Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

I. Identitas pasien
Nama : Nn. A
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 21 tahun
Alamat : Dusun layansari
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Pegawai Toko
Tanggal MRS : 11 Maret 2012
Tanggal pemeriksaan : 11 Maret 2012

II. Keluhan utama


Benjolan pada payudara kiri
III. Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri pada
bagian tengah atas sejak ± 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa
benjolannya teraba berbentuk bulat, yang ukurannya tetap dan tidak bertambah
besar sejak muncul. Pada saat mau mengalami menstruasi benjolannya terasa
semakin membesar dan pada saat setelah menstruasi benjolannya menjadi
mengecil ke ukuran semula. Benjolan ini baru yang pertama kalinya terjadi pada
pasien.
Pasien juga merasakan nyeri pada payudara kirinya terutama pada daerah
benjolan dan terasa panas yang hilang timbul. Nyeri dirasakan terutama pada
saat pasien sedang datang bulan (haid). Pasien belum pernah minum obat untuk
mengatasi rasa sakitnya itu. Saat tidak datang bulan pasien tidak merasakan apa-
apa.
Pada saat ini pasien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan.
Riwayat keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal. Riwayat datang bulan
pertama kali sekitar umur 12 tahun. Riwayat datang bulan dirasakan teratur
setiap bulannya.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat sakit jantung (-), riwayat sakit ginjal (-).
Riwayat batuk dalam jangka waktu yang lama (-)
Riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu (-).

Riwayat penyakit keluarga :


Terdapat keluarga pasien yang mengeluhkan hal serupa yaitu kakaknya, sudah
dioperasi dan sekarang tidak ada keluhan apa-apa.

Riwayat alergi : Pasein mengaku tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan


tertentu ataupun makanan

Riwayat pribadi dan sosial :


Pasien belum pernah menikah dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Pasien
bekerja sebagai penjaga toko.

IV. Pemeriksaan Fisik General


 Tanda vital
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu aksila : 36,3°C

 Pemeriksaan fisik umum


Kepala – Leher
Kepala : Normochepali, deformitas (-), tampak makula hiperpigmentasi pada
kedua pipi, batas tegas, tidak tertutup skuama tipis
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pupil isokor,
refleks pupil (+/+)
THT : Rhonirea (-), polip (-), othorea (-)
Leher : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : bentuk simetris, ukuran normal, pergerakan dinding dada
simetris, pelebaran sela iga (-), retraksi sela iga (-), penggunaan otot
bantu nafas (-)
Palpasi : pergerakan dan fremitus raba simetris
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : tak tampak iktus kordis
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :- batas kanan jantung : SIC II linea parasternal dekstra
- batas kiri jantung : SIC V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (-), luka operasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba

Extremitas
Ekstremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), pembesaran KGB (-/-)
Ekstremitas bawah: hangat (+/+), edema (-/-)

 Pemeriksaan fisik lokal


Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra
Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan
kulit mamae tidak ada, kedua payudara tampak simetris, tak
tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada,
retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla
mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak
ada.
Palpasi Tidak teraba massa. Teraba sebuah massa pada
Papilla mamae elastis, kuadran lateral tengah, bentuk
pengeluaran discharge tidak bulat lonjong, ukuran 2 x 2 x 1 cm
ada. cm, permukaannya licin,
Pembesaran KGB aksila (-) konsistensi lunak kenyal, mobile,
berbatas jelas, nyeri tekan (-)
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)

IV.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG tanggal 16 Juli 2015.
Mammae kiri:
FAM pk 3 1 jari dari papilla berukuran :2,14 x 1,46 x 2,01 cm
Kesimpulan
FAM mamme kiri: pk 3
Mammary fibrous dysplasia ringan pada ke 2 mammae

