I. Identitas pasien
Nama : Nn. A
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 21 tahun
Alamat : Dusun layansari
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Pegawai Toko
Tanggal MRS : 11 Maret 2012
Tanggal pemeriksaan : 11 Maret 2012
Jantung
Inspeksi : tak tampak iktus kordis
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :- batas kanan jantung : SIC II linea parasternal dekstra
- batas kiri jantung : SIC V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (-), luka operasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba
Extremitas
Ekstremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), pembesaran KGB (-/-)
Ekstremitas bawah: hangat (+/+), edema (-/-)
IV.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG tanggal 16 Juli 2015.
Mammae kiri:
FAM pk 3 1 jari dari papilla berukuran :2,14 x 1,46 x 2,01 cm
Kesimpulan
FAM mamme kiri: pk 3
Mammary fibrous dysplasia ringan pada ke 2 mammae
V. Resume
Nn. A, usia 21 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada payudara kiri bagian
bagian tengah atas yang dirasakan ± 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa
benjolannya teraba berbentuk bulat, yang ukurannya tetap dan tidak bertambah
besar sejak muncul Pada saat mau mengalami menstruasi benjolannya terasa
semakin membesar dan pada saat setelah menstruasi benjolannya menjadi
mengecil ke ukuran semula.Benjolan ini baru yang pertama kalinya terjadi
padanya. Nyeri (+) hilang timbul terutama pada saat pasien sedang haid. Keadaan
menstruasi pasien lancar dan teratur setiap bulannya dengan durasi 4 - 5 hari.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak baik,
kesadaran kompos mentis, TTV (TD: 110/70, N: 86x /menit, RR:18x/menit,S:
36,3oC).Pemeriksaan umum dada,paru dam abdomen dalam batas normal. Pada
status lokalis pada mammae sinistra di kuadran lateral tengah teraba 1 buah massa
berukuran 2 x 2 x 1 cm, permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, berbatas
jelas nyeri tekan (-). Dari pemeriksaan USG didapatkan pada Mammae kiri: FAM
pk 3,1 jari dari papilla berukuran :2,14 x 1,46 x 2,01 cm.
Papilla mamae normal, Pembesaran KGB aksila tidak ada.
VI. Diagnosis
Fibroadenoma mammae sinistra
X. Prognosis
ad vitam : bonam
ad functionam : bonam
ad sanationam : bonam
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada
wanita muda. Setelah menopause, tumor tersebut sudah tidak lagi ditemukan.
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin
dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan
amat mudah digerakkan. Bisaanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan
nyeri bila di tekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multiple. Pada masa
adolesens, fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran lebih besar. Pertumbuhan bisa
cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat terangsang
estrogen meninggi. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus
membesar.1
Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner quadrant (UIQ),
lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower outer quadrant
(LOQ).
Upper inner
Upper outer quadrant (UIQ)
quadrant (UOQ)
Upper lower
Lower outer quadrant (UIQ)
quadrant (UIQ)
Fibroadenoma
Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak payudara dengan konsistensi padat yang
terdiri dari stroma dan epitel (Norton, 2003). Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang umum terjadi pada wanita muda dan biasanya ditandai dengan adanya
massa tunggal di payudara Hal ini dapat dianggap sebagai proses hiperplastik daripada
neoplasma yang sesungguhnya (Greenberg, et all, 1998).
Insidensi
Belum ada data pasti mengenai insiden fibroadenoma pada populasi umum.
Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma pada wanita yang
menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13% sementara itu pada studi
yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50% semua biopsi
payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi payudara wanita yang
berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998). Namun, dapat dikatakan bahwa
fibroadenoma merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan pada wanita
berusia < 30 tahun dengan puncak insiden pada usia 21-25 tahun (Norton, 2003).
Faktor Resiko
Fibroadenoma sering ditemukan pada wanita dengan sosioekonomi yang tinggi
dan pada wanita kulit hitam. Umur ketika menarche, umur ketika menopause, dan terapi
hormonal termasuk kontrasepsi oral tidak mengubah resiko untuk terjadinya penyakit
ini. Sebaliknya, indeks massa tubuh dan jumlah kehamilan memiliki korelasi negatif
dengan kejadian fibroadenoma. Konsumsi vitamin C dalam jumlah besar dan merokok
dihubungkan dapat mengurangi resiko terjadinya fibroadenoma. Faktor genetik tidak
memiliki pengaruh terhadap kejadian fibroadenoma. Namun, riwayat kanker payudara
dalam keluarga dapat meningkatkan resiko berkembangnya tumor ini (Greenberg, et all,
1998).
Patologi
Fibroadenoma biasanya terjadi pada umur 15-25 tahun yaitu pada saat terjadinya
penambahan struktur lobular pada sistem duktus payudara. Lobulus yang mengalami
hiperplasia pada saat tersebut dapat juga merupakan fase normal dalam perkembangan
payudara. Lobulus yang mengalami hiperplasia merupakan ciri histologis dari
fibroadenoma. Analisis komponen selular dari fibroadenoma dengan polymerase chain
reaction (PCR) menunjukkan adanya stroma dan sel epitel poliklonal, hal ini
mendukung teori yang menyatakan bahwa fibroadenoma merupakan lesi hiperplastik
yang dihubungkan dengan adanya kelainan dalam maturasi normal payudara
dibandingkan dengan neoplasma yang sesungguhnya.
Pola dari pertumbuhan stroma pada fibroadenoma tergantung dari komponen
epitelialnya, aktivitas mitosis stroma lebih tinggi. Fibroadenoma distimulasi oleh
estrogen dan progesteron, dan laktasi serta mengalami perubahan atrofi pada saat
menopause. Beberapa fibroadenoma memiliki reseptor dan respon terhadap hormon
pertumbuhan dan epidermal growth factors (EGF) (Greenberg, et all, 1998).
Gambaran Klinis
Fibroadenoma sering ditemukan secara kebetulan ketika dilakukan pemeriksaan
medis atau ketika pemeriksaan yang dilakukan sendiri (Greenberg, et all, 1998).
Fibroadenoma biasanya berupa massa berukuran 1-5 cm yang berbentuk bulat atau oval,
elastis, diskret, relatif mudah digerakkan dan tidak nyeri. Diagnosis klinis pada pasien
muda umumnya tidak sulit. Pada wanita berusia > 30 tahun, fibrokistik maupun
karsinoma pada payudara harus dipertimbangkan (Doherty, 2009).
Walaupun fibroadenoma dapat ditemukan pada seluruh kuadran payudara,
namun lebih sering ditemukan pada kuadran atas lateral. Beberapa lesi di payudara
memiliki karakteristik yang sama dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk
diagnosis yang akurat pada setengah sampai dua per tiga kasus. Walaupun demikian,
hasil pemeriksaan palpasi dari massa tersebut dapat juga merupakan tumor jinak
payudara yang lainnya seperti fibrosis kistik (Greenberg, et all, 1998).
Pemeriksaan Penunjang13)
Sonografi
Sonografi payudara sering digunakan untuk mendiagnosis fibroadenoma. Kriteria
sonografi yang mendukung diagnosis fibroadenoma adalah adanya massa berbentuk
bulat atau oval dengan permukaan yang lunak dan echo internal yang lemah dengan
distribusi yang uniform dan atenuasi akustik sedang. Teknik ini berguna untuk
membedakan lesi solid dan kistik. Kadang-kadang hasil sonografi fibroadenoma dan
kanker payudara hampir sama, sekitar 25% fibroadenoma memiliki tepi yang
iregular yang mirip dengan lesi yang bersifat ganas.
Gambar 2. Gambaran Sonografi pada Fibroadenoma
Mammografi
Penggunaan pada wanita muda jarang digunakan dan terbatas digunakan sebagai
pemeriksaan penunjang untuk diagnosis fibroadenoma. Walaupun demikian,
mamografi dapat memperlihatkan gambaran lesi infiltratif pada wanita usia tua.
Pada gambaran mamografi, fibroadenoma tampak lembut, homogen, dan berupa
nodul dengan batas tegas serta adanya kalsifikasi dengan permukaan kasar di lapisan
lebih dalam.
Sitologi aspirasi
Fine needle aspiration (FNA) menjadi metode popular untuk evaluasi massa di
payudara. Gambaran sitologik fibroadenoma adalah kumpulan dari sel spindel tanpa
sel radang dan sel lemak. Gambaran ini ditemukan pada 93% dari semua kasus;
bentuk sel yang uniform dan sitoplasma yang tersusun seperti honey comb sheets
ditemukan pada 95% dari seluruh kasus fibroadenoma. FNA dapat digunakan
sebagai penunjang dari diagnosis secara klinis. FNA memiliki sensitivitas 86% dan
spesifitas 76% dan pada kanker payudara, sensitivitas FNA 96% dan spesifitas 98%.
Gambar 3 . Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Gambaran histologis:
Secara histologis, fibroadenoma terdiri dari sel epitel dan sel troma. Pada bentuk
perikanalikulus sel epitel dan mioepitel membentuk duktus bundar sampai memanjang
yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar. Fibroadenoma intrakanalikulus terdiri
dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel.
Duktus tampak mengalami distorsi dan tertekan oleh stroma sehingga bentuknya
menjadi aneh (misalnya mirip leher jerapah) (Sander, 2007).
a.Cystosarcoma Phyllodes.
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 – 4 cm, tetapi sebagian besar terus
tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat
pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran
radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas
tegas.
b.Kista Payudara
Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya berupa
massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan
jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.Gambaran USG pada kista
adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic
dan adanya penyangatan akustik posterior.
c.Papilloma
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous atau
berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa milimeter atau
retraksi puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat
kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada mamografi, terlihat gambaran sedikit
pengembungan atau normal dari duktus retro-areolar.Gambaran USG kelainan ini
adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran duktus laktiferus.
Penatalaksanaan
Pada fibroadenoma dilakukan ekstirpasi di bawah pengaruh anestesi lokal atau
general. Fibroadenoma residif setelah pengangkatan jarang terjadi. Sekiranya berlaku
rekurensi, terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh. Pertama, pembentukan
dari trulymetachronous fibroadenoma. Kedua, asal dari tumor tidak diangkat secara
menyeluruh sewaktu operasi dan mungkin karena presentasi dari tumor phyllodes yang
tidak terdiagnosa.