuk itu, sejumlah larutan HCl
ditempatkan dalam erlenmeyer, kemudian ditetesidengan NaOH
0,1 M (dalam buret) sehingga keduanya ekuivalen (tepat habis
bereaksi). Titik ekuivalen dapat diketahui dengan bantuan
indikator. Titrasi (penetesan) dihentikantepat pada saat indikator
menunjukkan perubahan warna. Saat indikator menunjukkan
perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Indikator yang
digunakan harus disesuaikan dengan titrasi asan basa yang akan
dilakukan.

Kegiatan Peserta
Didik

Stimullation

Peserta didik memperhatikan demonstrasi tentang titrasi asam basa


yang dilakukan oleh guru didepan peserta didik
Problem Statement

Berdasarkan penjelasan guru melalui demonstrasi yang dilakukan dan


dari tugas baca, peserta siswa menanyakan hal-hal yang kurang
dimengerti mengenai percobaan yang akan dilakukan dan guru
menjawab pertanyaan peserta didik mengenai praktikum yang akan
dilakukan.
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, yang akan
dijawab melalui praktikum ini dan jawaban dari pertanyaan guru
dikumpulkan setelah praktikum dilakukan.
1. Sebutkan prinsip dasar dan manfaat dari titrasi!
2. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan titrasi asam
basa!
3. Tentukan indikator yang dipakai pada penetralan:
a. asam kuat oleh basa kuat
b. asam lemah oleh basa lemah
c. basa lemah oleh asam kuat
4. Bagaimana kurva titrasi dari titrasi asam kuat dan basa kuat?
5. Sebanyak 10 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH
0,1 M menggunakan indikator fenolftalein 3 tetes. Titik
ekivalen ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi
merah muda, dengan 3 kali percobaan maka berakah volume
rata-rata larutan NaOH 0.1 M untuk menentukan konsentrasi
10 mL larutan HCl, dan mengapa harus menggunakan
indikator fenolftalein?

Data Collecting

Peserta didik mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan


dengan cara melakukan pratikum percobaan Titrasi Asam Kuat
dengan Basa Kuat sesuai yang telah didedomenstrasikan oleh guru
yaitu: Menentukan Konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0.1
M sesuai prosedur berikut!
Alat :
 Corong  Buret
 Pipet Tetes  Statif
 Gelas Beker  Klem
 Gelas Ukur  Erlenmeyer
Bahan:
 Larutan HCl x M
 Larutan NaOH 0.1 M

Langkah Kerja:
1. Rangkai alat yang akan digunakan untuk percobaan titrasi asam basa
sesuai dengan yang di demonstrasikan oleh guru
2. Tuang larutan HCl dan NaOH kedalam beaker glass yang berbeda
3. Ukur 10 mL larutan HCl dengan gelas ukur
4.  Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL.
5.  Masukkan 10 mL larutan HCl yang tersedia ke dalam erlenmeyer,
kemudian tetesi dengan indikator PP sebanyak 3 tetes.
6. Tetesi larutan HCl dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan
secara hati-hatidan labu erlenmeyer terus–menerus digoncangkan.
Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu
menjadi merah muda.
7. Hitung volume NaOH 0,1 M yang digunakan.
8. Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.
9. Lengkapilah hasil pengamatan dibawah ini:
Percobaan Volume HCl Volume NaOH 0,1 M
(mL) (mL)
1 10 mL
2 10 mL
3 10 mL
Rata-rata 10 mL
Data Processing

Berdasarkan sumber yang telah peserta didik dapatkan, maka


diskusikanlah pertanyaan diatas sesuai dengan percobaan yang
telah dilakukan dan tulis hasil diskusi kelompok pada kolom yang
disediakan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil diskusi kelompok pada


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
kolom dibawah ini
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
D. Sumber

Purba, M. (2012). Kimia 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.


(halaman 216-230)

Sutresna, N. (2014). Kimia 2 Berdasarkan Kurikulum 2013. Bandung:


Grafindo Media Pratama (halaman 228-240).

Anda mungkin juga menyukai