V. Resume
Nn. A, usia 21 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada payudara kiri bagian
bagian tengah atas yang dirasakan ± 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa
benjolannya teraba berbentuk bulat, yang ukurannya tetap dan tidak bertambah
besar sejak muncul Pada saat mau mengalami menstruasi benjolannya terasa
semakin membesar dan pada saat setelah menstruasi benjolannya menjadi
mengecil ke ukuran semula.Benjolan ini baru yang pertama kalinya terjadi
padanya. Nyeri (+) hilang timbul terutama pada saat pasien sedang haid. Keadaan
menstruasi pasien lancar dan teratur setiap bulannya dengan durasi 4 - 5 hari.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak baik,
kesadaran kompos mentis, TTV (TD: 110/70, N: 86x /menit, RR:18x/menit,S:
36,3oC).Pemeriksaan umum dada,paru dam abdomen dalam batas normal. Pada
status lokalis pada mammae sinistra di kuadran lateral tengah teraba 1 buah massa
berukuran 2 x 2 x 1 cm, permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, berbatas
jelas nyeri tekan (-). Dari pemeriksaan USG didapatkan pada Mammae kiri: FAM
pk 3,1 jari dari papilla berukuran :2,14 x 1,46 x 2,01 cm.
Papilla mamae normal, Pembesaran KGB aksila tidak ada.

VI. Diagnosis
Fibroadenoma mammae sinistra

VII. Diferensial diagnosis


Cystosarcoma Phyllodes
Kista mammae
Papilloma Intraduktus

VIII. Usulan pemeriksaan


FNAB
Mammography
Biopsi eksisi
Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit, hematokrit
Foto Thorax PA

IX. Rencana terapi


 Umum :
o Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat
dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan pada payudara.
 Khusus :
o Eksisi massa tumor

X. Prognosis
ad vitam : bonam
ad functionam : bonam
ad sanationam : bonam

I.4 Hasil Pemeriksaan


a. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin: (24 April 2015)
Hemoglobin : 13,5 g/dl ( 12 – 16 gr/dl )
Leukosit : 8.300 ( 5000 – 10000/mm3)
Bleeding time : 2 menit ( 1- 3 menit )
Clotting time : 6 menit ( 9-15 menit )
Kimia Klinik: (24 April 2015)
Ureum : 10 mg/dl ( 18 – 39 mg/dl )
Creatinin : 0,62 mg/dl ( 0,6 – 1,0 mg/dl )
SGOT : 15 U/L
SGPT : 10 U/L

Pro Excisi FAM Dekstra

Laporan Operasi (28 April 2015)


1. Posisi supine, desinfeksi, pasang duk steril
2. Inpeksi, insisi peri areolar kanan, dipisahkan lapis ddemi lapis sampai dengan
jaringan tumor
3. Didapatkan tumor dengan ukuran 2cmx 2cm
4. Dilakukan excisi tumor
5. Rawat perdarahan
6. Luka dijahit lapis demi lapis, operasi selesai

Terapi post op:


 Levofloxacin 2x1 tab
 Asam mefenamat 3x1 tab
 Sore BLPL

Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada
wanita muda. Setelah menopause, tumor tersebut sudah tidak lagi ditemukan.
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin
dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan
amat mudah digerakkan. Bisaanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan
nyeri bila di tekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multiple. Pada masa
adolesens, fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran lebih besar. Pertumbuhan bisa
cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat terangsang
estrogen meninggi. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus
membesar.1

I. Anatomi dan Fisiologi Payudara


A. Anatomi
Kelenjar susu merupakan sukumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral
atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah axial, disebut penonjolan
Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12-20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mama, yang disebut duktus laktiferus.
Di antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang
disebut ligamen cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari
a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris dan beberapa
a.interkostalis.
Persarafan kulit payudara diatur oleh cabang plexus servikalis dan
n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diatur oleh saraf simpatik. Saraf
pektoralis yang mengatur m.pektoralis mayor dan minor, n.torakodorsalis yang
mengatur m.latissimus dorsi dan n.torakalis longus mengatur m.serratus anterior.
Penyalian limfe dari payudara + 75 % ke axial, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial, dan ada pula penyaliran ke
arah kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 (10-90) buah kelenjar
getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari
seluruh payudara menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila,
kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut
langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di fossa supraklavikuler.
Jalur limfe lain berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mamaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke
m.rektus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatic ke hati, pleura, dan
payudara kontralateral.1

Gambar 1. Anatomi payudara2

Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner quadrant (UIQ),
lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower outer quadrant
(LOQ).

Upper inner
Upper outer quadrant (UIQ)
quadrant (UOQ)

Upper lower
Lower outer quadrant (UIQ)
quadrant (UIQ)

Gambar 2. Pembagian Kuadran Payudara2


B. Fisiologi
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen
dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah
mengakibatkan duktus berkembang dan timbul asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid. Sekitar hari ke 8
haid, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi tidak bisa dilakukan. Pada waktu itu,
pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Begitu haid mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofise anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke putting susu.2

Fibroadenoma
Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak payudara dengan konsistensi padat yang
terdiri dari stroma dan epitel (Norton, 2003). Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang umum terjadi pada wanita muda dan biasanya ditandai dengan adanya
massa tunggal di payudara Hal ini dapat dianggap sebagai proses hiperplastik daripada
neoplasma yang sesungguhnya (Greenberg, et all, 1998).

Insidensi
Belum ada data pasti mengenai insiden fibroadenoma pada populasi umum.
Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma pada wanita yang
menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13% sementara itu pada studi
yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50% semua biopsi
payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi payudara wanita yang
berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998). Namun, dapat dikatakan bahwa
fibroadenoma merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan pada wanita
berusia < 30 tahun dengan puncak insiden pada usia 21-25 tahun (Norton, 2003).

Faktor Resiko
Fibroadenoma sering ditemukan pada wanita dengan sosioekonomi yang tinggi
dan pada wanita kulit hitam. Umur ketika menarche, umur ketika menopause, dan terapi
hormonal termasuk kontrasepsi oral tidak mengubah resiko untuk terjadinya penyakit
ini. Sebaliknya, indeks massa tubuh dan jumlah kehamilan memiliki korelasi negatif
dengan kejadian fibroadenoma. Konsumsi vitamin C dalam jumlah besar dan merokok
dihubungkan dapat mengurangi resiko terjadinya fibroadenoma. Faktor genetik tidak
memiliki pengaruh terhadap kejadian fibroadenoma. Namun, riwayat kanker payudara
dalam keluarga dapat meningkatkan resiko berkembangnya tumor ini (Greenberg, et all,
1998).

Patologi
Fibroadenoma biasanya terjadi pada umur 15-25 tahun yaitu pada saat terjadinya
penambahan struktur lobular pada sistem duktus payudara. Lobulus yang mengalami
hiperplasia pada saat tersebut dapat juga merupakan fase normal dalam perkembangan
payudara. Lobulus yang mengalami hiperplasia merupakan ciri histologis dari
fibroadenoma. Analisis komponen selular dari fibroadenoma dengan polymerase chain
reaction (PCR) menunjukkan adanya stroma dan sel epitel poliklonal, hal ini
mendukung teori yang menyatakan bahwa fibroadenoma merupakan lesi hiperplastik
yang dihubungkan dengan adanya kelainan dalam maturasi normal payudara
dibandingkan dengan neoplasma yang sesungguhnya.
Pola dari pertumbuhan stroma pada fibroadenoma tergantung dari komponen
epitelialnya, aktivitas mitosis stroma lebih tinggi. Fibroadenoma distimulasi oleh
estrogen dan progesteron, dan laktasi serta mengalami perubahan atrofi pada saat
menopause. Beberapa fibroadenoma memiliki reseptor dan respon terhadap hormon
pertumbuhan dan epidermal growth factors (EGF) (Greenberg, et all, 1998).
Gambaran Klinis
Fibroadenoma sering ditemukan secara kebetulan ketika dilakukan pemeriksaan
medis atau ketika pemeriksaan yang dilakukan sendiri (Greenberg, et all, 1998).
Fibroadenoma biasanya berupa massa berukuran 1-5 cm yang berbentuk bulat atau oval,
elastis, diskret, relatif mudah digerakkan dan tidak nyeri. Diagnosis klinis pada pasien
muda umumnya tidak sulit. Pada wanita berusia > 30 tahun, fibrokistik maupun
karsinoma pada payudara harus dipertimbangkan (Doherty, 2009).
Walaupun fibroadenoma dapat ditemukan pada seluruh kuadran payudara,
namun lebih sering ditemukan pada kuadran atas lateral. Beberapa lesi di payudara
memiliki karakteristik yang sama dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk
diagnosis yang akurat pada setengah sampai dua per tiga kasus. Walaupun demikian,
hasil pemeriksaan palpasi dari massa tersebut dapat juga merupakan tumor jinak
payudara yang lainnya seperti fibrosis kistik (Greenberg, et all, 1998).

Gambar 1. Fibroadenoma (Sander, 2007)


a. Bentuk tumor umumnya soliter tetapi kadang-kadang multipel. Berbatas jelas dan
mudah digerakkan serta berkapsul. Konsistensinya padat kenyal. Lebar penampang
tumor bisa mencapai 1-10 cm
b. Pada irisan melintang tampak tumor berlobus-lobus dan berwarna kekuningan
dengan jaringan ikat fibrous berwarna merah sebagai pembatas antarlobus
 Fibroadenoma Multipel
Dari 10-16% pasien dengan fibroadenoma multipel didapatkan 2-4 massa pada satu
payudara yang dapat diketahui sejak dini ataupun setelah beberapa tahun kemudian.
Berbeda dengan wanita yang memiliki fibroadenoma tunggal, sebagian besar pasien
dengan fibroadenoma multipel memiliki riwayat keluarga yang memiliki tumor jenis
ini. Telah dikemukan bahwa terdapat hubungan antara fibroadenoma multipel dan
kontrasepsi oral tetapi sampai sekarang pernyataan tersebut belum disertai dengan bukti
yang kuat (Greenberg, et all, 1998).

 Giant Fibroadenoma dan Juvenile Fibroadenoma


Fibroadenoma yang berukuran lebih besar yaitu lebih dari 5 cm (sekitar 4% dari
keseluruhan) lazim disebut giant fibroadenoma tetapi istilah ini belum diterima secara
universal. Giant fibroadenoma biasanya ditemukan pada wanita hamil maupun wanita
yang sedang menyusui. Jika ditemukan pada perempuan remaja disebut sebagai
fibroadenoma juvenil. Lesi ini pada wanita muda terjadi pada 0,5-2% dari semua
fibroadenoma dan massanya tumbuh dengan cepat yang menyebabkan payudara
menjadi tidak simetris, distorsi kulit, dan peregangan puting susu. Secara histologis,
fibroadenoma ini terdiri dari banyak sel dan memiliki komponen lobulus yang lebih
sedikit dibandingkan fibroadenoma tunggal. Giant fibroadenoma merupakan tumor
jinak yang tidak menjadi ganas (Greenberg, et all, 1998).

Pemeriksaan Penunjang13)
 Sonografi
Sonografi payudara sering digunakan untuk mendiagnosis fibroadenoma. Kriteria
sonografi yang mendukung diagnosis fibroadenoma adalah adanya massa berbentuk
bulat atau oval dengan permukaan yang lunak dan echo internal yang lemah dengan
distribusi yang uniform dan atenuasi akustik sedang. Teknik ini berguna untuk
membedakan lesi solid dan kistik. Kadang-kadang hasil sonografi fibroadenoma dan
kanker payudara hampir sama, sekitar 25% fibroadenoma memiliki tepi yang
iregular yang mirip dengan lesi yang bersifat ganas.
Gambar 2. Gambaran Sonografi pada Fibroadenoma
 Mammografi
Penggunaan pada wanita muda jarang digunakan dan terbatas digunakan sebagai
pemeriksaan penunjang untuk diagnosis fibroadenoma. Walaupun demikian,
mamografi dapat memperlihatkan gambaran lesi infiltratif pada wanita usia tua.
Pada gambaran mamografi, fibroadenoma tampak lembut, homogen, dan berupa
nodul dengan batas tegas serta adanya kalsifikasi dengan permukaan kasar di lapisan
lebih dalam.
 Sitologi aspirasi
Fine needle aspiration (FNA) menjadi metode popular untuk evaluasi massa di
payudara. Gambaran sitologik fibroadenoma adalah kumpulan dari sel spindel tanpa
sel radang dan sel lemak. Gambaran ini ditemukan pada 93% dari semua kasus;
bentuk sel yang uniform dan sitoplasma yang tersusun seperti honey comb sheets
ditemukan pada 95% dari seluruh kasus fibroadenoma. FNA dapat digunakan
sebagai penunjang dari diagnosis secara klinis. FNA memiliki sensitivitas 86% dan
spesifitas 76% dan pada kanker payudara, sensitivitas FNA 96% dan spesifitas 98%.
Gambar 3 . Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Gambaran histologis:
Secara histologis, fibroadenoma terdiri dari sel epitel dan sel troma. Pada bentuk
perikanalikulus sel epitel dan mioepitel membentuk duktus bundar sampai memanjang
yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar. Fibroadenoma intrakanalikulus terdiri
dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel.
Duktus tampak mengalami distorsi dan tertekan oleh stroma sehingga bentuknya
menjadi aneh (misalnya mirip leher jerapah) (Sander, 2007).

Gambar 4. Histologis Fibroadenoma Bentuk Perikanalikulus dan


Intrakanalikulus
Diagnosis banding

Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :

a.Cystosarcoma Phyllodes.

Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 – 4 cm, tetapi sebagian besar terus
tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat
pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran
radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas
tegas.

b.Kista Payudara

Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya berupa
massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan
jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.Gambaran USG pada kista
adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic
dan adanya penyangatan akustik posterior.

c.Papilloma

Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous atau
berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa milimeter atau
retraksi puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat
kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada mamografi, terlihat gambaran sedikit
pengembungan atau normal dari duktus retro-areolar.Gambaran USG kelainan ini
adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran duktus laktiferus.
Penatalaksanaan
Pada fibroadenoma dilakukan ekstirpasi di bawah pengaruh anestesi lokal atau
general. Fibroadenoma residif setelah pengangkatan jarang terjadi. Sekiranya berlaku
rekurensi, terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh. Pertama, pembentukan
dari trulymetachronous fibroadenoma. Kedua, asal dari tumor tidak diangkat secara
menyeluruh sewaktu operasi dan mungkin karena presentasi dari tumor phyllodes yang
tidak terdiagnosa.

Bagan 1. Penatalaksanaan Fibroadenoma pada Wanita Berusia < 35 Tahun

Bagan 2. Penatalaksanaan Fibroadenoma pada Wanita Berusia > 35 Tahun


SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri). Tujuan dari pemeriksaan payudara
sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang
dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian. Meskipun angka kejadian
kanker payudara rendah pada wanita muda, namun sangat penting untuk diajarkan
SADARI semasa muda agar terbiasa melakukannya di kala tua. Wanita premenopause
(belum memasuki masa menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1
minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
Cara melakukan SADARI adalah :

1. Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri


menghadap cermin.
2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit
payudara, dan puting yang masuk.
3. Angkat lengannya lurus melewati kepala atau lakukan gerakan bertolak
pinggang untuk mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk
memperjelas kerutan pada kulit payudara.
4. Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya.
5. Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak.
6. Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan.
Daftar Pustaka

Doherty, Gerard M. 2009. Current Diagnosis & Treatment Surgery 13 Edition.


USA: Mc Graw-Hill Companies.
Greenberg, Ron et al. 1998. Management of Breast Fibroadenomas. Available
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/pdf/jgi_188.pdf.
(Accessed: March 2nd, 2012)
Norton, J.A. 2003. Essential Practice of Surgery: Basic Science and Clinical
Evidence. New York: Springer.
Sander, M.A. 2007. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai