Disusun oleh :
Nama : 1. Pratiwi W. K1C015051
2. Ika Najjah F. K1C015033
Asisten :Victor Reynaldi Suparta
Hari/Tanggal :
Pelaksanaan Praktikum : Senin, 2April 2018
Pengumpulan Laporan : Senin, 9 April 2018
ABSTRAK
Praktikum penentuan gradien indeks bias dan koefisien difusi larutan garam dari
pengukuran defleksi laser bertujuan untuk menentukan koefisien difusi larutan air
garam dengan pengukuran gradien indeks bias dan menentukan tingkat perubahan
koefisien difusi terhadap perubahan konsentrasi larutan garam. Pada penentuan
gradien indeks bias dan koefisien difusi larutan ini menggunakan alat-alat yakni
laser, sel difusi, layar dengan penutup, rel optik dengan skala panjang, stopwatch,
pipet, pisau, baterai, wadah. Sedangkan bahan yang digunakan pada eksperimen
ini yakni larutan air garam, aquades, dan tissue. Pada eksperimen ini didapatkan
hasil pengukuran jarak laser menuju layar (Z) dan perhitungan gradien indeks bias
(dn/dY), tinggi vertikal dalam sel (ξi), defleksi vertikal (δi), dan koefisien difusi.
Hasil yang diperoleh diplot ke dalam grafik hubungan tinggi vertikal dengan
gradien indeks bias yang menyatakan bahwa nilai yang diperoleh berbanding
lurus yakni semakin tinggi konsentrasi larutan dalam sel difusi maka semakin
besar juga gradien indeks bias yang dihasilkan.
Kata kunci : koefisien difusi, indeks bias, konsentrasi larutan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan koefisien difusi larutan air garam dalam air dengan
pengukuran gradien indeks bias.
2. Menentukan tingkat perubahan koefisien terhadap perubahan konsentrasi
larutan garam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Difusi
Jika suatu zat dapat bergerak bebas tanpa hambat oleh gaya tarik, maka
jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang
yang ada.Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih
banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke
daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya, dan secara
menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi. Difusi dapat
terjadi pada materi padat, cair dan gas(Yatim, 1996). Dimana cahaya pada
frekuensi f atau panjang gelombang λ datang dalam bentuk paket-paket foton
dengan energy sebesar E; h adalah konstanta Planck (6.625 x 10 -34 Js) dan c
adalah kecepatan cahaya (3 x 108 m/s). sifat cahaya sebagai energy dalam
paket-paket foton ini yang diterapkan pada sel surya. (Young dan Freedman,
1999)
Proses difusi menghasilkan gerak termal bebas dari suatu ion, atom,
molekul. Suatu komponen yang tidak bermuatan akan bergerak dari larutan
yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi lebih rendah. Laju
perubahan dari konsentrasi larutan, tergantung dari perbedaan konsentrasi
awal dari dua volume larutan atau jarak dari keduanya. Selain itu laju difusi
juga ditentukan oleh temperatur larutan. Jumlah aliran per satuan waktu
dirumuskan sebagai (Nye dan Tinker, 1977; Wild, 1981)
Difusi adalah penyebaran yang di maksut penyebaran di sini penyebaran
molekul-molekul suatu zat, dan penyebaran itu di timbulkan oleh suatu gaya
yang identil dengan energi kinetis tersebut. Baik gas, maupun zat cair dan zat
padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan utuk menyebar sampai
terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi juga akan di lakukan oleh
molekul-molekul gula apabila kita mencampurkan suatu gua dengan air biasa,
setelah kita beri waktu yang cukup lama, maka seluruh air akan berasa manis.
Hasil akhir dari difusi adalah konsentrasi yang sama, atau keseimbangan,
molekul di kedua sisi baik molekul ataupun membran.(Dwinjoseputo, 1990)
2.2 Defleksi
Defleksi merupakan sebuah kejadian dimana terjadi pada kejadian
eksperimen optik. Defleksi terjadi karena adanya siatuasi dari sebuah partikel
ataupun senyawa yang memiliki konsentrasi tinggi yang terpengaruh oleh
partikel ataupun senyawa yang memiliki konsentrasi cenderung rendah.
