Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester

Religion

Melinda Alfiani R. D
10117218

Dosen pengampu :
Hartati

Universitas Ciputra
Tahun ajaran 2020
Vihara Dhammajaya
Hukum Karma
By : Bhante Silanando

Pada tanggal 15 Maret 2020 saya pergi mengunjungi vihara Dhammajaya


untuk mengulik lebih dalam menggenai ajaran agama Budha dengan salah satu
biksu yang berada di vihara tersebut. Saya bertemu dengan Bhante Silanando
yang berasal dari kota Batu, Malang. Saya menanyakan mengenai bagaimana
hukum karma dari sudut pandang agama Budha. Bhante mengatakan bahwa
hukum karma dipercayai oleh 2 agama yaitu Buddha dan Hindu. Berdasarkan
sudut pandang agama Budha hukum karma sendiri merupakan balasan dari apa
yang kita tanam seperti ketika kita menanam jagung, maka yang dihasilkan juga
merupakan buah jagung. Sehingga ketika kita menanamkan buah yang baik
hasilnya juga akan otomatis baik. Dalam ajaran sang Buddha apa yang kita tanam
hari ini tidak akan berbuah secara cepat. Pada dasarnya, karma merupakan
perbuatan dimana perbuatan terssebut akan berbuah dengan adanya kondisi-
kondisi tertentu. Misalkan, ketika biji yang ditanam baik, media tanamnya juga
baik maka sebenarnya kita tidak mengetahui kapan biji ini akan berbuah, apakah
ketika kita menanam ditempat ini buahnya akan tumbuh ditempat tanam. Dalam
ajaran gama Buddha buah yang kita tanam bisa tumbuh dimana saja dan jika kita
menanam satu kebaikan atau keburukan maka yang tumbuh juga tidak akan satu
biji sama seperti apa yang kita tanam melainkan akan tumbuh banyak buah.
Karma dalam agama Buddha dibagi menjadi 2 yaitu karma baik dan karma
buruk. Dalam ajaran Buddha terdapat 4 perbuatan buruk yang menimbulkan
dampak yang luar biasa yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, memcah belah
sanggah (perkumpulan Bhikku) dan melukai Buddha karena Buddha tidak
mungkin bunuh. Jika melanggar, efeknya akan luar biasa hingga kelahiran lain
karena Buddha tidak hanya mengenal kelahiran ini saja melainkan kelahiran-
kelahiran yang akan terjadi dimasa yang akan datang juga sampai manusia
mencapai Nibbana (tujuan akhir ajaran Budha dimana ketika suatu saat nanti
manusia mencapai titik tertinggi bahagia). Tapi ketika kita manusia melakukan
kebajikan itu juga akan meninmbulkan efek yang luar biasa juga dalam artian
terdapat pembalasan dari apa yang kita perbuat. Namun dalam ajaran Buddha
kebajikan ini lebih ditekankan untuk pemurnian batin bukan untuk mengharapkan
Surga tapi untuk melepas kemlakatan sehingga mampu mencapai apa yang
Buddha capai. Buddha dalam mencapai pemurnian batin dan tujuan yang
diinginkan membutuhkan waktu yang sangat Panjang bukan hanya kehidupan saat
ini akan tetapi terdapat siklus-siklus kehidupan lain yang terus berlanjut.
Sebenarnya, Buddha mengajarkan umatnya hukum karma agar ketika
nanti terjadi proses lahir kembali atau reinkarnasi kita menjadi orang yang baik
dan berada pada tempat yang baik juga meskipun sebenarnya ketika seseorang
terlahir kembali bukan manusianya akan tetapi lebih kearah kemurnian batin yag
dibagi menjadi 4 yaitu kesadaran, perasaan, bentuk-bentuk pikiran dan
penyerapan (ingatan) dari apa yang telah diperbuat manusia semasa hidup. Alasan
lain kenapa agama Buddha mengajarkan kebaikan adalah ketika seseorang akan
meninggal mereka tidak bisa mengontrol pikiran karena orang tersebut akan
mengingat video yang berisi perbuatan-perbuatan semasa mereka hidup.
Kebiasaan tersebut yang akan muncul dipikiran manusia ketika meninggal tak
heran ketika seseorsng meninggal akan ada berbagai macam reaksi ada yang
meninggal dalm keadaan tenang, tegang, gelisah, dll. Salah satu contohnya ketika
seseorang meninggal dalam keadaan tenang maka dia akan terlahir kembali di
alam yang baik begitupula sebaliknya ketika seseorang meninggal dalam keadaan
yang gelisah atau marah-marah mereka akan terlahir kembali di alam yang tidak
baik. Ibarat sinyal radio yang terlepas dari pemancar mereka akan mencari
frekuensi yang tepat dengan radar yang dipancarkan dalam artian kemurnian batin
individu tersebut.
Hal yang dapat saya pelajari dari agama Buddha berdasarkan hukun karma
yang telah Bhante jelaskan adalah saya merasa bahwasannya manusia harus
percaya apapun yang kita perbuat sekecil apapun kebaikan atau kejahatan yang
telah kita lakukan akan ada balasan sesuai dengan apa yang telah kita tanam
karena ketika kita menanam biji nangka tidak akan tumbuh dan menghasilkan
buah durian. Sehingga penting sekali manusia memahami hal tersebut karena
ketika kita memahami dan mempercayai hukum karma yang berlaku di dunia ini
kita akan takut jika kita melakukan kejahatan. Buddha juga mengajarkan bahwa
jangan mengharapkan imbalan atau mengharapkan Surga ketika kita hendak
melakukan kebajikan. Hal yang seharusnya kita harapkan ketika melakukan
sebuah kabajikan adalah kemurnian batin atau pembersihan hati agar hati kita
terjaga dari hal-hal buruk dan niatan untuk berlaku jahat. Apa yang kita tanam
merupakan apa yang kita petik suatu saat nanti. Ketika kita menginginkan suatu
hal yang baik terjadi pada diri kita maka salah satu caranya adalah dengan berbuat
baik ke makhluk Tuhan yang lain agar kita terhindar dari karma buruk.

Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai