Anda di halaman 1dari 6

Nama : Asih Eka Nurjanah

NIM : 1911020151

Kelas : 2 C

Prodi : Keperawatan S1

Reaume: Ilmu Dasar Keperawatan II

1. KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI


 PATOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit, perubahan struktur dan
fungsi sel serta jaringan tubuh dengan tujuan utama yaitu mengidentidikasi penyebab
sebuah penyakit.

Ruang lingkup patologi :

1. Patologiklinis
Patologi klinis lebih menekankan pada analisis penyakit dan mempelajari lebih
mendalam tentang sebab dan mekanisme penyakit serta pengaruh penyakit terhadap
organ dan system tubuh manusia.
2. Patologi eksperimental
Patologi eksperimental merupakan kegiatan pengamatan berbagai perlakuan pada suatu
system tubuh di laboratorium. Lazimnya menggunakan model binatang percobaan atau
kultur sel.
 FISIOLOGI adalah ilmu yang memperlajari tentang fungsi normal tubuh.
 PATOFISIOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi abnormal tubuh /
penyakit atau perjalanan normal menuju sakit.
 PATOGENESIS adalah keseluruhan proses perkembangan penyakit atau patogen,
termasuk setiap tahap perkembangan, rantai kejadian yang menuju kepada terjadinya
patogen tersebut dan serangkaian perubahan struktur dan fungsi setiap komponen yang
terlibat didalamnya.

Contoh patologi : terjadinya gagal ginjal

 Gagal ginjal akut renalfailure : kondisi ketika ginjal seseorang rusak secara mendadak
sehingga tidak dapat berfungsi. Gagal ginjal akut dapat sembuh total.
 Gagal ginjal kronis : kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan
ginjal. Gaya hidup yang tidak sehat akan menyebabkan gagal ginjal meningkat.

Diagnosis patologi :
 Anamnesis kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh dokter sebagai pemeriksa dan
pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita dan
informasi lainnya yang berkaitan dengan diagnosis penyakit pasien.
 Keadaan umum
 Tanda-tanda vital : temperature, suhu, tensi
 Fisik diagnostic : dari ujung rambut sampai ujung kaki
 Diferential diagnostic : CTS, ECG

Neoplastic Disease

Neoplasma adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang menyebabkan terjadinya


perubahan bentuk dan sifat, penyakit ini juga dikenal sebagai tumor. Penyakit neoplastik adalah
kondisi yang menyebabkan pertumbuhan tumor baik jinak maupun ganas.

Geriatric Disease

Serangkaian kondisi klinis pada orang berusia lanjut (lansia) yang dapat berdampak pada
penurunan kualitas hidup, kecacatan, bahkan risiko kematian.

Metabolism Disease

Sekumpulan kondisi yang terjadi bersamaan seperti peningkatan tekanan darah, kadar
gula darah yang tinggi, kelebihan lemak disekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang
tidak biasa. Kondisi ini membuat penderitanya berisiko tinggi mengalami penyakit jantung,
stroke, dan diabetes.

Genetic Disease

Sebuah kelainan genetic merupakan masalaj kesehatan yang disebabkan oleh satu atau
lebih kelainan pada genom. Ini dapat disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal (monogenic) atau
banyak gen (poligenik) atau kelainan kromosom.

Infection Disease

Penyakit menular adalah gangguan yang disebabkan oleh organisme seperti bakteri,
virus, jamur atau parasit. Gejala : demam, diare, kelelahan, nyeri otot, flu, batuk.

Psikologis Disorder : stress, psikologis disorder, trauma.

 Regenerasi sel adalah proses bekerjanya suatu sel untuk kembali normal atau sembuh
ketika terjadinya suatu luka.

Kerusakan sel dapat dipicu oleh beberapa hal antara lain :

1. Kekurangan oksigen
2. Faktor fisik dan kimia. Faktor fisik misalnya, cedera, suhu yang ekstrim, perubahan
tekanan atmosfer yang tiba-tiba kejutan listrik, dan radiasi. Faktor kimia seperti polusi
udara, insektisida, racun, gigitn serangga berbisa, obat-obatan, alcohol, dan narkoba.
3. Infeksi misalnya virus, jamur, bakteri, dan parasite.
4. Ketidakseimbangan nutrisi atau zat gizi.

2. ADAPTASI JEJAS DAN PENUAAN SEL.

A. Pengertian Jejas

Jejas sel atau cedera sel terjadi apabila suatu sel tidak dapat beradaptasi terhadap
rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Apanila
sel tersebut mengalami cedera, amka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran,
bentuk, sintesis protein, susunan genetic, dan sifat transportasinya.

 Penyebab jejas sel

1. Hipoksia(pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat dari :

 Iskemia = kehilangan pasokan darah


 Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi, contoh : pneumonia.
 Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah, misalnya : anemia, keracunan
karbonmonoksida.

2. Faktor fisik

 Trauma
 Suhu rendah
 Suhu tinggi
 Radiasi
 Tenaga listrik

3. Bahan kimia dan obat-obatan

 Obat terapeotik misalnya, asetaminofen (Tylenol)


 Bahan bukan obat misalnya, timbal dan alcohol

4. Bahan penginfeksi mikroorganisme

Mikroorganisme yang meninfeksi manusia mencakup berbagai virus, parasite, bakteri,


jamur.

5. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen. Antigen endogen
(missal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
6. Kekacauan genetic misalnya mutasi dapat menyebabkan mengurangi suatu enzim
kelangsungan.

7. ketidakseimbangan nutrisi antara lain;

 Defisiensi protein-kalori
 Avitaminosis
 Aterosklerosis, dan obesitas

8. Penuaan

B. Adaptasi jejas sel

Proses adaptasi sel dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :

1. Atrofi
Adalah berkurangya ukuran suatu sel atau jaringan akibat jaringan tidak digunakan
misalnya, otot individu yang mengalami imobilisasi atau keadaan tanpa berat.
2. Hipertrofi
Adalah bertambahnya ukuran suatu sel atau jraingan yang terjdi apabila terdapat
peningkatan beban kerja suatu sel.
3. Hiperplasia
Adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan mitosis.
4. Metaplasia
Adalah berbahan sel dari suatu subtype ke subtype lainnya. Metapkasia terjadi sebagai
respon terhadap cedera atau iritasi continue yang menghasilkan peradangan kronis pada
jarigan.
5. Displasia
Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda ukuran,
bentuk dan penampakannya diabndingkan sel asalnya.

C. Penuaan sel

Cellular Senescene atau penuaan sel adalah keadaan dimanasel tidak dapat lagi
membelah. Keadaan permanen ini bisa menjadi manfaat dan kerugian bagi organisme tempat sel
hidup. Meskipun penuaan selluler pertama kali dikaitkan dengan penekanan tumor dan penuaan,
penelitian yang lebih baru telah menemukan bahwa itu juga mendorong perbaikan kanker dan
jaringan. Oleh karena itu, efek penuaan sel didalam organisme bervariasi menurut sejumlah
faktor, seperti usia.

3. PERTUMBUHAN SEL DAN DIFERENISASI


Diferenisasi sel adalah proses ketika sel kurang khusus menjadi sel yang lebih khusus.
Diferenisasi terjadi beberapa kali selama perkembangan organisme multiselular ketika organisme
berubah dari zigot sederhana menjadi suatu system jaringan dan jenis sel yang rumit.

4. INFLAMASI (PERADANGAN)

Peradangan yaitu upaya membuang mikroba, racun, atau bahan asing dilokasi cedera untuk
mencegah penyebaran ke jaringan lain, untuk mempertahankan lokasi perbaikan jaringan dalam
upaya mengembalikan homeostasis jaringan.

Kondisi yang menyebabkan peradangan yaitu apabila suatu organ tertusuk, terinfeksi, tercubit,
terpukul, suhu ekstrim, distorsi/ gangguan sel.

Reaksi radang seperti memerah atau membiru, bengkak, memar, nyeri. Hal tersebut terjadi
karena untuk melokalisir nyeri atau radang yang lebih ke dalam sel.

5 tanda utama radang :

1. Tumor
Bengkak atau sembab yang terjadi didaerah peradangan sehingga terjadi proses
pembesaran organ yang terkena.
2. Calor
Manifestasi panas, bisa panas seluruh tubuh atau panas yang terlokalisir, misal pada
perabaan suatu daerah bagian tubuh terasa hangat atau panas.
3. Dolor
Rasa sakit didaerah peradangan, terdapat ujung saraf sensori yang tertekan. Misal
tenggorokan, sendi, gusi, dsb.
4. Rubor
Tanda kemerahan didaerah peradangan akibat pendarahan yang bertambah.
5. Fungsio laesa
Gangguan fungsi didaerah peradangan misal pada peradangan tenggorokan menyebabkan
nafsu makan menurun, peradangan daerah hidung menyebabkan produksi lender
berlebihan (pilek).

INFEKSI adalah masuknya mikroorganisme berupa jamur, virus, bakteri, amoeba, dan parasit ke
dalam tubuh manusia yang akan menyebabkan sakit. Setiap infeksi pasti akan menyebabkan
inflamasi, sedangkan jika inflamasi tidak pasti menyebabkan infeksi.

Pengobatan yang digunakan untuk menangani infeksi meliputi :

 Antivirus, seperti zanamivir dan acyclovir.


 Antibakteri, seperti amoxicillin dan doxycycline.
 Antijamur, seperti clotrimazole dan fluconazole.
 Antiparasit, seperti albendazole dan artesunate.

Obat untuk menangani infeksi tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet, kaplet, salep,
krim, hingga suntik. Dosis dan jenis masing-masing obat perlu disesuaikan dengan kondisi dan
riwayat pasien. Hindari menggunakan obat tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.
Selain pemberian obat, beberapa jenis infeksi juga perlu ditangani dengan operasi.

Pencegahan infeksi :

 Melakukan pemeriksaan secara rutin.


 Menghindari kontak dengan hewan liar.
 Melakkan vaksinasi sesuai jadwal.
 Menerapkan kehidupan seks yang sehat.
 Menjaga pola hygiene.
 Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain.

5. KONGENITAL DISEASE
Kongenital disease atau kelainan bawaan adalah kondisi tidak normal yang terjadi pada masa
perkembangan janin. Kelainan ini dapat mempengaruhi fisik atau fungsi anggota tubuh anak
sehingga menimbulkan cacat lahir. Contoh penyakitnya : buta warna, hemophilia, dan albino.

Anda mungkin juga menyukai