Dalam pengaruhnya akibat adanya perbedaan antara 2 konsentrasi dari setiap
partikel maka akan terjadinya upaya kesetimbangan untuk menuju
kesetimbangan thermodinamika. Sehingga pada kasus difusi yang dilewati
oleh partikel cahaya ataupun sinar laser dapat dibelokan dikarenakan adanya
kasus upaya melakukan perubahan menuju setimbang.
Namun untuk kasus dari deflaksi ini tidaklah bertahan lama, hanya
bertahan pada waktu tertentu saja. Seperti yang kita ketahui bahwasanya
defleksi terjadi karena adanya proses menuju kesetimbangan thermodinamika
suatu partikel pada konsentrasi tinggi yang terpengaruh oleh partikel yang
memiliki konsentrasi cenderung rendah. Sehingga pada saat perbandingan
kondisi dari kedua partikel sudah setimbang deflaksi dari sinar laser tersebut
kembali menjadi normal dan tidak terpengaruh oleh konsentrasi dari larutan
yang sudah setimbang.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat: Bahan:
Z, Zo, d
Selesai
BAB IV
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil yang terdapat dalam Tabel 4.1
dan Tabel 4.2.
Ɛi(cm
Zo(cm) D(cm) Z(cm) δi(cm) Y(cm) dn/dY T(s) D
)
0.02388
5 8.4 1.2 8.6 0.2 2.307692 0.019379845 540
9
0.01592
4.8 8.4 1.2 8.6 0.3 2.215385 0.029069767 540
6
0.01194
4.3 8.4 1.2 8.6 0.4 1.984615 0.03875969 540
4
0.00955
4.1 8.4 1.2 8.6 0.5 1.892308 0.048449612 540
6
0.01194
4.1 8.4 1.2 8.6 0.4 1.892308 0.03875969 540
4
0.01592
4.1 8.4 1.2 8.6 0.3 1.892308 0.029069767 540
6
0.01592
4 8.4 1.2 8.6 0.3 1.846154 0.029069767 540
6
0.01592
4 8.4 1.2 8.6 0.3 1.846154 0.029069767 540
6
0.01592
3.9 8.4 1.2 8.6 0.3 1.8 0.029069767 540
6
0.02388
3.9 8.4 1.2 8.6 0.2 1.8 0.019379845 540
9
0.04777
3.9 8.4 1.2 8.6 0.1 1.8 0.009689922 540
8
0.04777
3.9 8.4 1.2 8.6 0.1 1.8 0.009689922 540
8
Ɛi(cm
Zo(cm) d(cm) Z(cm) δi(cm) Y(cm) dn/dY T(s) D
)
4 8.4 1.2 8.6 0.1 1.846154 0.009689922 540 0.04777
8
3.9 8.4 1.2 8.6 0.1 1.8 0.009689922 540 0.04777
8
3.8 8.4 1.2 8.6 0.1 1.753846 0.009689922 540 0.04777
8
3.7 8.4 1.2 8.6 0.3 1.707692 0.029069767 540 0.01592
6
3.7 8.4 1.2 8.6 0.5 1.707692 0.048449612 540 0.00955
6
3.6 8.4 1.2 8.6 0.6 1.661538 0.058139535 540 0.00796
3
3.5 8.4 1.2 8.6 0.6 1.615385 0.058139535 540 0.00796
3
3.4 8.4 1.2 8.6 0.6 1.569231 0.058139535 540 0.00796
3
3.3 8.4 1.2 8.6 0.4 1.523077 0.03875969 540 0.01194
4
3.2 8.4 1.2 8.6 0.3 1.476923 0.029069767 540 0.01592
6
3.1 8.4 1.2 8.6 0.3 1.430769 0.029069767 540 0.01592
6
2.9 8.4 1.2 8.6 0.2 1.338462 0.019379845 540 0.02388
9
2.8 8.4 1.2 8.6 0.1 1.292308 0.009689922 540 0.04777
8
4.2 Pembahasan
A.1
0.05
0.04
dn/dY
0.03
0.02
0.01
0
2.31 2.22 1.98 1.89 1.89 1.89 1.85 1.85 1.8 1.8 1.8 1.8
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara Yi dengan dn/dYi larutan garam
33g/150mL
grafik hubungan Yi dengan dn/dYi
0.07
0.06
0.05
0.04 dn/dY
0.03
0.02
0.01
0
1.85 1.8 1.75 1.71 1.71 1.66 1.62 1.57 1.52 1.48 1.43 1.34 1.29
Yi pada (dn/dY)i berada di titik maksimum saat nilai dn/dY4 yaitu pada
larutan garam dengan konsentrasi 28g/150mL memperoleh nilai sebesar
0.048449612 dimana berada di tinggi vertical dalam sel sebesar Y 4 =
A.4 1.892308 cm, maka Y4 ditetapkan sebagai h. Sedangkan pada larutan
garam dengan konsentrasi 33g/150mL memperoleh nilai dn/dY6 sebesar
0.058139535 dimana berada di titik tingi vertical dalam sel sebesar Y6 =
1.661538 cm, maka Y6 ditetapkan sebagai h.
B.1
dan
g(Y) = -(h-Yi)2
dengan memperoleh
1
D=
4 mt
B.2 Tabel 4.3. Hasil data perhitungan yang mengandung titik data tinggi
vertical dalam sel dan gradient indeks bias
Larutan garam Larutan garam
i 28g/150mL 33g/150mL
Yi (cm) dn/dYi Yi (cm) dn/dYi
1 0.415384 0.019379845 0.184616 0.009689922
2 2.215385 0.029069767 1.8 0.009689922
3 1.984615 0.03875969 1.753846 0.009689922
4 1.892308 0.048449612 1.707692 0.029069767
5 1.892308 0.03875969 1.707692 0.048449612
6 1.892308 0.029069767 1.661538 0.058139535
7 1.846154 0.029069767 1.615385 0.058139535
8 1.846154 0.029069767 1.569231 0.058139535
9 1.8 0.029069767 1.523077 0.03875969
10 1.8 0.019379845 1.476923 0.029069767
11 1.8 0.009689922 1.430769 0.029069767
12 1.8 0.009689922 1.338462 0.019379845
13 0.415384 0.019379845 1.292308 0.009689922
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dibuat grafik hubungan kelinearitasan
antara tinggi vertical dan gradient indeks bias. Grafik dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Kurva persamaan linier untuk kumpulan titik data pada
larutan garam 23g/150mL
Gambar 4.6 Kurva persamaan linier untuk kumpulan titik data pada
larutan garam 23g/150mL
B.3 Tabel 4.4 Koefisien difusi dari persamaan garis lurus pada larutan
garam 23g/150mL dengan lamanya waktu yang ditempuh t
= 540 s, dan pada larutan garam 33g/150mL dengan
lamanya waktu yang ditempuh t = 1560 s.
Larutan garam Larutan garam
i 28g/150mL 33g/150mL
D dn/dYi D dn/dYi
1 0.023889 0.019379845 0.047778 0.009689922
2 0.015926 0.029069767 0.047778 0.009689922
3 0.011944 0.03875969 0.047778 0.009689922
4 0.009556 0.048449612 0.015926 0.029069767
5 0.011944 0.03875969 0.009556 0.048449612
6 0.015926 0.029069767 0.007963 0.058139535
7 0.015926 0.029069767 0.007963 0.058139535
8 0.015926 0.029069767 0.007963 0.058139535
9 0.015926 0.029069767 0.011944 0.03875969
10 0.023889 0.019379845 0.015926 0.029069767
11 0.047778 0.009689922 0.015926 0.029069767
12 0.047778 0.009689922 0.023889 0.019379845
13 0.023889 0.019379845 0.047778 0.009689922
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data pengukuran dan hasil praktikum penentuan gradient
indeks bias dan koefisien difusi larutan garam dari pengukuran defleksi laser
yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Koefisien difusi pada larutan garam dengan konsentrasi 28g/150mL dan
konsentrasi 33g/150mL diperoleh 13 titik perhitunganyang membentuk
kurva nonlinieritas.
2. Tingkat perubahan koefisien difusi dari tiap titik pada larutan garam
dengan konsentrasi 28g/150mL terlihat signifikan dari titik 1 ke titik 2
sedangkan pada larutan garam dengan konsentrasi 33g/150mL tidak
terlalu signifikan.
5.2 Saran
Saran pengambilan data pengamatan memastikan dengan betul perubahan
yang terlihat pada layar tanpa harus mematok waktu yang tertera pada langkah
kerja yang terdapat di modul.
DAFTAR PUSTAKA
Young, Hugh D., dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi
kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lampiran